Vous êtes sur la page 1sur 140

EVALUASI

DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN

AGROPOLJT AN TERIL.WAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


(STUDl KASUS DI KA \VASAN AGROPOLITAN
WALIKSARIMADU KABUPATEN PEMALANG)

SUMCRJN Tt.:GUH HARYONO

D
,

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANlAN BOGOR
HO<.;OR

2008

PERl'iYATAAt'I MENGF.l'iAI T1<:s1s DAN


SUM.BER fNFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Evaluasi Dampak Program


Pengembangan Agropolitan terhadap Kcsejahtcraan Masyarakat (Studi Kasus di
Kawasan Agropolitan Wuliksurimudu Kabupaten Pernulang] adalah karya saya
dengan arahan dari komisi pembimhing dan belum diajukan dalam bcntuk apa pun
kepada perguruan tinggi rnana pun. Sumber inforrnasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan manpun tidak direrbirkan dari penulis lain telah
disebutkan dalsm teks dan dicantumkan dalam Daliar Pustaka di bagian akhir
tesis ini,

Begor, Mei 2008


Sumirin TeguhHaryono
NRP. A353060374

ABSTRACT

SUl\11RIN TEGCI! HJ\RYONO. Evaluation to lmpact or Agropolitan


Development l'rogrnm to Community Welfare: Case Study in Agropolltan
Region in Pemalang Regency). l:nder direction ofNUNUNG NURYARTONO
and DI DIT OKTA PRIBADL
Agropolitan Development program is one of regional development
program. has goal to increase welfare of community. Tu evaluate impact of
Agropolitan Development program 10 regional economic and community welfare
has been compared between condition before and after the program in the
Agropolitan region and out of region. Data analysis methods for evaluating impact
of the program were: development index of district by Regional Development
Index. poverty by persenrage of pre prosperous and prosperous I household.
competitiveness of sector by Shift Share Analyisis (SSA). basic sector by
Location Quotient ( L()). income per kapiia hy GRDP per population. income per
farmer household by GROP of agriculture sector per farmer household. sectoral
share of GRDP by persemage of GRDP each sector. relation between pcrscption
of farmers lo impact of the program and commodity, activity, and location of
farmer Ii vc by Chi Square Analysis. relation of elements of pcrseption by
Correspondence Analyisis, factors that influence 10 perseption by logistic model
regression, and role of institution by descriptive analysis.
The results of reseach showed that development index of districts 111
Agropolitan region increased. but relatively it was not different to out of region.
The program could not decrease poverty yet, In the Agropolitan region developed
many basic sectors. Share of agriculture sector decreased but still has comparative
adventage (basic sector) in the Agropolitan region. Agriculture sector more
competitive in the Agropolitan region, similar 10 competitiveness of
manufacturing industry sector. Income per kapita and income per family farmer
in the Agropoliran region relatively similar to out of the region. In Agropoluan
region hortict.lrurc farmers got higher income cause of lhe program. Perseption of
impact of the program had relationship 10 farmers caracteristic base on
commodity. Factors that intiuence 10 farmers perseprion in the program were age
and hight of activity in farmer group. Institution of govermcm that manage the
region is Pokja Agropolitan has function as coordinator of some scrv ices'
activities in the region. The rule of Pokja was sull under optimal. The farmer' s
institution arc Asosiasi Petcni dan Pcdagang llortikultura (APPlI) and Asosiasi
Petani Kopi (APEKI) had function to push increasing productivity in agribusiness

because the insrinnion huy some agricultural products form the farmers and
inform market price to the farmers.
In gcnera.ly impact of the program was nut significant yet, Weakness of the
program may be caused of Agrupolitan region was too wide and commodities
were too much so activity of the program could not reach a:J of regions and
conunodi ties.

Keyword: Evaluation, Impact, Agropolilao Development Program

Hak cipra milik IPB, tuhun 2008


Huk cipru dilindungi lndang-Cndang
I.

Di/<1ru11g mengutip sebagian atau seturuh karya 1111/.I' /11/ tanpu m~11ca11111111k1111

dan menyebutkan sumber:


11.

Pengutipan hanya 11111uk kepemingan pendidikan; peneluian,

penuiisan

karya ilmiah. penyusunan laporan. penullsan kritik atoll tinjauan s11a111


masalah.
b. Pengutipan tiduk' merugikan 1:epenri11ga11yang wojar !PB.
2. Dilorang meng11mumkan dan memperbanyaksebagiun U1w1 seluruhnya karya
111/is ini dulam he11111k apapun tanpa i:m ll'll

~~VALUASI DMlPAK PROGRAM PENGF.MBANGAN ACROPOLITAN

TERHADAP KESEJAHTERAAN )]ASYARAKA T

(STUD[ KASUS DI KA\VASAN AGROPOLITAN WALJKSARIMADU


KABUPATEN PJ::MALANG)

SUMlRJN TEG\Jll llARYO~O

Tesis
sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar
Magistcr Sains pada
Program Studi llmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANJAN BOGOR
BOGOR
2008

Judi:l Penelitian : t.:valuasi Dampak Program Pcngcmbangan Agropolitan


terhadap Kesejahtcraan Masyarakat (Studi Kasus di Kawasan

Agropolitan Waliksarimadu Kabupatcn Pemalang)


!\mr.;1

Sumiriu Tcguh [ lnryouo

~l!VI

A3530(;03 i4

Disctujui

Komisi Pembimbing

l)r.

f~~-

Ir. \Jut

M varrono. M.S1.
Kcrua

ft. DidiL Qkta PribadL M.Si.

l.ng

Anggota

Dikc.ahui

~ "' / ~--

P.;cP,~of J)~~haHJ A. Notodipurro. M.S.

~.

Tanaual
._ .._

Uiian:
8 Mei ~()()8
J

Taugga I L 11 lus:

1. 6 MAY 2008

PRAKATA
f>uj i dnn syukur penulis panjatkan ke hadimt Allah. S WT mas scgala
karunia-Nya sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. f'ema y:mg dipilih
dalam pcnelitian ini adalah evaluasi dampak program Agropoliiun, dengan judul
Evaluasi Dnmpak Program Pengembangan Agrnpolitan terhadap Kcscjahreraan
Masyarakat (Studi Kasus di Kawasan Agropohtan Waliksarimadu Kabuparen
Pernalang).
Terirna kusih penulis ucapkan dan pcnghargaan yang tinggi kcpada Dr. Ir.
Nunung Nuryartono. M.Si. dan Ir. Didu Okra Pribadi, M.Si. selaku pcmbimbing,
Or. Ir. Setia l ladi, .M.S. selaku penguji luar komisi dan Dr. Ir. l:::rnan Rusuadi,
M.Agr. yang Lelah banyak mcmberi saran. Penulis sampaikan serima kasih kcpada
Pusbindiklarrcn Ilappenas ams kcscrnpatan beasiswa yang diberikan dan
Pcmcrinrah Kabupaten Pc111ala11g yang tclah mcmberikan ijin bclajar. Kcpuda
scluruh staf pengajar dan m:majemen Program Studi Ilmu Percncanaan Wilayah
IPR penulis sarnpaikan terirna kasih atas bckal ilmu dan bantuan administrasi
selama studi. Ucapau terima . asih juga pcnulis sampaikan kcpada Pokja
Agropolitan Kabupatcn Pcmalang dan para pciani rcsponden yang rclah rnenerima
cicngan terbuka dan mernbantu dalam pengumpulan data. Tak lupa terirna kasih
kepadu ternan-tcman mahasiswa PS llmu Pcrcncanaan Wilayah yang tclah
mcmbcri dorongan dalam penyelesaian tcsis, Ucapan terima kasih disampaikan
kepada seluruh kcluarea atas pengertian. doa, dan kasih sayangnya
Semoga kaiya ilmiah ini bcrmanfaat.

Boger, Mei 200K

S11111iri11 Tegnh Hnryono

IUWAYAT ITIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Pcmalang Provinsi Jawa Tengah pada


ta11ggal 7 Oktober 1974 dari ayah beruama (Alm) Sutomo dan ibu bernama

Warsini. Penulis merupakan putra pertama dari empat bersaudara ..

Tahun 1993 penulis lulus dari SMA Negeri I Pcmalang dan rnelanjutkan
studi di Fakultas Pcrtanian Universiras Scbclas Maret Surakarta, lulu> pada tahun
1999. 'I'ahun :!000 penulis ditcrima sebagai PNS di Departcmen Kehutanan dan
Perkebunan dipckcrjakan di Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah (PKT)
Kabupatcn Pemalang. Setelah penerapan otonomi daerah pada tahun 200 I penulis
mcnjadi staf Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang di dinas yang membidangi
kehutauan sampai tahun 2006, saat menempuh pcndidikan pascasarjana ini.
Penulis melanjutkan studi di Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah pada
Sekolah Pascarjana !PB dengan beasiswa dipernleh dari Pusat Pcmbinaan,
Pendidikan, dan Pclatihan Pcrencanaan Badan Perencanaan Pcmbangunan
Nasional (Pusbindik J111ren Happenas) dan Pcmcrintah Kabupaten Pemalang.

Kuutkanlah. "Adakah sama orane-orang mng beri/11111


tl(!IJ,!!{lll ort.11,;::-011utJ{)'d/Jg 1itlc1k berilmu?"

Se>1111,gg11hnw orang ym:if mendupa: pelojanm


<Jr<;lng orang }cult!

hw1.m/ali

bcrakal.

rl)S J9:9J

. tpabila .' uaiu w11.'<l111diserahkan keroda

orang .l'ti!IR huxonahlinyo.


mttkn /UJIKJ..'likth saat kehancurannya
I ILR. IJ11klKtri1

.:r

re1 .... ~C:.

......:.-..a'")

~\i-/r.ro.1t.11

Hnl'I k.dl.tT.

\V.,_... --.11,-11.,:1

..{,.

DAFI'AR

isr
Halsnurn

DAFT ART ABEL

iii

OAl-''fAR GAMl3AR
DAFT AR LAMP IRAN

_............................................
__.

vi

-................................

PFNDAHliT.IJAN
Latar l.lelakang
Perumusan MsS11lah
Tujuan Penelitian

_.......

.. . . . . .. . . ..

l
3
5

. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .

Msnfsat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Wilay-Jb
_
Pengernbangan Agropofitan - ,_
Kawasan Agropolitan
Teori Lokasi dan Pusat Pertumbuhan
Pembanguaan Infrasvuktur dalam Peagembangan Agropolitan

8
9
11

12

)3

Komoditas Unggulan

..

14

Sistem Agrioisnis

IS

Pcrscpsi tcntang Dampak Pengembangan Agropolitan

..

Indikator Pembangunan

..

17
18

Sektor Hasis

l!
'

'

.
.
..

18

Pembangunan Ekonomi
..
Perubshan Struktur Ekonomi dan Penumbuhan Produktivites
Scktor Pertanian
-................................................

:w

Kerniskinan
Kelcmbagaan

21
22

Studi yang terkait dcngan pengembangan kawasan Agropolitan

23

METODE PENLITillN

Kerangka Pemikiran

25

Lokasi dan Waktu Penelitian

..

Mctodc Pcngumpulan Data

2&
28

Metode Analisis

..

30

30

..
.
.
.
..

31

Pangsa Scktoral terhadap PD}{])


Analisis Pcrsepsi l'etani lentaog Dampax Kegiatan
Pengembangen Agropolitan tcrha.dnp Pendapatan

..

34

35

Analisis Kclerubagaan

..

37

Analisis lndcks Perkembangan Kccamatan


Tingkat Kemiskinan Penduduk
Pendapstan per Kapita
Pendapatan Keluarga Petani
Pergescran Keunggulan Kompctitif
Pergeseran Sektor Basis

32
32
32

33

Pcncnman Petani Sampel'Respondcn


Keterbatasan Penelitian

,..
..

17
38

KO>fDlSI UMUM \VILA YAH PE"IELIT[A_'\


Kabupaten Pemalang
Kawasan Agropoliran Waliksarimadu

40
42

H.l\SIL IJ/\.N PEMBAHASA"I


Pcrubahan lndeks Pcrkernbangan Kccamatan
l'ingkat Kcmiskinan
.. .. ..
Pendapatan per Kapita
Pcndapatan per Kcluarga Pctani
Pergeseran Keunggulan Komperitif

50
55
61
66
71

Pcmusatan Ekonomi Wilayah

75

Pangsa Scktoral tcrhadap PDRD


Pcrscpsi tcntang Dampak Kcgiatan Pengcmbangan Agropolitan
Terhadap Tingkut Peodapatan

8I

Perun Kclcmbagaan

96

K.ESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Sarun
DAFT AR PUSTAKA

LAMPIRJ\N

85

104
105
106
109

OAFTAR TABl?.L
Halaman

Tujuan, Analisis data. dan Ot11pu1 Pcnclitian


,,

Variabel-variabel

:28

dalam analisis .ogit model pada fungsi pcrsepsi

masyarakat terhadap mantaatkegiatan Pengembangan Agropoliran ....

J Data Kepcndudukan Kabupatcn Pemnlnng Tahun 2005

.>8
.; I

.t

Luas Kawasun Pengembangan Agropoliran ..

43

Pcnggunaan Laban Kawasan Agropolitan Tahun 2006

43

Kelembagaan Pctani di Kawasan Agropolitan Waliksnrtmadu

44

Jenis Kcgintan yang Telah Dilaksanakan di Kawasan Agropolitan

Waliksarirnadu Kabupatcn Pemalang


8

45

Perubahan Indeks Perkembangan Kecamatan l ahun 2000, 2003. d;111


2006

.51

9 Tingkat Kemiskinan dalam Kawasan Agropolitan


Tainan 20\10. 21103. dan 2006..

Waliksanmadu
60

I 0 Hasil Analisis Pendapatan per Keluarga Pctani atas I Iarga Korstan


Tuhun 2000. 2003. dan 2005

70

l l Komponcn Slum! dan Proportional Shi/I Pl>RB rncnurut lapangan


usaha Iahun 2000 dan 2003 Kabupaten Pemalang .

71

12 Komponen Differential Shift PORB mcnurut lapangan usaha Tahun


2000 don 2003 Kabupaten Pemalang . . . .. .. . .. .. ..
.. . . . . .. ..

72

13 Komponcn Shure dan Proportional Shifi PORB mcnurut lnpangan


usaha Tahun 2003 dan 2005 Kabupatcn Pemalang

73

14 Komponen Differential Shifi PORB mcnuru; lapangan usaha Tah1111


2000 dan 2005 Kabupaten Pemalang . .. .. . . . . . . . ..

74

15 Hasil Analisis LQ PDRB


Pemalang Tahun 2000 .. .

76

rnenurut lapangan

16 Hasil Analisis l.Q PDR13 menurur lapangan


Pemalang Tahun 2003

usaha
.. .

Kabupaten
.. ..

usaha

Kabupaten
77

17 Hasil Analisis LQ PDRB menurut


Pemalang Tahun 2005
18 l lasil Analisis
Pcrsepsi

lapangan

usaha

Chi-Square Hubungan a111arn Akiivitas

Kahupatcn
..

78

Pctani dcngan
85

19 Hasil Analisis Chi-Sq11m11 Huhungan anmra l.okasi Tcmpat Tinggal


dengan Pcrsepsi
Chi-Square
Diusahakan dengan Persepsi

?O l laxil

8(i

Analisis

Hubungan

antara

Komoditas

yang

86

21 Tingkat Pcrscpsi Pctani bcrdasarkan K~1111odi1as yang Diusahakan .......

87

22 llasil Analisis
I )erscps1 .

l.ogit

Model l-aktor-faktor

23 Daftae Kcpengurusan APPi I

yang Mcmpcngaruhi
.

95

()!)

OAFTAI~ GAMBAR
Halumnn

Kcrangka Klasifikasi Konsep Wiluyah

Kerangka f>emikiran Pcnclitian

27

Kcrangka Analisis penclitian


Waliksarimadu

, ...

39

-I

Peta Kawasan Agropolitan

'12

Pcrubuhan Perseniase Kcmiskinan Rata-rata di Kawasan Agropoliran


dan l.uar Kawasan /\i:;ropolitan

56

Pcrubahnn Pcrscntase Kcmiskinan di Kawasan Agropolitan

57

Pcruhahan Pcrsentase Kerniskinnn di luar Kawasan Agropolitan

58

Pcrkcmbangan

Pcndapatan

per Kapita

Rata-rata

di

Kawusun

Agropolitan dan l.uar Kawasan Agropolitan

61

Pcrkcmbangan Pcndapotan per Kupita di Kawasan Agropolitau

62

I 0 Pcrkembangan Pcndapamn per Kapita di luur Kawasan Agropolitan

65

11 Pcrkcmbangan Pendapatun p~r Keluarga Perani Rata-rata di Kawasan


dan t.uar Ka wusan Agropol i tan

12 Perkernbangan

Pcndapatan

.. .. .. .. .. .. .. ..

per Kcluarga

Pctani

..

di

..

66

Kuwnsun

Agropolitan

67

13 Perkernbangan

Pcndapamn per Keluarga

Petani di luar Kawasan

Agropolitan

68

14 Pcrgcscran Pangsa Sek Lorn I 11DRn di Kuwasun Agropol itan

8I

IS Pergcscran Pungsa Scktoral J>l)JU3 di l.uar Kawasan Agropolitun

82

16 rcrgcscean

Pangsa Sektoral

l'IJRB di

Kecamatan

Moga dan

Randudongkul

82

17 Pergcscran Pangsa Sektoral PDR.B di Kecarnuran Pulosari, Belik, dan


Watukurnpul

83

18 Pergeseran Pangsa Sektoral PDRB di Kecamatan Warungpring,


Bodeh, dan Hantarbolang
19 Hubungan antaru Kumoditas dengan 1111s11r-11nsur

84
pcrscpsi

93

DAFTARLAMl'IRA:-l

Halaman
Tingknt Kerniskinan di kawasan dan luar kawasan Agropoliten tahun
2000. 2003. dan 2006
2

I I0

Pendapatan per Kapita di Kabupaten Pemalang Tshun 2000, 2003, dan


2001\

I I6

Pangsa Scktorol PDRB setiap kecamatan <li Kabuparen Pemalang

I 17

Daftar Respondcn dalam Analisis Hubungan antara Komoditas,


Aktivitas, dan Lokasi Tempat Tinggal dengan Perscpsi

120

Daftar Respondcn dalam Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Persepsi .. . .. .

122

.5

6 Foto-Foto Komoditas Unggulan dan Pembangunan lnfrastruktur di


Kawasan /\gropolitan

l 24

Pl!.NDA 1-11 JI.I JAN


I .atar Belakang

Pcmbangunan irucr-rcgional )'ang cendcrung urban him sclama ini telah


mcndiskriminasi terhadap sektor pertanian t.li wilayah perdcsaan. Urban bias
tcrjadi karena keccndcrungan pembangunan

yang mcndahulukan pcrturnbuhan

ekonomi dengan mclakukan investasi yang bcsar pada indusrri di pusat kota
mclalui kutub-kutub perturnbuhan (f!mw1'1 poles) yang scmula mcramalkan bakal
tcrjadinya pcneicsan (trickle down ejf<1ct) malah rnenimbulkan pcngurasan bcsar
(massive backwash rJfe11) (I .ipton.

1977). Pcmbangunan wilayah pcrdcsaan

mcnjadi suaru altcrnatif untuk mcngurangi disparhas antar wiluyah clan sekaligus
mendorong pertumbuhan pcrckonomian agrcga: nasional agar mcnjadi lcbih
ofisien, berkcadilnn, dan bcrkclanjutan. Salah satu ide yang dikernukakan adalah
mewujudkan kemandirian pembangunan perdesaan yang didasarkan pada potcnsi

wi loyoh dcsa iru scndiri, Friedman dan Douglass ( 1975) menyarankan


bcntuk

pendckaian

u~r>i)tJiitim

sebngai

aktiviias

pernbangunan

suatu
yang

rcrkousen 1 rus i di wi layuh perdesa.ui dengan .i umlah pendud uk antara limn pu I uh


ribu sarnpai serums lirna puluh ribu orang,

Mcuurut

Rusriadi

dan IIadi (2005). :il\rnroliwn

pembangunan yang mcngandalknn dcscntralisusi,

rnerupakan

model

mcngandutkan pcmbangunan

inlrastruktur sc1<11~1 kola di wilayuh pcrdcsaan. schingga mcndorong urbamsasi

(pcngkotaan dnlam urti positil) ntnu tumbuhnya unsur unsur urbanism, clan
menanggulangi darnpak negatif pembangunun seperti migrasi dcsa-kota yang

tidak terkcndali. polusi, kcmacetan lalu lintas. pengkumuhnn kota, kchancuran


rnasif sumberdaya alarn, dan perniskinan desa. Agropolitan rnenjadi rclcvan
dengan

wilayah perdesaan karcua pada umumnya

pengelolaan

sumberdaya alarn rncmang menjaci

scktor pcrtanian chm

rnata pencaharian uiama

dari

sebagian besar masyarakat perdesaan.

Pcngcrnbangan kawasan agropolitan mcnekankan pada hubungan untara


kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan secara berjenjung. l~dxompa

urgurnen mengern ukakan pandangan bahwa kota-kota kccil dalam skala keci I
mcncngah

pada

bcbcrapa

kasus justru

akan

mcningkatkan

kcscjnhternan

masyarakat pcrdesaan. llal ini karcna dengan tumbuhnya kola kccil menengah
tcrsebut fasilitas-fasihtas pelayanan dasar bisa disediakan clan pasar uruuk produkproduk pcrdcsaan juga bisa dikembangknn. Karena itu dalam pcngembangan
agropolitan keterkaitan dcngan pcrckonomian

kotu tidak perlu diminimalkan.

Ketcrkaitan yang sifainya bcrjcnjang dari dcsu - koia kcci I - kota mcnengah - kota
besar akan lcbih mcndorong peningkamn kcsejahtcraan masyarakat dcsa (Rustiadi

dan I ladi. 2005).


Pengcrnbangan kota kccil mencngah dcngan segala fungsi pelayannnnya
masih mcrupakan kclcmahan utama di negera-ncgara bcrkcmbang. Terbarasnya

jumlnh kotn-kota kccil menengah, tcrbarasnya distribusi tasilitas clan pelayauan di


kccil mcncngah

antara kora-kota

keterkuitan

t1111ar

di

wilayah

lokasi perrnukiman di wiluyuh

mcruglkan bagi pcrkcmbangan dcsa (Rondinelli,

perdesaan.

dan tcrbarasnya

perdcsaan mcnjadi

hal yang

I 9R5 ). Dcngan bcrkembangnya

kota-kota kecil rnencnguh secara positif dapat mendorong perkernbangan dari


wllayah

hinterland-nya.

teruiarna 11111uk

mentrnnsrormusiksn

pola pertauian

pcrdesaun yung subsistcn mcnjadi poln pcrtnninn komcrsial dan mcngintcgrasikan


ckonorni pcrkotaan dan pcrdesaan di ncgara-ncgara bcrkcmbang. Pcmbangunan

pusat-pusat indusiri yan!:! telah dilakukan di negara-negara bcrkembang sejak


tahun 1960. pada dasarnya kurangsesuai dun tidak mencukupi untuk menciptakau
elek multiplier.

Pcrkcmbangan scktor jasa distribusi, pcrdagnngan, pcmasaran,

ugro-processing, dan berbagai funi;si lainnyu bisa bcrdampak lebih balk dalam
mt:ns1i11111IHRi

pert11111011ha11

kota-kora

kccil

di wilayah

mcncngah

pcrdcsaaan

daripada pcngcmbangan industri manufaktur dalam skala besar, Pengcmbangan

agropolitan merupakan langkah yang palin!J clisicn dan clektif dalam upaya
mengembangkan wilayuh perdesaun dun masynrakatnya

karenu efek multiplier

yang besar dan luas dari sektor pertanian di wilayah perdesaan.


Pcngcmbungan wilayah mclalui pcndckalan sistcm agropclitau menjadi hal

yang renting

untuk dikembangkan

karena: (I l di sarnping

merniliki

tujuan

meningkatkan kapasitas produksi lokal dan nilai tamhah melalui pelaksanuan


pembangunan

pertanian

secara terpadu

budidaya seperti pengolahan,


mcnurunkan

kctimpangan

dengan

aktivitas

pendukung

usaha

pernasaran. clan agrowisata; (2) agropolitan dapat


spasial

yang

icrjadi:

(J)

mcnurunkan

angku

p<!ngunggumn

yang

bcrpendidikan

tinggi

(Akademi/Perguruan

Tinggi)

di

pcrdcsaan: (4'1 dapat memfasilitasi pernbangunan sektoral (scktor pertanian dan

sektor lain) dan pcmbangunau spasial (perkotaan dan perdesaan) dalam rangka
pembangunan perekonominn perdcsaan (Hamn. 2004).
Mengingat hal tersebui maka Pcruerintah pusat dan duerah mcngcmbangknn
program Agro po Ii tan yang mcrupakan stratcgi pengernbangan sistem dan usaha
agribisnis yang disincrgikan dcngan pcndckatan wilayah. Program pcngembangan

kawasan agropolitan ini awaluya dilaksanakan pada tahun 2002 yang meliputi
delapan kabupaten di dclapan provinsi. Pada tahun 2003 berlanjut dengan lokasi
kegiatan sebanyak dua puluh delapan kabupaten di dua puluh satu provinsi. salah
sutunya

di Kabup.uen Pemalang.

Pcrumusau Masalab
Kcgiuran Peugernbangan Agropolimn di Kabupaten l'emalang mulai
dilaksanakan pada tahun 2003. Kawasan Agropolitan rneliputi lima kecamatan
yaitu kecamatan Watukumpul.

Bclik, Pulosari, Moga, dan Randudongkal yang

kemudian disebut sebagai kawasan agropolitan Waliksarimadu. Kawasan tersebut


mcrupakan kawasan straiegis yang menjadi pengcmbangan Kabupaten Pernalang
bagian sclatan.

Salah satu pckcrjaan pokok dalam program Pengembangan Agropolitan


adalah pcmbangunan infrastruktur

karena ketersediaan infrastruktur mcrupakan

syarat penring dalam pembangunan terrnasuk dalarn pembangunan pertanian dan

perdesaau. lnfrasuuktur mernungkinkan bisnis perdesaan mudah mengakses input


maupun pasar outpumya sehingga mamp11 meminimumkan biaya transportasi dan
memfasilitasi

proses produksi dcngan baik. Dcngan dernikian pernbangunan

infrastruktur

berdarnpak

Pcrkembangan

suatu

pada

wilayah

perrumbuhan
akibat

aktivitas

ckonomi
ekonomi

suatu
dapat

wi layah.
mendorong

urbanisasi dun unsur-unsur urbanism di wilayah yang berxcmbaug.

Akibat

perkcmbangan tersebut menuntut pembangunan mfrastruktur yang lain scsuai


deugan kebutuhan. Pcmbangunan infrastrukrur di pcrdesaan dapat rneningkatkan
lndcks Pcrkcmbangan Kecamaran (Jl'K). Sejalan dcngan pcngcuibangan kawasan

Agropolitan,

maka diharapkan

tcrjadi peningkatan

lndeks

Perkembangan

Kecamatan

di

dalam

kawasan

agropolitan

Waliksarirnadu

lcbih

tin(Joi
<><>

dibandingkan di luar kawasan,


Pengembangan program Agropolitau yang telah dilaksanakan mampu
meningkatkan pendapatan pctani, tctapi secara absolut pcndapaian perani masih

rcndah karena keterbatasan sumberdaya (Rusastra et al.. 2005). Salah satu


sumberdaya tersehut adalah kepcmilikan lahan perani yang umwnnya sempit
sehingga pcningkatan

basil produksi dan pendapatan iersebut mungkin tidak

terlalu dirasakan oleh perani. Hal ini menimbulkan persepsi yang berbeda tentang
dampak program pengcmbangan agropolitan terhadap peningkatan pcndapatan
mereka. Pada golongan yang lain misalnya pctani yang terlibat dalam prosesing,
pengolahan, dan pcrdagangan mungkin dapat merasakan manfaat tcrscbut akibat
peningkatan pendapatan mereka yang lcbih bcsar dibandingkan petani yang hanya
terlibat usaha tani (onfarm)saja.
Selain itu pcrbcdaan ringkat pendapatan antara petani di wi'ayah inti (pusat
penurnbuhani dengan daerah transisi dan himeriandjuga rnenyebabkan perbcdaan
persepsi tentang manfaat Agropolitan. Sebagaimana hasil penelitian Baskoro

(2007i menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara iokasi tempat tinggal perani
dan kornoditas yang dibudidayakan terhadap tingkai persepsi, yaitu petani yang

berada di desa pusat penurnbuhan dan membudidayakan komoditas unggulan


cenccrung mempunyai persepsi yang lebih baik tentang program pengernbangan
Agropolitan.
Masalah kelembagaan dianggap rnerupakan kelemahan yang umum
dijumpai di kawasan Agropulitan. Beberapa permasalahau yang terkait dcngan
kelembagaan adalch ketidakjclasan dan lcmahnya organisasi pengclola kawasan.
lcmahnya kclcmbagaan petani/produsen. dan kelcmbagaan pemasaran yang
umurnnya dikuasai oleh tengkulak dan tidak berpihak kepada petani lokal
(Rustiadi

111

al.. 2005).

Kelembagaaa petani yang telah berkcmbang di kawasan Agropolitan


Waliksarimadu adalah beberapa kelompok tani dan asosiasi. Kelornpok tani yang
ada rncliputi

Kelompok

Hamparan

Usaha Tani, Kelompok Wanita Tani,

Kclompok Taruna l ani. Kelompok Petani Kccil. Klinik Konsuhasi Agnbisnis.


Pusat Pelatihan Pcrt3.11ia.11 Pedesaan Swadaya (P4S), dan LKM. Asosiasi yane,

berkembang

rneliputi

hortikulrura

(APPH) sebagai pengelola

kopcrasi

asosiasi.

asosiasi petani kcntang, asosiasi pciani dan pedagang

Sedangkan

Sub Terminal

kelembagaan

Agribisnis

(STA). dan

kawasan

Agropolitan

pengelola

Waliksarirnadu telah dibcnruk Kclompok Kerja (Pokja Agropolitan) yang diketuai


olch Asisten Sckrctaris Daerah bidang Ekonomi dan Pcmbangunan.

Banyaknya

kelernbagaan yang ada diharapkan dapat bcrperan dalam upaya mcncapai rujuan
pengembangan kawasan Agropoliran Waliksarimadu.
Program Pcngcmbangan Agropolitan di Kabupaien l'emalang sampai saat
ini Lelah

berjalan

Waliksarimadu

selama

lima lahun.

Pcrkembangan

kawasan

agropolitan

dapat dianalisis dari bcbcrapa dampaknya 1crh;11hp penumbuhan

ekonomi kawasan, peningkuran pendapatan petani, Wi11 pcuguraugan kcmiskinan.

Mclihat hal tcrscbut dapat dirumuskan pcrmasalahan scbagai bcrikut:


l. Bagaimana pcrkcmbangan infrastrukrur dan fasiliras

ci kawasan Agropolimn

bcrpcngaruh tcrhadap indcks pcrkcmbangan kccamatan?


2. Bagaimana peugaruh adnnya kawasan Agropolitan

1c1

hadap penurunan tingkm

kemiskinan di pedesann?
J. llaga11nana pcmngkatan pcrkcmbangan ckononu kawasan dengan adanya
Pcngembangan Agropclitan?
4. Bugimana

persepsi

petani

tentang

dampak

kegiatan

Pengembangan

Agropolitan terhadap pcningkuiun pendapatan?


5. Bugaimana peran kclcmbagaan yang ada di kawasnn Agropolitan?
T ujuan Pcnelitian

I. Menganalisis perubahan indeks perkcmbangan kecamatan dengan adanya


pcrkcrnbangan infrasruktur dan fasiliias di kawasan Agropolitan.
2. Menganalisis perubahan tingkat kemiskinan di kawasan Agropolitan.
J.

Mcnganalisis pcrkembangan ckonomi di kawasan Agropolitan,

4. Meugaualisis

persepsi petaui

teutang dampak kegiatau Peugernbangan

Agropoli tan terhadap tingkat pendapatan.


5. Mcnganalisis perun kelembagaan yang ada di kawasan Agropoliian.

~lanfa:u Penelitian

Penelirian ini drharapkan akan mcmberikan masukan l:>agi pcngambil


kcbijakan unruk menyempurnakan konsep pengcrnbangan kawasan agropohtan

dan uuplemcntasinya di daerah pcnacmbangan kawasan agropolitan.

TIN.JAlJAN

l'USTAKA

Konsep Wilayah
Wilayah menunu

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 adalah ruang

yang rncrupakan kesatuan geografis bcsena segcnap unsur terkait yang hatas dun
sistcmnya ditenrukun herdasarkan aspck administrarif dan/atau aspek fungsional.
Sedaugkau klasifikasi konscp wilayah }ang mampu menjclaskan berbagai konscp
wi lnyah yang dikenal sclama ini menurut Rustiadi et a!. (2006) adalah: (I)
wilayah

lu1111ngc11 (unifimn), (2) wilayah sisrernzfungsional,

dan (3) wilayah

perencanaanrpcngclolaan (planning region atau programming region). Gamber I.


mendeskripsikan sbtc111a1i"a pembagian dan kcrcrkaitan berbagai konsep-konsep
wilayah.

-+j

l lomogen

(\i ..rem

Sisum'
fung,tonal

B;didayn - Lindung

L....t

(Pusai- Hintcrlandj

o,..,, - Kota

Scdcrhana

Wi!ayah

Nodol

Sistcm EkoMmi:
Kawasan Produksi
Kawasan lndustri

Sistern

Sistern ekoloi;i:

Knmpleks

l)b,S, ll111n. Pesisjr

Sistem Sosial L....t

Politik: Cagar

Budaya, Wifayah

Emik

Lo

Perencanaanf

pengelotaen

,.....

Wilayoh Perencanonn Khusus

.___.

Wilayah Adrninistratif Polirik

Gamber I. Kerangka klasifikasi Konscp Wilaya!J (Rustiadi.

<ti

al.. 2006)

Pcngembangan Agropolit:rn
Pcngcmbangan agropolitan menu nu Friedmann ( 1979) memfokuskan pada
pcmenuhan

kebutuhan dasar maxyarakat

yaitu untuk menjamin tercapainya

kcamanan pangan, sandang, kesehatan, clan pendidikan. Pcndckaran kebutuhan


dasar dilihar dari segi konsumsi. yang prosedurnya dapat dilakukan dcngan
mcngestimasi kehutuhan dasar dalam perhituugan material yang tcpat (kalori.
protein, yard dalam pakaian, merer perscgi dalam ruang hidnp, dll) dan kcmudian
mcnghitungnya dengan nilai uang. Unit fundamental dari pcnentuan kcbutuhan
dasar, dalam prakrck pcrcncanaan dan hubuugsn yang saling mclayani adalah
suatu

unit teritorial yang cukup bcsar untuk mcncukupi sendiri kcbutuhan

dasarnya dan cukup kccil untuk pertemunn sccara langsung dslam percncanaan
dan p1:111b11a1H11 kcpurusan. Sebagai suatu unit dari suaru sistcm yang mcncakup

produksi, distribusi,

dan pcngelolaan disebut sebagai agropolitan districts yang

merupuuyui 20.000 - I 00.000 penduduk.

Kota agropolitan akan diorganisasikan dcngan prinsip pemenuhan scndiri


sccaru relatif dalam kcbuluhan dasar. lni bcrarti bahwa karakterisrik ekonomi
yang uda merupakan campuran amara pertanian dengnn industri, tempi dalam
produksi industri mcndominasi. lni juga bcrarti bahwa kota dalam strukturnya
merupakan klastcr sating keterganumgan
mempunyai
(kora)

dari unit tcritorial di mana distrik

hubungan dcngan level desa. Terganrung pada ukurunnya. urban

sehagai

suatu kescluruhan

mungkin

subwilayah. Sccara fisik kota ngropolitan

rnelipuii

sualu

wilayah

atau

tiduk berbedu securu nyata dcngan

daerah perdesaannya. Scbagai suatu unit spasial yang menjadi ciri utarnanya
dalah kerapatan relatifnya dan struktur ekonorni (Friedmann, 1979).
Sedangkan Ertur ( 1984) mcnyatakan bahwa penekanan utarna dalain
pcnguatan agropolitan didasarkan pada metode sebagai bcrikur:
I.

Peningkatan produktivitas dan diversifikasi pertanian dan agroindustri,

2. Peningkat partisipasi tenaga kerja,


3.

Pcningkatan permintaan barang dan jasa,

4. Pcningkatan inovasi teknologi produksi,


5.

Pcrluasan kapasitas untuk ekspor.

Pengembangan
ditujukan

agropolitan

untuk meningkatkan

pcrtaman, mendukung

di wilayah
pruduksi

pcrdesaau

pada dasarnya

lcoih

pertanian dan penjualan hasil-hasil

tumbuhnya agro-processing skala kecil mcncngah dan

mendorong keberagarnan aktivi.as ekouomi dari pusat pasar. Segala aktivitas


hams diorganisasikan tcrutama uruuk membangun keterkairan antara perusahaan
di kota deugan wilayah suplai di perdesaan clan untuk ruenyediakan

fasilitas,

pclayanan, input produksi pcrtanian dan akscsibilitas yang rnampu mcmtasilitasi


lokasi-Iokasi

permukimau

Ji pcrdesan

yang umurnnya

mcmpunyai

tingkat

kepadatan yang rendah dan lokasinya lebih menycbar. lnvesrasi dalam bentuk
jalan yang menghubungkan lokasi-Iokasi pcrtanian dengan pasar mcrupakan suatu

hat yang penting

yang diperluknn untuk menghubungkan antara wilayah

pcrdesaan dengan pusat kota.


Knwasan :\gropolit:m
Definisi agropolitan rnenurut Rustiadi et al. (2005) adalah kawasun yang

rnerupakan sistcm Iungsicnal )a'1g terdiri <lad satu atau lebih kota-kota pertanian
(agropolis)

pads "ila)<.1h produksi pcrtaniun

tertcntu. yang ditunjukkan oleh

adanya sistem keterkaitan fungsional clan hirurki keruangan satuan-satuan sistern


pcrmukiman dan sisteru agribisnis, terwujud baik rnelalui maupun tanpa melalui

pcrencanaan formal. Agropolis adalah lokasi pusat pclayanan sistern kawasan


sentra-sentra akrivitas ckonomi berbasis pertanian. Sedangkan pengcmbangan
Agropolitan adalah suatu pendekatan pembangunan kawasan perdesaan melalui
upaya-upaya menumbuhkan kota-kota kccil berhasis pertanian (agropolis) sebagai
bagian dari sistern

pcrkotaan

dengan maksud menciptakan

pembangunan

berimbang dan keterkaitan desa-kota yang sinergis dan pembangunan daerah.


