Vous êtes sur la page 1sur 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Hipertensi yang dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian (mortalitas ).
WHO 2000 menunjukkan, diseluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau
26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dngan perbandingan 26,6% pria dan
26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di
tahun 2025. dari 972 juta pegidap hipertensi 333 juta berada di Negara maju
dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang termasuk Indonesia.
Di Indonesia banyak penderita Hipertensi di perkirakan 15 juta orang
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6 15% pada
orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghidari dan tidak mengetahui faktor risikonya. Dan 90% merupakan
hipertensi esensial. Saat ini penyakit degeneratif dan kordiovaskuler sudah
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti pendarahan otak yang
berakibat stroke, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan
untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di
dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara
berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di
perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. prediksi ini didasarka pada
angka pederita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.
(Ridwan Amiruddin. Wordpress.com/2007/28-01-09).

Di Sumatera Selatan angka kesakitan dari tahun ketahun dapat diketahui


bahwa 10 penyakit terbanyak salah satunya adalah penyakit darah tinggi pada
tahun 2007 sebanyak 4.897 (Depkes Palembang Sehat 2010).
Dari data Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2006 penderita
hipertensi di usia lanjut berjumlah 3.229 orang, pada tahun 2007 berjumlah
3.470 orang dan di tahun 2008 penderita hipertensi sebesar 2.421 orang.
(Surveilans Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2006-2008)
Dari data Puskesmas, Basuki Rahmat Palembang di peroleh informasi
kasus Hipertensi pada tahun 2006 berjumlah 1.356 orang, tahun 2007 berjumlah
1.998 orang dan di tahun 2008 menjadi 1.153 orang (Grafik penderita hipertensi
di Puskesmas Basuki Rahmat 2006-2008).
Dari uraian diatas tentang penyakit hipertensi dari tahun 2006-2008,
masih menunjukkan bahwa

penyakit hipertensi

masih tinggi, dan masih

termasuk dalam 10 penyakit terbesar di Sumsel.


Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis mengambil judul
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn R dengan hipertensi di RT.26
Talang Aman di wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmat Palembang.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan bagaimana faktor penyebab
hipertensi, tanda dan gejala, pencegahan hipertensi dan bagaimana asuhan
keperawatan keluarga hipertensi.

1.3

Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Dapat melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan kasus
hipertensi.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Dapat melakukan pengkajian pada keluarga Tn R dengan kasus
Hipertensi.
2. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada kasus tersebut.
3. Dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
telah disusun
4. Dapat melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
1.4

Manfaat penulisan
1.

Bagi Puskesmas
Diharapkan

dapat

menambah

informasi,

masukan

atau

bahan

pertimbangan untuk meningkatkan standar pelayanan di Puskesmas


Basuki Rahmat
2.

Bagi Institusi Pendidikan


Dapat meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan hipertensi pada Tn R dan untuk
menambah pengetahuan perawat mengenai Hipertensi.

3.

Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan atau menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan pustaka
2.1.1 Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik > 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti hipertensi (Arif
Mansjoer, dkk : 2001).
2.1.2 Etiologi
Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Kategori
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolik
Normal
Dibawah 130 mmHg
Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
130 139 mmHg
85 89 mmHg
Stadium I
140 159 mmHg
90 99 mmHg
(hipertensi ringan)
Stadium 2
160 - 179 mmHg
100 109 mmHg
(hipertensi sedang)
Stadium 3
180 209 mmHg
110 119 mmHg
(hipertensi berat)
Stadium 4
210 mmHg atau lebih
120 mmHg atau lebih
( hipertensi maligna)
(Yayasan Jantung Indonesia, www.inaheart.or.id/2003-2008/2-2-09).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus banyak faktor yang memengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatis sistem renin angiotensin, defek
dalam ekreksina peningkatan Na an Ca intraseluler dan faktor-faktor yang
meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta poksitemia.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, terdapat sekitar 5% kasus.


Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi, vaskuler renal, niveraldosfernisme primer, dan sindrom
cushing. (Arif Mansjoer, dkk, 2002).
2.1.3

Tanda gejala
Tanda dan gejala yang ditimbulkan akibat menderita tekanan darah tinggi
tidak sama pada setiap orang, bahkan timbul tanpa gejala. Tidak jarang
seseorang baru mengetahui menderita tekanan darah tinggi sewaktu diukur
tekanan darahnya oleh dokter yang memeriksa untuk skrening kesehatan atau
keluhan penyakit lain.
Secara umum tanda dikeluhkan oleh penderita tekanan darah sebagai berikut :
Sakit kepala
Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
Berdebar atau detak jantung terasa cepat
Telinga berdenging
(Hembing wijaya kusuma, 2001)

