Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
Banjir merupakan kata yang populer di Indonesia, khususnya pada musim
hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir.
Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini belum
terselesaikan, bahkan cenderung meningkat, baik frekuensinya, luasannya,
kedalamannya, maupun durasinya. Dalam mengatasi masalah banjir ini diperlukan
suatu sistem drainase yang baik, dengan didukung berbagai aspek perencanaan
yang terkait didalamnya.
A. Drainase
1. Pengertian drainase
Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yaitu kata kerja to
drain yang artinya mengeringkan, menguras, membuang, mengalirkan atau
mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat
didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air
yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari
suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Air
hujan yang jatuh di

suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang,

caranya dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang
mengalir di permukaan tanah tersebut (Suripin dalam Adi Yusuf M., 2006).
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas
air tanah dalam kaitannya dengan salinitasi. Jadi, drainase tidak hanya
menyangkut air permukaan tapi juga air tanah. Untuk drainase perkotaan
berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga tidak
merugikan masyarakat, lahan dapat difungsikan secara optimal yang dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan tidak merusak sistem
infrastruktur lainnya (Suripin dalam Adi Yusuf M., 2006).
Prinsip dasar pengaliran/pembuangan air adalah bahwa air harus secepat
mungkin dibuang dan secara terus-menerus, serta dilakukan se-ekonomis

mungkin. Ini adalah usaha pencegahan untuk mencegah terjadinya


genangan air yang menimbulkan endapan sedimen atau sampah rumah
tangga yang merupakan sumber penyakit.
2. Jenis jenis drainase
a. Menurut sejarah terbentuknya
Drainase alamiah
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunanbangunan penunjang yang terbentuk oleh gerusan air yang bergerak
karena adanya grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang

permanen seperti sungai.


Drainase buatan
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan

batu, gorong-gorong dan lain-lain.


b. Menurut letak bangunan
Drainase permukaan tanah
Saluran yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi

untuk mengalirkan air limpasan permukaan.


Drainase bawah permukaan
Saluran drainase yang bertujuan untuk mengalirkan air limpasan
permukaan melalui media di bawah permukaan tanah, dikarenakan

alasan-alasan tertentu.
c. Menurut fungsinya
Single Purpose
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan lain seperti : limbah

domestik, limbah industri dan lain-lain.


Multi Purpose
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan

baik secara bercampur maupun bergantian.


d. Menurut konstruksi
Saluran Terbuka
Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak
di daerah yang mempunyai luasan cukup ataupun untuk drainase air
buangan yang tidak membahayakan kesehatan atau mengganggu

lingkungan sekitar.
Saluran Tertutup

Yaitu saluran pada umumnya sering dipakai untuk air kotor (air yang
mengganggu kesehatan lingkungan) atau untuk saluran yang terletak
di tengah kota.
B. Sistem drainase
Sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut
dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima
(interseptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa
(conveyor drain), saluran induk (main drain) dan badan air penerima
(receiving waters) (Suripin dalam Adi Yusuf M., 2006).
Sesuai fungsi dan sistem kerjanya, jenis saluran dapat dibedakan
menjadi (S.N, 1997) :
1. Saluran tersier (interceptor drain)
Saluran

interceptor

drain

adalah

saluran

yang berfungsi

sebagai

pencegah terjadinya pembebanan aliran air dari suatu daerah terhadap


daerah lain di bawahnya. Saluran ini biasanya dibangun dan diletakkan pada
bagian yang relative sejajar dengan garis kontur. Outlet dari saluran air
ini biasanya terdapat di saluran collector atau conveyor atau langsung di
drainase alam.
2.

Saluran sekunder (Collector drain)


Saluran collector adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit
yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirya

3.

dibuang ke saluran conveyor (pembawa).


Saluran primer (conveyor drain)
Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air
buangan

dari

suatu

daerah

ke

lokasi

pembuangan

tanpa

harus

membahayakan daerah yang dilalui. Letak saluran conveyor ini dibagian


terendah (lembah) dari suatu daerah sehingga secara efektif dapat
berfungsi sebagai pengumpul dari anak cabang saluran yang ada.

C. Hidrologi perkotaan
D. Masalah dan penanganan sistem drainase

Vous aimerez peut-être aussi