Tujuan dari pengembangan agropolitan

scbagai konsep pcmbangunan

wilayah dan pcrdesaan adalah:


I. menciprakan pemoangunan desa-kota secara berirnbang,
2.

meningkatkan kctcrkaitan desa-koia yang sinergis (sating memperkuat},

3. mengernbangkan

ckonomi clan lingkungan

aktivitas pertanian,
4. pcrtumbuhan dan revitalisasi kota kecil,

pcnnukirnan pcrdesaan berbasis

10

5. divcrsifikasi dan perluasan basis peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.


6. menciptakan dacrah yang lebih mancliri clan otouom,
7. menahan arus

perpindahan

pcnduduk

perdesaan

kt:

perkotaan

secara

bcrlebihan (berkontribusi pada penyelesaian masalah perkotaan),


8. pernulihan sumbcrdaya alam dan Iingkungan hidup,
Sedaugkan kriteria yang daput digunakan untuk menenrukan karaktcristik

wilayah pengemhangan agropolitan antara lain:


Kriteria Agropolitan, yaitu:
I. rnerniliki daya dukung dan potensi fisik kawasan yang mcmadai (kesesuaian
lahan dnn agroklimar),
2. mcmiliki

(minimal

komoditas dan produk olahan pertanian unggulan

mcrupakan scktor basis di tingkat kabupaten/provinsi).


3. luas kawasan dan jumlah penduduk yang cukup mernadai untuk tcrcapainya
economic of scale dan economic of scope (biasanya dalam radius 3-10 km,

mcncakup beberapa desa hingga gabungan scbagian saru hingga tiga


kecamatan).
4. tersedianya pra~arana dan sarana permukiman yang cukup memadai dalam

standar pcrkotaan,
5. tcrsedianya prasarana dan sarana produksi yang rnemadai dan berpihak pada

kcpcntingan masyarakat lokal.


6. adanya satu atau bcbcrapa pusat pclayanan skala kola kccil yang terintcgrasi

secara Iungsional dengan kawasan produksi di sekitamya.


7. adanya sistern rnanajemen kawasan dengan ekonorni yang cukup,
8. adanya sistern penaraan ruang kawasan yang terencana dun terkendali,
9. berkembangnya aktivitas-akriviras

sektor xeknnder (pengolahan),

dan tersier

(jasa dan flnansial),

10. kelembagaan

ckonomi komunitas lokal ynng kuat, akscs masyarakat Ink al

terhadap sumbcrdaya ckonomi (terutarna lahan) rnencukupi.

11

Kritcria Agropolis (Kora Per.anian P11<;;Jt Pcnumbuhan), yaitu:


l. sentra permukiman dcngan aksesibilitas teninggi sccara internal (dcngan
seluruh bagian di kawasan agropoliran) dan secara ckstcrnal (dcngan pusat-

nusat pcrkoraan lainnya)


2. pusar akrivitas pcugolahan dau atau pusat disrrlbusi hasil pcrtanian yang
dicirikan dengan pemusataa fasilitas-fasilhas dan ins1i111~i sisrem agribisnis,

Menunn Sudaryono (200-I) agropoliran adalah suatu model pcngcmbangan


kuwasan ynng berbasis puda penaniun dengan mcngimplcmcrnasikan potensi
sumberdaya wilayah yang ada dalarn upaya memenuhi pcrmintaan produksi
pertanian. Selanjutnya dijabarkan pula bahwa esensi konsep agropoliran adnlah:
t I) mempcrxenalkan unsur-unsur gaya hidup koia (urbantsm) pada lingkungan

pcrdcsaan. (2) mernperluus hubungan sosial Ji perdesaan kc luar batas-bnras dcsa

schingga rcrbcruuk suaru ruang sosio-ekonorni dan politik (agropolhan distrik),


0)

mcrupakan

kcsatuan

kcluarga.

mcmperteguh

kehidupau pribadi J.u. sosial dalam .nembangun

rusa aman dim mcmbcri

masyurakut baru. :.<.:hin~a

kerelnkan sosial dalam proses pcmbangunan dapar dipcrkccil. (4) mcmadukan


kcpcnungun-kepe-ningan

penanian dan non pcnanian di dalam

lingkungan

rnasyarakat yang sama, (5) pcngcmbangan sumberdaya manusia dan alam untuk
peningknran hasil pcrtanian. pcngcndalian taia air. pckcrjaan umum, jasa-jasa dan
industri yang berkaitan dcngan pcnanian dan (6) merangkai agropolltan distrik
menjadi jaringan regional,

Teorl Lokas! dan Pusat Pcrtumbuhan


I eon ternpat pcrnusatan pcrtama kali dikcrnukakan olch Christa lier ( 1933)
tlalum Hastuti (200 l) dan dikenal sebagai leori pertumbuhan perkotaan yang pada

dasarnya rncnyatakan bahwa pcrtumbuhan kota tergantung pada spesialisasinya


d:1la111 fungsi pelayanan perkotaan, Kecepatan pc:1umbuhan pcrkotaan akan sangat
terganiung pada upaya unluk menciptakan perkotaan di wilayah yang bersangkutan.
Tcrdapat tiga faktor yang mcnycbabkan penumbuhan pusat-pusat wilayah yaitu:
l.

Faktor lokasi ekonomi

l.cmk wilayah yang smuegis menyebabkan wilayah dapat menjadi

Stl<!LU

pusat,

12

1. F aktor ketersediaan sumberdaya


Kctersediaau sumberdaya alam wilayah axan mcnycbabkan wilayah tersebut

dapat berkcmbang mcnjadi pusat,


3.

Kekuataan aglomcrasi

Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mencorong kegiaian


ekonomi sejenis untuk mengelorupok pada suam lokasi karena adanya suatu

keuruungan dan selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusai wilayah,


1. Faktor intervensi Pemerintah

Faktor ini rnerupakan taktor yang scngaja dilakukan tartificial). Intcrvensi


pemerintah

tersebut dilakukan

dengan mernbcrikan berbagai

kemudahan

deugau ntj uan untuk mengembangkan suatu wilayah mcnjadi pusat.


Pembangunan

Kctcrsediaan

Infrastruktur dalam Pcogcmbangan Agropolitan

infrastruktur adalah hal mutlak dan kekurangannya a.kan

langsung menghambat ekonomi nasional unruk bcrkembang. Akses terhadap


iusilitas serta jasa pelayanan infrastruktur merupakan saiah satu faktor mama

menciptakan kesejahteraan bangsa, intrastruktur merupakan


memperiancar

berputarnya

roda perekonomian

sehingga

instrumcn

untuk

bisa mempercepat

akselerasi pernbangunan. Semakin tersedianya infrastrukrur akan merangsang


pembangunan di suatu daerah, Sebaliknya pembangunan yang berjalan ccpat akan
rncnumut

tcrscdianya

infrastruktur

agar

lnfrastruktur berguna untuk mcmudahkan


penduduk, memperlancar

mobilitas

pcmbangunan

rnobilitas

tidak

iersendat,

Iaktor produksi. terutama

barang/jasa, dan tentunya memperlancar

perdagangan amar dacrah. Jnfrastruktur dapai bcrperan dalam :neningkatkan


kcscjahtcraan masyarakat (social welfore) dao pcodistribusian pcndaparan antar
wilayah. Sebagai conroh pengembangan infrastruktur dasar scperti pendidikan

dasar atau kcschatan oleh otoruas publik secara efcktif dapat memransfer
kcscjahtcraan kepada pcnduduk, Ada korelasi yang kuat antara peningkatan
kualitas hulup sepcrti yang dikembangkan oleh iulrastruktur sosial dasar terhadap
pertumbuhan ckonomi yang tinggi (Yanuar, 2006).
Winoto dan Siregar (2005) dalam Yanuar (2006) mengemukakan bahwa
keterscdiaan

infrastruktur

pcngaruh positif

pcnanian/pedcsaan

terhadap produktiviras

dipcrcaya

dapat

memberikan

rnasyarakat baik di sektor pcrtanian

13

maupun non perianian, serta mengurangi kcscnjangan ekonomi. Namun straiegi


pembaugunan infrastruktur di masa lalu yang bcrsifai top down telah mematikan
daya kreativitas masyarakat pedesaan yang berdampak ierhadap tcrabaikan aspek
dan adanya master p/(111 pembangunan sama sekali ridak berakur

pcmcliharaan

dari kebutuhan rakyat.


Pcngcmbangnn infrastruktur di dalam pengembangan kawasan agropoliran

mcliputi

t I)

pengernbangan infrasrrukuu pem.ikiman.

(2) pengembangau

infrustruktur sistcrn produksi pertanian, dan (3) pengembangan infrasrrukiur pasar

dan sisicm informasi. Pengembangan infrasuukiur pemukiman mcnjadi peming


selain untuk mcnccgah rerjadinya urbanisasi juga peniing untuk mernbangun
akumulasi nilai tambah di dalam wilayah, Dengan infrasuukiur wilayah yang

mcmadai orang tidak perlu pergi ke luar wilayah untuk memenuhi kcburuhannya.
Di srmping kedua uspck Ji ma>. ketersediaan berbagai sarana dan prasarana

pemukiman yang meliputi jaringan relekomunikasi.jaringan listrik, arr bcrsih, dan


saranu transportasi

menanarnkan

ini diharapkan bisa menjadi inscntif bagi investor untuk

modalnya

d1

kawasan

agrupolitan

yang

dikembangkan.

Pcngcrnbangan infrasrukrur srstern produksi pertarnan merupakan hal yang sang.u


pent ing dalam rnendukung sistcm agribisnis, lnfrasirukiur sisiem

produksi

pertanian meliputi pcngembangan sarana produksi penanian (saproian), sarana


pcngolahan (agroprocesstng), sarana transponasi, dan sarana irigasi. lnfrastruktur
pasai dalam
inlrustruktur

pengembangan

kawasan

agropolitan

merupakun

sulah

satu

yung sangat dibutuhkau, Pasar yang dibutuhkan yaitu pasar scbagai

tcmpat transaksi fisik bagi input faktor produksi clan pa= bagi produk petani dan
bagi produk olahan, serta pasar jasa pclayanan bagi masyarakat sckitar wilayah

pengembangan kawasan agropolitan (1'4W. 2004).


Scktor Basis
Sektor atau kegiatan basis aclalah kcgiatan yang mengekspor barang dan
jasa kc tempat-tempat di luar batas-batas pcrckonomian masyarakat yang
bersangkuran. atau yang rnemasarkan baraug dan jasa mereka kepada orang yang

datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bcrsangkutan. Sektor


atnu kcgiatan non basis adalah kegiaian )ang menyediakan barang-barang yang
dibutuhkan

oleh orang-orang

yang bertempat unggal di dalam

batas-batas

14

perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kapasiras pasar scktor non basis

bersi fat bclum bcrkcmbang atau bcrsifat lokal (Glasson, 1977).


Analisis basis dan non basis pada umunmya didasarkan alas nilai tambab
ataupun lapangan kerja. Di da!am suatu wilayah dapar dihitung bcrapa bcsarnya
lapangan kerju basis clan lupangun kerja nonbasis, dan apabila kcdua angka
dibandingkan dapat dihitung nilai rasio basis (base ratio) dJJJ kernudinn dapat
dipakai untuk menghiuuig nilai pcngganda basis (base multiplier). Rasio basis
adalah perbandingan aruara banyaknya lapangan kerja nonbasis yang terscdia

unruk setiap satu lupangun kerja basis. Bcsarnya pcrunahan lapangan kcrja total
untuk setiap satu pcrubahan lapangan kcrja di sektor basis dischut pcngganda
basis (base multiplier). Deugan mcnggunakan ukurnn pendapatan 11111ka rasio
basis adalah perbandingan amara kenaikan pendapatan di scktor nonbasis untuk
setiap saru unit kenaikan pendapatan di scktor basi-, Pcngganda basis pendaparan
adalah bcsarnya kenaikan pendapatan scluruh masyarakat untuk setiap saru unit
kenaikan pcndapatan di sektor basis, Untuk mcmilah amara kegiaran basis dan
nonuasis dapat digunakan rnetodc langsung, mctodc ticlak langsung, mctodc
carnpuran, dun metodc Lo,111io11 Q11mic111 (lQJ (1 arigan, 2006).
Komcdims llnggulan

Pada konscp pembangunan dacrah yang berbasis scktur/kornoditas


unggulan ada beberapa kntcria sektorrkomoditas ~hagai motor :wngg.:nik
pcmbangunun suaru dacrnh, antara lain:

I. Komodiras unggulan harus mampu mcnjadi penggerak utama (prime mover)


pembangunan pcrckonomian. Artinya komoditus unggulan
membcrikan

kontribusi

yang

signifikan

pada

tcrscbut daput

pcningkatan

produksi.

pendnpatan, maupun pengeluaran.


2. Komodiias unggulan mernpunyai kctcrkaitan ke depan dan ke belakang
(forward (Ind backward li11Jwges) yang kuat, baik sesama komoditas unggulan
maupun kcrnoditas-komoditas lainnya,
3. Komoditas unggulan rnampu bcrsaing dengan produk scjenis dari wilayah lain

(competitiveness) di pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam harga


produk, biaya produksi, maupun kualitas pelayanan,

15

4. Komoditas unggulan

ui

suaru wilayah memiliki ketcrkaitan dengan wilayah

lain (complementaryt baik dalam hal pasar (konsumcn) maupun pcmasokan


bahan baku (jika bahan baku di wilayah sendiri tidak rnencukupi arau 1ida~

tcrscdia sarna sekali >.


5. Komodiias unggulan merniliki status teknologi {state-of-the-an) yang torus
mcningkat, terutama melalui inovasi tcknologi,
6. Komoditas unggulan mumpu menycrap tcnaga kerja bcrkualitas secara
optimal sesuai dcngan skala produksinya,
7. Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertcnru. mulai dari
Iasc kclahiran fi111:reu~111!1). pertumbuhan (ftrowth). hingga fast: kcjcnuhan
(11111111rity) atau pcnurunan [decreosing). Bcgiru komoditas unggulan yang satu

mcmasuki tahap kejenuhan/penurunan. maka komoditas unggulan lainnya


harus mumpu mcnggantikannya.

lt Kornoditas unggulan 11dak rentan terhadap gejolak ckstcrnal dan internal,


9. Pcngcmbangan
dukungan

komoditas unggutan harus mcndapcikan berbagai bentuk

kcamanan.

sosial.

budaya, informasi

dan

pcluang

pasar,

kclcmbagasn. dan lasilitas inscntif/disinsemif.


10. Pcngcmbangan komoditas unggulan berorientasi pada kclestarian sumberdaya
dan lingkungnn.
(Alkadri et al.. 2006).
Slstem 1\gribi,nis
Mcnurut

mencakup

Downey dan F.rickson (1987)

dulum Didu (2003) agribisnis

kcgiatan dari masukan kc lahan pertanian, pcngolahan di Iahan

pcrtanian, pengolahan lanjutan. sarnpai uktivitas pemasaran. Sebagai suatu sistern,

agribisnis terdiri dari 5 (lima) subsistcm, yaim: (I) suhsistem input pertanian, (2)
subsistem

produksi atau budidaya. (3) subsistcm pcngolahan, (4) subsistent

pcmasaran. dan (5) subsistern pendukung. Scdangkan agroindustri dikemukakan


oleb Austin ( t 992) dulam Didu (2003) adalah perusahaan yang mcngolah hahan-

bahan yang berasal dari tanarnan Jan hcwwL Pengolahan mcliputi transforrnasi
dan pcngaweran melalui perubahan lisik atau kimia. penyimpanan. pcngemasan

<lan distribusi. Agroindustri lcbih mcnitikberutkun pada analisis pcmanfaatan


produk pcrtanian sebagai bahan baku untuk diolah mcnjadi produk yang siap

16

dimanfaatkan

atau dikonsumsi atau siap diolah lebih l;mjut mcnjadi produk baru

oleh suatu lembaga yang dikelola dengan manajcman profesional untuk memasuki

pasar haik dornestik rnaupun global.


Akhir-akhir
pertanian

ini

di Indonesia.

agribisnis
Agribisnis

dipakai

sebagai

pcndckaran

pembangunan

dilihat sebagai suatu sistem yang holistik,

rnerupakan suatu proses yang utuh dari proses pertanian di daerah hulu sampai kc

daerah hilir. atau proses dari penyediaan input sampai pernasaran. Pengembangan
agribisnis yang berdaya saing di suatu daerah mcmerlukan dukungan unsur-unsur
penting berikur (Hamid, 2003):
I. Unsur-unsur pokok
a. Sumberdaya manusia yang, rcsponsif terhadap teknologi dan intormasi,

berorientasi
merniliki

pada pasar, berpengetahuan dan berkctrarnpilau


kemampuan

manajcmen usaha dan

bekerja

teknis,

sama, serta

mempunyai akscs terhadap lembaga ekonorni dan riser,


b. Sarana

perhubungan

darat Galan, jembatan),

pelabuhan

laur.

dan

uansportasi udara perintis (menghubungkan lokasi produksi dengan pasar


dau input produksi). sarana irigasi, drainase dan pcnarnpungan air. serta
energi dan air bersih.

c. Kegiatan penelirian dan pcngcmbangan, penyebarluasan teknologi barn


kepada pelaku agribisuis, perbaikan rcknologi pembibitan dan budidaya,
teknologi
2. Unsur-unsur pcnunjang:

a. lnfonnasi pasar, informasi potensi wilayah. serta informasi hasil-hasil


pcnelitian

dan pengembangan

(varieias unggul, teknik budidaya dan

pcngolahan. informasi usaha, kredit, kebijakan),

b. Kredit investasi dan modal kcrja bagi investor dan petani sena insentil'
unruk meringankan biaya hidup perani,
c.

Kebijakan

Pemerintah dalam hal invcstasi, pcnataan ruang, subsidi dun

insenrif. pola pengusahaan, kcpastian hukum, pcnggunaan dan penguasaan


lahan, pcrencanaan makro pengernbangan agribisnis.

3. Kclcmbagaan agribisnis
a.

Kelornnok

tani scbagai wadah kerja sarua produksi dan mcmudahkan

mengakses teknologi.

17

b. Koperasi sebagai Icmbaga ekonomi

pctani untuk meningkatkan

usaha, mengakses krcdii, mernperlancar

efisicnsi

pcmasaran, dan meningkatkan

kckuatan tuwar rnenawar,

c. Kemitraan antarpelaku agribisnis atas dasar sating mengunmngkan, saling


percaya dan transparan; perlindungan hukum atus hak. kewajiban, dan
perjanjian antar pelaku agribisnis.
Hamid (2003)

mengemukakan bahwa

agri bisnis

mencakup

...

juga

agroindustri yang mcngolah produksi hasil-hasil pertanian rnaupun industri yang

mcmproduksi masukan-mnsukan atau prasarana unruk proses produksi/budidaya,


Dengan dcmikian. sektor agribisnis mencakup kcgiatan yang sangat luas, tidak
hanya rnencakup subscktor pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan.

kchutanan, pcrikanan, dan peternakan, tetapi juga industri-industri berbahan baku


produk pertanian dan industri-industri

penghasil produk unruk pengembangan

scktor-sektor penanian (seperti pupuk, obat-obatan, mcsiu pertanian, dll).


Persepsi renrang Darnpak Pcngcmbangan Agropotitan

Persepsi merupakan suatu pru:,c:, peuganratau seseorang yang bcrasal dari

komponen kognisi

yang dipcngaruhi oleh faktor-faktor pengalaman. proses

bclajar. cakrewala, dan pengctahuannya. Manusia mengarnati suaru obyck


psikologi ini dapat berupa kejadian, ide, atau siruasi tertentu (Marat, 198.1).
Perbedaan persepsi antara satu orang dcngan (>rang lainnya

menurut

Sarwono (1999) disebabkan oleh: {l) pcrhatiau; raugsangan yang ada di sekitar

kira ridak dapat dirangkap secara sekaligus tetapi kita hanya memfokuskan pada
satu atau dua obyck saja. Pcrbcdaan fokus antara satu orang dengan yang lainnya

akan mcnyebabkan pcrbedaan persepsi, \2) Set; adalah harapan scscorang akan
rangsangan yang akan timbul misalnya seorang pelari siap di garis start rerdapat

sci bahwa akan rcrdengar pistol di saat ia harus berlari, {3) Kebutuhau; kebutuhankcbutuhan scsaat maupun yang menetap akan mempengaruhi pcrscpsi orang
tcrscbut, (4) Sistcm Nilai scpcrti adat istiadat, kepercayaan yang berlaku dalam

suatu masyarakat ocrpengaruh pula terhadap persepsi, (5) Ciri kepribadian,


misalnya watak, karakter, kebiasaan akan mcmpengaruhi pula persepsi.

18

Indikator Pemhnngunan
Indikator adalah ukuran kuantiratif dan/atau kualitatif yang rucnggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran arau rujuan yang tclah ditctapkan. Old: karena

itu, indikator kinerja hams rnerupakun sesuatu yang akan dihitung dan diukur
scrta digunakan scbagai dasar urnuk menilai atau melihat kinerja baik tahap
pcrcrcanaan.

tahnp pclaksanaan.

111aup1111

rahup setclah

kcgiatan

selesui dan

berfungsi.
Sccara umum i ndikator mcmi I iki fungsi u n Luk (I ) mcmpcrj clas tcnrang apa,

bcrapa, dan kapan suaru kcgiatan dilaksanakan, (2) menciptakan konscnsus yang
dibangun olch berbugui pihak terknit untuk menghindari
selama pclaksanaan

kei;tiatan/proi(rarn rlan dalarn mcnilai

111e111hm1gun dasar bagi pengukuran. anulisis,

kcsuluhan interpretasi
kincrjanya. clan (3)

dan evaluasi kincrja organisasi

(Rustiadi, er al.. 2006).


Sarnpai

saat ini indikator yang umum digunukan

scbagui iolok

ukur

kcmaiuan don pcmbangunan witayah auatah Prnduk Domcstik Regional Bruto


(I> DR

rn

baik untuk tingkat kecnmn Ian maupun knbupatcn. Ni I ai p l)JUl iui

menggambarkan jumlah produk baning dnn jasa yang dihasilkan

suatu wilayah

dalam sstu tahun. Dalam skala nasional PDRB dikenal istilah Gross Domestic
Bruto ((iDf'; dapat dikatakan sebagai ukuran produktivitas wilayah yang paling

umurn clan paling ditcrlrna sccara luas scbagai standar ukuran pcmbangunan
dalarn skala wilayuh dan negura. Nilui PDRB dihitung berdasurkun hurga pasar

yang bcrlaku. Pengukuran nilai PDR!l sering digunakan mcngingat scbagian besar
f'DRO yang berlaku diperolch

satu wilayah

pada akhimya

akan

rncnjedi

pendapatan wi layah (Rustiadi et al .. 2006}.


Pembanguuan Ekonomi

Todaro ( 1998) mcnyatakan bahwa pembangunan sebagai suaru proses


pcrbaikan yang bcrkcsinambungan terhadap suatu masyarakat dan sistem sosial
menuju kehidupan yang lebih baik, Untuk im ada tiga komponen nilai inti yang
hams dijadikan basis konscptual dan pedoman praktis: ( l) kecukupan (sustence),
ndulah kernampuan untuk memenuhi kcbutuhan dasar rnencakup pangan. sandang,
papan, keschatan, dan kcamanan. (2) jari diri (self-esteemr. adalah dorongan diri

19

sendiri untuk maju, mcnghargai diri scndiri, merasa diri pantas dan la yak uni uk

mcraih sukses, dan (3) kcbebasan dari sikap rnengharnba (jieedom), adalah
kcmampuan untuk mandiri sehingga tidak diperbudak oleh pcngcjuran aspekaspck material saja.
Sedangkun pembangunan ekonomi mcrupakan proses multidimensi

yang

melibarkan proses sosial ckonorul dan instirusional yang rnencakup usaha-usuha


untuk mcmpcrolch kehidupun yang lebih baik. Sasaran pembangunan meliputi
tiga ha! pen ling yaitu: (I) meningkaikan pcrsediaan dan rnemperluas distribusi
bahan-bahan pokok scpcni pungun. sandang, kescharnn. dan perlindungan. (2)
menlngkarkan tarot' hidup. penycdiann lapangan pckcriaan, pcndidikan yang lebih

baik, scrta pcrbutian yang lebih hcsar terhadap nilai-nilai sosial dan budaya, dan
(J) mcmpcduasjnngkaoan
corn mcmbcbasknn

pilihan ekoncmi clan sosial bngi sctlap individu dcngan

musyarakut dari sikup perbudakun

Linn kctcrgantungan

(Todaro. 1998).
Pembungunan

ckonomi

Arsyad (\ 999) adalnh

111c111u'tll

suatu proses

mengclola sumberdaya yang ada clan mcmbcntuk suatu pola kernitraun antara

pcmcrintuh dnerah dcngnn sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kcrju
barn dan mcrangsang pcrkcmbangan kegiatan ekonoml ( perturnbunan ekonomi)

dalarn wilayah tersebut.


terscbui harus
industri-industri
menghasilkun

11d11

Untuk terlaksananya pcmbangunan ckonomi daerah

proses pernbentukan

ultcmarif

institusi-institusi

baru, pcmbangunan

pcrbaikan kapasitas tcnaga kerja yang ada untuk

pnxluk dan jasu y:111g lebih buik, idcntifikasi

pasar-pasur baru, alih

ilrnu pengerahuan dan pcngcmbangan-pcngcmbangan pcrusahaun bn111.


Keragaan perekonomian suatu wilayah dapat diketahui melalui
indikator

bcberapa

pernhangunan ekonorni, dengan syarat tersedianya statistik pcndapatan

regional sccara bcrkala. Dari data statistik icrscbut naniinya akan dikctahui: (I)
tingkat peruunbuhan ckonomi. yang terccnnin dalam PDRJ3 bcrdasarkan harga
konstan. di ruana akan menunjukkan

luju perturnbuhan perekonornian suatu

daerah baik sccara menyeluruh maupun

daerah. untuk

mengerahui

tingklll

per scktor, (2) tingkat kcmakmuran

kemakrnuran

suatu dacrah perlu dilakukan

perbnndingan dcngan daerah lain. sedangkan untuk mengetuhui perkembungannya


melalui

perkcmbangan pendapatan per kapira sccara berkala. (3) tingkat intlasi

dan dcflasi. Pcningkutan pcndapatan yang diterima oleh masyarukat apabila

20

diikuii

oleh laju inflasi yang 1inggi mengakibatkan kemarnpuan

daya beli dari

pcndapatan yang diterima akan mcnurun dan sebaliknya unruk deflasi. Dalam ha!
ini inllusi dun diflasi dapat dilketahui berdasarkan PDR.B harga konstan dan
PDRll harga berlaku. clan (-1) gambaran stmktur

perekonomian. yang dapat

dikctahui melalui surnbangan dari masing-rnasing sekror pembangunan terhadap


f'DRB (Arsyad. I 9991.

Pcrturnbuhan ckonorni yang iinggi umumnya dihubungkan dengan


pengurangan

ungkat kemiskinan

dan pcrbaikan

pemcrataan

(equity). Dcngan

pcrtumbuhan ekonomi yang unggi dianggap secara otomaiis akan mcnghilangkan


kcmiskinan

dan kctimpangan pcndapatan

baik amar

kelompok masyarakat

maupun antar wilayah. Numun dernikian banyak bukti mcnunjukkan bahwa


pcrtumbuhan

ckononu

yang

tinggi.

tidak

bisa

mernceahkan

permasalahan

pernbangunun yung rnendasar sepeni kemiskinan dan iaraf hidup masyarakat


sccara luas (Arsyad, 1999).
Pcrubahan Struktur Ekonomi dun Pertumbuhsn
Pruduktivitas Sekror Prrtanian
Proses pembangunan ckonomi dalam periodc jangka pru1jang, rnengikuti
pcrnunbuhan

pcndapatan per kapita, 11!..ai1 mcmbawa suatu perubahan rncndasar

dalarn struktur ckonomi dari ckonomi tradisional dcngan pcrtanian scbagni scktor
kunci

kc ekonomi

modem

yang didomioasi

oleh sektor-sektor

nonprimcr

khususnva industri pengolahan, perdagangan, dan jasa sebagai motor penggerak


ckonomi. Ada kecenderungan bahwa semakin Linggi laju

utama pcrtumbuhan

penumbuhan ekonorni rata-rata per tahun akan uieiupercepat perubahan struktur


ckonorni.

dengan

asurnsi

bahwa

fak1or-fak1or

penenru

yang

lain

sepeni

ketersediaan tenaga kerja, baban bake. dan teknologi mendukung proses tcrscbut.
l'ola dari perubahan
cvolusi

alamiah

struktur ekonomi sepcni ini mcmang rncrupakan suatu

sciring

dcngan

proses

pcmbangunan

atau

indusirialisasi

(Tambunan. 2003).
Chenery dan Syrquin (1975) dalam Tambunan (2003) mengidcmifikasi
udanya pcrubahan dalam stuktur pcrekonomian suatu ncgara yang bcrgcscr dari

vang semula didominasi oleh sektor primer sepcrti pcrtanian, kc sektor-sektor


nonprirncr seperti indus:ri. perdagangan, dan jasa, Pergeseran ini terjadi mcngikuti

21

peningkatan pendapatan per kapita yang mcmbuat perubahan dalam po!a


pcrmintaan konsurnen dari makanan clan barang-barang kebutuhan pokok lain ke
berbagai macam barang industri dan jasa, Pergcscran ini juga discbabkan oleh
adanya akumulasi kapital fisik dan rnanusia (SDM), perkernbangan kota-kota Jan
pertumbuhan

industri-industri

di

dacrah

perkotaan

bersamaan

dengan

berlungsungnya migrasi penduduk ke kota-kota besar dari daerah pcrdcsaan, dan


penurunan laju pertumbuhan penduduk clan ukuran kcluarga yang sernakin kecil,
Kemisklnan

Kcmiskinan merupakan kondisi absolut atau relatif yang menyebabkan


seseorung atau sekelompok rnasyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai
kcmampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dcngan tata nilai atau
norma tertenru yang berlaku di dalarn masyarakat karena sebab-sehab natural,

kultural, atau strukrural. Bcrdasarkan pcnycbabnya kemiskinan dapat digotongkan


rnenjadi kemiskinan alarni, kemiskinan struktural, dan kemiskinan kultural.

Kcmiskinan

alami adalah kerniskinan

yang disebabkan

keterbatasan

kualitas sumberdaya alam maupun sumberdaya rnanusia. Sebagai akibatnya,


sistern produksi beroperasi tidak optimal dengan elisiensi rendah. Kerniskinan
struktural adalah kcmiskinan yang langsung atau tidak lnngsung diakibatkan oleh
bcrbagai kcbijakan. pcraturan, dan kcputusan dalarn pembangunan, Sedangkan

kerniskinan kultural adalah kemiskinan yang lcbih banyak disebabkan olch sikap
individu dalam masyarakat yang rnencerminkan gaya hidup, perilaku, aiau budaya
yang menjebak dirinya dalam kemiskinan (Nugroho dan Dahuri. 2004).
Mcnurut BKKBN yang dapat diklasifikasikan

scbagai kcluarga miskin

adalah keluarga pra-sejahtera dan sejahtcra L Keluarga pra-sejahtcra merupakan


keluarga yang belum dapat rnernenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, scpcrti
kehutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan.
Kcluarga scjahtera I didefinisikan sebagai keluarga yang sudah dapat memenuhi
kebutuhan sangat mendasar, tetapi belum dapat mernenuhi kebutuhan yang lcbih
tinggi. Indikaror yang dipergunakan sebagai heriku.:
I.

Anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut,

2. l'ada umumnya seluruh anggota kcluarga makan dua kali sehari atau lebih,

22

3. Seluruh anggota keluarga mcmiliki pakaian yang herbcda untuk di rumah,


bckcrja'sekolah, clan bcpcrgian.

4. Bagian tcrluas dari lantai rumah bukan dari tanah,


5. Bila anak atau anggoia keluarganya rang lain sakit dibawa kc sarana/petugas
kesehatan. Dcmikian halnya b.la l'uS (Pasangan Usia Subur) ingin ber-Kll
(Kelarga Bcrcncana) dibawa ke sarana/petugas kcschatan dan diberi obat/cara

KB modern.
Kelembagaan

Selain dukungan aspek prasarana wilayah, dalam pengembangan wilayuh


diperlukan juga pengcmbangan kelcmbagaan, Kclembagaan (i11Mit111io11al) dalam
hal ini dapat merupakan aturan main (rule <1/ game, dan organisasi yang berpcran

penting dalam mcngarur pcnggunaan sumbcrday a secara efisien, merata, dan

uiarna yang

(s11.wainable). Paling tidak ada tiga komponen

bcrkclaniutan

mencirikan suaiu kelembagaan

yairu: (I) baias yuridiksi, yang mencntukan siapa

dun apa yang tcrcakup dalam SU3tU kclcmbagam, (2) property rix/11. ya11g

mcngandung pengertian tentang hak dan kewajrban yang didcfinisikan dan diatur
oleh hukum, adat, dan tradisi. atau konsensus )ang mcngatur hubuugan antar
anggota rnasyarukai dalam hal kepentingannya terhadap sumberdaya
aiuran

represemusi,

yang

meucntukan

siapa

yang berhak

dalam

dan (3)
proses

pcngambilan keputusan yang berhubungan dcngan sumberdaya tersehut (Rusriadi.


<'I

al... 2000).
Menurut

Dcptan

keberadaan kelembagaan
kelernbagaan

ekonomi

(2002)

dalam

pengembangan kawasan

meniadi suatu prasyarai


(pasar),

lembaga

keuangan,

agropolitan

peming yang mclipuri


kclcmbagaan

petani

(kclompok, koperasi. dan asosiasi), kclembagaau pcnyuluhan (Balai Penyuluhan


Pertanian/BPP).

Sclain itu perlu kelornpok kcrja yang mcmonitor pelaksanaan

pcngcmbangan

kawasan agropolitan. Kelompok kerja (Pokja) diteiapkan dan

bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota

atau Gubcrnur bila wilayah kawasan

agropolitan

merupakan

clan

peranan

kelcmbagaan

tcrscbut akan menentukan keberhasilan pcngcmbangan

kawasan

agropolitan.

lintas

kabupaten/kota.

Kcbcradaan

23

Hamid

(2003)

mengemukakan

bahwa

kelemoagaan

petani

dalam

pcngembangan agropolitan peruing karena dalarn usahatani skala kecil yang


memiliki keterbatasan dalam penguasaan aset produktif, modal kerja, posisi tawar

menawar, dan kekuatan politik ekonomi. Unmk mengaiasi keterbatasan icrsebut


diperlukan

wadah untuk menggalang

pcrsatuan

di antara mercka melalui

pembentukan organisasi petani lokaL Pengembangan kclembagaan perani juga


dibutuhkan dalam pcmberdayann petani agar dapat tumbuh berkembang secara
dinamis danmandiri sebagai langkah di dalam mewujudkan strategi pembangunan

perdesaan berbasis agribisnis.


Studi yang terkait dengan pcngemhangan kawasan Agropolitan

Pcnclitian yang terkait dengan pengembangan kawasan Agropolitan di


antaranya adalah pcnclitian Baskoro (2006) iemang pcrsepsi masyarakat terhadap
program agropolitan di Kabupaten Purbalingga memnjukkan bahwa pemahaman
teruang

rentang

program Pengembangan

Agropolitan pada

sebagian besar

masyarakat masih buruk. Basil penelitian juga menunjukkan bahwa rerdapat


hubungan yang siginifikan aruara lokasi tempar tiuggal responden dau komodiias
yang dibudidayakan

dengan ringkat persepsi masyarakat. Lokasi tempat tinggal

rerdiri atas desa pusat perrumbuhan dan hinterland. sedangkan kornoditas yang
diusahakan adalah padi di persawahan, jeruk dan melati gambir di tegalan. ubi
kayu dan jagung di tcgalan, Jada dan bcah-buahan di perkebunan. Petani yang
bcrada di pusat pertumbuhan clan membudidayakan komoditas unggulan yaitu
melati garnbir. lada. dan jeruk mempunyai persepsi yang lebih baik tentang
program Pengembangan Agropolitan.
Sofyanro {2006) relah rneneliti lenlang persepsi pelani ierhadap kehijakan
Pcrncrintah Dacrah dalam upaya pcngcmbangan agribisnis sayuran di Kawasan
Agropoluan Kahupaten Cianjur. Has:I penelitian mcnuniukkan bahwa perscpsi
petani di kawasan agropolitan cukup baik. Persepsi petani berhubungan positif
dengan jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusaha tani, pcnguasaan

lahan, rnotivasi intrinsik, kekosmopolitan

dan akses ierhadap surnber informasi

lain, interaksi pctani dcngan penyuluh. dan informasi pasar. Persepsi yang baik
yaitu tcntang 1111mfaa1 positif prug.-dln peugembaugan

agropolhan

bagi pctani

bcrhubungan positif dengan upaya petani untuk mcningkatkan agribisnis sayuran

24

yaitu Jcngan cars kernitraan de-igan pengusaha,


usaharani,

dan

manajemcn

pemasaran.