2.1.4

Faktor-Fakor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Hipertensi


a. Garam
Garam mempunyai sifat air. Mengkonsumsi garam berlebih atau
makan-makanan yang diasinkan, dengan sendirinya akan menaikkan
tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berlebihan atau makanan
yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama
sekali dalam makanan, sebaiknya jumlah garam yang dikonsumsi dibatasi.
(Purwati dkk, 2005 :13)

b. Obesitas atau kegemukan


Obesitas adalah masa tubuh (Body mass) yang meningkat disebabkan
jaringan lemak yang berlebihan.
Akhir akhir ada penderita obesitas diketahui banyak terjadi resistensi
insulin, akibat resistensi insulin adalah diproduksinya insulin secara
berlebihan oleh sel Beta Pankreas, sehingga insulin didalam darah menjadi
berlebihan (Hiperinsulinemia). Hiperinsulinemia ini akan meningkatkan
tekanan darah dengan cara menahan pengeluaran natrium oleh ginjal dan
meningkatkan kadar plasma norepiephrin.
Orang yang memiliki Berat Badan Relative (BBR) lebih dari 120 % perlu
diperiksa kadar insulin serum puasanya. Cara mengukur BBR ialah dengan
memakai rumus berikut :
BBR = Berat Badan (Kg)

x 100 %

Tinggi badan (cm)-100


Dengan menurunkan berat badan kerjapun menjadi lebih ringan. Hal
ini akan menurunkan darah. Disamping itu resistensi insulin perifer juga
ikut menurun.
Berat Badan Ideal (BBI) dapat dengan rumus dibawah ini :
BBI =90 % (Tinggi Badan-100)
(Sujaswadi Wiryowidagdo, 2002).
c. Kurangnya olahraga
Orang yang kurang aktif melakukan olahraga pada umumnya cenderung
mengalami kegemukan akan menaikkan tekanan darah. Efek positif lain
dari olahraga, selain dapat menekan berat badan juga dapat menghilangkan
rasa stres. Menurut para ahli stres merupakan salah satu faktor yang
menunjang terjadinya hipertensi.
(Purwati,2005 :11)

2.1.5 Komplikasi
Organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagl jantung,
gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
Penatalaksanaan medis
Penanggulangan hieprtensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
Penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma.
2. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpatisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang
b. Penatalaksanaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4. Tidak menimbulkan intoleransi
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang
Golongan obat-obatan yang diberikan pada lien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golonganbetabloker, golongan antogonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
(Purwanegara. Askep.blogspot.com/2008/askep-hipertensi,16.30)

Test diagnostic.
a.

Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan


(viskositas) dan mengindikasikan faktor resiko seperti : hipoagulabilitas,
anemia

b.

BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi


ginjal.

c.

Glucosa : hiperglikemi (Diabetes Mellitus adalah pencetus hipertensi)


dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

d.

Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal


dan ada DM.

e.

CT scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

f. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian


gelombang
2.1.6 Pencegahan hipertensi
Pada umumnya, orang akan berusaha mengenali hipertensi jika dirinya
atau keluarganya sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi. Usaha
pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak
menjadi lebih parah, tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang
ditentukan oleh dokter, (latihan isotonic atau dinamik) seperti gerak jalan,
berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan oleharaga yang
menegangkan seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat
bahkan dapat menimbulan hipertensi.
a. Makan banyak buah dan sayur segar
Buah dan sayur segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Bauh
yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan
tekanan darah .
b. Tidak merokok dan tidak minum alkohol
c. Latihan relaksasi atau meditasi

Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau


ketegangan jiwa. Relaksasi digunakan dengan mengencangkan dan
mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai,
indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan
mendegarkan musik atau bernyanyi.
d. Berusaha membina hidup yang positif
Dalam dunia kehidupan modern yang penuh dengan persaingan,
tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stres
(ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan stres terlampau besar sehingga
melampaui sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, atau timbul hipertensi.
Agar terhindar dari efek negative tersebut, harus berusaha membina hidup
yang positif. (Indra Gunawan. Kaltimpost.web.id, 19.30)
2.1.7

Perawatan
1. Terapi herbal
Obat-obatan herbal untuk menangani hipertensi antara lain :

Bawang putih /garlic (Allium Sativum)

Seledri /celery (Apium Graveolens)

Bawang merah /Onion ((Allium Ceva)

Tomat (Lycopersicum)

2. Terapi nutrisi

Potasium

Magnesium

Kalsium

Asam lemak esensial

Vitamin C

3. Relaksasi progresif
4. Meditasi

5. Akupuntur
6. Akupresiur
7. Hemopati
8. Terapi musik
9. Terapi bach flower remedy
10. Refleksologi
11. Diet hipertensi

Mengurangi asupan garam

Memperbanyak serat

Menghentikan kebiasaan buruk

Perbanyak asupan kalium

Penuhi kebutuhan magnesium

Lengkapi kebutuhan kalisum

Manfaat sayuran dan bumbu dapur

(Gunawan, 2001)

10

BAB IV
TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan pada klien Tn R dengan kasus Hipertensi di Rt. 26
Talang Aman dalam wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmat Palembang. dalam
pelaksanaan, Asuhan Keperawatan ini dilakukan selama kurang lebih 2 hari, yaitu 23
Januari 24 Januari 2009 dengan menggunakan proses keperawatan
Pengkajian
Struktur dan sifat keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama

Tn R

Umur

70 tahun

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Pensiunan CPM

Agama

Islam

Suku Bangsa

Indonesia

Alamat

Komplek

CPM

Rt.26

Talang

Aman

Pendidikan Pekerjaan

Ket.

Palembang.
b. Susunan Anggota Keluarga
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Remasan
Surmada
Bambang
Rusnana
Elimarita
Novita

Umur
70
68
45
43
37
36

Jenis
Hubungan
Kelamin
dengan
Keluarga
Lk
Suami
Pr
Istri
Lk
Anak
Pr
Anak
Pr
Anak
Pr
Anak

11

SMA
SD
SMA
D3
SMA
SMA

Pensiunan
Ibu RT
Kerja
Kerja
Ibu RT
Ibu RT

Sakit
Sakit
Sehat
Sehat
Sehat
sehat

c. Genogram

Keterangan :
= Laki-laki
= Laki-laki meninggal
= Perempuan
= Perempuan meninggal
= Tinggal serumah
= Klien
N

= Nikah

Klien mempunyai satu orang istri dan 4 orang anak. 1 orang anak
laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Klien tinggal bersama denan 1
orang istri dan satu orang anak perempuan yang belum menikah
diusia yang sudah sangat dewasa, dan ini sangat menjadi beban
Tn R karena mengingat usianya yang sudah tua.
d. Pengambilan Keputusan
Dalam pemecahan masalah keluarga, dipecahkan dengan musyawarah
yang berperan dalam mengambil keputusan adalah Tn R dan
pemecahan masalahnya dilakukan secara bersama-sama.

12

e. Hubungan dalam keluarga


Hubungan antar keluarga baik meskipun 3 orang anaknya sudah
mempunyai keluarga sendiri-sendiri.
Kebutuhan hidup sehari-hari
a. Kebutuhan nutrisi
Dalam penyediaan makanan, keluarga masak sendiri. Makanan yang
disajikan seperti ; nasi, lauk pauk, sayur mayur dan buah-buahan
dengan frekuensi kadang-kadang. Cara penyajian dalam keluarga
adalah tertutup. Ada anggota keluarga yang pantangan terhadap
makanan yaitu Ny S. dalam pengelolaan air minum selalu dimasak
terlebih dahulu dan pengolahan makanan keluarga adalah sayur
dengan cara dicuci terlebih dahulu baru di potong sedangkan laukpauk dipotong terlebih dahulu baru di cuci. Sedangkan kebiasaan
makan dalam keluarga secara bersama-sama, Tn R sendiri tidak
berpantang dalam makan, terutama garam Tn R tidak membatasi
atau mengurangi konsumsi garam.
b. Kebutuhan eliminasi
Pada buang air besar anggota keluarga biasanya 1-2 kali sehari-hari,
sedangkan pola buang air kecil adalah 5-6 kali sehari, dan tidak ada
gangguan dalam pola eliminasi.
c. Pola istirahat tidur
Kebiasaan tidur siang dilakukan oleh sebagian anggota keluarga tetapi
tidak tentu. Sebagian anggota keluarga yang tidur siang dilakukan 1-2
jam sehari. Di dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang sulit
tidur.
d. Aktivitas olahraga
Dalam keluarga senang berolahraga seperti : jalan pagi setiap hari
minggu pagi.

13

e. Kebersihan diri
Frekuensi mandi anggota keluarga 2 kali sehari dan sikat gigi setiap
mandi, sedangkan mencuci rambut 1 kali sehari.
f. Rekreasi / waktu senggang
Setiap anggota keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi yang
teratur. Setiap