Faktor

mcmpcrbaiki manajcmcn
internal

peiani

yairu

kekosruopolitan, ocnguasaan lahan. dan moiivnsi inrrinsik, dan fakior ckstcrnal


yaitu inlormasi pasar dan akscs rerhadap sumber inforrnnsi lain juga berhubungan
posluf'dengan upaya petam unruk mcningkatkan agribisnis sayuran

26

penyuluhan (Balui Penyuluhan PertaninnrBl'P). dan Kclornpok Kerja (Pokja)


Agropol itan.
lndikator

lain dalam

keberhasilan

pcningkatan

pertumbuhan ckonomi

Pcningkaran

ini dapat

pembangunan

ckonomi

khususnya di kawasan

berlangsung

scbagai akibat

adalah

Agropolitan.

dari perkembangan

pcrekonomian perdesaan yang duckankan pada ekuvuas agri bism s. Kawasan

agropolitan dapar mcndorong pctani unmk bcrpindah dari pola pcnanian subsisten
mcnjadi korncrsial sehingga dapat meningkatkan berputarnya roda perekonomian
di pcrdcsaan. Dcngan dcmikian pcrani scbagai pclaku utama produksi pcrtanian
diharapkan dapat rneningkat pendapatannya.
Pada kenyataannya peningkarm

pendapaian perani secara absolui masih

rendah karena kctcrbamsan sumbcrdaya khususnya kcpcmilikan lahan pcrani yang


umumnya scrnpit schingga pcningkatan hasil produksi dan pendapatan tersebut
mungkin tidak terlalu dirasakan olch petani. Sumberdaya lain yaitu modal usnha
tani yang rendah juga mcnyebabkan rcndahnya iingkat produksi mereka. Hal ini

mcnimbulkan pcrsepsi yang berbedu temang dampak program pcngcmbangan


agropolitan terhadap peningkatan pendapatan. Pada golongan lain misalnya pctani
yang terlibat dalarn prosesing. pengolahan. dan perdagangan rnungkin dapat
mcrasakan manfaat tersebut akibat peningkatan pcndapatan mcrcka yang lcbih
besar dibandingkan pctani yang hanya terlibat di usaha tani ionfarm) saja.
Dougan pcningkaran p.:nd11p.111r pe.ani dan pertumbuhan ckonomi kawasan
diharapkan

Agropolitan.

dapat

mengurangi

tingkat

kemiskinan

pcnduduk

Dengan demikian diharapkan tujuan program

kawasan Agropolitan dupat tercapai.

di

kawasan

pcngcmbangan

27

:---------

'

-----'

-- - - ------- -- --

_____ ,

28

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian

mcngaiubil lokasi <l.i Kawasan Agropolitan <li Kabupaten

Pemalnng provinsi Jawa Teugah. dilakukan dari bulan September 2007 sarnpai
Februari 2008.
Mctode Pengumpulan data
Metode

pcngumpulan

data dilakukan

dcngan

mengumpulkan

data

sekunder yakni melakukan studi kepustakaan dari publikasi dam-data statistik dari
BPS dan data primer dengan melakukan wawancara rncndalam dan penyampaian
kuesioncr kcpada responden,
l'abel I. Tujuao. Analisis Data. dan Output Penelitian
SUM HER

OUTPUT

Al\ALlSIS

JENIS DATA

Analisis lndeks
Pcrkcmbangan

lnfrastruktur dan

Data Podes

perkernhangan

fasiliras

dari BPS

Perubahan
lndeks

kccarnaian

Kccamatan

kecarnaran tahun
2000,2003,<lan

P.11sat rahnn

Perkernbangan

2000. 2003

Kecatnatan di

2006

dnn 2006

TUJUAN

Menganalisis

indeks

DATA

K3\1as;u1

Agropolitan
:vtenganalisis
ringkat kemiskinan

Analisis Tingkat Keluarga


Prasejahtera dan
Kemiskinan
Sejahtera l tahun

Data Podes

Peru bahan

dari RPS

Tingkat

Pusat tahun

Kcrniskinan

2000. 2001,dan
2006

2000.2003

Pcnduduk di

dan 2006

kawasan
Agropoluan

BPS
Kabupatcn

Peru bahan
Pcndapatan

Pcmalang

per kapita

UPS
Kabupaten

Peru bahan

Menganalisis

Pendapatan per

PDRB

perkernbaugan
ekonomi kawasan

kapita

Kecamatan atas

I larga Konstan,
Jumlah Penduduk
tahun :WOO,

2003.

dan

2005

PDRl3i

PORB Sektor

keluarga petani

Pertanian di
Kecarnatan atas

Harga Konstan,
Jumlah keluarga
petani tahun

2000. 2003,dan
2005

Pemalang,
Podes dari
BPS Pusat

Pendapatan
per keluarga

perani

29

'J UJUJ\N

ANALISIS

JE'.>llS OATA

SUMRER

OUTPllT

DAT/\

Shift Share
Analysts(SSA1

Location
QuotieTll (LQ)

PORO
Kecamaran aa<
llarga Ku11sta11
tahun 2000,
1003. dan ~005

PDRB
Kecamatan alas
I lar)?il Konstan
tahun ZOOO,

BPS
Kabupaten
Pemalang

Pcrgeseran

LIPS
Kabupa1cn
l'cmalang

Pergcscran
Sektor Hasis

2003, dan 200'


Pangsa Sektoral
terhadap PDRB

PDRB
Kecamatan eras

Harga Konsran

keunggulan

kompetitif

--lll'S
Kabupnten
Pemalang

Pcrgcscran

Pangsa
Sckrora!

PORB

tahun ~000.

2003. dan ~005


Menganal isis

Anali~i< ('hi

perscpsi pctaui

Squ!lre

ienmng darnpa],

l'ingkar Persepsi,
Knrakteristik
Pet~ni

Kuisioncr

I tubungan

aruara jenis
komoditas,

Pcngembangar;

lokasi rempat

Agropolitan

tinggal, dan

terhudap
pen ingkarnn

<1ktivitus
terhadap

pcndapaian

tiugkat

pcrsepsi,
AnaHsi~
Koresponden

TinsJ<at Persepsi,
Karoktcristik

Kuisioncr

Asosiasi

l'craini, Lnsur-

Uusur-Uusur
Perscpsi

Unsur Pcrsepsi

dl.)llj;oHI

Komoditas.
Aktivitns, dan
l.okasi fernpar
'I'inggal

Binomial Logit

Tingkat P=ep.'>i,

Model

Karakteristik
Petani

Kuisioner

['aktor-faktor
yang
mempcngaruhi

persepsi.
Menganal isis peran
keragaan
kelembagaan yang

ada di knwasan
Agropolitan

Analisis
Deskriptif

l'eran

Wawancara,

l'eran

kelembagaan

Peraturan-

kelembagaun

Peraturan

30

Metode Analisis

l. Anullsis Indeks Perkembangan Kccamatan

Analisis ini digunakan untuk mengctahui perubahan lndeks Perkcmbangan


Kecamaum

(IPK)

di

kawasan

Agropolitan,

Kegiatan

pcngernbangan

Agropolitan diharapkan dapat mcniagkatkan perrbangunan infrasiruktur dan


fasilitas karcna peningkatan aktivitas ekonomi. 1-"asilitas yang diharapkan
berkembang mcncakup ~ kelompok utama yaitu:
a. Prasarana Pemerintahan dan Pe'ayanan meliputi fasiluas pelayanan umum
(terminal, alun-alun, lapangan terbuka. taman bermain. lapangan sepak
bola, kolam renang). keschatan {RS. RS Bersalin. Poliklinik. Balai
Pengobatan, Puskesrnas, Puskesmas Pembaotu, tempat praktek dokrer,
tern pal praktek bidan, Posyandu, Polindcs, Apotek, dan toko khusus

obat/jarnu), pendidikan (TIC SD. S\.IP. StvlA Perguruan Tinggi). can


lembaga ketrampilan.
b. Prasarana Perekonomian mclipuri fasilitas pasar (pasar permanen/semi
permanen, JXISaf tanpa bangunan permanen), pertokoan (supermarket/
pasar swalayan, toserba, mini market), perbankan (bank umum. bank

perkreditan

rakyat.

Koperasi Unit

Dcsa. Koperasi

non

KUD),

tclekomunikasi (iaringan telepon, wanel/kiospon, kantor pos, kamor pos


pembantu, pos keliling), hotcl/penginapan. restoran/rumah makan/ kcdai
rnakanan/rninurnan.

c. Prasarana

Kemasyarakatan

meliputi

fasilitas

ibadah

(mesjid.

surau/langgar, gereja kristen/katolik),


Data yang dipergunakan bersumber dari data Potensi Desa (PUUES) untuk
Kawasan Agropolitan tahun 2000. 2003 dnn 2006 yang dikeluarkan oleh BPS.
l.angkah-langkah dalam penyusuuan skalogram adalah sebagai berikut:

a. Menyusun fasilitas sesuai dengan penyebaran dan jumlah prasarana di


dalam unit-unit kecamatan.
b. Menjumlahkan seluruh

fasilitas secara

l-orisontal

baik jumlah ,1e111s

fasilitas maupun jwnlah unit Iasilitas di sctiap unit kecamatan

31

c. 'vlenjumlahkan masing-rnasing unu fasilitas secara vertikal seaingga


diperolch jumlah fasilitas yang terscbar di seluruh unit kecarnatan.
d.

Menghirung nilai lndcks PcrkembanganKccamaian dengan rumus:

fl' = ~ t'
I

di mana I' =
11

1"

.,

- I,.
~D

'

{['1

= Indcks Pcrkcmbangan wilayah kc;1

11:

= I'ilai (skon indikator perke-nbangan kc-! wilayah kej

/' ,1

= Nilai (skor) indikator pcrkcmbangan ke-r terkorcksi

(terstandarisasi) wilayah ke-j


I,eue - Nilai (skor) indikator perkernbangan kc-f terkecil (minimum)

SD , - Standar Deviasi lndeks Perkembangan ke-i.


Bcsarnya nilai lndeks

Perkembangan

Kecarnatan pada saat sebelum

pelaksanaan kcgiatan (2000 dao 2003) clan sctclah pclaksanaan kegiatan


Agropolitan (2006) dibandingkan baik dalam kawasan

pengernbangan

rnaupun di luar kawasan Agropoliran.


2. Tingkat Kemiskinan Penduduk

Untuk rnenentukan tingkat kemiskinan dilakukan dcngan menghitung


persentase jumlah rurnah tangga prascjahtcra dan sejahtera I terhadap jumlah

rumah tangga di dr suatu kecamatan. sehingga dirumuskan:


TKRTpSSI,, =

KI, <; - RTSI


p. '-'
" -100%

RT,,

Di mana:

TKRTpSSJ,,

Tingkat

Kemiskinan Rumah Tangga Pra Sejahiera dan

Sejahtera I Daerah i pada Tahun Bcrjalan (%)

RTpSu

Jumlah Rumah 1 angga Pra Scjahtcra Daerah i pada Tahun

Ucrjalan {KK)
Jumlah Rumah Tangga Sejahtera I Daerah i pada Tahun
Bcrjalan {KK)

RT,,

Jumlah Rumah Tangga Daerah i pada Tahun Bcrjalan (KK)

Subskrip Tahun Bcrjalan

32

3. Pcndapatan per Kapita


PK

PDRB,,
l'dk,,;

= ---'-

''

Di mana:

r;

PDRB per Kapita Daerah

pada 'lahun Herjalan (Hr per

Kapita)
l'!)l<L/,,,

l'roduk Domcsiik Regional Hruto alas dasar harga konstan


untuk Dacrah i pada Tahun Bcrjalau (Rp Jura)

Pdk.,

Jumlah Pcnduduk Daerah i pada Tahun Berjalan (Jiwa)


Subskrip Tahun Bcrjalau

4. Pcndapatan Keluarga Pctani

PK/> - /'l)RB,.,.,,,,1
''
KP1,1
l)i mana:
/>Kf' 1,1

Pendapatun Kcluarga Petani Dacrah

pada Tahun Bcrjalan

(Rp per Kcluarga Petani)


Prociuk Dornestik Regional Oruto Sektor Pertanian atas dasar

hargn konstan untuk Dacrah i pnda Tahun Berjalan (Rp Juta)


KJ'11

Jumlah

Keluarga

Peroni Daerah i pada Tahun Berjalan

(Kelusrga)
Subskrip Tahun Berialan
5. Pergeserun Keunggulan Kompcritif
Untuk menganahsis

peigeseran kcunggulan

korupctitif digunukan

analisis

Shift-Share atau Shift-Sham Analiyis (.'iSA) pada tahun scbelum dan sesudah
ada program Pengembangan

Kawusan Agropolitan,

l'I )IU3 tahun 2000. 2003, dan 21)05. Analisis

schingga digunakan data

Shift-Share terdiri atas tiga

komponcn yaitu:

a. Komponen L<1ju Pcrtumbuhan Total (Komponen SharP). Komponen ini


rnenyatakan pcrtumbuhan

total wilayuh pada dua titik

mcnunjukkan dinamika total wilayah,

wuktu yang

33

b.

Komponcn

Pcrgcscran Proporsional

(Kornponcn proportional shi)t).

Kornponen ini menyatakan perturnbuhan total aktivitas tcrtcntu sccara


rclatif dibandingkan

dcngan pcrtumbuhan secara umum dalam tom!

wilayah yang mcnunjukkan dinamika sektor/aktivitas total da!am wilayah.


c. Komponen I'ergeseran Diffcrcnsial (Komponen D(f.fere111ia/Shilt}. Ukuran
ini menjelaskan bagaimana tingknt kompetisi icompctitiveness) suaru
aktivitas tcrtentu dibandingkan dcngan perturnbuhan Lota! scktor/aktivitas
tcrscbut

dalnm

wilayah.

Kornponen

ini mcnggambarkan

dinarnika

(keunggulan/kctangguhan) suatu scktor/akrivitas lertcntu di sub wilayah


tcrtcntu terhadap aktivitas tersebut di sub wilayah lain.
Pcrsarnaan analisis Shift Shore ini adalah sebagai bcrikut:

b
dimnna :

a= komponen sharo

b = kornponen proporuonot .1l11j1


c = komponcn difj'erentiaf .fhif/, dan

X .. = Nilai total aktifitas dulam total wilayah


X.i

Nilai total aktifltas tcrtcmu dalam total wilayah

Xij - Nilai aktifitas tertentu ctnla111 unit wilayah tertcntu


tI

- ritik tahun akhir

tO

= titik

tahun awal

6. Analisis Pergcseran Scktor Ba~i~

U11t11k menganalisis

pergeseran komoditas pcrtanian basis pcrtanian di

kawasan agropolitan digunakan mccodc analisis LQ dengan rnenggunakan


data 1,l)l{H tahun 2000, 2003, dan ?.005. Metode 1.Q dirurnuskan sebagai
berikut:

f Q = X'lj J Xi.
,

v- / v
A ..f1.1\.

di mana:
LQ1,

= lndeks kuosien Jokasi kecamatan 1 untuk sektor j

34

X;.

- PDRD sekior j di kccamatan i

Y;

= Total PDRB di kecamrran i

X.;

= Total PDRl:I sektor j di semua kccamatan

= Total PDRB scmua sektor di kabupaten

Unruk mengimerprerasikan hasil analisis I ,Q adalah sebagai bcrikut:

Jika nilai LQij > I. maka hal ini mcnunjukkan tcrjadinya konsenrrasi suatu
di kecamatan

aktivitas

ke-i seeara rclatif dibandingkan

dengan iota!

kccamatan atau terjadi pemusatan aktivitas di kecamatan i.


Jika nilai LQij = I, maka kccamatan ke-i mempunyai pangsa aktivitas
setara dengan pangsa total atau konscntrasi akrivitas di kecarnatan i sama

dcngan rata-rata total kecamatan.


Jika nilai LQ.j < I. maka kecamatan ke-i mempmyai pangsa relatif lebih
kecil dibandingkan

deogan akrivitas yang sccara umum ditemukan di

seluruh wilayah.
Pergeseran sektor basis dilihat dari scktor yang menuniukkan nilai L.Q >=
l dan mcngalami perubahan dari tahun 2000, 2003, dan 2005.
7. Pangsa Sektoral Terbadap PORR

PS

~'

PDRB
"' 100'~
PDRB ,_,

Di mana:
PS1.1.1

Pangsa Sektorj' terhadap PDR8 Daerah i pada Tahun Bcrjalan (%)

j=I : Pertanian
j-2: Pertambangan dan Pcnggalian
j=3: lndustti Pengolahan
J=4: Listrik, Gas dan Air Bcrsih

j=S: Bangunan
j=6: Perdagangan. Hotel dan Restoran

J=7 :

Pengangkutan dan Kornunikasi

j-8 : Keuangan. Persewaan dan Jasa Pcrusahaan


j-9 : Jasa-Jasa

35

Produk Domestik Regional

PIJRB,11

Bni10

atas dasar harga konstan

untuk Sektor j Daerah i pada Tahun Berjalan (Rp Juta)

Produk Domestik Regional Bnuo atas dasar harga berlaku

PDRB,,

untuk Dacrah t pada Tahun Berjalan (Rp Jura)


: Subskrip T ahun Berjalan

8. Anulisis

Petani

Perscpsi

Agro1>olitan terhadap

tentang Dampak

kegiatan Pengembangan

Pendapatan

Pengukuran pcrsepsi pctani tcntang dampak kegiatan Pengembangun


Agropolitan dilakukan dcngan menggunakan kuisiencr icrsrruktur rcrhadap
respondcn

pctani.

I'ingkat persepsi 1inggi adalah bila respondeu banyak

merasakan manfaat dari program agropolitan dan rendah bila sedikii


mcrasakan manfaat.

Pertanyaan dalam kursio.ier dinilai dan basil total skor untuk scriap
rcsponden dikelompokkan dalam katcgori tinggi dan rcndah dcngan rurnus:
Rcndah <min - l(maks-nunV~ I <= I mgg1
llasil

pcnilaian semua respondcn menumukkan bahwa nilai minimum

adalah 5 clan maksimum 11. maim kategori rendah bila kurang dari 8 dan
tinggi bila lebih dari atau sama dcngan 8.
a. Analisis

Hubungan

untaru jenis komuditas

y:tni: diusahakan,

jenis

uktivitas pertanian, dan lokasi lernpat ting.gal dcngan tingkat persepsi

Persepsi petani yang tclah diukur kcmudian dianalisis dcngan rnctode


statistik non parametrik Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara
jenis kornoditas yang diusahakan, lokasi tcmpai tinggal, danjcnis aktivitas
pertanian dengan tingkat perscpsi
Jen is komoditas yang diusahakan terbagi menjadi:
I) Petani komodiras hortikuhura
2) Petani komodims perkebunan
1) Petani komodiras tanaman pang.1n

4) Petani komoditas tanaman kehutanan

36

l.okasi rempat tinggal petani terbagi mcnjadi:


I) Pctani yang benempat tir.ggal di desa pusat penumbuhan
1) Petani yang bertempat tir:ggal di desa hinterland

Aktiviias pcrtanian tcrbagi menjadi:


l J Petani yang hanya terlibat sekior onfarm
2) Petani yang juga mcnjadi pedagang pengumpul
3} Petani yang terlibat aktiviras processing dan pengolahan (a.Ifform)
4)

Pedagang pengumpul

h. Analisis Asosiasi Ilnsur-unsur Penyusun Persepsi

Setelah diuj i dengan analisis Chi Square maka yang mempunyai


hubungan signifikan dcngan pcrscpsi dianalis.s lebib lanjut dengan analisis

korespondcn untuk melibat bagaimana asosiasi antara unsur-unsur


pcrsepsi.

Unsur-unsur persepsi diplotkan dalarn grafik dan dilihat

kcdekatan dengan komoditas, akuvitas, dan lokasi ternpat tinggal,


c, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

lJntuk mengetahui faktor-faktor yang mempcngaruhi tingkat persepsi


digunakan Analisis l.ogit Model. Analisis ini dilakukan untuk mcngctahui
pengaruh

dari

berpengaruh

serangkaian
terhadap

Pengernbangan

variabel

tingkat

Agropolitan

hipotetik yang

persepsi

I'

tcntang

logis

darnpak

terhadap pcndapatan, Bentuk persamaan

umunuiya adalah:

log Y = flo +

petam

secara

fl11ogX1,

Iii

J=I

di maria:

- tingkat pcrscpsi (dcpendem variable}

Po

= kocfisien fungsi regresi (imersept)

x,;; - variabel penjelas (independent vartabte)

l~i

= kocfisicn variable penjelns

!Ii

= error tertn

37

= sampcl

= variabcl

Data tingkat pcrscpsi yang digunakan untuk menduga persarnaan


rcgrcsi bcrganda ini adalah dari hasil kucsioncr tentang tingkat perscpsi
yang dilakukan
digunakan

terhadap petani (rcspondcn), Variabel-variabel

untuk mcngctahui fakior-Iakror yang mempcngaruhi

yang
tingkat

pcrscpsi disajikan pada Tabcl 3.


9. Analisis Kelembugaun
Analisis

kelcrnbagaun

sccara

dcskriptif

dilakukan

dengan

meugidcmifikasi dan rnengkaji kclcmbagaen formal dan informal yang ada


di kawasan Agropolitnn

sena

peranannyn

dalam

kegiatan/progrum

Pcngembangan Agropolitan.
Penentuan Petani Snmpel/rcspondcn
Lokasi penelitian diarahkan pada desa-desa di kawasan Agropolitan
Waliksarimadu yang mclipuli :S (lima) kccamatan yaitu kecamatan Watukumpul.
Helik,

Pulosari,

Moga,

dan

Randudongkul.

Pengambilan

sarnpel

untuk

menganalisis pcrsepsi petanl dilakukan dengan metode random sampling dengan


jumlah responden sebanyak 54 orang.

38

Tabel 3. Variabel-variabel dalam analisis logit model pada fungsi perscpsi


oetani terhadap manfaat kegiaran pengembangan Agropolitan
Satuan/Kategori

Nama Variabel

Kodc
Variabel Terikat:
y

Persepsi ten tang man lil;il kcgiatau


pcngcmbangan Agropol itan terhadap

0 = rendah
I= tinggi

tingkat pendapatan

-----------------Vanabel Bebas:

x,

llmur

Tahon

Lama l'cndidikan

Tahon

X3

Luas lahan yang dimiliki

I la

x.

Luas lahan yang digarap

Ha

X,

Pendapatan

Rupiah

Jar ak dari pusat perrumbuhan

Km

---

-----------

--------

---------

------ -----------Vo I um e produksi


------- --------------

o,
u,

Pe 11

---------bah Dummy Kcaktifan dalam


DI= 0: Keaktifau rendah
Keaktifan scdang

kcanggotaan kclurnpok taui

1.)1 = I :

Peubah Dummy Keaktifan dalarn


keanggotaan kelompok tani

D2= 0: Keaktifan rendah


02= I : Kcakrifan tinggi

----------------Keterhatasan Penelitian

Pada pcnclitian ini somber data sckunder yang digunakan hanya bcrsumber
dari Data Potensi Desa (Podes) dari BI'S Pusat dun PDRB Kabupatcn Pemalang
dari BPS Kabupaten Pemalang, Hal ini disebabkan olch kesulitan penulis 11nt11k
mencmukan sumber data lain yang rnungkin lebih valid untuk dianalisis.

39

<;

~
~
;:

r--+

c:
~
es
o ~ ~
::l ::>
~
;;
~
~
c, 0.
"'
~

"

e..

.:<
v.

"

'.::!

:~
"

..

;;;

f<> :B""
E

"" .,;"'
.><

<

"

0
0..

:;;.
"'

KONDlSI UMU'.\t WlLA YAJI PENELITIAN


Kabupaten l'emalang

Kabuparcn Pcmalang merupaknn salah saiu kabupaten di provinsi Jawa


Tcngah. Wilayah Kabupaten Pemalang tcrdiri mas 14 (empat belas) kecamatan
dan 222 desa/kelurahan. Secara geografis Kabupaten Pemalang rcrlctak pada
posisi

1091T30"-I0940'30''

BT dan 720' I I "-852'30"

Kabupaten Pemalang adalah

1.115,30

km2

( 11.530

LS. Luas wilayah


ha). Batas wilayah

admimstrasi kabupatcn Pcmalang adalah scbagai bcrikut:


- Sebelah utara

: Laut Jawa

- Sebelah timur

: Kabupatcn Pekalongan

- Sebelah selatan

: Kabupaten Purbalingga

- Sebelah barai

; Kabuparen Tegal,

Secara topograf wilayah Kabupaten Pcrnalang rneliputi daerah dataran


rendah di bagian utara dan dataran tinggi di bagian sclatan. Berdasarkan
topogralinya, Kabupaten Pemalang terdiri dari :
1

Dacrah dataran pantai

Yaitu daerah dengan ketinggian antara

J -

5 meter di atas permukaan air

lam. Dacrah ini mcliputi 18 desa dan 1 kelurahan terletak di bagian utara
wilayah Kabupatcn Pemalang.
2

Daerah dataran rcndah


Yaitu daerah dengan keiinggian antara 6 - 15 meter di alas pcrmukaan air

laut. Daerah ini rneliputi 98 desa dan 5 kelurahan tcrletak di bagian utara
wilayah Kabupaten Pemalang,

Daerah dataran tinggi


Yaitu dacrah dengan kctinggian antara 16 - 212 meter di atas permukaan air

laut. Dacrah 111i meliputi 35 desa, terletak di bagian tengah dan selatan
wilayah Kabepatcn Pcmalang,
4

Dacrah pegunungan

Terbagi mcnjadi dua yaitu

41

a.

Daerah dengan ketinggian antara 2 l3 - 924 meter di aras permukaan


air laut. Daerah ini meliputi 55 dcsa, tcrletak di bagian sclatan
wi layah Kabupaten Pemalang.

b.

Dacrah dengan kctinggian 925 merer di atas perrnukaan air laut,


terletak di bagian selatan meliputi I 0 desa yang, bcrbatasan dengan
Kabupaien Purbalingga,

Tabel 3. Data Kcpcndudukan di Kabupaten Pemalang Tahun 2005


Jumlah
Rumah
Tangga

Kecamatan

Rata-rata

Banyaknya

Kepadataa

Pcnduduk

Per Krni

..\nggota
Rumah
Tangga

I. Moga

41,41

15..544

68.288

1.(><19

4,u

2. \\'arungpnng

26,31

9.16!

43.457

1.652

4, i

3.

Pulosari

87,52

12.540

53.057

606

4,2

4.

Be Ii k

124,54

23.728

102.253

821

5. Watukurnpul

129,02

13 .. 687

64.685

501

-t
4,,

Bode h

85.9$

lJ.141

57.502

669

4,4

7. Bantarbolang

139.l 9

17.378

82.273

591

8.

Randudongkal

90,32

22.678

104.421

1.156

4,6

9.

Pcmalang

101.93

40.770

180.334

1.769

4,4

10. Tam an

67,41

33.747

163 286

2.'122

4.8

1 I . Petarukan

81,29

35.665

l53.158

l.884

4,3

12. Ampelgading

53,30

16.7!\5

70.109

1.315

4.2

13. Comal

26,54

17.952

89.611

3.376

5,0

14. Ulujami

60.55

23.001

108.988

1.800

4,7

295.777

I .341.422

1.203

4.5

6.

Ju m l n

1.11.),10

Suruber : llPS Kabupaten Pemalang (2005)

42

Kawasan Agropolitan Waliksarimadu


Sejak tahun 2003

Kabupaten

Pernalang

mengcmbangkau kawasan

Agropolitan untuk meningkarkan pernbangunan pcrdesaan.

Pcngcmbangan

kawasan Agropolitan dilaksanakan di 5 (lima) kecamatan yaitu kecamatan


Warukumpul. Belik, Pulosari. Moga, dan Randudongkal yang meliputi 67 desa.
Kawasan angropolitan tersebut dibcri nama "Waliksarimadu" yang merupakan
akronim dari S kecamutun tersebut. Lokasi pcnclitian dapat dilihat pada Gamber 5 .
eeee

"""'

~
~

...,,.

.....

+
NtRUN

"""

""""'

......

...,.

~,.,,

...,,

PETA KAWASAN AGROPOLITAN WALIKSARIMADU


KABUPATEN PEMALANG

LEG ENDA

=TOll!if8 Stttdl
'"' Ptrtnctrnain

\'lto.a7~h
N'tl Pe-rt1n1m Ootor

s....w
8APFFQAKa-\:up1tnP!""lnt

Gambar 4 Peta Kawasan Agropolitan Waliksarlmadu

43

Kawasan ini mcmpunyai luas 17.2lil ha (Tabet 4). dengan rinciun penggunaan
Iahan dapat dilihar pada Tabel 5.

label 4. Luas Kawasan Pengernbangan Agropoliurn


No

Jumlah Desai
Kelurahan
15
12
12
10
1 ll

Kecamatan
Warukumpul

l:lclik

P111(1snn

Moga
Ran<lndongkal

Luss Wi layah

Pcrscnrase ternadap

(k111?.)

luas kawasan (%)

~7,29
U1,14
18.51
R,76
19,10
I 00

129.02
124,54
117.52
41,~ 1
90.32
472.81

67
Jumlah
Sum her: l:lPS Kabupmcn Pemnlang (2005)

Tabet 5. l'cnggunaan l.ahan di Kawasan Agropolitan Wuliksarimadu Tahun 2005


No

Jenis Penssunnan

Luas (Ha)

Lahnn

Sawnh

Hangunau aan

Perscntase
(%)

11.507.7()
5.187,72

2~,4:)
11. IR

12.31 l,98
120:12
10,93

26,04
0.25

16.2~6.86

34.34

sekitnmyn

'I egaluu/Kcbun

I .adan!fl luma

1 amb~kiKr.Jnon

(,

K"h11111n:111
Perkebunan

I .uin-luin

0.()2

1,98

915.~I
889,49
<17.281,00

Jumlah

1,K8

100

Sumber: BPS Kabnpaten Pemalang (2005)


Berdasarkan potensi agroklimat maka kawasan Agropolituu Waliksarimadu

mcrniliki:
a.

lklim ripe Adan

n (Oldeman),

b. Jenis tanah alluvial dan latosol,


c. Topograf berlereng,
d,

Curah hujan tahunan 3.000 4.000 mm,

c.

Ketinggian ternpat 300- 1.500 m dpl.

Bcrdasarkan hal tcrsebut

Kawasan Agropolitan

Waliksariuiadu

merupakan

kawasan yang memiliki potensi cukup hesar dalam menghasilkan

komoditas

bernilai ekonornis yang sesuai dcngan kondisi agroklimnmya.

Bcbcrapa jenis kornoditas unggulan yang ada di kawasan Agropolitan


Waliksarimadu

adalah

kornoditas

sayuran

dataran

tingg],

buah-buahan,

44

pcrkcbunan, pcrernakan, dan perikanan darut. Jenis sayurun yang menjadi


unggulan adalah cabc, tomat, sawi, kobis.

kcntaug, bawang daun, sawi, labu

siarn, wortcl, kacang panjang, clan buncis. Buah-buahan yang rncnjadi unggulan
kawasan adalah alpukat.
unggulan pcicrnakun

nanas. rnanggis. dun durian. Sedangkan kornoditas

adalah

~api potong. ayam ms petelur dan pcdaging.

Komoditas perikanan darat yang dikcmbangkan adalah nila, cmas, karper. dan
gurami. Kornoditas perkcbunan rakyat yang menonjol adalah kopi, nilam, dan tch.
Nilam banyak dikcmbangkan

di wilayah kecnrnaran Warukumpul.

Sedangkan teh

dikembangkan di kccamatan Pulosari. ~1oga, dan Bclik.


Sentrn produksi kornoditus tanaman snyurnn bcrada di wilayah agrcpolitan
kccamatan Bclik. Pcngcmbangan

usaha budidaya sayuran ini didukung olch

kcbcradann pasar sayuran tcrbcsar di Kabupatcn Pcmalang yaitu Sub Terminal


Agribisnis Pasar Gombong Kecamaran llclik.
Mata pcncaharian utnrna perxluduk ui kuwasan adalah pctani. Komposisi

penduduk

bcrdasarkan matu pencaharian

selanjutnya huruh tani ( 19,37%),

didominasi

oleh petani

pctlagang ( 12,06%},

(49,!(5%).

buruh industri dan

bangunan (7.02%). sektor pengangkiuan (2.55%), dan lain-lain (9,15%).


Dari aspek kclembagaan

Lelah berkcmbang kelompok-kelompok

rnni dan

asosiasi, i\so>iasi yang berkernbang saat ini adalah asosiasi petani kentang.
/\sosiasi

Petani

dan Pcdagang Hnrtikulrura

Terminal Agribisnis I lortikultura,

(i\PPH)

sebaga]

pengelola

Suh

dun Asosiasi Pcrani Kopi (APEKI). Selain itu

beberapa asosiasi tclah mcmbcntuk kopcrasi asosiasi, Jumlah kclcmbagaan petani


di kawasun Agropolitun schagaimnna puda Tube! 6.

Tabel 6. Kelernbagaan Petani di Kawasan Agropolitan Waliksarirnadu


\lo
2
3

Jenis Penggunaan Lahan


Usaha Tani
Kelornpok Wanita 'l'uni
Kclornpok Taruna Tani

Kelompok Pctani Kccil

5
6
7

KKA (Kli11ik Konsultasi Agribisnis)


MS
I.KM

Asosiasi

Kclompok I Inmparau

Jurnlah
-----"'"'-Sum her: Dinas Penanian Kabupaten Pemalang (2006)

Jumlah
253
5
2
f>4
I

3
2
5

335

45

Sclama pelaksnnaan program Pengemhangan Kawasan Agropolitan ielah


dilaksanakan

beberapa kegiatan. Adapun [enis kegiatan yang dilaksanakan di

kawasan Agropolitan \Valiksnrimadu dapnr dilihat padu Tabel 7.


label 7. Jcnis kegiatan yang telah dilaksanakan di dalam kawasan Agropolitan
Waliksarirnadu Kabupatcn Pemalang

Nu

Volume I

Lokasi (l)r<:i/
K<t'll

Jenis Ktgiatan

Af(ropotila11

Ta h 1111

Sumner

l'thlk-

O:rna

sanaan

t 50.000

,\Pnn Kah

2003

2.500

/\PB Kab

2003

I 00.000

i\l'UD Kab

2003

350.000

i\PBI> Kab

---2003

50.000

ArBl.l Knb

1tX)3

f'enge111bungan Agropolitan

I J5.000

APBD Kub

2001

l'c11gc111bnng,11n knml)(Jili

22~:101

i\PBrl Kab

20()'1

145.000

i\PBO Kab

1004

l'cning)<atnn air bersih pedesaan

420.000

,\l'UU Kub

2004

Peningkatan sarans Jan pcasnriln:'l

4(10.000

APBD Kab

200~

~o.ooo

/\PflD Kab

14.768

/\PBD Kab

2004

125.000

APDD Prov

2005

85.000

APBD Prov

2005

50.000

APBD Prov

maran)

Kawasun

lliaya
(Rihu)

Pcning,kn1an kawusan Agropolitan


WallksarimMdu
Oantt1n pengembangan rehabltttasi

saruna dan prasarana


l'eninsk.iian lingkungon
p~rn11~11nm1

---

Pcmbiuann mobilitas penduduk


kuwasnn

l3untua11 bibit ternak besm

perkebunan
Bo11111on bibu tunam durian prograrn
sejuta pobon

keselratau

----

l'~ningkaian seniro produksi

---200<1

hortikuhura

Pelntihan Sckolah Lnpnng


Pcngcndaliun Hanra Terpadu

Pengembang~an kawasan
Agropolitan waliksarlmadu

Bantuun bibit buah-huahan program

---

scjute pohon

-----Bantuan
---

pengcmbaugnu sapi

---

'.?.004,
2005

kcrcman
60.000

APUIJ Prov

2005

Bantuan paknn ternak

9.050

APBD Prov

WO.I

Penge1nbangan scntrn produksi


hortikultura

7 tOO

/\PBIJ Prov

200)

Pemberdayaan pcngcmbangan
insermnasi buatan

53.~50

APllD Prov

13antuan pcmberdayaan ekonomi


petcrnakan

---

--2005

46

Lokasi (Oesai

No

Jeni~ Kq:.iarau

Kecamataa)

Volume/
Bia ya
(Ribu)

Sumber
Ilana

Tahun

Pelaksansan

Pen~mbJngan k=hatan ternak


dan nias)arakat veteriner

70.000

APBD Prov

}005

Pcngcmlungan remak besar

40.000

APBD Kab

}005

Pcngcinb311i1D Kawasan

123.000

APBD Kah

:?.006

75.000

APBD Kab

2006

Peh.1i~an jalan antara kecamaran


Moga-Pulosari

APOD Kab

2006

PerbJikan julan Rcli<.(iomboog

APllD Kab

Agrcpoluan Waliksarimadu
Pcning.<alan P~nyuluhan Penanian

---

200~

Hsnruan modal kelompok tani

6 kelompo~

Al'BD Prov
(lll'IMKP)

2007

Runtuan Pcnnodalan Agribisnis

J kelompok

l\PBD Prov

200i

(BBMKP)

7 orang

APUL> Prov
(BllMKP}

1()()7

Pcmlxt,gunanCmbung

3 lJnt

APBD Prov
(BAMKI')

200i

Prima Tnni

APBN.

200i

Maglllg Agribisnis

un:1

APBl) Prov,
Kab \Bl' 11'1
Dispcrtan)

---

Banruan bibil 1ooamanjarak pap-

IS.OOObtg

Perbaikan ialan

Al'BD Kab

200i

AP00 Kab

200i

Rantnan sarana ID dan ol>al-obamn

1 Pcltet

APBD Kab

200i

Pcmb .. 11un gerbang kawasan


i\gropol uan

I unit I
30.000

APBN

2005

I Unit

APOO Prov

2007

800 rn1

APO!\

2003,

Kecnmntan Btlik
2

Kccamatan
Bclik

Pembangunan Gcdung Ul'I'


3

Gornbongr tlelik

Pembanguoan STA ll0<tikultura

2004

/682.&37
Pembuatan jalan pores oesa

7,5 km.

APB!\

2003

APfll\

2003

!ebar 2.5 m I
795.SOO

Pembuatan jalan lingkar J>llllU'


rncnuju STA

300 m, lebar

l,5m/

125.000
Gaduhan szpi <bri llim< Pertanian
Prov Jot~ng

50 ckor/
190.000

--APBJ\

2003

47

No

.lenis Kegial:ln

Lokasi (Oc>a/
Kern1l1ata11)

Hantuan Sapi Kercrncn

------

Penguatan Modal Ke lompok Tani

---Banruan Kelnmpok Hortikultura

Bauman kenu~jang sayuran

------

Volume I
Biay:i
(Rlbu)

Sumber

Oono

Tahu11

Pelaksanaan

30 ekor .'
120.000

i\l'BD Prov

1004

I Pakc1 /
40.000

i\ PHD l'rov

1004

12.000

APDD Prov

~005
2005

20 buah

Pembangunan rumah kcmposung

I bu~h

A I'll N

]006

Pcmbangunan Green House

800

Ill~

APON

2006

l'embu;;tan Embung

I llunh

1\l'BN

2006

Oantuan Pcrmodalan llsaha


Agribisnis

5.000

A l'f\l) l'rov

2006

Pembanguuau (lr<Cll House besena


Tower Air untuk Strawberv, 13un!(
Potuns. dan Tanaman I lias,

I L:nit

.l\PBD Kub

2007

llu111ua11 tudukan tauaman hias

I rnkct

Al'BO Prov

Pcmbuatan r.1alnse Bung11

,,~ 1111 i1

2007
-2007

----

Swaday~

. -

Ma~yarukm
K111:.1Mi~

Pcnumbuhan "1odnl Kol"mpo~


Timi To111a1

I Pnket I
40.000

Al'llN

2003

Kemi110an Kelornpok Tani

I l'l1kc1 I
40.000

APOD Prov

2004

40.000

,<\POD Prov

2005

Bantuan Pcnuodnlan Us311B


Agribisnis

~.000

:'\Pl:!O Prov

2006

Rantuan Alai Vacuum F'ryini1

I Unit

APDD Prov

Penguntan Modal

FlelulJ Bolik

Oa11111nn Ala1 Vacuum Frying

I lJ11i1

AJ>llr> l'rov

2006
2005

J'lelik/Belik

Penlbangunan rumah minyak nilam

I Unir

APON

2006

Pengndaan sorana penyulingan

I Uni1

i\l'Bll Kab

2007

----Keeamatan
''

Pcnakir/

Kccamatan
Pulusari

mlnyak nilam

----

---

Pulosari
Pcrbaikan ialan pores desa

Pulosari

.. --~-----

Ba11111nn lludidaya Lebah Madu


Banruan bibit jerrk

Barruan sapi PU

35 k111,

APll1'

20()5

lcbar 2.5 n1/


l,d75.000

-----

2004.