anggota

keluarga selalu

menggunakan

waktu

senggangnya di rumah.
g. Pola asuhan anak
Pola asuh anak dalam keluarga ini bebas terbatas.Tn R dan NY S
mempunyai harapan agar anak-anak menjadi anak yang berbakti
kepada orang tua dan menjadi anak yang berguna.
Faktor sosial budaya ekonomi
a. Penghasilan dan pengeluaran
Sebagian anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan sendiri dan
penghasilannya tersebut di gunakan untuk keluarganya masingmasing, sedangkan Tn R sudah pensiun dan pensiunannya setiap
bulan sebesar Rp.1.500.000. tapi anak yang masih tinggal bersamanya
yaitu Ny S sebagai wiraswasta, membantu mencukupi kebutuhan
hidup sehari-hari.
b. Pendidikan
Dalam keluarga Tn R anggota keluarga tidak ada lagi yang
mengikuti pendidikan formal dan semua anggota keluarga bisa
membaca. Tn R dan Ny S menganggap pendidikan itu sangat
penting.
c. Sistem Nilai
Tn R dan NY S berasal dari lahat. Budaya yang dipakai adalah
budaya Palembang.tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan
kesehatan dan dalam keluarga ini Tn R dan Ny S yang rutin
mengikuti kegitan keagamaan.

14

d. Hubungan dengan masyarakat


Dalam keluarga ini, anggota tidak ada yang ikut dalam organisasi
kemasyarakatan khususnya dalam bidang kesehatan, keluarga tidak
cukup berpengaruh di masyarakat dan tidak ada konflik antara
keluarga Tn R dengan masyarakat.
Faktor lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati oleh Tn R adalah rumah dinas. Jenis
rumahnya permanen yang luasnya 8 x 15 m. rumah Tn R
mempunyai ventilasi yang cukup. Jenis lantai rumahnya keramik.
Atap rumah tersebut dari genteng dan berflapon. Halaman rumahnya
kecil, sempit dan halamannya di pagar. Penerangan yang digunakan di
rumah Tn R adalah listrik. Rumah Tn R terdiri dari ruang tamu,
ruang keluarga, kamar tidur, warung, dapur dan kamar mandi.
Keterangan :
6

1 = Warung
2 = Ruang Tamu

4 = Kamar
5 = Dapur

3
2

3 = Ruang Keluarga

6 = Kamar Mandi
1

15

b. Pengelolaan sampah
Keluarga mempunyai tempat sampah terbuka dan pengolaan sampah
rumah tangga tersebut, di buang di Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS) dan di ambil petugas kebersihan.
c. Sumber air
Keluarga menggunakan air galon dan memasak air dari sumur untuk
minum. Dan keperluannya sehari-hari juga menggunakan air sumur
dan air PAM.
d. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri yang jenisnya leher angsa, jarak
tempat penampungan dengan sumber air kurang dari 10 meter.
e. Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah di buang di belakang rumah dan juga
memenuhi syarat kesehatan
f. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Di wilayah tempat keluarga Tn R dan Ny S tinggal tidak ada
kegiatan kemasyarakatan / sosial. Sedangkan fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah ini ada dan keluarga menjangkau fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut dengan jalan kaki.
Psikososial
a. Status emosi
Respon keluarga bangga, jika salah satu keluarga berhasil dan anak
sangat sedih terhadap kehilangan.
b. Konsep diri
Keluarga menerima

dirinya sebagai hal penting dan tiap anggota

keluarga menjalankan perannya masing-masing.

16

c. Pola Interaksi
Interaksi dalam keluarga sering terjadi pada malam hari ketika nonton
TV dan interaksi tersebut baik, tidak ada masalah berinteraksi.
d. Komunikasi
Komunikasi antar keluarga secara langsung, dan terbuka dan biasanya
Tn R yang dominan bicara. Dalam komunikasi sehari-hari biasanya
keluarga menggunakan bahasa Palembang
e. Pola pertahanan
Dalam memecahkan masalah keluarga bersama-sama membantu
mencari jalan keluarnya.
Derajat Kesehatan
a. Kejadian Kesehatan
Saat ini Tn R menderita sakit hipertensi lebih kurang 3 tahun dan
pernah mengalami stroke.
b. Perilaku keluarga dalam penanggulangan penyakit
Jika ada keluarga sakit ringan biasanya keluarga memberi obat di
warung tapi jika ada keluarga sakit berat baru di bawah ke
puskesmas / rumah sakit.
c. Dalam keluarga tidak ada yang cacat
d. Kejadian kematian dalam satu tahun terakhir
Dalam keluarga Tn R tidak ada yang meninggal dalam satu tahun
terakhir ini.
Masalah Kesehatan Spesifik
Keluarga berencana
Klien saat ini tidak mengikuti program KB oleh karena klien sudah lansia.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada keluarga Tn R dengan kasus Hipertensi pada Tn
R dilakukan pada tanggal 23 Januari 2009 dengan keadaan fisik
anggota keluarga sebagai berikut :

17

a. Tn R mempunyai tinggi badan, 160 cm, berat badan 62 kg. tekanan


darah 180/100 mmHg, Nadi 82 x/mnt, RR 24 x/mnt, menderita
hipertensi kurang lebih 3 tahun.
b. Istri klien yang bernama Surmada mempunyai tinggi badan 157 cm,
berat badan 52 kg, tekanan darah 130/80 mmHg.
c. Anak klien yang bernama Rosniana mempunyai tinggi badan 158 cm,
berat badan 50 kg, tekanan darah 120/80 mmHg.
Pemeriksaan Lab pada Tn R tanggal 23 Januari 2009
-

Protein urin (-)

Gula darah sewaktu : 110 mg / l

Urine acid 5 mg / dl

Menentukan masalah kesehatan


Penjajakan I
No
1.

Data
Masalah kesehatan
Tn R sakit hipertensi tidak mau berpantang Potensial terjadi komplikasi
makanan

penyakit hipertensi bagi klien


karena tidak berpantang

2.

Klien mempunyai 1 orang istri dan 4 orang Ancaman kesehatan


anak, 1 orang anak laki-laki dan 3 orang anak Beban mental karena anaknya
perempuan, klien tinggal bersama dengan satu belum menikah di usia sangat
orang istri dan satu orang anak perempuan yang dewasa.
belum menikah di usia yang sudah dewasa.

3.

Tn R menderita hipertensi sejak 3 tahun yang Kurang / tidak sehat


lalu dan pernah mengalami stroke.

Hipertensi pada Tn R

Penjajakan II

18

No
1.

Tn

Data Penunjang
sakit hipertensi

tidak

Masalah Keperawatan
mau Potensial terjadi komplikasi penyakit

berpantang makanan, seperti mengkonsumsi hipertensi bagi klien karena tidak


makan-makanan yang terlalu diasinkan

berpantang

- Tn R mengatakan sering sakit kepala - Ketidakmampuan keluarga


apabila tidak berpantang

mengenal masalah kesehatan

- TD = 180 / 100 mmHg

sehubungan dengan ketidaktahuan

- N = 82 x/m

tentang penyakit hipertensi.

- RR = 24 x/m
2.

Klien mempunyai 1 orang istri dan 4 orang Ancaman kesehatan


anak, 1 orang anak laki-laki dan 3 orang - Beban mental karena anaknya
anak perempuan, klien tinggal bersama

belum menikah di usia sangat

dengan satu orang istri dan satu orang anak

dewasa.

perempuan yang belum menikah di usia


yang sudah dewasa.
- Keluarga mengatakan masih menjadi - Ketidakmampuan keluarga
beban karena anaknya belum menikah di

menerima keadaan s/d adanya anak

usia yang sangat dewasa

yang belum menikah di usia yang


sudah sangat dewasa.

3.

Tn R menderita hipertensi sejak 3 tahun Kurang / tidak sehat


yang lalu dan pernah mengalami stroke

Hipertensi pada Tn R

- Tn R mengatakan merasa tekanan - Ketidak mampuan keluarga


darahnya naik

saat aktivitas dan pola

makannya tidak teratur.

mengenal masalah kesehatan s/d


ketidak tahuan keluarga dalam
perawatan penyakit hipertensi.

Menentukan prioritas masalah

19

1. Masalah ancaman kesehatan ; potensial terjadi komplikasi penyakit


hipertensi
No
Kriteria
1. Sifat masalah

Perhitungan
2/3 x 1

Score
2/3

Pembenaran
Masalah adalah ancaman,
kesehatan

2.

3.

Kemungkinan

1/2 x 2

Adanya kemauan dari keluarga

masalah dapat di

untuk merawat Tn R dengan

ubah

penyakit hipertensi

Potensial masalah

2/3 x 1

2/3

untuk di cegah

Hipertensi dapat dicegah bila


keluarga dan klien mampu
mengatur pola makan, olah raga
dan aktivitas lainnya, serta minum
obat secara teratur.

4.

Menonjolnya

0/2 x 1

masalah
Jumlah score

Keluarga tidak sadar adanya


masalah

2 1/3

2. Masalah ancaman, kesehatan : Beban mental karena anaknya belum


menikah diusia sudah sangat dewasa.
No
Kriteria
1. Sifat masalah

Perhitungan
2/3 x 1

Score
2/3

20

Pembenaran
Masalah adalah ancaman

kesehatan
2.

Kemungkinan

1/2 x 2

Memberi penjelasan, kepada

masalah dapat

keluarga bahwa hipertensi bisa

dicegah

disebabkan karena beban


psikomatis atau stres.

3.

Potensial masalah

2/3 x 1

2/3

untuk di cegah
4.

Menonjolnya

Klien mau merusaha menerima


keadaan yang sudah terjadi

1/2 x 1

masalah
Jumlah score

1/2

Keluarga menyadari adanya


masalah tapi tidak segera di atasi.