I Pake;/
12. ton

APRl1 Kab

2004

5.000 bi!,\

APBD Prov

2(KJ6

Al'BN

2001

ZOckM

48

No
9

Volume i

Lokasi (Desa.

Jenls Kegiarnu

Kecamatan]

K:1rangs~rii
Pulosar i

Biuyu

(Ribu)
Sl':'\ Perkebunan

Sumber
0HOM

Tahun
Pthtk-

sanasn

Uni I/
290.2~0

APBN

1005

Pe1nbang11nan [alnn poros .lcsa

l.200m

APl:lt\

200()

Pemh1Jngu1uln

-------

--

10

Gambuhan'
Pulosari

nan1uan sapi kcreman

30 ckor

APBD Prov

2005

11

Pulosari/

Uanluon kctompok honikuliura

~6 000

APBD Pm>

2005

Banman alar packing sayuran

I Unit

APLID Kab

2005

I U111t/

APllD Kab,

---2005

75.fl(lfl

Ma~yi1rnk~I

Pulosari
( wrnr,ping)
Pembangunan hal1-.:

SdYllrilll

---

20.000 APDD Prov

2006

I L'nil

APO)) Prov

2006

15 ckor

APl3D Kab

soo Jll

APBN

2006
2006

Pembanguuan Mahe Sayuran

200 m1

Al'BD Prov
(Kimtaru)

2007

l'crnbangunan Biogus

6 Unit

AP130 Kn1>

2007

Pembaugunan pen~ulingan minyak


nilem

150.0UO

/\PUN.
Masyarakar

2005

Pcmhangunun huhe sayurau

I Unit/
25.CJ()()

AJ'llD Kab.

2<!05

I Unit

APBN

2006

Al'RD Prov

2004

APBN

2005

17 .0()0 ekor
I l't.000

APR[) Kah

2005

20.ilOO

Al'BD Kah

2005

I 0.000 litgl
~.000

rvtasyarakat

200!

nan1uan Permodalnn u~~ha

,\grihisni::;
Uantunn /\IOI Vacuum Fryirg

Banruan Ternak Sapi

12

Oatursari I

Pcrnhf1ng11nan j:tlHn poros

dtsa

Pulosar]

IJ

Clekatakan I
Pulosnrl

14

Cikcndung '

Pulu.si.iri
Kccamarnn Watuku11111ul
IS

Jojogan/
Watukumpul

Pernbuatan Embung

Masyarakat

Kccarnalan Moga
I(>

Kccamatan
M<>g

------

Huntuan bibh guram i. peralaum,


pcrbaikan kolam. dan pakan

1.000 ekor I
20.000

Pcmbuatun gcrbang Agrupoliran

I wiiV
30.000

Bantuan bibit gurami, pakun, obat ..

-----

obaran. pcmbuatan kolam

---~-----

Pengembangan dan peningkatun

SOM petanl perkebnnan


Aa111uu11 bibit jcruk keprot

-----Rantuan aku pengupas ketela

I U11il

2005

49

No

Lokasi (Desai

.Jenis Keglatan

Kecamatan)

Masyerakat

2005

Perhilmn geduog Balai Benih


Honi~-ullura

I Buah

APBN

2006

l 5.000 bt~

APBD PrOY,
APR[) Kah

2006

Bantuan bibit tanaman jcruk


Keprok Tawangmargu

15.000btg

APDDProv

2007

Bantuan bibil salak

1.250 btg/
5.000

Masyarakat

2005

20 ekor

APBD Prov

2006

4.500

APBDl'rov

2006

lJlOO htgl

f\.1asyarakal

2005

I Ila

Al'llO Kab

2005

7.000

Ma<)atakat

2U05

I Unit!

APBN,
t\PBD Kai>

2004,

I Unit

APBN

2006

75 ekor

APBD Kai)

2006

50.000

APBD Kah

2001

;xm<fob

Baruuan sapi
IS

Moga1 Moga

Tahun
Pelaksanaao

50 Hal
2.501)

---------

Banyurnudal/
~~oga

Sumber
Ilana

Bantuan kegaun Sonic-Bloom

Baniuan B ibit Jeruk

17

Volume/
Bia ya
(Ribu)

Bamuan Permodalan usaba


Agribisnis

----

......

--

Kecamatan Randudongkal
19

20

Kai iloro:ig/
Randodongkal

Rantuan hihit r;nnbtnan

Kecamaian

l.lamuan bibh vareras f atmawau

5.000

Randudongkat
Pelebaran jal:m n'M!nuju ST A
Pcrcrnakan

21

Randudongkall
Randud~ngkal

Pembangunan STA Petermkan

!RPH)
Pcrbaikan BPP !Undudongkal

22

Karangmoncol.
Randudongkal

Bantuan ternak kambing

---

Baruuan temsk kambing


Sumbcr: Dinas Pcrtanian Kabuperen r~-malang (2008)

630181

2005

BASIL OAN PEMHAHASAN


Pcrubahan lndeks Perkembangan Kecamatan (IPK)

Analisis dengan indcks perkembangan wilayah rnerupakan rnodifikasi dari


analisis

skalogram.

Analisis

skalogram

untuk

mcneniukan

hirarki

wilayah

bcrdasarkan pada jumlah dan jenis fasilites saja sedaogkan analisis indeks
perkemhangan wilayah menggunakan pcrkalian antara rasio jumlah tasiliras dan
rasio jumlah wilayah yang memiliki fasilitas kemudian distandardisasi. Karena
rasio maka pcningkatan jumlah fasiliras suatu wilayah .idak selalu

sifatnya

meningkatkan indcks perkembangan wilayahnya bila di wilayah lain pcningkaum


jumlah fasilitasnya lcbih ringgi.

Perubahan indcks perkembangan kecamatan yang dibandingkan adalah


antara kccamatan-kecamatan di dalam kawasan dan di luar kawasan pada saat

sebclum pelaksanaan program Agropolltan (tahun 2000), saat mulai dilaksanakan


(tahun 2003) dan setelah pelaksanaan (tahun 2006). Kawasan agropolitan terdiri

alas lima kecamatan yairu Kecamatan Moga, Pulosari. Belik. Waiukumpul, dan
Randudongkal. Sedangkan luar kawasan s~b:1g:ii pcmbanding dipilih

kecamatan

yang mempunyai kondisi mirip yaitu kccamatan Warungpring, Bodeh, dan


Bantarbolang,
Bila dilihat dari nilai raia-rara di dalam kawasan Agropolitan mcmpunyai
indeks perkernbangan yang lcbih tinggi dibandingkan

dengan di luar kawasan. I !al

ini disebabkan di dalam kawasan terdapat kccamatan yang cukup maju yairu

Kecamatan Randudongkal yang mempunyai

iumlah infrastruktur yang lebih

banyak dibandingkan kecamatan lain. Letaknya yang strategis dcngan sarana jalan
yang menghubungkan

kecarnatan-kccamaran di sckitarnya dengan pusat koia

mcmbuat kecamatan ini menjadi pusat pelayanan bagi kecamatan-kccamatan

di

bagian sclatan.

Bila dilihat

perkcmbangannya maka di Kecarnatan Randudongkal

indeks

perkembangannya selalu mcningkat dan tetap tcrtinggi di dalam kawasan dan luar
kawasan

pcmbanding

(Tabel

8).

Kccamatan

Randudongkal

sejak

sebelum

penetapan kawasan Agropolitan merupakan kccarnatan yang mcmpunyai jumlah


can jenis fasilitas

lcbih banyak sehingga ditctapkan sebagai pusat agropolis.

Pcrkcmbungan indeks perkembangan yang rneuingkat dan sclalu daiam urutan

51

ieninggi di dalam kawasan dan luar kawasan (pcmbanding) mcngirdikasikan


bahwa di Kecamatan Ramludongkal 1crja<li pcrkcmbangan jumlah infrastrukrur
yang

melebihi

perkembangan

kccarnaran-kecamaran lain

scjak

sebelum

pelaksanaan program Agropoliran.

:moo. 1003. dan 2000

Tabel8 lndeks Perkcmbangan Kecamaian (IP'( 1 Tahun


Kecamatnn

No

21)03

2000
I Pl<

2006

Urman

rnc

Uruian

IJ'K

!Jrutan

!9.21)3
18.0550
30.1130
22.6116
48.951~
29.7893

4
7

~'

28.160-1
18.8887
31.6343

<>

22.6890

6
I

6.7886
26.6-142
30.8109
21.4146

6.9726

28.3406
31.6898

Kawasan Agropolitan
:vlogn

J
4

Pulosari
ldik
Watukumpul
Rundudongkal
Rata-rara

~9.8)62
20.7137
28.13~9
25.5305
46.2596
30.0986

5
6

51 J353
30.5415

Luar K:iw:1sa11 Agropolirnn (l'embanding)

6
7

Warungpring
Oodch
Bn.!!!arbobng

Rata-rata
l)i

9.95C-O
30.1047
29.2229
23.0925

8
2
-I

22.3364

Kecamuum Moga inJeks perkcmbangan sclalu mcnurun dari tahun 2000

sampai 2006. Dernikian pula uruiannya menurun dari tahun 2000 sampai tahun
2006. Hal ini bcrarti di Kecamatan Moga perkembangan infrastruktumya lebih
rcndah daripada di kccamatan lain baik di dalam kawasan Agropolitan maupun di
luar kawasan Agropolitan.
Di Kecarnatan Pulosari dan Watu.luunpul urutan nilai indeks pcrkcmbangan

tetap sejak tahun 2000 sarnpai tahun 7.006. l lal ini mengindikasikan bahwa di
kcdua kecamatan ini mempunyai perkembangan jumlah infrastrukrur relatif
seimbang dengan perkembangan di kecamatan-kccamatan lain.
Kecarruuan Belik mempunyai indeks perkembangan yang mcningkat dari

scbelum pelaksanaan program Agropolitan (tahun 2000) sampai

sctclah

pelaksanaan program Agmpolitan (tahun 2006) yang mcngindikasikan bahwa di


Kccarnatan Bclik terjadi perkembangan jumlah infrastruktur yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kecamatan lain.

52

Sedangkan di luar kawasan Agropolitan perubahan indeks perkembangan


duri tahun 2000 sampai tahun 2006 relatif bervariasi, Di Kecamatan Warungpring
nilai indeks perkembangan wilayahnya terap rcrendah yang berarti jumlah
infrastruktur paling sedikit dibaudiugkan kccurnatan lain sejak tahun 2000 sampai
tahun 2006.

H~I ini dapat dipahami

karcna Kecamaian Warungpring

yang

merupakan kccamatan haru hasil pcrnckaran pada tahun 200 I. Setelah pemekaran
perkembangannya

infrastrukturnya masih rendah karena kepadatan penduduknya

yang rcndah.
Di Kecamatan Bodch nilai indeks perkernhangan maupun

11rut111111y11

menurun dari tahun 2000 sampai tahun 2003 tetapi meniugkat lagi pada tahun
2006. Hal ini berarti tcrjadi pcnurunan perkembangan jumlah

infrasrruktur

dibandingkan kccamatan lain pada tahun 2000 sampai 2003, tetapi rncningkat
kembali pada tahun 2006.
Kecamatan Bamarbolang yang relauf maju karcna lctaknya yang lcbih
stratcgis ke ibu kota kabupaten mempunyai mdeks perkernbangan yang selalu
meningkat, dcrnikian juga dengan uruiunnya. Hal ini bcrarti tcrjadi pcrkcmbangan

infrastrukrur di kecamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kecarnatan lain.


Bila dilihat dad rata-rata nilai indcks perkcmbaagan di dalam kawasan dan
luar kawasan mernpunyai kecenderungan yang sama yairu menurun pada tahun
2000 kc tahun 2003 dan meningkat kembali pada tahun 2006. Hal ini berarti
perubahau

indeks

wilayah di dalam kawasan dcngan di luar

pcrsernbangan

kawasan tidak hcrbeda nyata.

Salah satu foktor yang mcningkatkan nilai indcks pcrkcmbangan wilayah


adalah

program pernbangunan

infrastruktur

oleh Pemcnntah.

Pembangunan

infrastruktur yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan kernudahan untuk


pelayanan sosial dan ekonomi. Karena kawasan Agropolitan yang dikembangkan
bukau dacrah yang baru dibangun maka tidak banyak pembangunan Iasilitas baru
olch

Pcrncrintah rnaupun dcngan

swadaya

masyarakat.

Pernbangunan

yang

dilaksanakan dalarn program juga termasuk perhaikan (asilitas yang berarti tidak
menarnbah jmnlah (asilitas dan jenis fasilitas tetapi meningkatkan kualitasnya

saja,

53
Beberapu pembanguuan intrastruktur yang telah dilaksanakan cii kawasan
Agropolitan di antaranya adalah:

l. pembangunan/pcrbaikan jalan mcliputi jalan anrara kecamatan Moga-Pulosari,


antara lsclik-Gombong. jalan pores desa dan lingkar kc pasar Gombong, jalan
pores dcsa Penakir, Karangsari. Batursari, pclcbaran jalan kc STA Petemakan
di Randudongkal.
2. pcmbangunan

house,

sarana pcnunjang produksi

pcmbangunan

cmbung,

dun percoruohan scpcrti

pcmbangunan

rumah

green

pcngomposan,

pcmbangunan rumah pcnyulingan minyak nilurn, dan pcrhaikan gedung Balui


Henih Hortikulrura.

3. pcmbanguuan sarana pcmasaran berupn subtcrrninal


komodiras sayuran, pcrkcbunnn.
4.

pembangunan

ugribisnis (STA) untuk

dan peternakan (RPI I), halte sayurnn,

sarana pcnyuluhan

bcrupa pcrbaikan gcdung BPI' kccamaran

llclik dan kandudongkal.


lnfrastruktur-infrnstruktur
perkcmbangan kecarnatan

di

ams

tidak

dipcrhitungkan

dalam

indeks

sehingga tidak langsung mcmpcngaruhi nilai indcks,

Pcngcmbangan kawasan dengnn pcnyediaan infraslruktur penunjang sisicm


agribisnis

schagairnana

tersebut di atas

diharapkan dapm

meningkatkan

perekonornian wilayah schingga dapat mcningkatkan perkembangan infrnstruktur


scsuai dcngan perkembaugan

tcrscbnt, Tctapi hal iru betum terlihat,

wilayah

tcrbukti dari pcrubnhnn indcks pcrkembangan yang relari f hampir samu antara di
kawasan dun di luar kawasan Agropolitan.

Faktor y~mg rnenentukan perrniruaan akan infrastruktur di suatu wilayah


sclain aktivitas ckonomi udalah jumlah penduduk.

Pcrkcmbangan jumlah

penduduk dalarn kawaxan yang meningkat dcngan laju pcrtumbuhan yang hampir
sama dengan di luar kawasan rnenycbabkan kebutuhan infrastruktur juga rclatif
ndak bcrbeda antara kawasan dan luar kawasan Agropolitan.

Bila dilihat dari pembangunan inlrastruktur selama pclaksanaan kegiatan


Pengembangan

Agropolium

maka

terjadi

kccamatan dalam kawasan Agropolitan.

kcscnjangan

pembangunan

antar

Pembangunan infrastruktur selama ini

banyak dilakukan di dcsa Gombong kecumatan Belik, scdangkan di kecamatan


Jain misalnya kccamatan

Watukumpul relatif

tcrabaikan. Hal ini berakibat

54

kecamatan Watukumpul scmakin ter.iuggal dari kecamatan lain dalam kawasan


.Agropolitan.

Pembangunan di kawasan Agropoliian mernang belum dapat menjangkau


seluruh kecamatan karena kctcrbatasan anggaran schingga masih bel um
mcrnenuhi semua rcncana yang tersusun dalam masterplan. Padahal bila sebagian
rencana jangka mcnengah iru dilaksanakan khususnya pcmbangunan infrastruktur,
dimungkinkan dapat meningkatkan perkembangan wilayah, Kcndala yang
mungkin menyebabkan tidak terealisasi scmua rencana adalah cakupan kawasan
Agropolitan Waliksarimadu yang tcrlalu luas, yaitu di Jima kecamatan, Di tcngah
keterbarasan anggaran yang ada, bila pcmbangunan dibagi ke wilayah yang luas

menyehabkan fokus pengembangan suaru wilayah jadi berkurang. Akibatnya


perkembangan wilayah dalam kawasan Agropolitan relatif tidak bcrbeda dengan

di luar kawasan Agropolitan serelah lima tahun pe.aksanaan,


Selain

itu

pcmbangunan

infrastruktur

seharusnya

dapat

memenuhi

kebutuhan rnasyarakat dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakai. Bangunan ST A


Perkebunan Unit Proscsing Kopi di Desa Karangsari Kecamatan Pulosari belum
digunakan oleh para pctani untuk aktivitas agribisnis. Kendala pemantaatannya
diakibatkan oleh letaknya yang agak jaub dari pemukiman sehingga keamanan
kurang. Hal ini menyebabkan bangunan dan peralatannya dirusak oleh orang yang
tidak bertanggung jawab, Para petan; kopi tennarna di desa Gambuhan yang

menja<li sentra peugembangan kopi belum memanfaatkan bangunan ini karena


merasa terlalu jauh dan merepotkan. Akhirnya mereka lebih suka mengolah kopi

Ji dcsanya sendiri sebagaimana sebelumnya.

Pembangunao gedung tersebut

kemungkinan belum mclibatkan aspirasi para pctani kopi.


Sedangkan

pembangunan green house dilakukan sebagai percontohan

kepada masyarakat (petani) tentang budidaya tanaman bernilai ekonomi tinggi.


t '.sah~ agribinisnis dilakukan oleh Pcmerintah dengan mclibatkan kelompok tani
hortikultura. tidak langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Dalarn pembangunan infrastruktur penunjang akuvitas ekonomi yang ada di


dalam

kawasan

Agropoliran

diharapkan

dapai rneningkatkan

perekonomian

masyarakat. Tetapi karcna koordinasi kurang maka pernbangunan infrastruktur


selarna

ini

rnengesankan

terlalu diserahkan

kc instansi

tekuis.

Kawasan

55

Agropolitan

hanya menjadi lokasi kegiatan dari instansi

belum mcmpcrhatikan

teknis soja schiugga

kebutuhan prioritas untuk pcngembangan

kawasan sesuai

dengan rcncana dalarn masterplan.

Tingkat Kemiskinan
Analisis umuk rnengetahui perubahan tingkat kcmiskinan dilakukan dcngan
rnembandingkan

tingkat kemiskinun pada

$a.JI

scbclum pclaksanaan progam

Agropolitan (tahun 2000). mulai pelaksanaan program (tahun 2003). dan keadaan
setelah pelaksanaan program (2006). Data yang digunakan adalah persentase
Jumlah Keluarga Prasejahtcra dan Sejahtcra I dari Data Potensi Desa (Podes) yang
dikcluarkan olch BPS. Hal ini sesuai dengan kriteria dari BKKBN yang
rnengklasifikasikan keluarga rniskin scbagai keluarga pra-sejahtera dan sejabtera
l. Keluarga pra-sejahteru rnerupakan keluarga yang belum dapat mcmenuhi

kcbutuhan dasarnya secara minimal, scperti kebutuhan akan pengajaran agama.


pangan, sandang, papan, dan kesehatan.

Keluarga scjahtcra I didefinisikan

sebagai keluarga yang sudah dapat memcnuhi kebutuhan sangat mendasar, tetapi
belum dapat mcmenuhi keburuhan yang lebih tinggi.
Ada kelemahan data yang dipakai untuk mcnuniukkan tingkat kerniskinan
keluarga prasejahtera dan sejahtera l dengan menggunakau data dari Podes.
Sebagai data hasil survei dau bukan hasil sensus dimungkinkan

terjadi bias

tentang jumlah keluarga prasejahtera dan scjahtera l. Hal ini dapar terlihal di salah
satu desa di kecamatau Moga yaitu Desa Plakaran di rnana data jurnlah kcluarga

prasejahtera dan sejahtera I peda tahun 2006 mcncapai I 00%. Sedangkan di


beberapa desa di kccarnatan Warungpring pada tahun 2000 tingkat kcmiskinannya
juga lebih dari 95%. Padahal bila dilihat dari keadaan masyarakarnya tidak
mungkin

terjadi semua keluarga di suatu desa morupakan kcluarga miskin.

Apabila dilihat dari pemenuhan kebutuhan dasamya yairu pangan. sandang,

pa pan, kesehatan, dan pengajaran agarna scbagian masyarakat sudah terpenuh i


bahkan telah mcmcnuhi kebutuhan yang lebih tinggi misalnya rclah mempunyai

televisi

dan motor. Namun demikian

data tcrscbut dapat digunakan

membandingkan tingkat kemiskinan antar kecamatan.

untuk

56
Bcrdasarkan basil

analisis

mcnuniukkan

bahwa di dalum kawasan

agropolitan perseniase kemiskinan mengalami pcnurunan dari tahun 2000 ke


tahun 2003 rerapi kcmudian rncningkat lagi pada tahun 2006. Kccenderungan
yang sama juga terjadi di luar kawasan Agropolitan dan di tingkai kabupaten
(Gambar 5).

..

&.)
71.J'/,,

~er;., .
4()}'.,

J(ly,

2(1',

---

----:-

~"17..

llf'/n
(f'/.,

.IOOt

._ ~'nK'~\~iu"!
-

65.()~<>

~).{)?'}~

Iu:rK.i.t.\te\11'1
1\A~rlil:1\

7t1.31f'IO

(,o{-,\))o/.,

K:11 ..ru1n Kiti,prn.11

64j)X,

$7.29%

Gambar 5 Perubahan Persentase Kcmiskinan Rma-rata di Kawasan

Agropolitan. dan Luar Kawasan Agropolitan


l3ila diamati riap kecamatan di dalam kawasan Agropolitan rnaka tcrjadi

pcrubahan yang bervariasi. Di Kecamotan Randudongkal


terendah dan selalu mengalami

tingkut kemiskinan

pcnurunan dari iahun 2000 kc tahun 2006.

Sedangkan di Kecamatan Moga tcrjadi pcnurunan tingkut kcmiskinnn dari ta/nm


2000 kc tahun 200.1 tctapi kemudian relatif kunstun pada uihun 2006. Namun
kundisi ini musih lcbih baik dihandingkun

liga kccamatan lain dalam kuwasan

Agropolitan yaiiu Kccamatan Pulosari. Belik. dan Watukumpul yang meningkat


tajam dari tahun 2003 ke Lahun 2006. padahal 1crjadi pcnurunan pada tahun 2000
kc tahun 2003 (Garubar 6).

57

l(ll3'a

~'r.'r>

a:eu
'Xyt/,)

((1'"9

-.. ----

----

----

- :::--1="
~- ~

.c-

X1'1~>

-.,.

.1!-Q
)J?.t>
X1'1h
l(J).1~

31)1

xm

74.6?A,

~.WA>

5(),X/Vu

()?_)71/"

;56.ttf~O

67."TJJ'(I

1-\::lik

f:,l,t)}l.41

.1;.~V}"~

~()]~~

\\.[ltukunpul

77.3.:"Yci

~l.'zy/o

ill.4tfVu

$1.'>J'{i

4S.?,l1Y...

J<A.82/v

'.m)
1-+-MlGll

__._ F\1k~:ui

' llr"'"""~

Garnbar 6 Pcrubahan Perseruasc Kemiskinan di Kawasan Agropolitan


Rcndahnya tingkat kemiskinan di Kecamatan Randudongkal dimungkinkan

discbabkan olch lctak wilayahnya yan~ paling strategis di antara crnpat kccarnatan
lainnya di kawasan Agropolitan schingga mcmudahkan dalarn rnernnerolch akscs
tcrhadap

burang

Jan ja.'SU

11111llk

kepentingan

mcmudahkan dalarn pemasaran. dun mempcrolch

mcnycbabkan

produksi

masyarakatnya,

informasi pasar. Kernudahun ini

kccamatan ini lcbih bcrkcmbang perekonomianuya, bukan hanya

dari scktor pcrtanian

S(lia ternpi sektor perdagangan dan jasa-iasa.

I Jal ini

rnenyebabkun tingkut kcmiskinan rcndah dan ccndcrung mcnurun,


Di Kecamatan

Moga tingkat kemiskinan

rclaiif tlnggi pada tahun 2000

tctapi mengalami penurunan pada tahun 2003 dan ccnderung konstun pada tahun

2006. Tingkai kemiskinau yang tidak mcningkat dirnungkinkan juga disebabkan


oleh pcrckonorniun wilayah yang berkcmbang dcngan didukung kemudahan akscs
dari desa-desa ibu kola Kccamalan Moga. Selain sektor pcrtanian di Kccumatun
Moga juga bcrkcmbang sekior perdagangan. hotel. dan restoran akihat letaknya
yang strategis,

Pernusatun sektor pcrdagangan

masyarakat dari kecarnatan lain (Pulosari).

di pusur Moga

Lcraknya yang stratcgis ju)!a meniadi

tcmpat transit wisata ke daerah lain menyebabkan


rurnah makan.

yang melayani

berkembangnya

hotel dan

58

Sedangkan di Kecamatan Belik. Pulosari, clan Wauikumpul yang terjadi


kenaikan tingkat kemiskinan dari tahun 2003 ke tahun 2006 dirnungkinkan karena
ketiga kecamatan masih terdapat beberapa desa yang aksesnya sulit akibat kondisi
topografi yang rcrjal schingga mcnyulitkan untuk pembangunan jalan yang bagus.
/\kib~t hal iersebut menyebabkan kesulitan bagi masyarakat yang scbagian besar

peiani untuk memperolch saprotan maupun mcmasarkan hasil pertaniannya.


Bila mclihat rata-rata iingkat kcmtskinan di kabupaten yang rneningkat

maka salah saw penyebab tingkat kcmiskinan adalah akibar naiknya harga barangbarang kcbutuhan pokok yang dipicu nlch naiknya harga BBM. Rcndahnya nilai

tnkar petani menyebabkun mereka scmakin tidak bisa mcncukupi kcbutuhan


akibat kcnaiknn harga tcrschut. schingga scmakin udak sejalucra,
Sedangkan di luar kawasan pada semua kccamatan pcrscntasc kcmiskinnn
mcnurun dari tahun 2000 sampai tahun 2003. tetapi kembali rneningkat sedikit
pada tahun 2006 (Gambar 7). Tingka; kcmiskinan

[lur11arholang wulaupun scdiki:

tcrcndah ada di Kccamatan

perbedaannya dihandingknn

dcngan

Kccamauo

Bodch.
ll.J!-..

"-~

.............. ~

W1'11

ilN
'111'1>

--

&/t>

- -

_.

:-o'h1

~~
..(J~o
:)1.11,,

IOYo
OYo

XU!

:m:,

"''~U"\'l?.l11ing

(M.'):pA,

MUff'/,1

81.2.l'~

l"l)dch

<'.:84'/t.1

(12...51-Yv

1-\:nlarix-\l:.tng

('6,."lJ'li_)

('),(1-j~.

<t.~2rv.,
00.~~/c.

.2.ll.l

Gaiubar 7 Perubahan Persentase Kerniskinan

di Luar Kawasan Agropolitan

Kcoumatan Hantarbolang letaknya paling dekat dengan ibu kota kabupatcn


dihandingkan

dengan

kecarnatan

lain

di dalarn

m.a11p1111 di

luar kawasan

Agropolitan sehingga akses ke pusat kota lebih baik, Tingka; kemiskinan yang

tinl-(~i di Kecamatan warungpring' disebabkan olch kccamatnn baru hasil

59

pemekaran sehingga intrastruktur belum bcrkembang.

Namun terjadi penurunan

kcmiskinan yang drastis dari tahun 2000 ke tahun 2003 menunjukkan

ada

kemajuan di wi Iayah tersebut.


Masih

tingginya

disebabkan oleh

di dalarn kawasan agropolitan

tingkat kcmiskinan

infrastruktur

pembangunan

khususnya

mcnjangkau seluruh dcsa .li kawasan Agropolitan


wilavah-wilavah
.,
.;

jalan

yang belum

schingga masih terdapat

.,vane...... terisolasi. Hal ini mcnychahkan interaksi terhadap daerah-

daerah lain scrta tcrhadap pusat-pusat pelayanan ckonomi dan sosial rnasih
kurang.

Padahal

pcuingkatan

intcroksi

antar

wilayah

diharapkan

akan

meningkatkan mobilitas manusia, barang, dim jasa anrar wilayah, suatu kondisi
pcrlu untuk berkembangnya perekonomian dcsa-desa miskin.
Kondisi tersehut sesuai
menyatakan

bahwa

dengan hasil

kecamatan

yang paling

pcnelitian
rendah

Salim

(2005)

kemiskinannya

yang
adalah

kecarnalan yang ada di kola besar atau dekat dengan koridor penumbuban kota.
sedangkan yang. paling miskin adalah di lokasi yaog jauh dari pusat kola dan
rnenciptakan

enclave Kora bcrukuran sedang (medium-size !OlV11) yang tidak

mcrupakan bagian dari aglomcrasi kola yang lebih bcsar dikclilingi oleh kantongkantong kemiskinan.
Dengan kondisi yang demikian maka dipcrlukan pembangunan infrastruktur
jalan di dcsa-desa dalam kawasan Agropolitan khususnya
terisolir di kccamaian Watukumpul,

di desa-dcsa yang

Belik. dan Pulosar! 11111uk rnengurangi tingkat

kemiskiuan .. Pernbanguuan jalan ini perlu dikoordinasikan

dcngan instansi teknis

yaitu Dinas Pckerjaan Umum agar dapat ciprioritaskan pelaksanaannya.

60

'12.rA~~~g~~i~

~..;, ~ ~ ~ ~:;:) ~l:i


. . . i3
~

;>;

'1-

0
v.

o~
~

:g

o~ rt ~

"'"'"'
M
~

CJ\~~

O'

<iO

.J~

g I""" ..

v- <''t o01"
N

-i~

61
Pcndapatan per Kapita
Pcndapatan

I
l
I

per kapita

mcrupakan

salah satu indikator

kescjuhteraan

i: r

masyarakat yang dihitung dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dibag!

jumlah penduduk. PDRB merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akbir

'

':"if.

yang dihasilkan oleh unit produksi di dalam suatu daerah dalam jangka waktu

(..

tertentu. Unit produksi atau yang dikenal dengan lapangan usahe/sektor ekonomi

'

terdiri atas sektor penanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri
pengolahan, sektor lislrik, gas, dan air bersih, cklor bauguuan, sektor

perdagangaa, hotel, dan rcstoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor


keuangan, persewaan, dan jasa pcrusahean, clan sektor jasa-jase.
Secara wnum Ji Kabupaten Pemalang baik dalam lrawasan Agropofitan
maupun di luar kawasan Agmpoliia:n terjadi peningk11tan pendapatan per kapita

d.ari tahun 2000 sampai tahun 2005. Laju kenaikan juga humpir soma MIMG di

dalam dw1 luar kawasan Agropolitan sebagairnana terlihat pada Oambar 8.


"-000.

,,,.,,,_.
,,.,..,._.
1-.000:

==1 -

l.<>XI@

--

+-----.--

.. ~Atrwrt
iun!

---t...r~ l -

"""'
DD
. .. ----+--~

lAJ')-"1

un.m

t.6ki.61\5

a...n..~_:___ U4~!6'?.

Gambar 8 Perkcrnoangan Pendapatan per Kapita Rata-rata di Kawasan

Agropotitan Jan Lum: Kawasan Agropolitan


Sedangkan bila dilihat per kecaruatan di dalam kawasan Agropolhan maka
pendanatan per kapita yang setalu meningkat terjadi di Kecamatan Randudongkal,
Moga, dan Pulosari. Sedangkan di Kecamatan Belik dan Watukumpul rnengalami
scdikit penurunan dari tahun 2003 ke tahun 2005 (Gambar

9). Dilihat dari

..--------------------------=-= . . . . . . . . . __~---\-

62

bcsamya pendupatan per kapita di kawusan Agropolitan maka tampak tcrtinggi di


Kecamatan Randudongkal yang mclebihi 2 juia rupiah. Selanjutuya

pendapatan

per kapita teninggi

adalah di kccamatau Moga dan kernudian

Kccamatan

Watukumpul

kisaran

Sedangkan

dalam

1.5 jura sampai

1,7 juta rupiah.

pcndapatan per kapita yang terendah di Kccamatan Belik dan Pulosari yaitu dalam
kisaran antara l.2 sampai l .3 juta rupiah.

2'.'<Yl.ftwl

..

2.CXXJ.000

____..

--------~

UXX>.cro
500.()X)

2CiXlt

2003

1.571\017

l.66;.4f6

+--~

~5
l.7J~.186

1.2.126.~I

1.312.204

1,;!29,614

0:ii<

1.1.21.SJJ

t,.3~ 1,2.'l()

L:l05.167

\liruru11u

1.541.849

1,6-lt.W

1.619.796

-~00~'11

----

~'i~&IS

Gambar 9 Perkembangan Pendapatan per Kapita di Kawasan Agropolitan

Tingginya pcndapatan per kapita di Kecamatan Randudongkal disebabkan


oleh besarnya nilai PDRH. Perkembangan ckonorni didorong olch berkernbangnya

kegiaran di scktor lain selain sckuir primer (pertanian) yaitu perdagangan,


perhotelan.

dan jasa-jasa,

l'erkembangan

ekonomi

ini

karcna

Kecamaran

Randudongkal mcrupakan kecamatan yang lctaknya paling strategis dan posisinya

pada pcrtcmuan jalan ke kecamatan lain.


Kecamatan ini mcnjadi pusa; pelayanan bagi wilayah di bagian selatan
kabupaten Pemalang schingga perkembangannya cepat. Posisinya yang strategis

ini mcnyebabkan di Kccarnatan Randudongkal tclah bcrdiri beberapa hotel yang


cukup besar sehingga dapat rnelayani orang-orang yang melanjntkan

perjalanan

dari atau ke Purwokcrto. Sedangkan untuk rnelayani kcperluan [l[IM tclah bcrdiri

dua buah pom pa bensin.

63

Di sini terdapat pula pasar besar yang menjadi pusar pcrdagangan hagi

tli sekitamya. Beberapa pcrtokoan tclah bcrdiri untuk pcmcnuhan

wilayah

kebutuhan makanan, pakaian, dan kendaraan unruk wilayah di sekilar Kecamatan


Randudongkal.

Selain

itu teriadi

peningkatan

tasilitas

kesehatan

dengan scmakin

berkembangnya balai pcngobatan swasta, Balai pcngobatan ini dapat melayani


kcbutuhan akan fasiliras kesehatan ba.gi rnasyararakat bagian sclatan kahuparen

Pemalang karena jauhnya lokasi RSU yaitu di


Tingginya

pendapaian

pusal

kabuparcn,

per kapita di Kecamaran Randudongkal JUga

disumbang old; besamya nilai PDR B dari sektor pcrtanian yang tetap tertinggi
dibanding

kecamatan lain dalam kawasan Agropolitan,

walaupun pangsanya

scmakin menurun. Komoditas utama adalah padi sawah karcna sebagian besar
merupakan daerah datar dengan pengairan yang baik sehi ngga di beberapa tempat
dapa: ditanarni padi sebanyak tiga kali sctahun. Luas pancn padi sawah di
Kccamatan Randudongkal tcrtinggi dibandingkan kecamatan lain di dalam
kawasan Agropolitan Waliksa.rimadu.
Kccarnatan

Tingginya

Moga mempunyai pendapaian per kapitanya juga relatif tinggi.

pcndapatan per kapita di Kccamatan Moga juga disebabkan oleh

peranan sekior perdagangan, hotel, dan restoran yang semakin rnenlngkat sejak
tahun 2000. bahkan pada tahun 2005 rnenjadi sektor yang, paling besar pangsanya
terhadap PORA. Tingginya

pcranan sektor ini discbabkan karcna di Kccamatan

Moga scmakin banyak hotel dan rumah makan. Scktor perdagangan yang tinggi
disebabkan pasar Moga meniadi pusat perdagangan bagi masyarakat di sekitarnya

yaitu kccamatan Pulosari dan kecamatan lain di kabupaten Tegal yang berbaiasan.

Sedangkun peranan sektor pertanian tcrhadap PDRB masih besar walaupun


scrnakin mcnurun dari tahun 2000 ke tahun 2005. Kornoditas pertanian yang
pcnting adalah padi sawah, buah-buahan dan ternak kecil (ayam dan itik). Hal inf
karcna

kondisi

agroklimat wilayah

yang mcndukung untuk dikembangkan

kornoditas tersehut.
Pi Kecamatan Watukumpul pcndapatan per kapita relatif tinggi disebahkan
oleh peranan sekior penanian yang mcrnpunyai pangsa rertinggi terhadap total

64

PDRD schingga rncrupakan scktor andalan bagi kccarnatan Waiukumpul.