2 5/6

3. Masalah kesehatan kurang / tidak sehat : hipertensi pada Tn R


No
Kriteria
1. Sifat Masalah

Perhitungan Score
3/3 x 1
1

Pembenaran
Hipertensi adalah masalah
kurang / tidak sehat

2.

Kemungkinan

2/2 x 2

Pengetahuan perawat dapat

masalah dapat di

diperoleh dari petugas kesehatan

ubah

dan pengobatan dapat di peroleh


dari puskesmas.

3.

Potensi masalah

2/3 x 1

2/3

untuk di cegah

Masaah hipertensi dapat dicegah


dan klien dapat sembuh bila
pengobatan dilakukan secara
teratur. Dan pola makan serta
aktivitas juga dilakukan secara

21

teratur.
4.

Menonjolnya

1/2 x 1

1/2

masalah

Keluarga menyadari adanya


masalah tapi tidak segera
ditangani

Jumlah score

4 1/6

Dari perhitungan di atas dapat disusun masalah sesuai dengan prioritas


berdasarkan score tertinggi :
1. Potensial terjadi komplikasi pada Tn R karna tidak berpantang dalam
makanan masalah ancaman kesehatan 1 2/3.
2. Hipertensi bisa disebabkan karena beban psikologis atau stres 2 1/6
3. Hipertensi pada Tn R masalah kurang / tidak sehat 4 1/6
Setelah menyusun prioritas masalah, maka langkah-langkah selanjutnya
adalah menyusun rencana perawatan keluarga.
Daftar masalah dan keperawatan yang telah di identifikasikan masalah
menurut prioritas :
1. Masalah kesehatan
Potensial terjadi komplikasi penyakit hipertensi pada Tn R karna tidak
berpantangan dalam makan.
Masalah Keperawatan
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sehubungan
dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit hipertensi..
2. Masalah kesehatan
Beban mental
Masalah keperawatan
Ketidakmampuan keluarga menerima keadaan sehubungan dengan adanya
anak yang belum menikah di usia yang sudah sangat dewasa.
3. Masalah kesehatan

22

Hipertensi pada Tn R
Masalah keperawatan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan s/d ketidaktahuan
keluarga dalam perawatan pada pasien dengan hipertensi.

23

4.3 ASUHAN PERAWATAN


Tgl

Masalah
Kesehatan
1

Masalah
Keperawatan
2

PERENCANAAN
Sasaran
3

Tujuan
4

Intervensi

Rasionalisasi

Kriteria
Evaluasi
7

Standar
Evaluasi
8

Implementasi
9

23/1
/09

Tn R
menderita
hipertensi

1. Ketidak
mampuan
keluarga
mengenal
masalah
kesehatan s/d
ketidak
tahuan
keluarga
tentang
penyakit
hipertensi

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
keluarga dapat
mengenal
hipertensi
merupakan
masalah
kesehatan

Setelah diberikan
penjelasan dan
penyuluhan
diharapkan keluarga
dapat mengenal dan
mengerti tentang:
- Pengertian
- Faktor penyebab
- Tanda dan gejala

Dengan
memberikan
penjelasan dan
penyuluhan di
harapkan
keluarga dapat
megerti tentang
penyakit
hipertensi dan
mampu
melaksanakan
perawatan
perawatan pada
klien dengan
hipertensi

Respon verbal
keluarga dapat
mengetahui cara
perawatan
hipertensi

Keluarga dapat
menerangkan
kembali tentang
penyakit hipertensi
mengenai :
- Pengertian
- Faktor penyebab
- Tanda dan Gejala

Keluarga dapat
menerangkan
kembali tentang
penyakit
hipertensi
mengenal :
- Pengertian
- Faktor penyebab
- Tanda dan gejala

29 Januari 2009
Memberikan
penjelasan
tentang hipertensi
melalui
penyuluhan pada
keluarga
mengenai :
- Pengertian
- Faktor penyebab
- Tanda dan gejala

23/1
/09

Beban
mental

2. Ketidak
sanggupan
menerima
keadaan s/d
adanya anak
yang belum
menikah di
usia yang
sudah sangat
dewasa

Setelah
dilakukan
penjelasan
diharapkan
keluarga
memahami dan
mengerti bahwa
hipertensi dapat
disebabkan karna
beban psikologis
atau stres

Setelah dilakukan
penjelasan dan
penyuluhan keluarga
dapat mengerti
bahwa hipertensi
dapat disebabkan
karena beban
psikologis nya
membuat stres

Dengan
memberikan
penjelasan
bahwa stres
bisa
menyebutkan
hipertensi di
harapkan
keluarga dapat
menerima
keadaan yang
sudah terjadi

Dengan
memberikan
penjelasan pada
keluarga tentang
stres bisa
menyebutkan
hipertensi
diharapkan
keluarga lebih
sabar dalam
menerima
keadaan.

Respon keluarga
mengenai
pengaruh stres
terhadap hipertensi

Keluarga dan Tn
R dapat
menerapkan
penjelasan gar
lebih sabar untuk
menerima
keadaan

29 Januari 2009
Keluarga dapat
menerapkan
penjelasan
tentang :
- Bersikap sabar
dalam
menerima
keadaan
- Stres yang bisa
mempengaruhi
hipertensi

24

evaluasi
10

29 Januari 2009
S = keluarga
dapat
mengerti
tentang
hipertensi
O = Keluarga
sudah
mengenal
sebagian
tentang
pengertian
hipertensi
A = Masalah
teratasi
sebagian
P = Intervensi
dilanjutkan
29 Januari 2009
S = keluarga
dapat
mengerti
tentang
hipertensi
O = keluarga
sudah
mengenal
sebagian
tentang
pengertian
hipertensi
A = Masalah
teratasi
sebagian
P = Intervensi
dilanjutkan

Tgl

Masalah
Kesehatan
1

23/
1/09

Masalah
Keperawatan
2

3. Ketidakmam
puan keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
sehubungan
dengan
ketidaktahuan
dalam
perawatan
pada pasien
dengan
hipertensi

PERENCANAAN
Sasaran
3

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
keluarga mampu
mengetahui cara
merawat dan
mengatur :
Diet garam,
makanan yang
seimbang,
olahraga yang
teratur sesuai
umur seperti
jalan pagi, dan
aktivitas secara
teratur.

Tujuan
4

Setelah diberikan
pengetahuan dan
penjelasan keluarga
dapat mengetahui
cara merawat
anggota keluarga
yang hipertensi.

Intervensi

Rasionalisasi

Berikan
penjelasan
tentang
pentingnya pola
makan dan
aktivitas

Dengan
memberikan
penjelasan tentang
diet dan aktivitas
diharapkan
keluarga atau klien
memahami dan
mengerti tentang
pentingnya
mengatur pola
makan dan
aktivitas

25

Kriteria
Evaluasi
7

Respon keluarga
mengenai
pentingnya
mengatur pola
makan dan
aktivitas

Standar
Evaluasi
8

keluarga dapat
menjelaskan
tentang
pentingnya
mengatur pola
makan dan
aktivitas

Implementasi
9

29 januari 2009
Memberikan
penjelasan
tentang
pentingnya
mengatur pola
makan dan
aktivitas, seperti :
- Kurangi asupan
garam
berlebihan
- Olah raga yang
teratur
- Kontrol tentang
penyakit
hipertensi
kepelayanan
posyandu lansia
- Memakan obat
secara teratur
- Makanan
seimbang
seperti
terpenuhinya
protein nabati,
protein hewani,
karbohidrat,
vitamin, mineral
dan air.

evaluasi
10

29 januari 2009
S = keluarga
dapat
menerima
keadaan
yang sudah
terjadi
O = Keluarga
sudah
mengerti
terhadap
hipertensi
A = Masalah
teratasi
P = intervensi
selesai

BAB V
PEMBAHASAN
Pada kasus Tn R di temukan bahwa tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 82
x/menit, RR 24 x/menit yang sudah di deritanya kurang lebih 3 tahun, berdasarkan
temuan diatas maka Tn R dikategorikan menderita hipertensi derajat II dalam
klasifikasi hipertensi.
Pada kasus Tn R dimana

didapatkan bahwa penyebab hipertensi karna

kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi. Sedangkan secara teori


hipertensi itu sendiri adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg.
Pada Tn R di dapatkan sudah 3 tahun menderita hipertensi, ditambah lagi
dengan beban psikologis yaitu anak perempuannya belum menikah diusia yang sudah
sangat dewasa. Sedangkan salah satu penyebab hipertensi bisa dikarenakan
psikologis yang menyebabkan stres.
Pada Tn R juga didapatkan ketidaktahuan keluarga tentang perawatan
hipertensi aktivitas yang tidak teratur dan kurangnya melakukan olahraga. Secara
teori ada beberapa faktor penyebab hipertensi.
1. Mengkonsumsi garam yang berlebih
2. Kurangnya olahraga
3. Perubahan situasi
Pada kasus Tn R mahasiswa telah memberikan implementasi keperawatan
yang dibutuhkan Tn R saat ini yaitu :
1. Memberikan pengetahuan tentang hipertensi melalui penyuluhan pada
keluarga mengenai
-

Pengertian

Faktor penyebab

Tanda dan gejala

26

2. Memberikan penjelasan pada keluarga dan klien bahwa beban mental atau
stres bisa menyebabkan hipertensi.
3. Menganjurkan Tn R untuk melakukan
-

Diet garam
Mengkonsumsi garam yang berlebih atau makan-makanan yang
diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah.