Nilai

l'ORB sektor pertanian di Kecamatan Warukupul tcrtinggi sctclah Kecarnatan


Watukumpul. 'I'ingginya PDRB sektor pertanian disebabkan oleh pengernbangan
sektor pertanian khusesnya komoditas padi sawah. jagung, keicln pohon, m:mgga.
rambutan, jambu biji. ccngkeh, l:opi robusra, gelagah arjuna, kakao, tcrnak sapi
potong, dan tanaman

kayu-kayuan

yang diclukung oleh kesesunian

kondisi

agroklimat.
Tingginya pendapatan per kapita di Kecamaian Watukumpul juga didukung
olch peranan sektor indestri pengolahan yang cukup besar kurenu mulai
industri pengolahan kayu khususnya untuk bahan bangunan.

bcrkembangnya

Sedangkan industri sapu gelagah tclah ada beberapa puluh tahun yang lulu dun
reiap dikcrnbacgkan

sebagai andalan dari kceamatan Watukumpul.

lndustri yang

juga mulai bcrkcrnbang pada tahun 2005 adelah pengolahan minyak nilarn. Scmuu

industri rersebut merupakan pengolahan produk dari komoditas pertanian yang


bcrkembang di Kccamatan Watukumpul. walaup.m komodiras tcrscbut sering
berganti sesuai kcinginan pctani untuk menanam komoditas yang dianggap lebih
rnenguruungkan.
Scdangkan di Kecamatan Bclik dan Pulosari mempunyai pcndapaian per

kapira terendah dalarn kawasan Agropolitan. Di kedua kecamatun ini sektor


pcrtauian rnasih menjadi undalan dalarn mcnyumbang PDRB. tctapi sektor lain
belum berkembang.
Bila

dihubungkan

dcngan tingkal kemiskinan maka di Kecamatan

Randudongkal dan Moga yang tingkat kcmiskinannya tetap rendah setelah ada
program Agropolitan (tahun 2006) sejalan dcngan tingginya
kapita.

Dcmikian

keruiskinannya

pendapatan

per

pula di kccamatan Belik dan Pulosari yang persentase

meningkat ternyata scarah dengan pendapatan per kapitanya yang

rclatif rendah. Narnun

di kecamatan Watukumpul tingkat kemiskinan

yang

rneningkar tajam pada tahun 2006 tetapi pendapalan per kapitanya relatif tinggi.

Hal ini dimungkinkan disebabkan oleh perkembangan scktor industri pengolahan


yang dinikmati

olch sebagian

kecil masyarakat

yaitu

sedangkan masyarakat yang lain ietap dalam kemiskinan.

pemilik

modal saja,

65

Pendaparan per kapita di luar kuwasan Agropolitan tertinggi di Kecarnutan


Bantarbolang,

kcmudian

Kccamatan

Warungpring

dan

Rodeh.

Kisaran

pendapaian per kapita antara 1,3 sampai l ,ll juia rupiah (Garnbar 10). Pendapatan

per kapua yang cukup tinggi di Kecamatan Bantarbolang iemyata searah dengan
tingkar kemiskinan yang paling rendah di luar kawasan. Namun di Kecamatan
Warungpring yang tingkat kemiskinannya tinggi mcmpunyai tingkat pendapatan
per kapita tinggi. Hal ini mcngidikasikan

bahwa rerjadi penguasaan ckouomi olch

sebagian kccil warga masyarat, schingga PDRD di Kecamatan Warungpring


cukup tinggi tctapi scbagian besar rnasyarakatuya masih miskin.

lu)).O'.XJ
~;mj)Xl

2.0010'.r>
l.SOOo:x>

___.

3.W

XU\

3:1'.>5

IS18,Vt7

1,737.913
l.iR1.1t

I ,OOJ.{.O'.)

SOi\<m
0
--\\;-tn~

Gambar

J0

l.:bi';h

l.'l*!J36

l.631b>3
1,41(>.4<'(;

E\u1.,uhl1Jt;

l[IJS.211

l.'?95.0ll ~

l,441.938

Perkcmbangan Pendapatan per Kapita di l.uar Kawasan Agropolitan

Melihat dari bcsarnya pendapatan per kapita

111a11p1111

laju peningkatannya

yang hampir sama umara di dalarn kawasan dan Iuar kawasan. maka diindikasikan
helurn

terhadap

terjadi

pcngaruh yang nyata dari

pendapatan

per kapita.

Hal

pelaksanaan program Agropolitan

ini berarti bahwa dampak

program

Agropolitan belum tcrlihat selama masa pclaksanaan program (lima tahun), ietapi
kemuugkinan dapat terlihut di masa mcndatang. Tentunya hal ini dapat tercapai

bila pclaksanaan program scsuai pada mah yang ditentukan,

66

Pcndapatan per Kcluarga Petani


Pcndapatan per keluarga pctani dihitung

sektor pcrtanian dcngan jumlah

dengan membagi nilai PORB

keluarga petani.

Dari basil

diharapkan dapar diperoleh gambaran tentung produktivitas

perhitungan

pcnduduk di scktor

pertanian atau petani yan!!, ada di dalam kawasan maupun di luar kawasan
Agropol i tan.
Bila dilihat dari grafik perkcmbangan pendapaian per keluarga petani maka

ierdapat kecenderungan y11ng sama antara di kawasan dau di luar kawasan


Agropoliran. l'ada tahun 2000 sampai 200'.l (sebelum pelaksanaan program
Agropolitan) tcrjadi penurunan pendaparan per keluarga petani tctapi kernudian
sedikit

mcningkat

lagi pada tahun 2006 (scrclah

pelaksanaan program)

sebagaimana terlihnt pada Gambar 11 .

..._

.....__

.....__

-------

- - - --....... ,.

----41

2,<)X).(X))

W:IO
-

~t...3;<kll

it1rqx>lim
__
~ l.J.cr l<m\a5fll

:n1;

4..2~.~)

3,3&'1/t:.C.

4.8'::..l.14~

J.77..i,921

'i,lR>.l.'9:)

J.76$.~~l

.<'g'qxia'"
14ia-nf3~ l

2W5
l. 'Vt'l.67'-1

~oozo~
~.914.QSO

Gambar 11 Perkcmbangan Pendapatan per Keluarga Petani


cli Kawasan dan I .uar Kawasan Agropoliian
Pcnurunan pendapatan per keluarga petani di dalam kawasan Agropolitan
maupun di Iuar kswasan Agropolitan antara tahun 200 sampai 2003 terjadi karena
peningkutan jumlah kcluarga pctani dengan Iaju yang lehih tinggi dibandingkan
dengan pcningkatan

l'l)RB scktor pertanian, Ila! ini berani terjadi pcningkaian

jnmlah keluarga peiani tctapi produktivitasnya menurun sehingga menghasilkan


pcningkatan PDRll sektor pcnanian dengan laju yang lcbih rendah.

67

Antara tahun 2003 sampai

2006 terj ..idi peningkatan

pcndapatau

per

kcluurga petani Ji kawasan maupun di luar kawasan ietapi bcrbcda pcnycbahnya.


Di kawasan Agropolitan terjadi pcnurunan jumlah keluarga petani, ietapi !'ORB
sektor pertanian meningkai. Hal ini berani bahwa produktivitas petani di kawasan
Agropolitan semakin meningkat sctclah pclaksanaan

program Agropolitan.

Sedangkan di luar kawasan Agropolitan tcrjadi pcningkatan

pcndapaian per

kcluarga petani yang diikuti dengan peningkatan jumlah keluarga petani.


mclihat grnfil..

kcuaikunnya

Bila

yang hauipir sama aniara dua wilayah tersebui. berani

bahwa produktivitas peiani di kawasan Agropolitan lcbih tinggi.

Bila dilihat per kccamatan di dalam kawasan Agropolitan iuaka pcudapatan


per keluargn perani yang rclatif rcndah di Kecamatan Bclik dan Pu'osari (Gambar
12). Rcndahnya produktivitas pcnduduk di sektor pertanian i1:i dimuugkinkau
karcna masih sulitnya mernpemleh air baku umuk pcnanian. Pcngcmbangan
komoduas sayurnn yang banyak di kcdua kccamaian ini dilakukan pada musim
pcnghujan karcna SJlitnyn rncmperoleh air pada musim kernarau, Sedangkan di

Kecamman Watukumpul. Moga. dau Randudongkal kctcrsediaan air lebih mudah


untuk pcngcrnbangan kornoditas pennnian sehiugga produktiviias pctan- rclatif

lcbih tinggi.

~
''Ou,1,.111

--

xm
+-

21m

'll"

MJtl."3

J.!iti'!.4'b7

F\.tl._~

2.~.6!2

1.~6-18

1.871.9~

~J.

2~'m

28!l\,.'i91

26111.0J<>

\~

'-IU:.9'00

3.761.!41

...Ul.8'1

lbn.h"""'

6.W.~

~.~1.133

5.J'r-.0'19

\912:;\)J

Garnbar 12 Perke-nbangan Pcndapatan per Keluarga Pctani


di Kawasan Agropolitan

Sedangkan bila mclihat dari perubahannya

rnuku terjudi penurunan

pendapaian JJ<::r kcluarga pctani di Kccamatan Pulosari dan Belik. Penurunan ini

68

<limungkinkan karcna scmakin mening'camya jumlah keluarga petani semernara

luas lahan tidak bertambah. Akibatnya produk yang dihasilkan untuk sctiap
keluarga petani mcnunrr.

Di luar kawasan Agropolitan perubahan pendapatan per kcluarga pctaninya


cukup

bervariasi.

Namun di antara keriga kceamatan hanya di Kecumaian

Bantarbolang yang mengalumi sedikit pcnurunan pcndapaian per kcluarga petani


yairu dari tnhun 2003 ke tahun 2006 (Gambar 13). Di Kecarnatan Bantarbolang
juga tcrjadi xcdik it pcningkatanjumlah kcluarga pctani, tetapi luas lahan penanian
tidak meningkat. Laju kenaikan PDRB sektor pertanian tidak tcrlalu ringgi karena
di sini lcbih hanyak diusahnkan tanaman padi yang harganya rclarif'stahil.

7.(lll.OlJ

N.Ou.w
~(Ul.tU)

..... ~~

4,Qlllm

lO'.lUXX)
J.UllUO
l.O.X\UO

mn
--

\l.:UU-giil-s

6.351~

ll.U.~.

4.737.l'tll

Jl..n:ri:rlu"lo

4.531!.-t!S

~
:nn

:n'lS
<ljffl,411

l~um

.l~.'1-IJ

3.9SI.~

'\848{/l.l

Garn bar 13 Pcrkernbangan Pcndapatan per Kcluarga l'ctam


di Luar Kawasan Agropolitan
Melihat kondisi di alas maka pcngembangan komodiias sayuran ataujcnis
yang lain yang sesuai adalah dengun jenis yang mcmpunyai uilai ekonomi tinggi.

1 lal ini dimaksu<lkan untuk mcndapatkan pendapatan ydng tmggi pada saat pancn
sehingga dapat ditahung untuk pemenuhan

kebutuhan pada saat tidak bisa

mcnanam {musim kcmarau), Pcngcmbangan kouioditas ini perlu didukung oleh


peningkatan kemar-ipuan teknis petani misalnya dcngan pelatihan atau rnagang.
Kemungkinan yang lain a<lalah dcngan banyak mcmbangun cmbung untuk
mcnarnpung air hujau unu.k <limanfoatkan pctani untuk mengairi lahannya di

69

musun

kemarau. Ahernatif

yang lain adalah dcngan mcngembangkan

serura

pe11gc111ba11ga11 komoditas di luar kedua kccarnatan.


Hcrdasarkan basil wawancara kepada bcbcrapa pctani yang berbeda
komoditas, program Pcngcrnbangan

Agropolitan

dirasakan dapat mcniugkatkan

pendapatan khususnya pctani hortikulrurn jenis sayuran. 1 lal ini terkait dengan

fokus kegiatan di Desa Gornbong dengan kornoditas unggulan lanaman sayuran

dataran tingg] yaitu kobis, cabai. tomat. dan kcntang. Oengau mcmfokuskan
kegiatan di sentra sayuran ini rnaka petani lebih banyak mencrima
peralatan,

modal, dan pembangunan

prasarana (STA. jalau)

bantuan

yang menunjang

aktivitas agrihisnis di daerah tersebut. Bcbcrapa toko penyedia xarana produksi

pertanian (saprotan) bermunculan di daerah ini schingga petani merasakan lcbih


mudah dan murah memperoleh saproian. Hcbcrapa pcndukung usaha agribisnis
yang bcrkcmbang ini menyebabkan hasil produksi pcrtanian mereka meningkat

setelah ada program Agropolitan,

Pcningkatan

ini bisa disebabkan

olch

pengalaman. penyuluhan baik oleh pcmcrintah (Dinas Pcrtanian} muupun swasta

(pengusaha sarana produksi pertanian) dan kelompok tani/asosiasi,

70
c.
-s ~ e- 'Cf or-, .C. C-. C,..1 ec \C:

-e r-, ee Ct Ot; 0
. '"i...: N 0 '"'i
,.~ - r-- > C'f C"

v, ::;.

OQ

>O

M,,.;~C'"'l--t....:

-r

'!!f>-r"\N

tr.-~e~~--"1~

:4' e-. '"'},

f")-C'G'"T
0 ~ O>;..;

...;~.. .:.

:!J~!?g~g
ec-~ '"; ~ "'
.:.o.-, :.o -r r- r-r
l.f'l

V)

.o w-, ee e .,...
,.,.,r----cc-...:>'=!
~ -: oS. ~
-C>-CC.Vf"
t'-><l'.\OC-(

("")"TOO

v:...

Q!'J -

...,

~r~C-.~-r-

f";r..)r..'.,...:.-ic\
r",. r1

or,

e=

V")

" -=
= c..

"" NE"==

or,

ee ~
c. e
es

"'::...= ~

8
0

0
0
0

('I

..,,
...
-r
.,..
"!
"?
..; "'
,:;
r"'
'6
"'
eee
~
-e
-c
.., "' ": ~ .... "!.
...;
.... er

::g ....

..

.o

0
N

,.,
0

e,

"

"'

o_eil-:

,..=
::

!ie-

-:

(.I"

<..;

" =
;:;

.:

.:< .: .s"'-

0
_.:...

(0

"'

0 -e e--e"'
r-t
"'-e- 0,..:
,..;
'" =. -s
"'r- "'ci
""
-'"
0

- ,.

ee .,.,
e- .,., .,..
0
N ....
'"
....
N 0
r-;. er
ce .,; ci r-i .,.; -e

....

...

..
"'

,., - "":
,.,-t ""
oO '~ ,..
-o ,..:
,.., ""
"'
ee
":

.=

....

"" :s

ee

I~ ="~ =

r---

....

-e

-t

NOC"l-

c: c-;

M ...-: e- o

- v; er 0
l""'J-::- - ......

,...; .,.; .

a:

C'"'I ,...., "'f

....

-e-

~~

G! -o
5".

r-;.

....

..,.... ..,. -o"! v .

-;

.-. ...."' ,..; ....


0

..

00
NO

"'
-c

~ ..;; e-ee
~ ri

....

0
ii. =-e- .,., .,.,
"!
" ci ,e
.... ~ N.,.. "'
-c
"'. .,; :;
.r.
ec
c - .... -r

"'

'

"'

Ct'\f'tM
OO'C
N0Cf'l0Y'l0-

NV"l'00-<::r

0 0 r.
~.. r"' "'
f'! -e.. q' ..

..,...,..; ,..:
r..:
t"'l. M

r.
ee

... ....,., '"! or."'-: ,._...... ....."."" ....<'!


,..; ....
,,,.:

-e ...:::;

~
("'I ("I

'"
- 0:g

....,- <l"= ~.." .r."' .,.; 0


=
-i :.:

0
0
M

.: Oil"
!: ~

==

V\

r;
\C

-e

?>

oO

!-

,_ c--.

....I~

~
::;:
.

"'~< :>L
"' i:: ~

<o ..J
c 0
'.". <
;;; ::;: ;;:: w
pJ

"

::J 0
~

z.

:.:"

;:J

<t

-; ....: C"; 0
N(~q'ot'\

11'1'1:!"-V\O

ONr'l-0::

-~z

co

., <>.

<
-:2
...;

v
~ 7.

"'

;"' 0

" ~;z
..... "'-;>:.

;r:

o><

"'C'"

~;~..,.) ..c

'

"

"=:"

00

,c, "'

-~

'q"

..., -

o-.:o~~

...J

"
.~

4"'4 ...,.

B~
v-: oc.

"'
~.. .,;-,._

o:i

~ ~ ~ iS

<0 <

j"

'

"' ~"'"'"'
~
.,.,

r-.

71
Pergeseran Keunggul:m Kompetitif

Kcunggulan komperuif suatu wilayah dapat dianalisis dcngan menggunakan


metode Shift Share Analysis ;SSAJ dengan dua titik tahun pengamaian. l lasil
analisis pertumbuhan ekonomi dengan SSA untuk tahun 2000 dan 2003
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan berbagai sektor ekonomi di Kahupaten
Pemalang adalah sebesar 0.10. Bila diamati lebih lanjut laju pcrtumbuhan

ckonorni yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju penumbuhan total di


Kabupaten Pemalang ada pada enam sektor yaitu sektor pertambangan dan
penggalian, sektor listrik, gas. dan air bersih. sektor perdagangan, hotel. dan
rcstoran, sektor pengangkutan dan komunikasi. sektor kcuangan, persewaan, dan

jasa pcrusahaan, dan sektor jasa-jasa, Sedangkan sekior penanian, sektor industri
pengolahan, Jan sektor bangunan Jaju pertumbuhanaya lebih rendah dari pada laju
pernnnbuhan total di kabuparen (Tabel 11 ).
Tabcl 11

Komponen Share dan Proportional Shift PORR menunu lapangan


usaha Tahun 2000 dan 2003 Kabupaten Pemalang
Kornponen
Scktor

Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Iudustri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Oersih
Bangunan

Pcrdagangan, Hotel, clan Restoran


Pengangkutan Jan Kornunikasi

Keuangan, Perscwaan, dan Jasa


Perusahaan

Jasa-jasa

Komponen

l'rt1p1-n ional

Share

Shi fr

0.10
0.10
0.10
0.10
0.IO
0.10
0.10

0.070
0.U2
-0.020
0.284

-0.074
0.055

0.066

0.10

0.012

0.10

O.llJ

Sumber: BPS Kabuparen Pcmatang 2000 dan 2003, diolah

Bila diamati di dalam kawasan Agropolitan, maka di Kecamatan Moga


scktor penanian mempunyai tingkat kompctisi tcompetuiveness) lehih 1inggi
dioanding scktor-sektor lain. Sedangkan di empat kecamatan dalam kawasan
Agropolitan yairu Kecamatan Pulosari. Belik. Watukumpul, dan Randudongkal
tingkat kompetisisi sektor pertanian lcbib rendah dibandingkan dengan scktor
yang lain (Tabet 12).

72

Selain

scktor bangunan

maka

semua sektor

keunggulan

kompetirif di tiga keeamaian

Kecamatan

Belik,

Watukumpul,

yang

Jain mernpunyai

dalam kawasan Agropolitan

yaitu di

dan Ramludongkal. Sekior-sektnr iru adalah

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sckror listrik, gas, dun
air bersih. sektor perdagangan, hotel, clan restoran, sektor pengangkutan dan

kornunikasi. sektor keuangan, persewaan. dan jasa perusahaan, dan sekior jasajasa Scdangkan di Kecamatan Pulosari tidak mempunyai sektor yang kornpeiiti f
(Tabcl 12).
Tabel 12

Kornponen Differennal Shift PDRl3 menurut lapangan usaha Tahon


2000 dan 2003 Kabupaten Pemalang

------ -

--------~.

I 0.005 -0.073
0.002 O.Ot4 I 0.005 -0.073
1--~-'-~~~-'-,;_il---'--+-.:....:..:c:...+-=-'-'--+-~~~
3 Kee. Belik
-0.001
...._-------~
4 Kee. Watukumpul
-0.001
5

Kee. Randudongkal

-0.001

0.002

0.014

0.005

-0.073

0.005

0.005

0.00~
0.006
0.006

Kee. Warungpring

-f>.001

0.002

O.Ot4

0.005 ( -0.073

0.005

0.005

0.006

0.005

0.00li
f--7_K_'
c_~._B_o_d!_:m -1-..f)-00_1
-1-o_.oo:..:_2-1-.:. .o._0_14-+'-o'-.o'-o'-s--0.:....0.:...1.:...3~0.oos
aecs

0.005

0.002

0.014

Kee. Bamarbolang

-0.001

0.002

0.014

O.OOS

Kee, Pemalang

-0.001

0.002

o.ot'

o.oos

0.002

-0.015

0.005

10

Ke.:. Taman

1-0.llOI

-0.071

I -0.on

0.005

0.005

0.005

0.005

0.005
0.005

0.005

0.005

(LOOS

0.006

0.005

o.no;;

o.oo~

ll.006

o.oos

0.005

0.005

0.006

0.005

--4-----.l--__Jl---l---+----1

0.496

0.014 0.005 -0.073 0.005 0.005 ll.006 0.005


1-o.ool 0.002 0.01.i o.oos -0.073_.__o__oo_s+--o.-oo-5-1--o-.o-0-6+-l-------''--''---=--i---l---+---l---------+----1---1-13 Kee. Comal
-0.001 0.002 0.01'
0.005 --0.073 0.005 0.005 0.006 0.005
...._-------~~
~.:.:..:-+_:_.:..::.= __ _:___.:::.:..:...:....i--=-:....i----1---=-.:...:.....i
14 K<'C. Ulujami_____
0.001 _L_ 0.002
O.OOS~L---'-~
0.006 0.005
_
__JL_O.OU
_ _J 0.005 -0.073 0.005
11
12

Kee, Petarukan
Kee. Ampelgading

-0.001

0.002

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang2000 dan 2003, diulah

Hasil

analisis pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pernalang dengan

analisis shift-share pada tahun 2003 dan 2005 menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan berbagai sektor ekonorni di Kabupaten Pemalang adalah sebcsar

0,0& yang berari terjadi pcnumnan dibandingkan pcriodc sebelumnya.

73

Laju pertumb.ihan ckonomi ~ang lebin tinggi dibandiugkan dengan la]u


pertumbuhan total di Kabupaten Pemalang ada pada enam scktor yang yaitu
sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan. scktor Iisirik.

gas. dan air bersih, sektor bangunan. sektor perdagangan, hotel. dan restoran, dan
scktor pengangkutan dan komunikasi, Sedangkan scktor pertanian,

sektor

keuangan. perscwaan, dan jasa pcrusahaan. dan sektor jasa-jasa laju


pertumbuhannya lebih rendah dari pada laju penurnbuhan total di kabupaten
sebagaimana terlihat pada Tabel 13.
Tabet 13

Komponcn Share clan Proportional Shift PDRB menurut lapangan


usaha Tahun 2003 dan 2005 Kabupaten Pemalang
Komponen

Sektor

Share

Pertanian

0.08

Pcrtambangan dan penggalian


lndusrri Pcngolahan
Listrik, Gas, dart Air Bersih

0.08
0.08
0.08
0.08
0.08
0.08

Rangunan

Perdagangan. Hotel. dan Restoran


Pengangkutan dan Kornunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan

O.Ol<

Jasa-jasa

0.08

Komponcn

Proportional
Shift
-0.056
0.027
0.005
0.0-t5
0.004
0.057
0.021

-0.013
-0.001

Sumber: BPS Kabupaten Pcrralang 2003 dan 2005. diolah


Dari hasil analisis tersebu; tampak bahwa setelah ada penctapan kawasan

Agropolitan rernyata terjadi perubaban competttiveness sekior pertanian. Pada saat


sebelumnya

pelaksanaan program Agropolitan keunggulan kompetuif

sektor

pertanian terdapat di Kecamarau Moga, namun setelah pengembangan kawasan


Agropolitan terjadi di cmpat keeamatan lainnya yaitu Kecamatan Pulosari, Belik,
dan

Waiukurnpul,
pengembangan

Randudongkal

kawasan Agropolitan

(Tabel

13).

llal

101

berarti

dengan

maka pcngembangan scktor pertanian

semakin menguntungkan karena semakin meluasnya wilayah yang rncmpunyai


keunggulan kompetitif, yaitu dari satu kecamatan menjadi empat kecamatan.

Sektor industi pengolahan jnga mempunyai tingkat kompetisi Ji empat


kecarnaran

tcrsebut.

Peningkatan

ini temyata

sejalan dcngan

sernakin

74

kompciitifuya

sektor pertanian, Dari hal iersebut berarti bahwa ;nrl11stri

yang dikembangkan

pengolahan

perlu didukung olch sektor pertanian. Hal ini

dapat dipaharni karcna industri pengolahan yang tclah ada di kawasan Agropolitan
adalah industri yang mengolah produk pcnanlan khususnya industri makanau dan
pembuatan sapu.
Tabcl 14

Komponen Diffcrentia! Sh[fi l'DRB rnenurnt lapangan usaha Tahun


2001 dan 100) Kabupatcn Pcmalang

.,,a

g
<Ci')

s ~
.E :.=
s 0
"

t:

s,.

c:

.s

"'"
.:

"'

::
m
-"'

!l
0
:t

.,,ii

OD

.,;

::
c,

"

~
~
Cl) ;...

;l

-007&

0.369

0.106

0.178

-0.006

-0.536

-0.251

~
.g

.J:;

~(}

-0 I IR

Kee. l'ul<>sari

0.302

un

IUll

~0.13C.

0.89!1

Kee. Relik

0.711
0.091

O.i83

0.735

-0.426

1.212
-0.820

0.4i6
--0.295

0.454

2.260

Kee. Watuku111r;ul
5 Kee. RandudQngkt
6 Kee. Warungpring
7 Kee, l:lodeh

-0.327 -1.045
-0.231 -0.371

Kee. Banterbolang

-03R3

3.343

-0.290

Kee. Peinalang

-0.005

0.031

10
11

l K~c. Tainan
i Kee. Perarukan

IJ.007

0.005

0.009
0.009 0.017
0.030 -0.006
-0.008 -0.114
O.Ot6

I?.

Kee 4 n1pel,ettdir2

13
14

Kee. Comal
Kee. Ulujarni

'

0.013
0.173 8.96U
-0.437 -0.230
-- --0605
0.396

s::

~>
:c
~c:::

Kee. Moga

"

"-

~Ji
c.J} 2

::

"

"'~;;;
"

o~
.Ji v
-~ ""
.~ ~

\:: ~
;;
~ -~
0.303

::.:"

"
r.

'E

= "-"" ;,..:-

PS

J.158

" c:

"'

1.889 2.011
-0 940 -0.714
19.685 5.656

~ :::
r. ;i;
~ ~~
~~
~.o2
ea.
~~

.."'".

~-=

e .:-:;

"'~

"'

~~
0.232

0.336

0.324
0.189
0.472

0.296
0.866
0.3 72

2.246

0.977

-0.344
-0.184

-0.274

2.745

0.356

--0.051

-0.965

-0.287

-0.185
-0.136

-0.563

-{1.388

-0.69?

-0.827

0.610

-0.439

1.722
-0.529

0.016

0.054
-0.26/

-0.006

-0.005

0.016

-0.006

-0.005

0.008
0.008

-0.126

0.026
-0.00'/

0.061

-0.(10(,

-0.005

.o.cos

0.063

-0005

0.008

-0.458

0.053

-0.006
-0.00&

-U.U05

0.002

0.053

0.006

-0.005

-0.008
-0.008

2.4R3

-0.081
-0.1 SJ

0.04?

0.016
-0.016
-0.0J6
-0.016
-0.016

Sumber BPS Kabupaten Pemalang 2003 dan 2005, diolah


Kcunggulan

kompetitif yang lain adalah pada sektor pertambangan clan

penggalian, sekior bangunan, scktor kcuangan. persewaan. dan jasa pcrusahaan,


dan scktor jasa-jasa di Kecamaran Moga. Pulosari,

Relik. clan Randudongkal.

Keunggulan

dan restoran tcrdapat di

kompetitif

sektor perdagangau,

Kecarnatan Moga, Relik, dan Randudongkal.


scktor

pcngangkutun

Randudongkal.

dun kornunikusi

hotel,

Sedangkan keunggulan kompctirif

tcrdapat

di

Kecamatan

Belik

dan

75

Setelah

pengembangan

kawasan

Agropolitan

.crnyata

sektor

yang

kompetitif semakin banyak. Peningkatan keunggulan kompetirif dari bcberapa


scktor iui mcngindikasikan bahwa telah terjadi perkembangan divcrsifikasi sektor
dan akan menguntungkan bila dikembangkan. Semua sekior yang rncrnpunyai
keunggutan kornperitif di suam kecamatan dalarn kawasan Agropolitan dapat

dikembangkan untuk meningkatkan perekonumian wilayah.


Pcmusatan Ekooomi Wilayah
Cntuk rnenganalisis lokasi pernusaran/basis (aktifitas) digunakan analisis

l.Q (location Quotient). merupakan metode analisis yang umum digunakan di


bidang ekonorni wilayah.

Disamping

itu LQ juga bisa digunakan untuk

mengetahui kapasuas ekspor perekonomian suatu wilayah serta tingkat kecukupan


barang/jasa dari produksi lokal suatu wilayah,
Dalarn analisis ini dilakukan perhitungan untuk tiga tahun yaitu tahun 2000.
~003. dan 2005 unruk rnelihat pergeseran uilai LQ-nya dalam tiga titik tahun

tersebut. Dari hasil analisis pemusatan ekonomi wilayah dengan metodc LQ


tcrnyata terjadi pergescran

sektor basis pada saat sebelurn

dan sesudah

pelaksanaan . cguan Pengembangan Agropolitan. Dari tahun 2000 ke tahun 2003


(scbelum pelaksanaan kegiaran) tidak terjadi pcrgeseran pemusatan aktivitas

ekonomi sebagaimana terlihat di Tabel 14 dan 15.


Pemusatan aktivitas ekonomi d. kawasan Agropolitan terjadi pada sektor
pcrtanian pada scmua kccarnatan. l lal ini dapat dipahami karena di kawasan

Agropoliran merupakan kawasan pertanian yang cocok untuk pengcmbangan


tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, ternak, dan perikanan,

Mata pencaharian sebagaian besar penduduk juga pada scktor pertanian,


Pcmusat.an sektor industri pengolahan terjadi di Kecamatan Randudongkal
karma lctaknya yang di pusar agropolis, banyak induslri pcngolahan makanan di
amaranya indutri kacang goreng dan tahu, Sektor bangunan tcrpusat di Kecamatan
Belik, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Kecamatan Moga dan

Pulosari. Scktor pengangkutan dan komunikasi tcrpusat di Kccamatan Moga,


Pulosari. dan Watukumpul. Sedangkan sektor keuangan, persewaan. dan jasa

76

perusahaan dan scktor jasa-jasa pernusatannya di Kecamatur. Moga, Pulosari,


Hclik, dan Watukumpul.
Hal yang sama ierjadi di luar kawasan yaitu di Kecarnatan Warungpring,
Bodeh, dan Bantarbolang yaitu tidak terjadi pergeseran scktor basis. Pada tahun
:WOO dun 2003 sektor pcrtanian tetap menjadi sektor basis di kctiga kecamuian
tersebut. Keiiga kecamaran juga

merupakan

kawasan

pertanian. Sektor

pertarnbangan tetap rnenjadi scktor basis di Kecarnatan Warungpring dan Bodeh.


Sektor perdagangan. hotel. dan rcstoran dan sektor pengangkeran dan komunikasi
menjadi basis di

Kecamatan Bantarbolang, Sedangkan sektor keuangan,

pcrscwaan, dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mcnjadi sektor basis Ji

Kecamatan Warungpring.
Tube! 15

Hasil Analisis LQ PDR.l:l mcnurur lapangan usaha Kabupaten


Pemalang Tahun 2000
c

.a

"

-"
2

.,"'
u

:.:

I Kee. Mosa
2 Kee. Pulosari

,
j
4
5
6

Kee. Bdik
Kee. Wi!t.ukumoul
Kee. Rand udon!!klll
Kee. Waru.ngprin~

"

1.12
1.35
1.26

1.70

1.06

Kee.
Kee.
Kee.
Kee.
Kee.

'Farnan
l'erarukan
Arnoelsadina
Comal
Uluiami

Sumber: Data l'[)Rl3. olahan

0.10

I 1.12 0.40

x
10
II
12
13
14

Oil

,<

7 Kee. Bodeh
9 Kee. Pernalang_

:i::

0.73

0.79
1.27
1.15

0.50
1.07

0.80
0.71
0.52

.; c

0.94
- 0.72
0.61 0.94 0.72
0.80 0.75 1.15
0:19 0.79 0.82
1.13 0.25 0.69
0.61

5.55

0.81

4.77
0.68
0.15
0.14
0.08
4.14
0.92
1.28

0.92 0.77
0.62 0.\J6
0.57
2.51
0.50

0.74
0.64
1.23

0.86

1.00
1.24
1.20
I 31
0.90
1.20

1.19
1.19

0.58

0.90
0.83
1. I 9
1.77
1.45

0.81
0.17
0.25
0.94
1.38
I.SO
0.25
l.25
0.87
t.67

l.83

0.6?

0.'>8
0.62

0.5~

"~e .a"
.

c
-e

"

i:: ;;

=co:I
~
=:.> .J>:'; .c
,,
e c:
:~
e
:.,
c ,,,
!:: c:
.i
Ii
;
=
8
;::
0
~
'c .:.:. !::., e::i " .,, c""-e
'Cl a"
.,, c ~
""" a:., .,." e::i
5
...., ."-... Oil
=
.,c0..
:~-l =< ~""= 'E_ "O"'= ~~

1.53
I.IS

Kee. Bantarbolanz

" .,,"

"O

"'

..
...,-=
...=

;;;
w

" =~

0..

r:c..
""'' ""' ""'"
== "'c ~,'
~ .s .s:."'
!i ...,

1.35
L1'i
1.63

1.04

1.12

1.01

0.49

0.70
1.09
0.71
0.94
1.55
0.26
0.38
1.09
1.62
1.01

1.18
0.97
1.25
0.85
O.~I
1.31
0.60
1.07

J.06
1.06
0.76

0.74

0.57
1.30
1.68
0.25
0.7i
1).78
1.56
0.84

1.04
1.23

0.91
1.26
0.70

77

Tabet 16

Hasil Aralisis LQ !'ORB menurut lapangan usaha Kabupaten

Pcmalang Tahun 2003

"

-~"'

=-" e," "'


Q,

Kee. }lo!!a
2 Ke1. Pulosari
3 Kee. Btlik
4 Kee. WiHukumnuJ
5 Kee. Randudonzkal
6 Kee. Warungorin~

J.J3

1.36
1.26
1.74
1.55

12

Kee. Bodeh
Kee. Bantarbolang
Kee. Pemala112
Kee. Taman
Kee. Pctarukan
Kee. :\111nd11adi11g

lJ

Kee. Comal

1.15
0.49

14

Kee. Uluiami

1.08

I.IS

1.05
0.72
0.80
-1.27

1.02

1.311

1.19

1.06

J.03

0.59

o:n

1.34
1.65

1.13
0.18 0.50
(1.25 0 . 7)

J.02

1.19

0.72
l.11

0.99

0.57

0.71

0.85

::

Oci
e
~

=-r.i

0.59
(i.40 0.61
0.81 0.81
0. 71 0.81
ii.53 1.1 i
S.62 0.83
'.78 O.Q3
0.67 . 0.62
0.1.J 05i
0.14 2.)1
0.08 0.50
L.]6
0.75
0.90. 0.63
1.30 1.26

0.91 '166
0.94 0.66
0.76 1.08
o.80 0.76
0.26

0.65
0.'>2

J.15

y. ::

.:: ~
" .i
=.,, .2
i..

~(L-

~ "==:

;. .s c::
=
~
~
-::i < ="'c :tt: "

0.39

1.19

J.00

c"

::

"- --r.
=-" E"'
""';; "...,
~~
"
=
"
~E

.,,

e.:

.:

'"=I
~ E
ti:

a,

::.i

::

'i:

~
~

""

-"" ...,

tll

7
8
9
10
11

a,

-:" =.,

c
::

.~

ee

..= -~
~(

;;,

="'

I~-~. .

e
s:
~

::Li

:- ~

0.82

0.87
0.77 0.58 0.9.J
095 0.~4 l.>R
0.99 0.82 1.48
1.26 1.25 0.25
1.21 1.10 1.25
1.32 1.65 o.as
0.88 1.32 1.63
1.22 1.72 0.70

:::

"'
"

.. "'"'"
'

1.25

1.27

1.19 0.94
J.66 1.53

0.80

0.26

I 021

I o.n

0.38

0.61
1.07

J 10

0.92

1.53

159

1.24

0.85

I 02

()71

I 0.19

l.29

Surnber: Data PDRB. olahan


Pergeseran pemusatan ekonomi rerjadi antara tahun 2003 dan 2005
sebagaimana terlihat pada Tabcl 15 dan 16. Pergeseran pcmusatan ekonomi terjadi
pada

sektor

industri

pengolahan

yauu

pada

tahun

2003

di

Kecamatan

Randudongkal dan pada tahun 2005 di Kecamatan Watukurnpul. Hal ini bisa
dipahami

karena

di

Kecamatan

Watukumpul

pada

tahun

2005

semakin

berkembang industri pengolahan minyak nilam selain industri sapu gelagah yang

tclah ada sebelumnya. lndustri pengolahan kayu juga scmakin berkembang di

Kecamatan watukumpul,
Pernusatan sektor bangunan bergeser dari Kccamatan Belik ke Kecamatan
Pulosari, sektor perdagangan. hotel. dan resioran bcrgeser dari Kecamatan Moga

dan Pulosari ke Kecamatan .\1oga dan Randudongkal. Sektor pengangkuian dan


komunikasi juga dari Kecarnaran \foga Pulosari. dan Watukumpul
Kecaruatan Belik dan Randudongkal.

bergcscr ke

l'emusatan scktor kcuangan, persewaan,

78
dan jasa pcrusahaan berkurang dari Kecamutan Moga. Pulosari. Belik, clan
Watukurnpul ke kecamatan Moga, Pulosari, dan Belik.
Sedangkan sektor pertanian tctap dari sebelum pelaksanaan dan scsudah
pelaksanaan program Agrcpoluan yaitu pemusatan di scmua kccamatan dalam

kawasan Agropolitan yai:u Kccamaian Moga. Pulosari, Bclik, Warukumpul, dan


Randudongkul.

Dernikian juga sektor jasa-jasa pemusatan

aktivitas tetap di

Kecamaran Moga. Pulosari. Belik. dan Wau.kumpul.

T abel J 7

Hasil Analisis LQ PORB menurut lapangan usaha Kabupatcn


Pernalang Tahun 2005

Kee. Pulosari

1.41

0.&5 0.76 0.80

l.16

1---.>:..'
.~K.=.:ec::...B:::.e::oh:.::.k'-----'-'1.:::.Z:.::...i6
0.76 0.74 0.8610.85

Kee. Watukumnul

1.84 0.59

1.09

1--....:..5..i....:.K.::e:.:c.:..R:.:::.:
":..:tl:.:u:.=tlc::.o::in""'IG=1::..l
-.-'l.06 0.68

6 Kee. Warungoring
7 Kee. tlodeh
1--~8-l-'-K.ee.
l3antarbohm

9 Kee.: . .Pernalana
~--"...+-:=:
:. ===- 10 Kee. Taman
11
12

Kee Petarukan
Kee. Ampelg;adin~

13

Kee. Comal

14

Kee. Uluiarni

0.29

0.74

0.58 0.99

O.i9

1.69

1.27

0.86 J.18
0.19 0.53

1.06
0.76

1.23
1.114

0.60

0.57 1.39
1.06
1.63 5.80 0.76 0.91 1.00 0.26
1.20 -1.93 0.83 0.87 0.1\1 0.97
0.59 0.12 1.22 0.83 O:ll 1.21
1.14 0.21 1.82 1.86 1.34 0.35
~o o.os o..is 1.25 1.18 1.26
o.s J.o3 1. is 0.94 1.25 0.63
0.50 0.89 0.58 0.52 1.18 1.62
I.I-I 1.24 .. II 1:)9 1.91 U.74

1.28 0.38 0.56 0.85 0.84

1.311
1.21
0.77
0.59
1.36
0.36
0.78
0.56
1.52
0.9U I

0.~4. 0.80

1.12

I.OS

1.14
0. 73
125
0.37
0.39
1}_ 78
1 57
l.Ol!

1.29
0.87
I.OS
0.85
1.07
0.65
1.22
0.75

Pergeseran pemusatan ekonomi juga terjadi di luar kawasan Agropolitan di

tiga keeamatan. Sektor pertanian retap menjadi sektor basis di tiga kecamatan.
Sedangkan

scktor pcrtambangan dan penggalian bergeser dari Kccamatan

Warungpring dan Bodch kc Kccamatan

Bodeh dan Bantarbolang,

Sektor

bangunan tidak lagi menjadi sektor basis setelah ada kegiatnn Agropolitan. Sckror

79

pcrdagangan. hotel, dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi


bergcser dari Kecamatan Bantarbolang kc Kccamatan Warungpring. Sernentara
scktor keuar.gar.. persewaan, dan jasa perusahaan dan scktor jasa-jasa sernula

hanya di Kecarnatan Warungpring mrnjadi di Kecamatan Warungpring dan


Hodeh.

Pemusatan sdmir penanian di kuwasan Agropoliian maupun di Juar


kawasan rerjadi karena di kedua daerah tersebut mengandalkan kegiatan
pertanian sebagai mara pencaharian penduduknya, Lahan pertanian baik sawah

maupun lahan kcring menjadi tempai oerusaha tani dan mcnjadi andalan bagi
masyarakat di daerah tersebut. Pernusatan ini sejalan dcngan mcningkauiya
keunggulan kompctitifnya di empai kecamatan dalam kawasan Agropolitan,
Scdangkan di Kccamatan Moga sektor pertanian menjadi tidak kompetitif, maka

dapat dimungkinkan untuk dikembangkan sektor lain misalnya sektor jasa untuk
pengembangan ekonorni kecematan.
Dilihat dari nilai LQ di kawasan Agropolitan baik sebelurn pclaksanaan,
saat mulai. dan setelah pelaksanaan program Pcngembangan Agropolitan maka

sckior penanian masih merupakan sektor basis di sernua kecamatan. Narnun ha!
itu umumnya tidak diikuti okb sektor sekunder terutama industri pengolahan.
Padahal sektor ini merupakan sektor yang bisa diharapkan untuk mernperoleh

nilai tambah dari produk pertanian, Setelah pelaksanaan program Pcngcmbangan


Agropolitan sektor industri pengolahan mcnjadi scktor basis hanya di kecamatan
Wauikumpnl. sedangkan di cmpar kccamaran lain tidak.
Sckror-scktor tcrsicr lain tcrnyara menjadi sektor basis di antaranya sektor
perdagangan. hotel. dan restoran di kecamatan Moga dan Randudongkal, Sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan meojadi sektor basis di kccamatan

Moga. Pulosari. dan Belik. Sedangkan sekror jasa-jasa ierdapat di Moga, Pulosari.
Belik.

dan Watukumpul. Melihat perkernhangan sektor tersier ym1g berkembang,

sementara sektor sekunder yang terkait lacgsung dcngan scktor primer kurang

berkembang, maka diindikasikan bahwa di kawasan Agropolitan telah terjadi efek


spill over yang lebih besar dibandingkan dcngan dorongan untuk berkcmbangnya
kawasan Agropolitan.

Kota-kota kecil ini berkembang lebih banyak untuk

mcnangkap demand dari luar dibandingkan

untuk mendorong perkembangau

80

daerah hintcrlandnya. Daerah hinterland yang merupakan pusat produksi pertanian


sehurusnya dapat difasilitasi dengan lebih banyak fasilitus umum dan penunjang
agribisnis di pusat pcrtumbuhan

(kola kecil). Kota-koia kecil tersebut tcrnyaia

fasiliias

berkembang untuk mcmenuhi pcrmintaan dari luur kawasan misalnya

pcnunjang pariwisata bcrupa hotel dan rumah makan yang berkemhang di


Kccamaran Moga. Scdangkan di Kccumatan Randudongkal

selain berkernbang

subscktor hotel juga pcrdagangan,

Industri pengolahan yang perkembangannya selama ini tidak mcngikuti


pcmusatan pada aktivitas

sekior pertanian juga dimungkinkan

oleh kan.:1111

scbagian besar produk tidak dijual dularn bentuk olahan. lndustri pengolahnn dari
produk pertanian hanya sebagian kecil dan bcrada di Kecumatun Waiukumpul

yaitu sapu gelagah. minyak nilum, serta pcngolahan kayu. Komoditas unggulan
selain gelagah, ni lam. dun kuyu unuuuuya sedikit

yang dijual dalam

bcntuk

olahan. Komoditas tanaman pangan yaitu padi chm jagung dijual dalam bemuk
keriug pancn dan bukan olahan. Kcmoditas tanaman pcrkcbunan bcrupn ccngkch

dij\lal dalam bcn111k kering pancn. sedangkan lch uan jahc dalam bentuk scgar.
Hanya sebagian kecil pciuni tch mcngolah Juun l<lh mcnjadi tch kering asli untuk
dikonsumsi sendiri dan dijual ke pasar lokal. Komodltas teh juga sudah rnulai
berkurung dun udck mcrnusat di soatu dacrah tertentu akibat banyaknyu tanamnn
yang dibongkar clan diganti dcngan innaman
mcnguntungkan. Tanaman hortikuliura

sayuran yang dianggap lebih

sayuran bcrupa kohis. cubui, lomal, dan

kenning yang banyak dikernbangkan di Kecamatan Pulosari dan Uelik dijual


dalam bcntuk segar, lidak ada proses pengolahan. hanya prosesing pencucian,
soriasi, dan grading saja. Komoditas tanaman hcrtikultura

buah-buahan berupa

durian, mangga, rambutan yang menjadi unggulan di Kccamatan Randudougkal


juga dijual dalam bcntuk segar, Sodangkan buah nanas di Kecamatan Bclik lebih
banyak dijual dalam bentuk segar daripada olahan, Pcngrajin keripik dun manisan
nanas hanya ada saiu

kclompok

dan memproduksi

dalam skala

kecil sa]a.

Sedangkan uruuk komoditas ternak yaitu sapi clan kambing scrtn perikam1n daral
1idak dijual rlalam beniuk olahan.

81

Pangsa Sektoral terhadap PDRB

Pangsa scktoral tcrhadap PORB menggambarkan berapa bcsar peranan dari


seliap sekror terhadap PDRB di suatu wilayah. Perubahan pangsa sekioral antar
waktu di suatu wilayah akan meuunjukkan adanya perubahan strukiur ekonomi di

wilayah tcrsebut.
l las ii analisis

menunjukkan

bahwa terjadi pergcseran

pangsa sekroral

l'DRB di kawasan Agropolitan sejak tahun 2000 sampai 2006. Pergescran yang
bcsar bcrupa peningkatan terhadap pangsa PDRR tcrjadi pada sektor perdagangan,
hotel. dan rcstoran. Sektor lain yang pangsanya sedikit meningkai adalah sekror
jasa-jasa

Jan

scktor

pengangkutan

dan

komunikasi.

Sedangkau

sektor

pertarnbangan dan pcnggalian sangat kecil pangsanya walaupun ada peningkatan.


Sektor yang mengalami penurunan adalah scktor pcrtanian yaitu dari sekitar
40% menjadi 35%. Sedangkan sektor industri pcngolahan juga mengalami sedikit
pcuurunan (Garnbar 14).

-~.

tn.

0~\ll:td<Dl

5.1.

aqm

w.

N>-

iooe....,..

dn.l:No-

~,;.,

'i\f,

Konri3"

"""""

.t].

._,

sr,

"

:I ln1.i ""Y"""

"'o;

D~""

nn

,,_...,

01\._~i'n

Gambar 14 Pergescran Pangsa Sektoral PDRB di Kawasan Agropnlitan


Di luar kawasan Agropolitan juga terjadi pergeseran pangsa scktoral PDRB
scjak tahun 2000 sampai 2006. Perubahan pangsa iersebut terutama pada scktor
pertanian dan industri :iengolahan yang menurun dan diikuti dengan pangsa sektor

perdagangan. ho.el, dan restoran yang mcningkat, Namuu besarnya pcrubahan


pangsa tersebut relatif lebih kecil dibandingkan dengan di kawasan Agropolitan
(Gambar 15).

82

~-.

0 N!ulSl l'tsSel.\3tll

De.

dsli....-

~PA.

~d:n

P.4

Kmuia<i
0--1-bcl

-......

.stb

<In

IS"@.nln

41\o

0 l.Qrk {~ dlil Ai'

J'.O

"""'

nc.

OIJWui~cU,.,

l{r,.

R::itilt I hi 91u dn

O>
3JX)

......

""""'

Gambar 15 Pergeseran Pangsa Sektoral PDRB di Luar Kawasan Agropolitan


Dari hal rersebut berarti bahwa pergeseran pangsa scktoral PORR lebih
besar terjadi di kawasan Agropolitan. Pergeseran dominasi sekior pertanian ke
scktor pcrdagangan. hotel. dan restoran terjadi di semua kccamatan dalam
kuwusun Agropolitan,

Pcrubahan terbesar terjadi di Kecamatan Moga dan

Randudongkal ( Gambar 16 ).

....,.

-.......-

(ol],

o.:...-~

.-..r-Jb.
!'\>
..... _ .......
.....

'"

1v::.

--

G~~lllc..-_

'~

..,,.

~,. , ..

a~o..a..._""

:~,....

.~
.. -0.U...fhv-

>u'

...'"

Gambar 16

,,...

~.

.:-,.....