Olahraga
Lakukan olahraga yang sesuai dengan umur klien dengan berjalan pagi
setiap hari minggu.

Berusaha membina hidup yang positif lakukan kegiatan aktivitas agar


tidak merasa jenuh.

Memenuhi makanan seimbang seperti terpenuhinya karbohidrat, protein


nabati, protein hewani, vitamin, mineral dan air.

Kontrol penyakit hipertensi kepelayanan posyandu lansia

Memakan obat secara teratur

27

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari kasus yang telah kami bahas pada Tn R maka dapat kami simpulkan
bahwa :
1. Berdasarkan pengkajian keperawatan yang telah dilakukan terhadap Tn R
71 tahun didapatkan data : mempunyai tinggi badan 160 cm, berat badan 62
kg, tekanan darah 180/100 mmHg, menderita hipertensi kurang lebih 2
tahun. Sehingga di simpulkan bahwa klien mengalami hipertensi derajat II
dalam klasifikasi hipertensi. Klien juga mengatakan tidak berpantang dalam
makan dan aktivitas sudah tidak teratur lagi, klien juga merasa terbebani
dengan adanya anak perempuan yang belum menikah di usia yang sudah
sangat dewasa..
2. Berdasarkan data diatas di simpulkan tiga diagnosa keperawatan
a. Ketidak

mampuan

keluarga

mengenal

masalah

kesehatan

s/d

ketidaktahuan keluarga tentang penyakit hipertensi.


b. Ketidak sanggupan keluarga menerima keadaan s/d adanya anak yang
belum menikah di usia yang sangat dewasa.
c. Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sehubungan
dengan ketidak tahuan dalam perawatan pada pasien dengan hipertensi.
3. Tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan pada Tn R
a. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang pengertian, faktor
penyebab, tanda dan gejala hipertensi.
b. Memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa stres atau beban
psikologis dapat menyebabkan hipertensi.
c. Memberikan penjelasan kepada keluarga cara merawat pasien dengan
hipertensi, kurangi konsumsi garam, lakukan olahraga sesuai dengan
umur dengan berjalan pagi setiap pagi, membina hidup yang posititp.

28

4. Evaluasi yang didapatkan setelah melakukan asuhan keperawatan


keluarga pada Tn R yaitu
- Keluarga dapat menerangkan kembali tentang pengertian hipertensi,
faktor penyebab serta tanda dan gejala hipertensi
- Keluarga mengerti bahwa stres dapat menyebabkan hipertensi
- Keluarga mengerti bahwa pola makan, olah raga dan aktivitas
berpengaruh terhadap hipertensi.
6.2 Saran
Berdasarkan pengkajian keperawatan yang telah dilakukan maka data
yang dapat disimpulkan bahwa Tn R menderita hipertensi disebabkan karena
kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi, ketidaksanggupan
keluarga menerima keadaan dengan adanya anak yang belum menikah di usia
yang sudah dewasa, ketidaktahuan keluarga mengenal masalah hipertensi, oleh
karena itu kami mengharapkan keluarga dapat melakukan dan mengikuti
tindakan keperawatan yang diberikan.

29

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan.2001.Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yokyakarta kanisius


Indra Gunawan. Kaltimpost.web.id, diakses tanggal 22-01-2009 jam 19.00 wib.
Mansjoer,Arief dkk.2001.Kapita Selekta.Jakarta :FKUI
Notoadmojo, Soekidjo.2002..Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta :PT.Rineka
Cipta
Purwati, Susi dkk.2005.Perencanaan Menu Untuk Penderita Tekanan Darah
Tinggi.Jakarta: gaya baru
Purwa Negara..Askep Blogspot.com/2008/Askep Hipertensi, diakses tanggal 23-012009 jam 16.30 wib
Ridwan, Amiruddin. Wordpress.com/2007/diakses tanggal 27-01-2009, jam 19.30wib
Wiriyo Widagdo Sujaswadi, Sitanggang.2002.Tanaman Obat Untuk Penyakit
Jantung, Darah Tinggi Dan Kolesterol. Jakarta : Agromedika Pustaka
Yayasan Jantung Indonesia, www.inaheart.or.id/2003-2008, diakses tanggal 2-2-2009.

AKADEMI KEPERAWATAN

30

MITRA ADIGUNA
PALEMBANG
LEMBAR KONSULTASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn R DENGAN
HIPERTENSI DI RT.26 TALANG AMAN DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS BASUKI RAHMAT
PALEMBANG
No

TGL

KETERANGAN

NAMA PEMBIMBING /
PARAF

31

Vous aimerez peut-être aussi