Lt'JC.
...-1'-
..... .-tb,.,,_

..........
~~~-

a-~11.;;t

-~..,,...
"'~

Clf,..,,._('"~

...

.,~01.U-l'ntW....

Pcrgeseran Pangsa Sektoral PVRB di Kccamatan Moga


dan Randudongkal

Pangsa sektor perdagangan. hotel. dan restoran di Kccamatan Moga yang


meningkat disebabkan oleh letakaya yang stratcgis dan menjadi transit dari jalur
wisata kc obyek wisata, menyebabkan di Kecamatan M0<,,:a berkernbang beberapa
hotel.

Selain itu banyak muncul rumah makan dengan konscp wisata karena

duerah ini memiliki pcmandangan alam yang indah dan mudah dijangkau.
Scdangkan di kecamaran Randudongkal bcrkernbang perdagangan dan pcrhotelan

83

scna jasa-jasa karcna kccarnatan ini tclah bcrkcmbang menjadi pusat pelayanan di
kawasan Agropolitan dan wilayah lain di bagian selatan Kabupaten Pernalang.
Walaupun pangsa sektor pertunian di dalarn kawasan Agropolitan mcnurun

tetapi

nilai

PDRB sektor

petanian scbenamya mcningkat

dengan

laju

lebih kecil dari scktor perdagangan, hotel, dan restoran. Pangsa

peningkatannya

scktor perunian yang masih tinggi terdapat di Kecarnatan Watukurnpul yairu


masih lebih dari 50% dalam panpsanya rerhadap PDRD (Garnbar 17).
Sektor industri pcngolahan secara umum mengalami

di

khusus

Kccamatan Watukumpul justru

meningkat

pcnurunan

tetapi

dac cukup

bcsar

sumbangannya lcrltat.lap PORB yahu melcbibi '.!(l"/o. Hal ini dimungkinkan karcna
di Kecamman Watukumpul banyak icrdapar industri pcmbuatan sapu gelagah,
Pada tahun 2004 juga banyak bcrmunculau indusiri pengolahan minyak atsiri dari
tanaman nilam S"y'ingnya setclah terjadi penurunan harga pada awal tahun 2007
pcrkcmbangan industri ini mcnurun,

... ..

. ..

t
....

'''

~
........
.__

o~-rv..-

...... r-.....

:.4

....

c ..... , ..... -\1

''
w.
"'e.,

--~
.............
=

G-"""""
lh1hliP

0 l "'- "-'-,,,..,

,..

..

,, .

"'"

...
..~_

.....

....,..'"'h-1

......
....
,..

..... (!fl"'

.... .

...~.

....,

o~ .... ~-."""
~HI!

11ot1.i.n01

...

.""""'"---

.-~-......._
"'~"'-

....,....._ ....
o,......,.,....,,.,._
........

...

~
- 01...._ ..... -~

..,,_~-

o~-.....-

Oh

,.,

..
Gamhar 17

i:..,., .....

--

~...
~.

. . . , ..~

o ......

ol

..

Pergeseran Pangsa Scktoral l'DRB di Keeama.an Pulosan.


Bclik. dan Watukurnpul

l'enurunan pangsa scktor penanian juga terjadi di luar kawasan Agropoliran

yaitu Kecamatan Warungpring. Bodeh. dan Bantarbolang.

Oi Kecamatan

Warungpring sebagai kecamatan bani basil pemekaran pada iahun 2001 Lelah

85

penanian) akan rnakin rnenurun. Elastisiias

permintaan

tcrhadap makanan lebih

keci I dari satu (inelastic) sehingga peningkatan pcnnimaan terhadap bahan

rnakanan tidaklah sebesar pcrrnintaan terhadap barang-barang hasil sektor industri


dan jasa. Penycbab lainnya adalah pcnurunan harga riil (real price) kornoditas
pertanian apabila dibandingkan dcngan harga komoditas scktor lain misalnya
industri dan jasa. 1 lal ini berakibat nilai POIIB sektor pertanian rclatif lebih
rcnduh dibanding scktor luin.

Persepsi tcntang Dampak Kcgiuan Pengembangan Agrupolitan

terhadap Tingkat Pendaparan


Hubungan antara Kumodiras, Aktivlras, dan Lokasi
Tcmpat Tinggal dengan Persepsi

Pcrsepsi petani terhadap dampak pengcmbangan kawasan Agropolitnn


diduga mcrnpunyai hubungan dengan komoditas, aktivitas. dan lokasi rcmpat

tinggal petani. Umuk mclihat hubungan tcrsebut

diuji

cl,ngan analisis

nonpararnetrik Chi Square.


Hasil analisis menunjukkan bahwa ada tidak nda hubungan antara akiiviras
petani dengan tingkat persepsinya, sebagairnana ditunjukkan pada Tabcl 18, di
mana nilai Asymp Sig (2-sidcd) pada Parson Chi-Square adalah 0,2-,2 (lcbih
besur dari 0.05). Hai ini bcrarti Ji amara petani yang hanya tcrlibat sektor 011.fi:mn.
tcrlibat sckror o.fj farm, don petani yang rnenjadi pedagang pcngurnpul iidak
berbeda dalarn hal persepsinya tentang manfaat Pcngcmbangan Agropolitan.
label I 8. Hasil Analisis Chi-Square hubungan aruara Aktivitas pctuni dengan
persepst

Value
Pearson Chi-Square

2,9211a)

Likelihood Ratio

2.58)

Linear-by-Linear Association

0.021

N of Valid Cases

Asymp. Si)l.

df

(2-sided)
2

0.232

0.275

0.869

54

a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.0~.

86

Demikian pula dengnn lokasi tcmpat tinggal petani tidak ada hubungannyn
dengan tingkat persepsinya. scbagaimana dapat dilihat pada T11bd 19 di mana
nilai Asymp Sig (2-side<l) pada Pearson Chi-Square adalah 0,095 (lebih besar dari
0,05). llal ini hcrarti bahwa pctani yang tinggal di dcsa pusai pertumbuhan (OPP)
maupun di hintcrlandnya

tidak bcrbcda dalam hal persepsinya.

Tahcl 19. l lasil J\11alisis


l'<.>I ani

Chi-Square hubungan anrara Lokasi tempat Tinggal

dcngan persepsi nya

Value
l'earson Chi-Square

df

Asymp. Sig.

Exact Sig.

Exact Sig.

(2-sidcd)

(2-sidcd)

(I-sided)

0.178

0.104

2, 7RQ(h)

0,095

Continuity Correct ion(a)

1,486

0,223

Likelihood Ratio

4,585

0.032

Pi~her's Exact Test


Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

2,7J8

0.098

5.1

a Computed only frn H 2.x2 tuhlc


b I cells (25.0%) have expected ccunt less than 5. The minimum expected count i; 1.85.

Sedangkan komoditas yang diusahakan petani ada hubungannya dcngan


1ingkm perscpsi, scbagaimana dapat dilihat pada Tahel 20 yaitu nilai Asymp. Sig
(2-sidcd) pada Pearson Chi-Square sebcsar 0.016 (lebih kecil dari 0,05). Hal ini
berarti pctani yang mengusahakan komoduas terteruu mcrasakan manllw1 program

Pcngcmbangan Agropolitan

sedangkun petani

komoditas yang lain

tidak

rnerasakannya.

Tabet 20. Hasil Annlisis


pcrscpsi

Chi-Square hubungan antara Komoditas dcngan


Value

Pearson Chi Square


Likelihood Ratio

10.350(a)
13.072

Asymp. Sig. (2-sided)

-----3

0,016

0,004

Liuear-by-Linear Association

U.829

N of Valid Cases
H 4 cells (50.0%) have expected count less than

S. The minimum

expected count

is 1.67.

87

Sccara deskriptif dapat cilihat pada Tabet 21 bahwa yang

rnempunyai

persepsinya tinggi hanya perani komoditas tanaman honikultura dan pcrkcbunan.


Scdangkan petani komoditas pangan da.n kehutanan scmua mempunyai perscpsi
yang rendah.
Fabel 21. Tingkat persepsi petani berdasarkun korroditas yang diusahakar,
Tingkar Persepsi

Jenis Ko111,1di1as

Total

Tinggi

Rcn<111h

Tan. Pangan

12

12

Tan. Hortikulrura

14

l'an. Pcrkebun.m

!5

19

Tun. Kehuranun

!'oral

10

44

54

Ocrc.Ja.-;arkan jcr.is tanaman }ang dikcmbangkan petani ada tujuh jcnis yaitu
untuk komoditas tanaman pangan dengan jenis tanaman padi. komodiras ranarnnn

hort i ku ltura dengan jenis tanaman sayuran dan nanas, komoditas tanaman
pcrkcbunan dengan jenis tanaman kepi. 1ch. dan gelagah. sena komoditas tanaman
kchutanan dengan jenis tnnaman kayu-kayuan utamanya sengon taut,

Petani yang lcbih merasakan manfaat adanya kawasan Agropolitan adalah


petani komoditas ianarnan hortikuhuro dan dilanjutkan komoditas tanaman
pcrkcbunan. Sedangkan petani komoditas tanaman pangan dan kehutanan tingkat

rcndah atau kurang mcrasakan manfaat dari program pcngcmbangan kawasan


Agropolitan, Perbedaan persepsi tcrsebui disebabkan karena petani kornoditas
hortikultura dan pcrkcbunan lebih banyak mendupatkan jenis bantuan baik modal,

peralutan. maupun sarana prasarana untuk pengcmbangan kornoditas daripada


peiani komoditas tanaman pangan dan kehutanan.
Bantuan untuk pelani hortikultura untuk jenis tanainan sayurun di desa
Gornbong kecarnatan Bclik adalah pembangunan subtermmal agnbisnis (STA)
sayuran, peralatan

keranjang sayuran, bantuan modal umuk kclornpok lnni

sayuran. dan bantuan pcrmodalan usaha agribisnis.

Pernbangunan

sarana

prasarana untuk kcpcntingan masyarakat dcsa Gombong yang relah dibuat adalah
jalan pores dcsa dun jalan lingkar kc STA. Selarna ini desa Gombong mcmang
rnenjadi

prioritas

kegiaum

pengembangan

kawasan Agropolitan,

Scdangkan

88

petani

sayuran di desa Kuta kecamaian

lkli.< mendapat

baruuan

berupa

permodalan unruk kelompok tani dan pembangunan halte sayuran.

Perani hortikultura jenis tanaman nanas rnendapat bamuan berupa satu buah
peralatan vacuum frying untuk membuat keripik nanas dari Pemeriniah Provinsi
Jawa Tengah. bantuan peralaian dan pclatihan pernbuatan manisan dan sirup
nanas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pcmalang. Sedangkan
untuk pedagang nanas yang berjualan di pinggir jalan raya antara Kecumatan

Randudongkal dan Belik diberikan hantuan kios buah umuk rnemasarkan nanas
segar maupun ulahan serta makanan kecil sebagai oleh-oleh.

Peiani komoditas pcrkebummjenis tanaman kopi banyak mendapat bantuan


di antaranya adalah pcrnlatan mcsin sosoh dan pembuat bubuk kopi, permodalan
untuk kelompok tani kopi, dan pelarihan Sckolah Lapang Pengendalian I Jama
Terpadu (SL-PHTJ. Kclcmbagaan Asosiasi Perani Kopi (APEKI} juga mcmpunyai
peranan dalam upaya mendorong peiani untuk meningkaikan produksi kopi.
Bangunan ST,\ Unit Prosesing Kopi tclah dibangun dari biaya Pcmcrintah Pusai
setahun yang lalu, sayangnya masih belum difungsikan karcna kendala lokasi
yang diimggap kurang tepat olcn para petani kopi.
Petani

komoditas

perkebunan

jenis

teh pcrnah

rnendapat

bantuan

perrnodalan pada tahun 1980an dan setelah pelaksanaan program Agropoliran


tidak pcmah mendapai banruan lagi. Sebagai kcrnoditas unggulan <Ii Kecamatan
Pulosari

ternyata komoditas

teh belum mcudapatkan

cukup pcrhatian dari

Pemerintah unruk pcngembangannya. Tanaman teh yang ada scbagian dibongkar

untuk ditanami sayur-sayuran yang dianggnp lebih menguutungkan.


Sedangkan petani gelagah pernah mendapai bantuan modal kepada
kelompok tani untuk pengembangan tanaman maupun usaha pembuaian sapu.
Saar ini bantuan tersebut kurang berkembang. Pciani sudah tidak lagi menanam
gelagah walaupun sebagian besar perani juga menjadi pcngrajin sapu gelagah.
Mcrcka lcbih suka mcmbeli gelagah dari pedagang yang bahannya diarnbil dari

kabupatcn lain yaitu Purbalingga. Di Purbalingga pengcmbangan gelagah telah


dilakukan di bawah tegakan tanarnan hutan milik Perhutani.
Pada saat berkembang tanaman nilam maka tanaman gclagah yang ada di

lahan

mereka

diganti

dengan

tanaman

nilam

karcna

dianggap

lcbih

89

rnenguntungkan

dengan alasan daur produksi yang pendek Jan harga produksi

yang lcbih mahal dari gelagah, Sayang kornoditas nilam

ini pernah pula

rnengalami penurunan harga yarg drastis pada awal tahun 2007 sehingga pcrani
mengganti lag] dcngan komoditas lain di antaranya kay u-kayuan dan tanaman
semusim lainnya. Akhir iahun 2007 harga minyak nilam kernbali meningkat dan
pctani mului iertarik lagi unruk mengembangkan -iilam, haik di lahan sawah
maupun di bawah iegakan tanaman kayu-kayuan.
Pada saat penelirian petani teiap belum tertarik kembali menanam gclagah
yang dibutuhkan uruuk usaha kerajinan

bagi pctani yang menjadi pengrajin

maupun yang khusus menjadi pengrajin sapu di desa tersebui. Padahal harga
bahan baku sapu ini semakin meningkat setelah masa pancn malai bunga gelagah
terlampaui. Petani dan pengrajin sapu belum mau mcrnbentuk kelembagaan
seperti koperasi yang seharusnya dapat membcri modal untuk pembelian bahan
baku sapu yang berupa malai bunga gelagah pada saat panen raya dcngan harga

yang lebih murah.

Malai buoga gelagah ini dapat disirnpan sclarna setahun

sainpai masa panen di tahun berikurnya.


Petani komoditas kehutanan dengan jenis tanaman kayu-kayuan tcrutama
s.cngon laut bunyak bcrada di kecamatan

Belile dan Watukumpul.

Mereka

mendapat banruan dari program bidang kebutanan dari Pcmcrimah Kabupateu


maupun Dcpancmen Kehutanan misalnya proyek penghijauan clan Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RI IL). Bantuan yang :libcrikan
berupa bibit tanaman dan hantuan insentif penanaman di lahan kritis dan untuk
pcnyelamatan sumber daya tanah dan air. Walaupun banruan tersebut tidak
merupakan bagian

dari program Pengembangan Agropolitan,

tetapi

petuni

kehutanan di kawasan Agropolitan merasakan adanya perhatian dari Pemerintah.


Sedangkan petani komoditas tanaman pangan dengan jenis tanarnan padi
hanya rnenerima bantuan berupa bibit padi dan jagung yang diterima pada akhir
tahun 2007. Pcmbcrian ban:uan ini dilakukan di seluruh kabupaten dan bukan
merupakan program khusus di kawasan Agropolitan. Selain bantuan icrsebut

jarang ada banruan yang dirasakan petani sehingga pcrsepsi petani komoditas
tanaman pangan tcruang manfaat program Agropolitan lebih rendah.

90
Sclain komodiras tanaman di kawasan Agropolitan juga dikcmbangkan
komoditas tcrnak yaitu sapi potong. Oalam analisis ini komoditas sapi potong
tidak dimasukkan karena bcberapa komponcn dalam sistcm agribisnisnya agak
berbeda dengan komoditas tanaman. Bamuan untuk pcngembangan tcrnak sapi

dilakukan cara iraduhan yaitu petani mendapatkan bibit sapi dan membesarkannya
dcngau sistcm kereman. Sctclah bcrar sapi meningkat dan mengunrungkan maka
sapi dijuaJ. hasil pcnjualan dibagi kcpada petani 60% dan Pcmcrintah 40%.
Dengan cara gaduhan ini petani telah merasakan manfaarnya dan gaduhan tctap
berialan dengan baik. I lal ini discbabkan olch adanya harapan bagi petani uruuk

memperoleh keumungan yang lcbih tinggi hila memelihara sapinya dengan baik.
Sedangkan untuk komoditas pcrikanan darat, pctani hanya mcndapatkan
banruan bibit ikan, pakan. obat-obatan, Jan biaya perbaikan kolam pada tahun
2004 dan 2005. Komoditas ini kurang berkcmbang karcna pemasaran basil yang
kuraug bagus, schingga usaha budidaya ikan bagi sebagian besar masyarakai
Kecamatnn Moga hanya sebagai usana sampingan saja.
Pengembangan

komoditas

unggulan

di

kawasan

Agropolitan

Waliksarimadu menga.ami kendala dimungkinkan akibat komoditas unggulan


yang ditctapkan terlalu banyak dan tersebar di beberapa kecamatan dalam
kawasan

Agropolitan.

Menurut

masterplan

Pengembangan Agropotlran

Waliksarimadu komoditas unggulan yang ada meliputi tanaman pangan (padi dan

jagung). tanaman perkebunan (gelagah, cengkeh, Leh, jahe), tanarnan hortikultura

sayuran (kobis. cabal. tomat, kentang), tanaman hortikultura buah-huahan (nanas.


durian. mangga, rambutan), ternak (sapi, kambing), dan pcrikanan darat. Dalam

kenyataannya pengembangan komoditas itu lebih banyak difokuskan pada


komoditas sayuran dan sapi, terbukti dari banyaknya anggaran yang diberikan
untuk pengernbangan komoditas tersebut, Sedangkan anggaran untuk komoditas
yang lain sangar kurang uruuk pengembangannya. Hal ini dapar dimaklumi akibat

tcrlalu banyak kornoditas unggulan yang ditctapkan scmcntara anggaran tcrbatas


maka tidak semua komoditas bisa dikembangkan.

91

Asosias! Petani berdusarkan Komeditas dengan unsur persepsinya

Apabila dianalisis lebih laqjut dengan correspondent analysis dapat dilihat


kecenderungan petani komoditas tertentu dengan unsur persepsi (Garnbur 19).
Pctani komoditas tar.aman pangan lebih mcrasakan manfaat dari segi peningkatnn
penyuluhan

d1111

fasilitasi

olch Pcmerintah. Fasilitasi

yang dimaksud adalah

bantuan henih padi dan jagung kepada petani. Semua respondcn menjawab udanya
peningkatan bantuan karcna mcrcka mcndapat bcnih padi dan ~ebagian yang lain

mendapat benih jagung sesuai kondisi

lahannya. Namun pcnyuluhan tidak

mengalami peningkatan. Hal ini dimungkinknn

karena petani kornoditas tauaman

pangnn dianggap telah rnarnpu membudidayakan ranaman dengnn pcngalamannya


bertahun-tahun men an am komod i ras yang sama,
Petani komoditas hortikultura lcbih banyak mcrasakan manfaat di antaranya

adalah mengetahui kegiatan-kegiatan pcngcmbangan Agropoluan yang ada di


dcsanya. Pcrani sayuran tcrutama di Desa Gornbong memang banyak mcncrima
bantuun peralahan. modal, dan pembangunan prasarana schingga mercka lcbih
banynk mengetahui tentang bamuan tersebut. Mereka juga rnerasaknn manfaat
sarana dan prasarana yang ada dalam kawasan baik pembangunan julun muupun

STA. serta perlatan-peralatan penuojang.


Petani sayuran juga lebih banyak rnendapatkan tawaran kcrja sama tcrutama
dari

industri

pcngolahan

misalnya

PT lndofood

dan PT ABC untuk

peugembaugan cabai dan uanas. Tawarau kcrja sarna tersebur tidak selulu
hcrln11j111

dcngan kescpakatan kcrja sama,

11111111111

paling tidak menunjukkan

bahwa petani dianggap rnempunyai prospek sebagai penyedia bahan balm bagi
industri pengolahan bahan pangan, Kendalanya adalah nkibat tidak ada sumber air
maka pengcmbangan

bcbcrapa jcnis

ranaman sayuran tidak bisa dilakukan

sepanjang tahun, tetapi hanya pada musim penghujan saja.


Pelani hortikultura khususnya sayuran merasakan harga sarana produksi
yang lebih

murah karena semakin

mudahnya mendapatkan sarana produksi

pertanian di desa mercka dengan hurga yang Sama dengan daerah lain dengan
biaya transportasi

yang lcbih

murah, Mcrcka juga mcrasakan hasil produksi

menlngkat serelah ada program Agropolitan. Peningkatan ini bisa disebabkan oleh

pcngalaman bcrusaha tani dan pcnyuluhan yru1g dilakukan olch pcmcrintah (Dinas

92

Pcrtanian) maupun swasta (pengusaha sarana produksi penanian 1 dan kelompok


tani/asosiasi.

Pcningkaran

ini juga

dapat

diakibatkan

oleh

kcmudahan

rncndapatkan sarana produksi pcrtanian sehingga mendorong pcni ngkaum


produksi.

Pcrani juga rnerasakan munculnya usaha sampingan misalnya peiani 11<m~"'


dengan mclakuknu usaha pengolahan buah nanas mcnjadi manisan, keripik. dun
sirup nanas. Bcbcrapa pen<luduk mcnjadi pedagang buah nanas di kios buah
bantuun

dari Pemcrintah

Kabupaten Pemalang.

Sedangkan

petani

sayuran

mendapat usaha sampingan dengan mcnjadi pekerja prosesing (pencucian Jan


sortir). Oengan kemejuan usaha tani mercka maka petani mcrasakan
penmgkaum pcndapatan seielah

ad<111)a

ndanya

program Pengembangan Agropoliran,

Kendala dalam pcngernbangan komoditas hortikuhura jenis sayuran adatah

masih rcndahuya persepsi pctani icmang pentingnya konscrvasi tanah yang


berakibat kurangnya penerapan ieknik konscrvasi tanah di sentra pcngcmbangan
sayurun di Dc:.<1 Gombong. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pcnanuman
kc puncak buKll yang

sayurun yang sampai

ringkai kelcrcngannya

tinggi.

Bcbcrupa petani melakukan pcnanaman dcngan arah barisan yang searah


kclcrcngan. bukan searah kontur dan tidak dlbuat teras pula. Akibatnya sering

tcrjadi crosi pada musim pcnghujan yang menyebabkan hilangnya lapisnn ranch
topsoil yang lcbih subur, Walaupun

sclalu diberi pupuk

organik

untuk

mcningkatkan kesuburnn. retapi mudah hilang juga karena terbawa aliran air
hujan.

Darnpaknya

dalarn

jangka

panjang

adalah

scmakin

menurunnya

produkti vitas lahan.


Petani komoditas pcrkcbunan rnerasakan manfaat sarana dan prasarana di
kawasan agropolitan terutarna pembangunan jalan dan peralatan pcngolah kopi.
Mereka juga mcrasakan kemudahan modal terutama petani kopi dan gelagah
karcna mcndaperkan hantuan modal dari Pemerintah Kabupaten. Kernudahan
dalam pernasaran rncreka rasakan tcrutama petani kopi sctclah ada asosiasi perani
kopi. Mereka juga merasakan meningkatnya harga jual deogan adanya asosiasi
petani kopi yang mernbeli kupi dari petani dengan harga pasar yang tinggi untuk
kopi yang

kualitasnya

baik. Petani juga bisa rnendapatkan informasi tcntang

93

harga pasar schingga mcreka dapat menjual dengun harga linggi ke pcdugang
mana pun bi la kuali las bagus,
Petani kornoduas perkebunan juga merasakan munculnya usaha sampingan

tcrutama pctani kopi dcngan mcnjadi pengolah kopi kering maupun kopi bubuk,
petani teh dcngan mcmbuat Leh oluh siap minum tanpa rambahan melati untuk

pasaran lokal, dan pctani gclagah untuk pembuatan sapu. Produk tanaman
perkebunan di sana mcmang mcrupakan produk yang banyak membutuhkan

pengolahan sebctum dijual dibanding produk sayuran clan padi.

20 Plot of Row and Column Cooro1na1es: Oimenslon


Input Table (Rows x Columns): 4 x 15
Standardi,iation. RC\Vand column profllee

14

.5
0
~

1.2

"'!::!

0.8

"..

10

'\

1.0

'Cl

0.6

..

O.

>

"

02

00

"

1x 2

/.J

~"e
.~c

0.2
0.4
0.6

'-~-~----~--~-~----...J

0.8
.1.2 1.0 .0.8 .Q.6 0.4 D.2 0 0

02

DA

0.6

0.8

KQmOOllas
O

a lJnsur Persepsl

01mens1on 1: Egenvalco: .21741 (~1 ?0% of lnMi)


Keteranuan:
I : mcngctuhui kegiaian

2 : merasakun manfaat sarana dan


prasarauu
3 : merasakan peulugkatan

pcnvuluhan <l~1n fasilimsi


~ : merasakan kcmudahan medal
ada pihak yang bekerja soma
6 : kemudahan sarana produksl
j :

Gambar 19 ltubungan

7 : harga saprodi lcbih muruh


8 : I 1asi I pruduk~i menlngkat
9 : peinasaran mudah
I 0: hargnjual mcningkat
I I: munculnya usaha samplngan

12: meningkatkan pendapatan


13: ada peningkata bclanju
14. temp i11gi.J1 tingga] di desu

15:

11"111

memeihara sarana prasarana

autara komoditas dcngan uusur-uusur perscpsi

94

Petani kornoditas kebutanan (tanaman kayu-kayuan) lebih merasakan


manlaat dalam meningkamya penyuluhan dan fasilirasi

dari kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi


dilakukan

oleh pemerintah terutarna

llutan dan Laban. l'enyuluhan

terutama teknis penanarnan dan pelatihan bagi kelompok tani untuk

pembekalan manajerial dau teknis kegiaun.


Mereka merusakan kcmudahan mcmpcrolch sarana produksi karena selain
bibii bautunn, petani mudah mendapaikau hibit uuuuuan sc11go11 maupuu kayu-

kayuan lainnya yang dijual keliling olch pcdagang dcngan colt terhuka. Mereka
juga merasakan kemudahan dalam pcmasaran karcna banyaknya pedagang kayu
yang mendatangi peiani unruk membeli tanaman kayu-kayuan yang ada di ladang
mereka. Petani langsung menerima uang tanpa harus rnengeluarkan biaya tebang

dan angkut karena pedagang yang akan memperkejakan orang sebagai pencbang
dan pengangkut kayu dari Iadang ke jalan untuk kcmudian diangkut dengan truk

atau colt. Pedagang terscbut umurrmya urang lokal yang akan mengolah mcnjadi
kayu bahan bangunan atau mcnjual ke pedagang besar unruk kemudian dikirim

~I'.'.

Iuar kota.

Faktor-faktar yang Mcmpcogaruhi Pcrscpsi

Sclanjutnya dilakukan analisis fakror-fakror yang mempcngarnhi pcrscpsi


dengan rnenggunaken analisis Jogit. Hasil analisis mcnunjukkan bahwa faktor

umur pctani dan variabel Dummy 2 (keaktifan dalam kelompok tani yang linggi
dan rcndah) yang secara signifikan mempengaruhi tingkat persepsinya (label 22)
pada iingkat signifikan 5%, sedangkan pada tingkat signifikan l 0% tingkat
pendapatan juga berpengaruh terhadap tingkat persepsi petani.
Bila dilihat dari nilui S atau konstanta untuk urnur yang bernilai negatif

maka dapat diindikasikan bahwa dcngan scmakin bertarnbahnya usia perani maka
pcluang untuk memberikan persepsi manfaat program scmakin rcndah. Hal ini

dapat dipaharni karena petani yang lebih muda lebih. respon terhadap upaya
peningkatan

pendapatan, Mereka dapat merasakan program yang dicanangkan

mernpunyui tujuan untuk kesejahtcraan pctani. Para pcmuda yang tidak tcrtarik
dalam

usaha

pertanian

umurnnya

bckcrja

di kota bcsar, scdangkan

yang

merasakan keuntungan dalam bcrusaha tani tetap bekerja di desa sebagai petani.

95

Beruasarkan tingkat keaktifan. petani yan!l lebih aktif dalam kclompok tani
mempunyai peluang untuk memberikan persepsi lebib tinggi tentang manfaat
program dibandingkan petaai yang tidak aktif. I la! ini dapat dipahami karena
petani yang akril lebih banyak medapaikan informasi tcntang program-program
Pemerintah,

merasakan manfaai pcnyuluhan, dan mcngctahui manfaal baniuan

dan fasilitasi.

Tabel 22. Hasil analisis logit model faktor-faktor yang rnempengaruhi persepsi
B

S.E.

Wahl

ur

Sig.

Exp(B)

Umur

-0.533

0.262

4.159

0.041**

0.587

Peadidikan

-0285

0.309

0.850

0.356

0.752

1.hn_milik

4594

2.909

2.495

0.114

98,931

lhu_garap

-6, 774

4,022

2.837

0.092

0,001

Pendapatan

0.124

0.073

2.872

0.090

1.132
182.650.038,324

DI(!)

19.023

7312.060

0,000

0.998

02(1)

9.623

4.555

4.462

0.035**

Constant

8.708

0,000

0.999

7312.073

0,000

6049.897

Variabicts] entered on step I: Llmur. Pendidikan, l.hn _milik, Lhn_garap, Pcndapatan,

DI. 02.

**

signifikan pada taraf 10% (0,10)


sigruflkan pada iaraf 5% (0.05)

Dcngan pcrsepsi yang lebih haik dari pada petani yang lcbih muda dan yang
terlibat aktif dalarn kclornpok tani maka pcngcmbangan kawasan Agropolitan

akan lcbih berhasil bila melibatkan para pemuda yang tcrtarik dalam usaha tani.
Selain itu periu ditingkatkan peranan kelompok tani sebagai media untuk belajar

dan memudahkan dalam penyuluhan.

96

Peran Kclcmbagaan
Kelembagaan Pemerintah

Peranan

pemerintah

dalam

rnem lasilitasi

agropolitan didasarkan pada Undang-Undang

pengembangan

kawasan

temang Otonomi Daerah di muna

titik berat otonomi daerah adalah pada kabupatcn/kota maka penunggung jawab

Program Pcngcmbangan Kawasan Agropolitan adalah Bupati/Walikota.

Pcranan

utama dari pcmcrintah Kabupaten/Kora adalah:

I.

Merumuskan program, kebijakan operasional, dan koordinasi perencanaan dan


pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan;

2. Mendorong parlisipasi dan swadaya masyarakat dalam mempersiapkan master

plan, program. dan melaksanakan program kawasan agropolitan;


J. Menurnbuhkcrnbangkan kelembagaun, sarana dan prasarana peudukung
Program Pengcmbangan Kawasan Agropolitan.
Dalam
agropolitan
pcngawasan

menjalaukan
yang me! iputi
(monitoring

lungsi-fungsi
pcrcucanaan,

manajemen pengernbangan kawasan


pengorganisasian,

dan evaluasi) juga

peiaksanean, cian

pada dasarnya dilakukan

dan

ditctapkan olch rnasyarakar yang difasilitasi olch Pcmerintah Kabupatcn/Koia.


Pemerintah Provinsi dan Pusat berperan dalam melaksanakan fasilitasi kcpada

Perucrinrah Kabupaten/Kota agar kegiatan pengernbangan kawasan agropolitan di


lapangan berjalan lancar.
Bupati/Walikota

membentuk Pokja Agropolitan dengan wadah Sekreiariat

Pokja (Kclompok Kerju) untuk mernbantu petaksanaan peran pernerintah


Kabupaten dalam

pcngembangan kawasan agropolitan secara sincrgi mulai dari

perencanaan sampai pelaksanaan. Pokja berfungsi sebagai simpul koordinasi dan


rncmperlancar penyelenggaraan program pengcrnbangan kawasan agropclitan.
Pokja Agropolitan

d1 Kahupatcn Pemalang diketuai olch Asisten Sckda

bidang Ekonorni dan Pembangunan,

yang

menangam

Kehutanan.
Bappcda,

bidang

Kopcrasi,
I.ingkungan

Keanggotaan Pokja terdiri alas unsur Dinas

Pertanian,

Pcternakan,

Pe.kerjaan Umum,
Hidup.

Pertunahan,

Perkcbunan,

Perindustrian
Dipcnda,

Pcrikanun.

dan Perdagangan,

Bagian

Perckonomian.

97

Peruerimahan. Carnal. Tokoh Masyamkar, KTNA. HKTI. Tugas rungsi l'okja


iingkat Kabupaten adalah:
a. Mempersiapkan dan melaksanakan sosialisasi.
b. Menyiapknn peumjuk reknis dan bahan-bahan informasi,
c. Melakukan

koord.nasi

dan

sinkronisasi

perencanaan

dan

pclaksanaan

pengembangan kawasan agropolitan.

d. Pemecahan

masalah

yang

dihadapi

dalam

mclaksanakan

program

pcngcmbangan kawasan agropolitan,


c. Menyampaikan informasi kepoda instansi tcrsebut untuk ditindaklanjuti.
f. Mernbuat laporan bcrkala kcpada Rupati/Walikota
Sebagai Pos Simpul Koordinnsi (POSKO) tclah dibenruk Sckrctariai Pokia.
Posko ini rnerupakan "dapur pengolah .. data dan informasi, agar

111g.1~ dan

fungsi

Pokju berjalan sehagaimana mestinya, Sckrciaris Pokja adalah pcjabat fungsional


di Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Pertanian Kabupatcn Pcmal1mg scbagai

koordinator Posko yang dibantu bebcrapa tenaga pcngclola.


Di tingkm kawasan tdah ditctapkan Koordmaror Lapangan dan Pemandu
Lapangan, Koordinator Lapangan sebagat pcaaaggung jawab lapangan di 1ingkm
kuwasan agropolitan yangjuga scbagai koordinator bagi pemandu lapangan yang
ada di tingkat desa, Koordinator lapangan adalah koordinstor Pcnyuluh Pertanian
di kccumaran Watukumpul. Belik. Pulosari. Moga. dan Randudongkal, Sedangkan
pernandu lapangan a<lalah para pcnyuluh senior di wilayah binaan dalam kawasan
~gropoli1a11.

Kcgitan frisilirasi Pcmerintah (pusat dan daerah) terutama diarahkan untuk


kegiatan scbagai bcrikut:
a. Menyusun

dan mcnyebarkan

pedoman-pedoman/perunjuk

teknis/petunjuk

praktis dalam rangka mengembangkan program rintisan pcngcmbangan


kawasan ngropolitan,
b. Membcrikan sosialisasi program kepada stakeholder,
c.

Melaksanakan

pelatihan bagi aparat. pcmandu lapangan dan tokoh rnasyarukat

(petani),

d, Membantu

pembuatan rencanatprogram

pembanguoan jangka menengah

(matrik program) dan Detail Engineering Design program tahun 2002,

98

e. Mcmhantu rnelaksanakan

idcnnfikasi dan pcnyusunan program,

f. Membantu melaksanakan program sesuai dengan program yang disusun


masyarakat (yang difasilitasi pemerintah daerah), tcrutama yang menyangkut:
I) Pengembangan Balai Penyuluhan Pertanian sebagai Klinik Konsultasi

Agribisnis

serta

mengarahkannya

ruenjadi

Balai

Pcnyuluhan

Pembangunan,

2) Pengcmbangan kclompok

iani/kontak

tani

ierpilih

sebagai

senua

pembelajaran dan pcngcrnbangan agribisnis,

3) Kursus/magang petani scsuai kebutuhan.


4) Pembuaten/pcmcliharaan infrastruktur (jalan. irigasi. pasur, air bersih. dan

sebagainya) sesuai dengan rencana program,


5) Pernbcrian BLM (Banruan Langsung Masyarakat) sesuai keburuban,
6) Mcmfasilitasi investor untuk pengcmbangan usaha agribisnis,

7) Mem fasilitasi permodalan pctani dari perbankan,

8) Pembinaan petani kecil (di lokasi P4K')


g. Membanm memecahkan masalah,
h, Mouitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program.
Kendala dalam kaitan dengan peranan Pokja Agropolitan adalah belurn
optimalnya fungsi koordinasi pelaksanaan kegiatan untuk pengernbangan kawasan
Agropolitan Waliksarirnadu. Pokja lebih bcrsifar menerima laporan dari instansi
terkait dalam rnelaksanakan kcgiatan di kawasan Agropolitan. rctapi seringkali
iidak terkoordinasi sejak awal perencanaannya, Hal ini berakibat banyak kegiatan

yang telah dilaksanakan di kawasan Agropoliran, tctapi bclum tentu rnerupakan

prioritas untuk pengembangan kawasan Agropolitan scbagaimana yang tclah


diierapkan da!am rencana jangka rnenengab.

Kelembagaan Petani dan PcdagangSayuran


Dari uspek kelembagaan

petani yang terkait dengan komodiras sayuran

telah berkembang kclompok tani dan asosiasi seperti asosiasi petani kentang,
asosiasi petani dan pcdagang hortikultura (APPH) Selaras, dan kopcrasi usosiaxi.

Kelernhagaan yang me.nonjol dalam peranannya di kawasan agropol itan


Waliksarimadu adalah Asosiasi Petani dan Pedagang Hortikultura (APPH) Selaras

99

yang mcnja.li pengelola Sub Icrm.nal Agribisnis (STA), oerkedudukan di Desa


Gombong

Kecametan

Belik.

Kelcmbagaan

ini mcmpunyai

kepengurusan

sebanyak 11 orang (Taoel 2.1) dengan keanggoraan terdiri atas para petani sayuran
yung juga mcnjadi anggoia kclompok tani dan pcdagang sayurau di kccamatan

Belik dan Pulosari. l'ed<1gm1g sayuran umumnya juga mcnjadi petani dim
mcrupakan penduduk usli di daerah tcrscbut.
Tabel 23. Daftar Kepengurusan APPi!
l\u

~ama

Jabatan dalam Penaurus

Asal Kccamatan

Suli'iiyono

Kerua

ttclik

I lery

Wnl..il Keuu

Relik

Rustanto

Sekreta-is I

Pulosuri

Su tame

SclrCfnri~ II

Llcli~

Tonio S.

lk11dah1rn I

Belik

Sumer

lklaharn II

Pulosari

'I

Fa1ili11

Divisi Pemasaran

Belik

Ramo

Divisi Litbang

Jlclik

Sumuryu

Div.si Permodalan

Pulosari

10

Sugiyamo

Drvrsi Pengadan Saprotan

Oelik

II

Mufiahudin

D" isi Humas

Belik

Sumber: Dinas Pcrtanian Kabupaten Pcrnalang (2006)


Asosiaxi ini benliri sebagai upaya umuk menjamin kclancaran sistem
agribisni snyuran di Desa Gombong dan sekitarnya yang volume perdngangannya
cukup bcsar, dengan pcmasaran produknya dikirim ke luar daerah. Awalnya di

Desa Gornbong tclah berdiri 27 kclompok tani yang anggotanya


tanarnan sayur-sayuran.

mengusahakan

mempunyai kcndala dalam pcmasaran yaitu harga yang

terlalu rcndah pada saat pancn raya, Akhirnya beberapa kclompok tani yang
anggotanya terdiri atas petani dan pctani yang menjadi pcdagang pcngumpul
rnaupun pedagang besar mendirikan Asosiasi Pctani dan Pedagang l Iortikulrura

yang

diharapkan

dapat mengatasi

pcnnasalahan

pemasaran

rersebur.

Bag]

pedagang sayurun dengan adanyn esosiasi diharapkan dapat lebih mudah untuk
memperolch barang dagangan (sayuran) yang akan dipasarkan secara rutin sesuai
pcrmintaen di luar daerah.

100

Dengan adanya program Pengembangan Agropolitan maka Pcmerintah


mcmbangun ST A di Dcsa Gombong sebagai tempat transaksi komoditas sayuran.
Petani

sckitar Gombong mernbawa

mcmbeli

hasil panennya kc STA dan pedagang

hasil pancn petani di sana. Sehagian peiani yang lain mcnjual

sayurannya dengan sistem tebasan, Beberapa jenis sayuran yang dibawa pctani ke
ST,'\ sccarn nuin sampai saai ini adalah jenis caisim, bawang daun, <lan labu siam,
untuk kemudian dipasarkan secara lokal (ke pasar pagi Pemalang) dan kc luar
daerah (Cirebon dan Purwokeno). Sedangkan cabai dan tomat lebih bcrsi lilt
musirnan. banyak terdapat pada bulan Mei sampai Agusrus.

Kelernbagaan ini dapat berperan dalam rnenggerakkan petani hortikulrura


(sayuran) untuk meningkatkan basil pertaniannya. Ila) ini disebabkan karena
pctani dapat mempcrolch harga yani;t layak dari komoditas yang diiual. Jaringan

pcmasaran dcngan para pcdagang sayuran di kota lain mcnyebabkan Al'PH


mudah mendapat informasi pasai unruk dasai peoctapan harga sayuran di STA.
Sela in i111 ;\ PPI I mcmpunyai divisi litbang yang membcrikan pcnyuluhan dnn
rckorncndasi teknis kcpada petani untuk meningkarxan produksr tanamannya.
Sarnpai saat ini asosiasi ini reiap berjaian walaupun kegiutannya rnulai
banya], ke pcngclolaan green house yang dibangun oleh Pemerintah

scbagai

percoruohan budidaya dan promosi tanaman hias. juga sebagai tempat budidaya
strawbery dan paprika yang rnembutuhkan kondisi lingkungan yang terkcndali
untuk mcndapatkan kualiras yang baik. Bcberapo pcngurus Al'l'l 1 juga menjadi

pcngclola dalam budidaya di green house dengan pembagian tanggung jawab


sesuai jenis tanumun. Pengelolaan hasil duri budidaya di green house dcngan

sistcm bagi hasil untuk Pcmcrintah (Dinas Pcnanian) sebanyak ~0% dan APPH

sebanyak 60%.
Aktivitas di STA tetap berlangsung tempi volume perdagangannya semakiu

111e1wrw1 dibandingkan

pada

awal

pelaksanaan

program

Pcngcmbangan

Agropclitun. Hal ini discbabkan beberapa petani menjual basil panennya langsung

kc pcdagang dan tidak lewai STA. Sebagian petani yang lain mcnjual kc STA
yang ada di kabupaten Purbalingga yang lctaknya berhatasan dengan Kabupaten
Pcmalang.

.Sclain itu ada pedagang yang membuat tempat prosesing sayuran

sendiri sebagimana di ST~'\ schingga rnengurangi aktivitas perdagangan di STA.

101

Namun dcmikran

perdagangan

ke luar kola tetap berjalan dengan volume

pengiriman scbanyak 20-30 ton'hari kc Jakarta (Cikampck) dan 15 ton/hari kc


Semarang dan Cirebon. Rencana untuk pengembangan pemasaran sayurun adalah
pengiriman untuk mcmcnuhi pcrrninatan dari Pulau Kalirnantan untuk jcnis
sayuran tomat. kobis. dan kcnrang, Namun rencana ini masih mengalami kendala
y11it11 upaya mcmpcrrahankan kualitas produk sclnrna pcngiriman kc Kalimantan

yang mcmhutuhkan waktu lama. Banyaknya permintaan akan produk sayuran


menycbabkan petani terns bcrusaha mcningkatkan produksinya.
Kelemhagaan Petani Ko1li

Asosiasi Petani Kopi (APEKI) merupakan salah satu kelcmbagann petani


yang ado di kawasan agropoliran Waliksarimado,
Pulosari Kecamatan Pulosari.

Sekretariat bcmda di Dcsa

Asosiasi ini berperan dalam mcngkordinasikan

semua kelompok tani kepi di wilayah Kubupatcn Pcmalang. Jumlah kelornpok


tani yang tcrgabung dalam asosiasi uda 27 kclompok ranl di empat kecamaian

pcnghasil kopi yaitu kecamatan Pulosari, Belik. Moga. dan Watukumpul,


Dalam perkembangannya asosiasi dap111 mernberikan solusi harga stander

kepi di Kabupatcn Pemalang. Harga standar kopi yang dapnt dijual ke eksportir
tingkat Jawa Tcngah sctclah ada usosiasi mencapai Rp 14.000,-/kg (tahun 2007).
padahal scbclurnnya hanya mencapai sckitar Rp 9.000.-/kg wnlaurun

hnrga di

pusaran bagus. Setelah tcrbcntuk asosiasi rnakin banyak permintaan kopi oleh

cksportir bukan hanya oleh eksportir dari Jawa Tcngah ietapi juga dari Jakarta,
Akibatnya ada persaingan hurga di tingkat pedagang hingga mereku mennwar
harga kepi petani mencapai Rp 18.000,-!kg pada tahun 2007 dengan jumlah
permintaan 2 ton Letapi belum bisa terpcnuhi karena masih kurangnya produksi

oleh petani.
APEK I masih

rnembebaskan para anggota untuk mcnjual

kopinyu ke

eksportir yang datang langsung karena sarnpai saat ini bclum mcmpunyai modal
untuk mernbeli pnxluk kopi <lari petani. Narnun demikian standar harga telah

ditetapkan oleh asosiasi yang telah disepakati dengan eksportir dari Jawa Tengah
sehingga harga yang diicrima tidak kurang dari siandar yang ditctapkan asalkan
kualitas kepi kupas kulit (ose) memcnuhi standar pula. Asosiasi rnenjernbatani

102

perani dengan cksponir yang ada. Harapannya di masa mendarang pctani dapat
menjual basil produksi ke asosiasi untuk kcmudian diiual ke cksportir.
Banyaknya permintaan kopi kt: asosiasi lni tidak terlepas dari aktivitas
asosiasi dalam mengikuti parncran hasil petani kopi atau produk petani di semua
event. Bcbcrapa pameran yang... tclah diikuii

adalah

vanu0 disclcnuuarakun
._..._

..

Semarang, Tcgal, Solo. dan Temanggung, dcngan protluk yang dipamerkan

di

adalah

kopi use kualitas unggul jcnis Robusta dan Arabika clan kopi bubuk. Dengan
rncngikuti pameran rnaka asosiasi petani kopi dapat dikenal olch masyarakat luas

di luar kabupatcn.
Sant ini tclah mulai dirintis untuk mengcrnbengkan pcmasaran kopi bubuk
dengan mengajukan iiin usaha. Rcncana ke depan adalah memasarkan hasilnya ke
supermarket yang ada di kabupaten Pemalang dalam bentuk kcmasan-kemasan

sachet I 00 gram. Sekarang produk yang telah dihasilkan adalah dalam kemasan
dus 250 gram dengan mcrk "Kopi Gunung Stamer', dengan pernasaran masih
terbatas lewat instansi Perncrintah Kabupaten Pemalang. Selain peniualan dalarn
beruuk hubuk dan ose, petani ada yang mcnjuat dalam beruuk gelondong yang
dijual ke pedagang dari Wonosobo dan Temanggung.
Uutuk

peningkatan

kapasitas

kelembagaan

APEKJ

tclah

mengikuti

bebcrapa

kegiatan seperti workshop,

Workshop

yang tclah diikuti di antaranya di Semarang. Studi banding rentang

pengembangan
Sedangkan

srudi banding, dan penemuan

usaha,

kopi relah dilakukan ke Dali, Wonosobo, dan Temanggung.

pertemuan

usaha di antaranya

pertcmuan

Asosiasi

Komoditas

Perkcbunan Jawa T engah di Semarang.


Salah satu kelompok tani yang tergahung dalarn asosiasi adalah di Desa
Gambuhan, Kecamatan Pulosari dengan narna Kelompok Tani "Melati Pmih''.
Kclompok

tani ini Lelah bcrhasil

membentuk koperasi "Kartika

.IHy~" yang

mengelola usaha pembuatan kopi bubuk. Usaha kopi bubuk ini telah mcmpunyai
Tanda Daftar Industri, Surat lzin Usaha Pcrdagangan, Dattar Perusahaan dari
Dipenda Kabupaten Pernalang. dau Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga dari Dinas Kesehatan Kabuparen Pemalang. Jurnlah anggota kopcrasi
sampai saat ini I 00 orang.

103

Terkait dcngan pengcmbangan kopi telah dibangun infrastruktur berupa


gcdung Sub Tcnninal Agribisnis (STA) Unit Prosesing Kepi

yang ada di Dcsa

Karangsari Kccamatan Pulosari. Bangunan ini dibangun dalam suatu paket


bantuan kcgintan
mclalui

pengcmbongan

Pcmcrintah Provinsi

Agropolitan

dari Departernen

Kirnpraswil

Jawa Tengah. Asosiasi telah mendapai bantuan

terscbut namun sampai saai ini belurn dapat digunakan karena masih belum
siapnya air. listrik, dan petugas jaga karena letaknya yang agak jauh dari
perumahan penduduk, Oangunan ini diharapkan dapat digunakan sebagai tempat

prosesing kopi sekaligus sekretariat asosiasi petani kopi.

K.ESJMPIJLAN OAN SAKAl"I'


Kcsimpulan

Dari uraian dalam basil dan pcrnbahasan dapar disimpulkan bahwa ierjadi
peningkatan

lndeks Perkembangan

Kecamaran di kawasan Agropolitan tetapi

rclarit' tidak berbcda dcngan di luar kawasan Agropolitan. Program pcngcmbangan


kawasan Agropolitan rclatif bclum mampu mengurangi tingkat kcrniskinan.
l)i

Kawasan Agropolitan terjadi perkernbangan pcrckonomian dalam

bcbcrapa scktor. l'angsa scktor pcrtanian mcnurun

ictapi tctap mcmpunyai

keunggulan kompararif dcngan mcningkatnya pemusaran aktiviras Ji dalarn

ka\VUSOn Agropolitan,

Sektor pertanian scmakin kompctitif di dalam kowasan

Agropolitan. diikuti olch kompctitifnya sekror industri pcngolahan,


Dcngan program mi terjadi peningkaian pcndapaian per kapita maupun

dalarn keluarga pctani tetapi relatif tidak berbeda dengan di luar kuwasan, Petani
di kawasan Agropolitan rnerusakun ada peningkatan pendapatan khususnya yang
rucugusahakun

kcmodiras honikultura.

\lanlaat

secara umurn pciaksanann

kcgiatan Pcngembangan Agropolitan lcbih dirasakan olch pctani


hortikulrura

komodiras

dan perkcbunan. Sedangkan berdasarkan karakieristik petani maka

peluang untuk mcmbcrikan persepsi tcntang mantaat Pengembangan Agropolitan


yang lcbih tinggi tcrjadi pada pctani yang lcbih muda dan lebih aktif dalam
kcgiatan di kclompok tani,
Kclembagnan

pemerimah pengelola kawasan adalah Pokja Agropolitan

tclah berperan dalam rnengkoordinasi


kawasan Agrcpolitun,

kegiatan yang dilaksanakan

di dulam

namun masih belum optimal. Sedangkan kelernbagaan

petani yaitu Asosiasi Pctani dan Pedagang Honikuhura

(APPll) dan Asosiasi

Petani Kori (APEKI) bcrpcran sebagai pendorong petani untuk meningkatkan


produksi

karena dapat menarnpung scbagian hasil produksi dan mcrnbcrikan

informasi harga pasar,


l>ari i ndi kator pcrkembangan kecamatan, tingkat kerniskinan. pendapatan
per kapita. dan pendapatan per kcluarga pctani yang relatif tidak berbeda dengan
di luar kawasan Agropolitan rnungkin diakibatkan dampa.k tcrscbut bersitat jangka
panjang dan seat ini dalarn masa limo tahun dampaknya tersebut belum tcrlihat

105

nyata, Akan tetapi darnpak terhadap pcndapatan petani dirasakan khususnya yang
mengnsuhnkun komoditas hortikultura sayuran.
Bebcrapa kclemahan

Pengembangan

Agropolitan yang muncul dapat

diakibatkan olch tcrlalu hanyaknya komoditas unggulan yang diietapkan dan ska la
luasan kawasan yang terlalu luas. sehingga dengan kctcrbetasan anggaran tidak

bisa menjangkau

pcngcmbangan seluruh komoditas <li semua wilayah secura

optimal.
Sarno

Dari hasil pcnclitian dan anulisis dapat disarankan beberapa :inl scbagai
berikut:
I.

Scbagai

upaya

pengurangan

tingkat

kerniskinun

perlu

pembangunan infrastruktur ieruuuna jalan untuk mcnlngkarkan

ditingkaikan
akses dari

dacrah hinterland ke pusat penumbuhan.


2.

lJpuya pengernbangan komodltas unggulan selain sayuran pcr!u dincrhatikan


agar manfont program Pcngembangan

Argopolitan dapo: dirasakan olch

seluruh pctuni.
3. lndustr] pcngolahan yang terkai, dengan pertanian perlu dikembangkun

karenn

mernpunyai kcunggulnn kornpctitif dan dapat meningkatkan nilai tambah dari


produk pcnan i an.
I.

Perun

Pokja (Kelompok

Kcrja)

Agropolitan

dalam

koordinasi

perlu

ditingkatkan sehingga kcgiatan yang direncanakan oleh instansi-instansi yang


terkait dapat rncndorong program pengernbangan kawasan Agropolitan.

DAFTA.RPUSTAKA

Alkadri, Riyadi OS. Muchdic. Siswamo S. Fathoni '.\-!. editor. 2006. Manajemen
Teknologi 11111uk Pengembangan Wilayah. Konsep Dasar. Comoh Kasus,
dan Implikasi Kebijakan. Jakarta; Pusat Pengal::ajian Kcbijakan Teknologi
Pengerubangan Wilayah, Sadan Pengkajian dan Pcncrapan Teknologi.
Ari fin 0. 2004. Analisis Ekonomi Pertaman Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas,

Arsyad L. 1999. Pengantar Perencunaan Pembangunan Eiw110111i Daerah.

Yogyakarta: BPFE.
Baskoro B. 2007. Analisls Pewilayuhan; Htrarki, Komoditas Unggulan. dan

Partisipasi Masyarakat pada Kawasan Agropolitan (S111di Kasus di

Bungakondang Kabupaten

Purbahngga).

[ tesis].

Rogor

Sekolah

Pascasarj ana !PD.


[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang. 2000, 2003, 2005. Perkiraan
Pendapatan Regional Kabupaten Pemalang. Pcmalang: BPS Kabuparen
Pemalang,

[BPS] Badan Pusat Sratistik Kabupaten Pcmalang, 2005. Kabuoaten Pemalang


dalam Angka. Pemalang: BPS Kabuparen Pemalang.

[Depkimpraswil],

Depancmen Peanukiman dan Prasarana Wilayah, 2003.

Laporan PenyL~11na11 Masterplan Kawasan Agropolitan Waliksarimadu

Kabupaten Pemalang. Semarang: Bagpro P2SDDA Dirjen Tara Perkoraan


dan Tata Perdesaan Depkimpraswil.

[Deptan] Departemen Pertanran. 2002. Pedoman Lmum Pengembangon Kawasan


Agropotitan dan Pedoman Program Rimisan Pengembangan Kawasan
Agropolitan. Jakarta: Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
Departemen Pertanian.

Didu MS. 2003. Kinerja Agroindustri Indonesia. Agrirnedia

\'OJ

8 No. 2 - April

2003, Boger: l\1Mi\ !PB.


Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang. 2006. Profi! Kawasan Agropolitan
Waliksarimadu. Pernalang: Dinas Pertanian Kabupaten Pernalang,
Etrur

OS. 1984. A Growth Centre Approach to Agropoliian


Habitat lnternatlonalVol. 8 No.2 pp. 61-72.

Development.

Friedmann J. l 979. Basic Needs, Agropolitan Development. and Planning from


Bellow. World Development Vol 7 pp. 607-613.
Glasson. 1977. Pengantar Perencanaan Regional. Sihotang P, penerjemah.
Jakarta: Lembaga Penerbii Fakultas Ekonorni Univcrsitas Indonesia.
Terjernahan dari: An lmroduction to Regional Pla1111i11g.
1-Jamid. 200'.L Model Pcngembangan Kawasan Agropolitan. Di dalam: Alkadri,

I lamid. 2003. Model dan Stnuegi Pengembangan Kawusun. Jakarta: Pusat


Pcngkajian Kebijakan Pengembangan Wilayah, UPPT.

107

Harun U.R. 2006. Perencanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan dalam

Sistem Pcrkotaan Regional di Indonesia. Di dalam: Rusiiadi A. Hadi S.


Ahmad W.M. editor. Kawosan Agropolitan Konsep Pembangunan DesaKota Berimbang. Bogor: Cresperu Press.
Hastuti ii I. 200 l . Model I'engembangan Wilayah dengan
Agropoiitan. [iesis]. Rogor: Sekolah Pascasarjana IPB.

Pendekatan

Marat. 1981. Sikap Manusia Perubahan serta l'engukurannya. Bandung:


Fakultas Psikologi Uiversitas Padjadjaran.
Nugroho I dan Dahuri R. 200-1. Pembangunan Wilayah, Perspektif Eko110111i,
Sosial, don Lingkungtm. Jakana: l.P.)ES.
lN\\1 Pusat Pcngkajian Perencanaan dan Pengcmbangan Wilayah. 2004. Draft
Konsepsi Kebijakan Agmpolium Kebijakan Pengembangan Agropolium
dulum rangka Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan melaiui Kemitraan
Masyarukai-Swasta don Pemerimah. Begor: P4 W LPPl'vl fPB.

Rusastra I W et al. 2005. Kinerja dan Pcrspek:if Pengembangan Model


Agropolitan dalam Mendukung Pengcmbangan Ekonorni Wilayah Bcrbasis
Agribisnis. Jurnal Sosial Ekonomi Prrtanian dan Agribisnls (.){)CA) :i(2):
148-157.
E, Sitorus SRP. Pribadi DO. Dardak EE. 2005. Konsepsi don
Pcngeloiaan Agropolitan. Makalah disampaikan pada Lokakarya dalarn
rangka Pcmantapan Penaraan Ruang Kawasan Metropolitan dan

Rustiadi

Agropolitan, Jakarta.
F:, Hadi S. 2006. Pengembangan Agropolitan sebagai Strategi
Pembangunan Perdesaan clan Pembangunan Berimbang. Di dalam: Rustiadi

Rustiadi

A, Hadi S, dan Ahmad W.M. editor. Kawasan Agropolitan Konsep


Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Bogor Crespcnt Press.

Rustiadi E. Saefulhakim S. Panuju DR. 2006. Perencanaan clan Pengembangan


Wilayah. Bogor: Fakultas Pcrtanian IPR.
Salim W. 2005. Urban Development and Rural Poverty in Java: A Challenge for

Decemratizcd Local
Voi.16/No.2.

Government Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kora

Agustus 2005 hal. 25-39.

Bandung:

lnstitut

Teknologi

Bandung,

Sarwono SW. 1999. Psikologi Sosial. Individu dan Teori Teori Psikologi Sosia!.
Jakarta: Penerbit Balai Pus taka

Sofyanto A. 2006. Persepsi Petani terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah


Dalum Upaya Pengembongan Agribisnis Sayuran (Kasus Petani Sayuran
Peserta Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Desa Sindang Jayo
Kecamatan Cipanas Kabupaten Cumjur). [tesis]. Begor: Sekolah
Pascasarjana IPB.

Sudaryono. 2004. Pola dan Strukrur Ruang Kawasan Agropolitan


Prespektif Poliukal-Ekonomi.

dalam
Di do/am: Rustiadi A, I iadi S, dan Ahmad

108

W.M. editor. Kawasan Agropolita Konsep Pembongunan Dcsa-Kota


Berimbanv. Bogor: Crespen: Press.
Tambunan Tl H. 2003. Perkembangan Sekior Pertanian di lndonesia: Beberapa
bu Peruing. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tarigan R. 2.006. hkonoml Regional Teori dan .tplikas! Iedisi revisi). Jakarta:
Bumi .Aksara.

Todaro. MP. 1998. Pembangunan Ekanomi di Dunia Ketiga. Iilid I dun fl.
Jakarta: Erlangga.
Yanuar R. 2006. Kaitan Pembangunan lnfrastruaur dun Pertumbuhan Output
sena Dampaknya terhadap Kesenjangan di Indonesia. [tesis]. Bogor:
Sekulah Pascasarjana !PB.

LAMP

IRAN

110
l.~mpir:n

1. 'fingkat Kemiskinae di k3"35in dan lu:ir Li.:awasan Agropolit;an

I. Tahun ZOOO
J .......
i''o

Kct:unatan

I (\1Jl?a
2 Moga

"-'lZ:l

4 ~1~a
5 ~!-,g:a
b i\log<i
) i:o.11)~

'

M~

!O

f\fQ~i::

9 fo.log.1

II f\i<>s~
I!
13
I~
I~

OtwKdur1iU
rLARARAl\
~'lA~nlRAJA
\\;~\l1\NGSAM;A.
SL.\tA

OMIY-JMLOAL
P..10Gt\
\\-t\NGKCL\.'-'G
KEB.-\~(i:\~
PErED1\N
\il:C'lOO\\rANG
]1.1D.5fi t.1'~1. I

p,;"f~tO.-\L\!<J

~1og;i

WARUN(,Pkt..'l(j

Moga

~ARA~(.il)A\\:1\

Moga

UATAR

r..1og:i
16 ~!020

I) fi\ii05ar1
H ?'uloswi
l'f P'ulosa.ri
2\1 ?u!osari

ClotlYtrR
MEIUi~

J1miaM""'2

Cl.tR;.TAKA_'I
0ATiiR$,\RI

r..:ndutJuL.

Jwbk
n:mah

(ii~)

UUle..1

i 36C1
'AA7
b . .UO
10.031
13 ~i!
"! 8-lS
~ 116

t55

J.932

i46
313

I 1"t)
5-./H)

ss.m

~-;J?

1}.S~2
1567

1546

; 8')5

aJ.1

3i.1i'JI

3.:90

PENAKIR

1.]~
..a 131

(ili'llfNGC\ARI

)(,;(,

Ull8
6.);0
4.9'18

21

Pu!osm

JtJRAl\fir..lAN-"JU

21

Pwtb":ln

2)

Pu_fl"-~O
Pu OS..'iri
Pulcsan
Pelosm
f'uic:;:a.n
!1t.ile>".1;t1

C.\l.IBt:HAN
K.-.\RAf'-l1..~ARl
NY 1\La.fDtNG

CLU.Nl)llN{i

.J~.~. J

Uehk

Ju_n! i1 ~'. .."><1!1


fuo\tffi):-.<;

30

lll!JJK

IU.5(JJ.

31

GUNUNGTKIA

z.s:s

KUTA
H.WAK

9016

24
2S

-1S,.

1.it

PULOSAP.I
PA<i~Vr(R:\N
SllU:~tI::-.G

A~IU..
Bciili.
Jl Bdfk
3) Belik
.}.: Behk

GLC\1JNGIAYA

3~ Belile

SIMPUR

3~ Bclik
3i Rc:JiL.

MNl>l:'l~'
OEl.l:K

3S

Bclik

flllLAIV\~

Bclik
IJehk

SIKASlfR
KAI ISAU:ll
Jumlii Bdsk

'~
4C

41 \.\' a:ukumpu.l

~2
H

50

\\'a:ukurnpul
Wrukwpw
\Varu.ki.JmpuJ
\Vi.'!tul"tlmfltd
\ll::ltu1ilrnfltlJ
\V:;n1kumpul
V.':ilulwmpcl
\l,'!llUkull'.pci
V.'3tukurrpvl

51
52

\l{aJU.ki.wipvf
\\:31u.kuJt1pul

44

45

46
47

48

ac

53 \V 3111ki.ar11puJ
SI \V3tuk111Tlt'ul
55 \liatui(.~ul

ILNOAGAN
TIAGASANA
U<"J~GA.<\
Cl~Af)U
l'A\VFT

MEDA)'L
?,\GL\RAN
OODAS
JOJOG.>\N
M/~JAl.A;\.Ci\l
Tt\.,\,t:U
'.\'l{ft:KU~IPIJJ
GAPt:R~
MAJAKERTA
WJSSl.J
Jum!Mi' Wam.kuntpu1

ullt1

1 151
l-25~
!.IU5
3) It>
I tll

2.3i'6
7.0lq
1
4.8'4

:oi

4.76()

9.-142

1.9;1
7.6~
.i-1:2
13:;16
8114
95'.Z
941R

2~3
!14 678
5.610
1190
6.133
6.4.3.3
2.712
176S

U-12
J.016

I !..'\&
:i):i

J,

Jl1
2.')55
;13
577
I -lN
1.179

nw

Kdu:are,a
Prrvnta~r
rrastjah1(r1
(%)
& (f'iahCtni J
Q'lJ
~Q

I 19)
I i&Y

2.-036
619

455
2S4
2X}
l.232
'1,7~5

;oo

57;
1671

99.65

9;.H

~3

. 153

~:_;;
>i.'I')

1.176

99.83

i.'198

*OO
'441
I UX6

j$.;

3(>1

J QTf
I...36
IJ:J4i

528
677

2 62

1;1,
91

2.19)
)91
111()2

1214

1.;11

;46
UoU
1.filJ

/.j~

f~9\)
6'.Ul

U,211
,;.~.46
55.13
7),h)

Si.8~
61,.~

16.96

6,99
l~.17
50,92

59.60
0 /.>I
-l~1$

407

52.94
68.87

J.315

72 ..97

1m

87,89
2g.oa

406
~'1
2 14$
946

83.51

81.95
$1,11

1873

&><>

-17,46

ir54
-161

l.l;J
43()

1~.iO~

l!m>

9; 7.K

1.01<1

561~
(,),_itJ.

751<

74}9

1.;o1

81

I 117

99!)

62.$1
89.-t.j

i:m
588
-131
~81

1.096

89,32

~66
).f9
419
511
491
I 169

96.~6

666

J.702
1 ()II(,

391
..iii

1782
USO
2.SH

37<)

967
541

3~3

454;
LJS4

8Y2

1S8

625

S05
~.t:SJ

c.l.lti1

7~.b7

315

53;
7lJ
.l03
l'IO
1 106

.s.o;

2945

/1:'l

1.15'1

s:,(18
9!.c'>~

94.:iS

199

tJlj>
!:'3

7).7tl
Q).53
7},$6
(i,AV
4).67
10'!~,(JtJ

iJ_,o

1219

'u.i:;

9i.~7

11(,~l

ns
6-17

74.0J

87,I I
>5.74
~S.I T
7.6.:36

SS.65
00.91
02.'i'J
$4.98
30.80

77,32

111

~.

f-..t'OflUtllll\

Rorlr:h
58 G0Jd1
Bodch

6() 00Jd1
61 (t(ldCh
62 flodch
63 Uodeh
llvlldl
flj tk)l.!d1

"'66 ll<ldch
(17

noccn

68 ft-Odeh
D~ fk)\kh
7G Uodch
71 fl.odd1

72 Of1dd1
73 OOOch
74 Ilodch

..

:,"I

h;mufrh\,inn$

76 tla.11:nboian2
I

78
79

Danta.rbol<'u1~
Bantarb.:\l11nS
n:uu:vbol:ulQ

LONGKcYc\NG
JATll'-:lrARAM(I
(a rNIJNf ;H;\TI
l'ASIK
K\\",\SF~

(,(:.11

2.:-lt}

532

:1)"7

l':\\'t!N(i
(1\NG/\'
KEIJANOl.N(IAN

!.113

15{1
15$
5'1'J

KE~l;~IRlcl(J
OAfl.~K.\'
K/\RANi iti.jt.A I
Jl{:\Ci:\N.I\--.:

KEHANIMR,\N
llODEll
t.11 rN<;AN(i
t:,J'L,\NGDcl'OK
Pl\I\ l)()IV()

Ju1ntiih Ho<EJ~
Si .1\HJKKll >AN\1
W:\l'i\RAT:\
Ptl>AOlll'J
S!W
JJANJARSARI

82

D~mt<iJ bolang.

PU RANA

s'.;

Bmunrbolnni;
l:l:111k'1.1li\h11\f!

PA.:\! .ARAN

M1WODc'.DI

~~AN'r.!\RJJ(ll..A:-..'(i
~o Uaut<uhol;ing: SAMBEN(i
87 Oant:Jrb<.>lan~ GL.'\NO,\t\G
~8 UartcatbOlfu;,g KlnA
89 l)antarbol~not KEBONGWE
90 Eaiuarbolanj l'!\Ol'Y :\N(;:\N
91 Banlnrlrl'.ll:!n;?. I .t,Ntilil-;R1JN(j

Junila:Ji Dan1a.-0011ng

)2 kilUluJon@ial RhtJ.Pll
93 R:tf)rlu1lv11v.l:11I <lF.MBY ~NO
94 Ra.ndudlln~al t-ifE.IA(:l()1'li

9; Ra.n::ludon~kal PEKl!SlJPAN

96 R11.ndudo11gkt1I HA-;J.\RANYAR

9' Ran::Judo11gk;1l RA'H)lJ[)(l>J(;~AI.

~~ RnnduOOnf.kol K:\l~1\N(i(\10Nt'Oi.
99 Ran:ludoog.kal >UMll'Gt>ll<

I 01) l<an!Jud<ln.gkaJ SE~.1A YA


IOI Ranfudcngkal 1'ANAf.lfl.\ YA
I 02 R3n.iud<)ngk;,J l.()DAYA
! 0.) Ran.:ludongkal REW1RUI.

I (l.!. R<'.!n4uJoug~at KRoY(I


J{andudongkal
Ran.1n.1ong.k:'.'ll
R3,,Jl<lor+g.k3I
Randudcngkal
JO? Randud1ln:kal

t .110

title,
1.254
~96

.IAflROYOM
PA:<LNC< ,,\Lii t

l'EGfklNG:\.N
KAl~:'.NG!>.NV AK

~85~' Oan1arbohmS

};L)

6.229

.h1ml:t1
rurnab
laugga

;;c.:1
157

Sol Uan1;uboia11~
81 Umn:ui'<)kUlS

105'
106
10<;'
!08

.Ju,olah
prnduJnk

(ji\l'S)

.)l no,h:h

"sq

u~sa1h.ttor11h;1n

f...ALl~l.AS

MAKGl..1
~1\l l-ORONG
K!2..lENE!
(jQ~(jSEN\i

lu11tl1111 ~'~u~Of::~a1
Sumber : txua Pcdes 1 <1lm112000 d<!ri BPS

): 252

"!,(,(,5
.!..173
fl.lSfl
.! 2.5\J
4 si

IJO
1191
Iii

x:n

l{dn:trga
fel'Sf'Dtasc
Pn1sejahlt:r,a
(%)
& sejallttra I

63~

uo;
16)

97.81

%.09

11'\()

88.85
Sl Ill

1.33
288

8.!,il
51, 111

98
}%

65,J.3

212
217

45.81

1.093
;9Q
.!j."

8(r,4fi
50,17
91,77
~1,:07
.1--l.7j
ilt>.31

l.982
1 J81)
1.397

.)\i.l

182

311
JS3

2Q4
302

64.97

4 944

YJi'

5&5

62,43

3298
4.;s;

65;

~0'.l

54.217

~.'.ox-

9382

6.S)(:

s:s
IO 9~7
m1

7.564

2 198
13~

1.1&8

195

~79

J,;~6

85.55

30.99
3l,60

68.84
1k,S9
61.24

'>2,53
~l,J~
1

l(I ',!<),1

o->
. '
"40
I 7i8

6 312

I i~.<I

2.::.s;

.Ji8

324
985
1.128
12

:: 2R2
~7.J
12 :R':'
l (12(1

IJ2

3)8

18.2

114
2 118

17~

->7,21

I '111

2.\ISo

..2 ..:.17
;~:;
2.1-11
l.8>'1

~31
1b.::iJij

1.:i.lo
J.:30
3.127
2.~28
J.483
18.C:4>1
S.152
9.531
') Jl)7
5 ..!'i(>()
1 577
3 506
6 927
7 l).".12

1.~00

4JS
5:!6
I iJi.fi

Z72
41')

5/4
it.16
1%

d.'20

''>I
J.52

lJ.64
55,-'0

89.24
8(,, 11)

52.46
62.10
7?,6b
3i:>.11f)
i1>.66
4),9~
41,<J(t

~35

94
1n.:i.,1
=1;>7
;yo

809

516

70.66
63,78

;62
982

J61

6S,30

HY

58.9{1

1tfl~

IA26

3).62

2 067
~.020

1.127

[).011-7

H6

'181
I .'.)91,1

l.CQO
411
85 I

6),)0
t<J,1IJ

;uz

49.5iJ

SS,I~
60,U

6-lS

470

74,02

~4)

59.-:

?O,.:l$

171]
1 IJt

910

SJ.12

L19li

70,2'..l
:l1,1S
61.0l
48.?)
76,42

n&n

12()7

I 9011

I 107

9.358

2.3')

I X3X
l('.J~ ,.JJ

~.t..-l~

791

475

452
(:76
Ll6'
J6J
I ~.4(11}

.,4,9")

112
!. Tahun 2003

\'.o

K~csm:tta

J1mlab
pcoduduk
(jh)
:l.lJ6

1\1(1~~

rl.A~\RA'\

~-'ll)lf:l

~IANOfR.AJ.\

6038

\VALAN(t!-AN<!A

I)

J !\.toga
4 ~1t)!.:;;.l
j

Doesll.>'K~Junbaa

i\!oa

M(.IQ,\

7 Mo.~
8 l\.fo,.,~

WANGKDAl\C.

r-.io~a

10

l\.IH.!Ht

Jt \\'arungpr1ni
11 l.\':irun~Pf'"S
IJ \\'aruni;:prin~
M \\.'a"TL'lSpnnt
15 \\'~111.m~pn.n_g.

!6 \.\'::arun5E!!n~

tt).Z32
IU47
8251
2112

~IMA
MNYU\ll~fl.\L

6 M%>

IYl

Jusnla.b

Kt1uar~a

n1nah

Pr~ja.hlent

l-'ngg1

"" :Kjahtcr-Jt I
1.159
1.046

1.;15
I.Ill
!.31Y
; 71\
1_9!5

S91

~HM 'UU,\N

1.96:

~:;

l'EPEOAN
G~\'.t>O.vAi-.G

I "8-1

;'u

6A52

lw.lili ~,......

~1R1I

1'A-'E1'-illARAJI..
\\~ARtJ"}..l;rRl~G

7U1
IS.Ol1
I KSl
JOO)

KARAN()r.u\WA
llATAR
CIBlh'l.R
~1rJl[NG
]um(ll

8611

W.:irunW!m

9.-m
4$ l=i)

1.6?8
15i6l

84.~2

1.573
1.7i7

t9,CO

612
l.2~1
:J

035

Iv.I~

11r.z;

1hO

<iAMBl!Hl-'1

6..38)

~ARANGS~RI
NYAl.f.MBENG
PUL<:.6ARI
P.~Gf.~lf;k ~l'I
SIRCMfNG
Cll-:F.liOl!'ICo

2.4.tS
716')
1.771
$021
5.062

lJrrJii!i P!l:oson
2 13<:111:

G()S.lfiliJ<:

10
ll
3}
33
3l

liFI l~

Il<lik
Aclit:
!Jelik
Belik

Bdik
.35 Rd1L
J6 Dd;k

S.11->

. 9l5

:?193

Sil

91.1

t~
j )>6

~J-!:l

lo.I-;

IO'!liol

~.01~

366
<\JO

:'.'

J50

5&.53

1.JOO
1.591

57,:?6
88,59

353
162

SJ.99

;J.I,,

'~I}

u;s

9.171

1.762

!!ADA!:
Gu"1llNGJ.\YA
Sl~!P\JR
MENDEi.EM

8364

l.796
I SSO

iJc01

nauK

fklib

}<)

lklik

OUl.AKi\.S
!'IK.~~UR

0150
o.i.3

2 J9
1176

UchL.

l:ALISAlEH

2J67

'!I

Ju.mlaf. iid1E
i'Okl:>AGA~

ff.~:-

R'.~4

~.'J5!
830~
~ 940

LlJ5

\Vat1.,L.nmpul

t:t, \\a1t..kum1'UI
l] \Vatt..kuinPur
<8 \Vatt.ku:npul
49 \V:;i1ukumpul

50 \VatLku:snpul
5 I \\'atukurnpul

~2

\V111ukumpul

~3

\Vatukurnpul

~4 \\.!1lukumpu.l
~$ V.'a1ukun12!d

t'AWU
MEDA VU

P"C.El.ARA>\
HOf>AS
J-O!OGAN
~tAJA!.AN(iU
t A~lttl
WATLKUMPUL
(iAPUN\

MAIAKERT:\
WIS:<U

Jurulilli ~~ arul:!!!!Eu(
1

61,&2
01.n
Jl,b7
S7.40
66.61
61.15

2.9)

Hchk

,~

~o;

-12:'!
1.253

JR

"4 \\aruti.wnpul

52.31

1551

;09

l )5()

llON(iA.'
OKAllU

so.gg

1.007
501

~.17U

:.on

( ill~UNGTlG.A
KlffA

TLAGAS,\'IA

S4J7

i.11.t

~99
19~
1.127
9ll
5-6t)

37

I \VaWiumpul
42 \Vatukurnpul
13 Watllku1npu.1

88,40

338
6')2
.J9J

un

4 !>2~
13.-f80
8..J.>.I

59.ld

80,16

Cilt\UNVSARI
JUKA'G~IAl\W

16 Pulc&an
_," Putosari
28 t>i;(osan

1.116
11171'

355
541

:!O f".tl~ui

_, Ptik~im

65,89
8757
'8,38

32~

88.05

3.06{,

.n1

Pulosan

3)3

56.:'-3
.i1_;.4
36.10

.!~2>
f20

-& 33S

!.J 1-'Ulo;an
ll
,. Pul~i

55.11
:4.!7

98)2

i-1-:NA.K!R

90~!.<i

861
1.!6~
132l
I 161
695
501

91)

CLEKATA~\
BATlRSARI

21 Pul;osari

(%)

9l7

17 J>Jiosan
13 P..1.l(l:'Yt.1
19 P'J.l-053ri

Pcrscou1sc

6.75)
2.141
!11<1
I 8..<0
2..996
J.145
6.;69
1.145
H-01
2.61~
4S5
.,.,"' l

~.3)~

1.2'!2
~.6i4
1796

175
Sl4

1..;~25
35(1
!.010

'7232

71 :,;
69.~I
l.t97
19,Q4

5t1.66
"'';'

il.71
C9.lt2

47J3
41.41

51()

25.) l

.a31

69.0

1D.tl6

.,,..,

48,92

4JJ/

1596
1.512
l.~9i

580

]6.34

16
1.098

40,14

6<>l

21.::.

41.27

461
415
138

22~
!IS
363

48.48
52.5.l

9-'S

f72

2.03
495
1 o~s

1.149
ll~

6l<I>

:!06
~II
48(

1.;12
640

1s.:;1u

)29

i.iilf

13.35

49.19
49.95
56-66

M.o~

50.14
l3.99
61.35

1:;.00
5 I. '0

113

i\o

Kl'\::una!a1;

O~'Kclurah:1n

.furnl!ilt
pcad11d11k

.untlah

K('IUlil";.!lt

n1m:th

(j;,.a)

tangga

Jrasr.j.ahtcr:t
& sejtthltn1 I

'6 llzdo~

LONUKEVANG

~1 Beder

JA'rl'N(iA,{AN(i

,,.4.t)

lk{lc,'I

GUNUNGllA ru
VASIR

t.~20
1,195
62?

~x

59 Ocdeh
I'll l!odch
61 B<ld<.il

K\VASi;N
Ji\'l IROYO~I

rARIJKGGi\U; 1

63 Dodcb

PAYUN(i

~.21)6

M Bolich
65 BcJcl1
66 Oudl!h
67 r~odcb

C\NGtJ;
KEB,\NDll'-OAN
~ ESESiR.F-!O

2.834
1.241
6.305

13'\B/\KAN

1 :;19

68

Ill.deb

KARANGBRAl

o9 Rodch
70 Bodell
/I Bodell
i2 Uodch

JRAG ..\NAi'
f..Ell4NllAH,\t~
UDl>EH

74 U"dcll

1~ lh1n1<1rbol.ar.g
76 Uancarbc>lati.L;.
71 Rantarbohtne
:t R::inlarbt>la.ni?
79 llai:ata1bl)la.1
80 R.anlarOOl:rng
81 t3ant:wbolan,g.
82 0Bnltl"001rrnp

M:INCA>-'G
KL~LANUOEPOK
PENJX)\V{J

.lumlA~ f:ilX!eli
SUMURKIDAMi
WANAR,\TA
l'WAUUNG
SURI!
BANJARSARI
PEGlRINCi1\N
KARANCiAi':YAR

Sl

Ha~t<:hol11ng.

PllR .\N,\
P".()UA!\AN

X4

H:t11;lf'b.)l;w.g

SAR'.i.'ODAOI

85 Ba.:1t1!rboh111g

86

Ha:i1srhQl:lng

87 B:1-it;IJ'bQk111'A

88 BanturOOlang
1'9 3ont:irbofang._
90 Bantarbolung
~I 3ruurubc.lruti;:

l\ANTAROOLANG
SAMD~NG

9;
9t,
?"!

93
9'1
I 00

RaodmJonglal
Rw1<lt1lkngkal
R;u1du1k!11g~al
Randltd002!(ill
R:lt.dLdCttii,:<1d
Randtidoog:<ttl
RMdcd.:11~\:-al

,.

901

(o/o)

61&
I 4QS

81.64
81 86

289

91,75
87,J()

-1

1~9
l~S

{62

J52

n26J

161
i7i

152

') t.02

t3Z

7'1.87

~31

3K!

s;,90

LI ~I

285

.! 520

+I~
IJSJ
fl'I
(>~I

l1.3')
57.62
74.11
19.91

.):!ft

)6,l)t>

107ll

HQ

2~7

14;3
1.458

410
)9~

53.15
87,07
48.i4

l.~US

351
1~3
436

~7J

383

::.on

.) 413

4 410
5).91>9

t.002

2;7

?1'
--l

13J.i5
8~1

~J.!?

lt.361
i.29J
01.5
2.160
11.9(19

2.255

L11R

1 ~48

(.. JX1

l <16
56

L290
7;9
\:2
I 4 I<)
7t'6

!.08?

1 0.25
516
1 97fl

:t.\91
1.5()7

soe

804
12.2S5
2.078

2AM

184

7i0

)ti
)29
11tl

16.18

119.55

zios
~1.51

89.43
~0.02
95.70
74,05
71,('fi
71,28

-19,86
i8.95
65.02
91,57

<26

I.Ii)
2i0

8.01
~~.~8

(iLANl)A.~X.'r
KIHA
KWON GEDE

~ ~:1

(.i~e

276

4:\,39

4.~j8
~ [o 1

535

,J6.32

!,

P1\GUVAN<jAN

J.1,6

1.155
~II
:1&

115

Jf1,X4
24.37

153

i'O.lS

1.0.~2l

60~69

LENGGGRONG

Juml~ i.lantarlXilang
92 kMJudongkaJ Kl'.C:EPIT
93 Randudflngkal GEMBYAJ\G
<)~

112(
JI:
$11

2..lKS

t,2 Bedch

?J flo<lch

~s~

JA26

1\-:rsl'nlit~l'

)14

).3(13

PENU$UPAN

2.628.

1-:ARANG~A(lNCCI.

l/4 ;4

} 3(+8

Suoltcr. e-au1 Pudes Tahun 2<03 dari 131'$

809
563
771
.1.200
L98f
I YJ

4,0fll)

)11f'.1AYA

Jumla'.h ~ari(!udun~aJ

576
'ii$

IU87
8.09i'

SF.l\,1 l~G.K.11{

I 0 I R.Uldl:doogJml I t'\NAJ IB/, YA


102 kanch:d(lf1s,l(nl l,()l),\ y i\
I UJ R.an(lcdcol-!kal REMOUL
IOI Raudtd,,,1glrnl KREYO
10) Randudcngkal XALIMAS
t()S Rirndudongkal
MANGLI
t07 kandudongkal
K,\Ur<il\ONG
IC Ra\'1dudongkal KP.JENE
I 09 RandudooP..kal GONUSEl'G

lt).~43

l.54

t-.1EJAOONG
B:\NJA.Rl\.N~' 1\R
R.'.NUUlX>)J( iKAL

218

~0.43~
2.'291

5.6'18
2.SlO

3.6!!0

-1.<:.i~$

9.425
l.'J31

,;.28

544

44,6)

35Z

47.25
63,65
53,04
61,31
77,23
39,H)
47,13
;s.01

RJ17

26.82
4?.96

S24

493

IU~ 1 I'

27(1
272

781

1.706
1247
1.115
2 ;57

4.-0S6

60,24

l.219
745
I.793

s.on

79.t?

553
217

tt.;:J
3'5.5X
55,07
67,0<J

89~

7.308

4j6

IV>
707
I 07(J

569
951
1.046
963
436
1.205
286

I LI~~

45.1::i

114
3. Tahun 21)06
/\'o

Kcc:i1milan

Moga

2 Moga
3 tl-1<~;1
I ~11oia
5 ~'l~Jg~
6 ~lo~u
7 ~letit

8 ~to,;:i
9 r.,,h>~i\
10 !\h>.2;il

Otst1/KrJun1blto

Pl .A!o\ARAN
t~iANl11 R/tlA

1.VALANGSANGA
Sl.tv1A
llANYllMlJDAL

~. . 1<x;,.,

1(1 Uehk
;11 n,:1ii
l~\'J1~

31 Bdik
JJ ~cH\c.

34 Oehk

ti<)KMtONtJ

l)P:l.IK
Li l.1-SU N( ;1-U.i :\
KUTA

BAllAK
GL'!\lJNGJAYA

:;: Hclik

St~1PUR

36

MENDELEM
OELUK

Oc1~k

~'O\,\l:k

39 B._:J;i..

HUl.AK..\N
srK.SUR

40 13ttJjk

KAl.ISAl.11

Ji \V:;nukump1;I

Jumlali n~lr~
TON61\GAN

\\'31.ukunip\'I
4J \Vat.uk.wnp1.I
4-1 warukurnpul
-15 \V:.uukurnpul
16 \Vatukurnpul
41 \Vatukurn11ul

Tl..\01\SANA
0<.JN(iA.,">
<.:IKAl)U
CA WET
MEDA YU
f'AOf.LAKt\N

48 \Vaiukumpul
49 \\'3tukunipul
s~ \'v"a!ukumpul
51 \Vau1kumpul
52 \V;t1uJ.:.uc11puJ
53 \'{a1uKu111pul
54 \\'a1uf...t1111pul
55 \\1a1uku1t1pu1

~ODAS
zOJ<.XiAN

RcJ:k

Nl,;JA.tANCitJ

TAM~I
WATI!KUMPIJL
GAPl.lRA
~tAJAKERTt,

WISNlJ

]umliih ll1alu~J)UI

.r; ox
1~J5
1~ .. s
i~.~s

'01

7 .917

2..(1?5

}~I)
12.'iX

?,R l1I:>
3 5$8

1,.:J~J
$G9

~.~10

14.321
I Y.?o

J.27'1

26$1

8U'i

411

280

600
1.8l5
1.885

42.>

1361

!.Sii:J

,,215
12nl

68.13
70.83
iJ,(>9
~.0.98
81.1.>

2.$:\1)
1.920
4.026
1.184
6.940

9"1
I 110
I 340

122

~6.65

11fi7

OS,:-8

652
IM

!8,b()

5.043

1.623

15f9

747
~.301

M 17X

CIKENDU.>U
Ju1:i.!;ih i>i..ilvsan

5U)

53.}i

401

CiBUYUR
~1t;KEN(i

28 Pu1osan

5$:19
$6,62

I 'J~})

2 725

SIREMENG

IZil
1;.1s
I \i' I
711

101

DATAR

OL!\UNOSAK.1
JURANOMANGU
GAMBLIHAN
KARAto.i.i~ARI
NYAl.F.\1REtir.
l'ULOSARI
PAGEKTERAN

472

3.512
I ~><I
638

\Vai.1r.gpring
\Va:-u11gprin.g
\Va11,1r;~OA

Cl E"ATAKAN
B,Yl"UR:>AKI
l'F.NAK!R

I uu.(1-0

S&)

'! 'i)7

KAl.~AN(il)J\ ~VA

Ii t'l11~1Mlrl
18 l'ldosan
19 i>ul\Js::rl
10 l'ulosan
21 Pulosad
22 Pulosan
2' PuJosati
24 Pulosan
25 Pulosari
16 Pu Ill.Suri
2; P11Jt1:-i;uri

i1yi

111 850
8 78<>

\Vtl'uq~prin~

Ju11lliih t~arun.2Ennir

Ktluarga
Perscutase
l'ri:s:.;cj11llh1 ;i
~~)
c~ sr.j:thhr:a I

~-ti'*/

)('19(~

J 111

\V.rw1,g~ng '.\'ARUNGPRING

uaogga
. )13

3 (1(~1

ll
13
ll
I!
16

Juml1tl1
rumah

6908
ii 811

~EOANGCJA \J
PEPEl>AN
GENOO\V,\N< i
Ju111l:.~1 M..,ga
PAKf.MB . .\K:\N

\\'.'tL'"l..mgpnng

3S

1,6QI

',VANGKELr\;.1G

ii

;,

.lunllah
penduduk
(jiw:i)

8 31(1

J.,.03~
).818

I 964

3S6
1.790

1:i:

1715

116'~
942

613

sr,

;(1

0.63
:G,:o:>
l)],11

64,bb

!;6,07
65..)1
58\(14

83AO
: 1,27

1.845

650

1~4)
5~1

5.IC6

1.685

ll37

S.2(8
n
9.9:i2

I 403

1142

67.48
81.4-0

7.2C8

:>~.,

~-'.71

1n11
1.113

I u ~, 7.,
IJJI

"' ..'J
:-8.)6

l.429

1481

61.10

?.9il

I .144

14,61

9.448
8.681

1.~)9

SO~)
15.l)

1.999

18:3~

91.30

7.JJI

I (f,U
1.09 I
1 ..;;3:;
1,go3

11.0~9

:1.19

110

(.4{)

t4.2)
iLl9

2253

9 Iv
!l&l
1697
509

'),R$7

2.126

')()1

l4:il
9i:J.J::J1

589

}78

-4-2. ~(.
!i-'.IH

22.i35
l.336

1J.OB~

1105

:iSi'.'I)
!S.SIJ

4.6(9
IJ.6CI
8/ISO
10.441

.>. 716

7.311
6.)59
6.460
2.<).)4
t.:tH

I 872
}.109
3.8'7
1.531
1.923
11]1.
?..;iJ.:~
-i,78(
J.JY I
(lJ ~1(;

9-t,12

i2,59

1,52.i

1217

&).77

L521
1.691

1192

:'8, I()

138"

7-43

58)

501.)
511

41)

81..!4
78A5
s J.)7

-i2'2

i2,02

878

732

~HO

92)

72-~
1}23

~8.66
7$.29

413

81.6-0

~f.'K
501

:r2,84

1.690
506
L(l6U

'v7

llM
1;;1
1,,.~g1

\}~~

s:si

__ 11,540

'.'5,.J:Z
&U.00
&J.~J-l

80,48

115

N
$(,

Krc1111t1tl:tn

Bo1kh

5i llod<h

58

RoJch

59 llodcb
60 OhJd1
6! Bodch
6l U&dt'h
(i1 Bodeh
6' ll'-.\llCh
():) Bodch
~6 ljodch
(,7 Bud ..'h
6(1dd1
9 00Jd1
71) Hodch

oi

7i n\Jch
7! B1t<ld1
,. Budch
74 Uodeh

.'

7)

Bauti.irt)(dar:g,
01!nlarh1Jliiri;
.. ; Oamarbolar.~
7g llantiillx)latg
7? O:rnlarbi.1l(lr,1t
so Ua.11arbola1:~

76

8. Banrarbolane

l>csa/t\.,lu rt1h1u1

Li.)N(,kb Y 1\NV
JATINGARANLi
()LNl)NvA1\ rt
f>;\SIR
K\l/ASl:.N
);\I IKOVOM
PARUYGCclLIH
PAYllN(i
('AN(iAK

Kl!BANnUNGr\N
KES".Sl~FJ()

9"
9)
96
1r:

9~

99

00

.192

448

61~

149
~~.l
220
496

262
I 94

693

lfil
I ]:'Q

103
355
370
230
112)
JI~

85.1)6
1.06
69J3
H,~4
~S .. 18
71.5)

:i.l,l9
49.8Y
87.~6

2.118

67

) 18

:\.f:OANOl.RAN

I 11$

30DEH
\1UNC:\NG
KCL.'.)>JUDEPO'
t\EN(X)\'v'()
Jumi:Jh H<.1(lc~

1..)16

s ()(JJ

338
341

245

71.85

I C7!J

lJ!)

31,42

116
I 119

379

52,93

-1.(il.3

343
SJ5)iJ

J0.6;
1)).24

J.~u~
3:6.1~

~OMLilKIDANU
WANAR ..ITA
l'l:DAGUN(i
Sl!RIJ
BANJAJ<SA RI

i'E(jl:lll'Gt\N
~ARAi':(iA~Yt.R
S..WWOflADI

L.13NGGERO!\G
Jur.il:ili llMta:F.iQI~
!<~t;FPIT
GEMBY1\NG
t-.ll!JA(iON(i

PF-:NUSUPA?'-

Ot\NJ/\RANY:\f{
l{AKl)IJl)C)Nnt...A
KAKANvMOl"COI

SL::,\HNGKJR

J.-191

~67

$;,)

2185

tl.8!7
.!.21) I
It {l(l

1.012
491
1.978
1.425

1128
12~0
75~
367

6.451
2127
2.5('3
is23
11.?r.1
? I 73
1.611

KAI .IT()RONG
l<H Kan1udongkal K.E.H:~1J;

109 Rand1Mlon~kaJ (i()NG.SENG

1uml ah R:iifilu.:lonu:knl

:u:is

I 649

14 In

~I,:}<)

.i>7,7J
7t.5Z

18.o

srm

1937

78..23
1;.00
74)5

nzs

706

49jJ

55)

360

468

329
136

65.10
7030
68,34

199

., 1*'

rsss

99

270

s.i.11

:!")ti

62;

14.73
51.27

2.914

611
1 2ll}
))4

3}J

<15,37

J.S(I?

1(8

175

22,~1)

~41

221

t'i.~~ I
iJ.1(,

15.3

69..23

17.J~t

lil360
391

1)0,16

3 5~.Q

11.1

J.360

808

2.6:!2
11066

14";?

l~.949
X.1 llJ

4.726
5JJ32
9.$CJ
1.9)1

I Oi' RarJ11du:1gk:'l1

11J4il

')(,

'J. 725'
6.9.!.7

8.1127

K,\1.1\1,\S
~1t'.Nfil.(

:.:h1n~r; 11:.u::. P~ik" T:ib.1t1 2G06 d~:1i

9.2'1
J.3J7
=i 7<iolJ
l. 64)
3.()~9
6.8t)

I
S\l,W/\
TANAHll.-\\'A
I 01
I 02
I.ODAY!\
I 03 Ra1;dudl~11g,t.a1 REMOUI.
I Q.1 Rar.dudn11?,kal KRF.YO

1-0; ltaJ:dudo,gkaJ
1-06 Rru:duduogk:ll

91,21S

~J.U)

PA(iUY A.NGAK'

93

9fiil8

tl]i,1

,:rno:-:crnb

Randud(log.k:li
R:'t'11drn.k111gJ..oJ
Ram.Jullon~al
R1:1ndudong_k:!I
R:.mdudon~al
R:lfillullon!!)!al
Randudotigi.a1
Randudoagl:al
RafiJ'udon.gl;al
Rand>l(lo'JJlml
Randsdonekal

,, I.~
1167
?. ;y

51J

90
92

M
3Z8

fJ23

(~~)

1..188

1.517
.:j 1<)

'2.2~1\
2.SM
7.2~9
il.414

1 ..~n.rnta.~\'

23h9
16('2

1,\NlARl(.)I ,\Nil
SAM BEN()
(il.Ar-:l)Al\'G
'..LITA

91

(r4lsej11.l1h'r
..~ ~cjah1~n1 I

),\DAKAN
''ARANGnRAI
JRAGAN1\K

H:ou:uh."llllr
86 IJ;u1ta1b::iliu:g.
~:t.nt:ub(.l:u:s
"K aa111:~rbol;111g
89 O-as11aioo1w:s
.l~a.<it1Ub:\Jo11g
OiUll:lJbolmtg

l<duarga

rumah
t:1.11ggll

i)~

'Ul\ANA
?Alll!ARAN

s:

.Jumlnh

J.4v)
!VIM

S2 Ha"tarbolru1g
s; l3anlarbolar1?
8~ Oa11101b:)l:1.1~~

~'

.temlah
1lr.nt.luduJ>
(ji"a)

IOJ.7J::i

,1&s

70,7~

gl),12
58.$2

4?9

120
196
192

82
4.02fi

ez I

216

26,2~

l.~t>h

'.i-'..l~

l.'i,42
2V,I.)

1.818
686

87!'
.176
4()1
216
400

I 24.0

"89
859
1.4)4
1.69 ..1
1.004
1. ISJ

726

76$
686

485

J6.1
701
212

-22.51?>

B.791

2.489

!4.26
j$,.;8

18.lJ
;4,81
J2.34
1:1.17
1

i,7.50
;o.63
4:\lfl

68.33
J 1.48
28.16

13.71

36.8i

116
J.ampir:in 1. Pendapatau per Ktpit::tdi Kahup:attn Ptmabng 1'ahun lOUO,
200J. d.a. l(o06
11. 1,n1htp1t11tn per Kapira Tiap Kttanall

I 1hn ?000
Jumbh

I ~log;;
2 \\'ruuni;rrng
J PLlo:mrt
.:1

nclil

) \l.':1cul..'tl!ttpul
t. nl'l.l..t.

7 Bun1uti.:)lan.g
)l Rr1nL1kl.;.1n3Jo:11I
9 Pcrnal:tn_g
Iii runuan
11 r1.1arui.:1n
11 Amp,ljp<l Ilg
I) C'Mnitl
11 Ull1jnr11i

I Mogu

2 ""un1><s
I l'ulosart
4 lkl
<\l'uMumroJ
o 110\I<'
7 ll~iouboln~
~ rwd-k~
9 ~<MolM>S
10 I

:i"""'

I I ~lo,,,kun
12 Ampeliod1n&
n c.....d

~-S J!l .&2~


(.0 119

~a:

l'<:nduduk
(,C 7)6

rtndilp-J'IU

ptr KJipita
1S78H7
I >:gOll

bl
118 2~302>

Sit]'''

J!~
SC IJI
%816

"61:9'$
,28il h

,..') 2!6
'2.61'~

l.~.!4.&4'>

ll7 ltl6SI

14 8&0
91!76'1

16'18.BJ

~26~1021
.:361)().llS
j6J 817..02

212274.l)l
9S02SJ78
20t.1<.1 m
1;.2.ot" :._\(1
!.J11.016.llf.)(t

PORll((blm
rib.a)
loll678.278

629J'l W
oH~ IOS
129910.>I?
IMZI~ IOO
19 '4! H
140 ZSS.SOO
16971167<
l"O SOUS9
39$ S)2.Zl2
2).l.681591
IOH~SO)lt
232 l'l!S\?

nn;J
1561~1
1486<3
MIW
82.9;11
998\'8

Jqmlh
Pt<ath4tik
62119

'34'<1

S 1409

12.:2.~1

r.zn sn
USHJ6
225.t.!KQ
2-5('6.S91
2 3~0.?9?
1427.9~
1.l!O .64

2I1 l2l
1.3.22

Oj

Ptndap1t:11
P!f 1Upir11
1667 1

I 6J8.!S)
I In :r>J

1.Js1.:so

96 Ml
6?87J
S6017
781 ;s
10.l m
17S90.l

I 611 6.1$
I 116 ~OJ
I ?Q> q 1
2 JO 26
278S S08

110 Ill

l 53) .!l/8

ISOS.lS
~1lltl0
82.6.ll

I SSU77
1636.140
Z 81 1<i0

loll.h.11.1u1i
16'~99&991
1026~.>
1&1111$1
___ J_u.-n1-.IJ._h._K
..'1"b-~11--.-
__ ?.S56.5_1._t
..OOJO"'__ l... 2._T~9~.99=!-_..l
....
?._97".3"Z"8._

fillR.ll (da1:11..
ribun)
l1' ..~t1
l \\ ii:un~r.nni
\ P11f1lS.it1

' 0<1 k
j \Vutuil.umpuJ

1>U~h
1

Ow1tarhlfang

& Kandu0012lal
1,1

f!t~f!l:tl.11~:

10 Tamar
11

P<lllrU(:tD

I~ f\mpclgalling
13 Cum<:.I
1: L'luf.w11

116.m.o a
7l,,ll.75J
10!~.l)I

Jtu11lah
Pcnduduk

68 ZU
40<S'

53.051

llJ45Hl6
ICH.i7649'9

102.ZSJ
"4 6SS

81.~18.f>'~
1-111*>22'7
263.856.06
6Jl.402.1;6

~1.SOS

JOZ.l .. ZC.16

ri.i1:,
1( ..... 7,
l!OJJI

157.142.04')

lfl.286
lil.1$1
65322

!52 0.7J<ill
t&> 106rn

101.:sa

2~ 171.819

SS 11

Ptndap.AIAn

Kpilt
1 71l.1'6

P!I

l.7J).91J
I lN.614
I JOS.167
I 619 796
I '41.918

1 '3.331
1 !7680
J.S6U?I
1 li'l ll5

l.63C.81 I
2.<05.653
2.%4}.t~l
I "'16 1,:0

117

..
~~~
f'i

f'f

f';

...~2
a

,.

"'

t.. N ~.
...

-o "I""; ,...

!,

-.

,,;

...

!=,
:..
~
e,
VI "T, ,...._ ,:0.

...
t:.
_.

.,.

.
.
.
...

-e

...

.: 0,...

~ ~
0 0

" 0

~ !..

~-

'~

,.

::

.\

~.1 '$

- -,.;,;

~~

- .
:=: ~

88
,.:

"'"'c
e,

118

..

I:

~~-i ~~
0

("I

~-:.

f: ;,

~:

""0..
~
tJC,... I

5
~
0
": y. r-~ i

s, ~ ~

:;. ~ ~
-r "'

~ ~?...
"":. "! ....

"'

...
0

c:.

~ : ~ ~
~ ..j

.~g, ,
2

.;.

e-

""
1 ct,,
r-i r- ,

119

(',

..~:

-~ -e

'"'": 0::

t-

>

.=

c-

~ c..

&

"'T.,

c-: ~

~-g_
,..!
~

V'~
'=2'

~.

~~~~a
.;.

cc:

;;

("~ ,.,c.

"'
~;.., &

~ ~. x:

~.

t'~

"' ,...; ..=r .,..\

>

~ & ~.
~

'Q', ~

f""

<..:>~

r-,

120

tc ct

.,c"

:: :
::
':.>c, c,

""
u

c
E

~~~~

~~5~

.::

~
~
c

c.e
E

..J

~~
~~

121

122

000000

0000

00000000000
0

00::.00000000000000

0000

ooo

"~

..,
8~8
__ ..,
o..n...:a

~~~~
(.., ~,..:

gg~8885:88~~gg2g
~

riW':..:ri:O:<l'.i-!e>r.tcti-=ci),

~~
~.~~8.8,i
.... "'' t'l
t'l
n('i"N.-in

,.,. ""'.,,

000
0 \.') 0

~nu

0....;

3~8288
ri ri
~
N

gg
N

~~~~~

ri

...-,

ri

,_-,c)c:)Nci

123

~
0

"

Ci

000000

"~

'I

_,...

-o-oo

"
000000

00000

~ ~:~~-~.~~~:.s~~~:~~~~~~~

~
e

!e
:.

124

Lampirnn

(1

Fnto-foro komoditas ungzulnu dan pembangunan


di kawasan Agro11olitan

infrastruktur

I. Komoditas Tanaman Pangan

,,..

.....

"" . ~
k

Hamparnn 1;111.1 man p~d I d;111J:1~1111):

2 Komoditas I lonikultura

,r

Rcbcr;iJ)(t .1c11i~ 1:111;1111:111 >ll~ ""'" ~ ,111g dihusli~a 1 di Dcsa Gombong

N:in~1s d1 J..::hu11 Desi Bcluk

Nanas chasa1'k<lH d1 klos buah Dcsa Acluk

125
.1 Komoditas Perkehunan

Kebun tch r;1k~;H di Dcsa Pagcnicran

I h1sil p;:1ik1111 dauntch


.tm

Sapu Getagah siap dip:1s.11'k:111

126
4. Komcditas Kchuianan (Kavu-kayuan

.....
'rl':g:1k;1n

<;

1~l);1

np;)1l

poho

... .. ; :.:.
s. 11gon
. L:i111

Bebcrapa infrastruktur yang dibangun di kawasan Agropolitnn

l:il:111

"
d:tH h:1i;il

<'"-''' di (io111bo11g

Vous aimerez peut-être aussi