Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar ANC
2.1.1 Pengertian ANC
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan
umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan
secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba C.,
Manuaba F., & Manuaba G. 2009).
Pemeriksaan kehamilan dini atau Ante Natal Care (ANC) merupakan pemeriksaan
yang dilakukan oleh seseorang wanita untuk pertama kali ketika menyadari dirinya hamil
dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk
mengetahui apakah wanita tersebut benar-benar hamil, untuk menentukan usia
kehamilan, melakukan deteksi adanya faktor resiko dan komplikasi pada kehamilan,
perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang diperlukan, kemudian melakukan rujukan
dan kolaborasi bila kehamilan mengalami komplikasi dan faktor resiko yang
memungkinkan komplikasi terjadi (Yulianti, 2010:3).
Jadi, ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di
tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sedangkan
pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan untuk ibunya. Untuk menilai
pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk memeriksa kondisi janin dan
mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan dikemudian hari agar bayi maupun
ibu sehat.
22 28 Minggu
24-25 cm
28 Minggu
26,7 cm
30 Minggu
29,5 30 cm
32 Minggu
31 cm
34 Minggu
32 cm
36 Minggu
33 cm
40 Minggu
37,7 cm
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5. Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu keInterval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid.
Imunisasi TT
TT1
Selang Waktu
minimal pemberian
Imunisasi TT
-
TT2
1 bulan setelah TT1
TT3
6 bulan setelah TT2
TT4
12 Bulan setelah TT3
TT5
12 Bulan setelah TT4
6. Pemeriksaan Hb (T6)
Lama Perlindungan
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10. Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali
sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.
11. Senam Hamil (T11)
12. Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan hasil apusan
darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14. Temu wicara / Konseling (T14)
2.1.4 Pemeriksaan Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1.
2.
3.
4.
5.
B (4-12) 3
T (4-12) + 1
Frekuensi Kunjungan
1. Kunjungan I (12-24 minggu)
Anamnesis
lengkap,
pemeriksaan
fisik
&
obstetri,
pemeriksaan
10
2.1.6
atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknakes, 2006: 45).
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella.
Tes Lab
Nilai Normal
Hemoglobin
10,5-14,0
Nilai
Normal
<10,5
Tidak Diagnosis
Terkait
Anemia
Masalah
11
Protein Urin
Glukosa dalam urin
Terlacak/negatif
Bening/negatif
Warna hijau
VDRL/RPR
Faktor rhesus
Golongan Darah
HIV
Rubella
Negatif
Rh +
A B O AB
Negatif
Feses
untuk Negatif
ova/telur cacing dan
parasit
Protein urine
Kuning,
coklat
Positif
Rh+
Positif
orange, Diabetes
Positif
Syphilis
Rh sensitization
Ketidakcocokan ABO
AIDS
Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Anemia akibat cacing
2. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisikondisi
1)
2)
3)
4)
3. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1)
2)
3)
4)
5)
97)
2.1.7
Manajemen Asuhan Keperawatan ANC
2.1.7.1 Pengkajian
1. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami.
2) Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri
ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan.
3) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya.
2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
12
dipikirkan
adanya
risiko
bengkak,
kehamilan
kembar,
13
5. Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
4) Retraksi akibat adanya lesi
5) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
6. Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan
> 22
minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
7. Pemeriksaan Leopold
Cara palpasi Leopold menurut Sulistyawati (2009:89), yaitu sebagai
berikut.
1) Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan bagian
janin yang ada di fundus.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Sesuai
Minggu
22 28 Minggu
28 Minggu
30 Minggu
32 Minggu
34 Minggu
36 Minggu
40 Minggu
24-25 cm
26,7 cm
29,5 30 cm
31 cm
32 cm
33 cm
37,7 cm
14
3) Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
Cara pelaksanaannya yaitu:
(1) Tangan kiri menahan fundus uteri.
(2) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus.
Jika teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat
15
16
17
3) Peristaltik usus
11. Pemeriksaan Dalam
1) Vaginal Toucher (VT)
2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
1) Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
2) Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
3) Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2.1.7.2 Diagnosa Keperawatan
1.
Tindakan/Intervensi:
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut,
kuku, dan kulit
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17
tahun atau lebih dari 35 tahun)
Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung obesitas/DM
3) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet
Rasional:Materi referensi yang dapat dipelajari di
rumah,
18
membantu
untuk
mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
5) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
3.
19
penting
untuk
mengembangkan
dan
mempertahankan hubungan.
5) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan
hasil positif ibu/bayi.
4.
Pemajanan
dapat
mempunyai
efek
negative
pada
20
Pelaksanaan
adalah
tahap
pelaksananan
terhadap
rencana
tindakan
21
hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100 ml dan pada wanita sebagai hemoglobin
kurang dari 12 gram/100 ml (Proverawati; Mislih, 2014). Ada dua jenis anemia
dalam kehamilan: anemia defisiensi besi yang menyebabkan anemia (Hanretty,
2014:137).
Jadi, anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi kadar Hb kurang dari 11
gr/dL pada trismeter I dan 3 sedangkan untuk trismester 2 10,5 gr/dL merupakan
penurunan kadar Hb dalah darah.
2.2.2 Etiologi Anemia
Menurut Rukiyah & Yulianti (2010:115) penyebab anemia pada ibu hamil yaitu
hipervolemia yang menyebabkan:
1. Pengenceran darah
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat.
Menurut Hasmi dalam Mislih (2014), menyatakan beberapa faktor kebiasaan
dan sosial budaya turut memperburuk kondisi anemia di kalangan perempuan yaitu :
1. Kurang mengkonsumsi bahan makanan hewani.
2. Kebiasaan diet untuk mengurangi berat badan.
3. Budaya atau kebiasaan dikeluarga sering menomorduakan perempuan dalam hal
makanan.
4. Pantangan tertentu yang tidak jelas kebenarannya seperti perempuan hamil jangan
makan ikan karena bayinya akan bau amis.
Kemiskinan yang menyebabkan mereka tidak mampu mengkonsumsi
makanan yang bergizi
2.2.3 Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan petumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan ,
dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml,
menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Rukiyah & Yulianti, 2010:115).
Defisiensi asam
folik
Fungsi sumsum
tulang dalam
pembentukan sel-sel
darah
Penghancuran sel
darah merah yg
berlangsung lebih
cepat dari pembuatan
22
Adanya kecenderungan
rendahnya cadangan Fe
Meningkatnya kebutuhan Fe
untuk pertumbuhan janin
ANEMIA
Adanya sianosis
Perubahan
karakteristik kulit
(rambut, kuku,
kelembaban)
- CRT > 3 dtk
- Konjungtiva pucat
- Hb < 10 mg/dl
Gangguan
perfusi
-Nafas
pendek
jaringan b/d
penurunan suplai
O2 ke jaringan
Mual
Muntah
Anoreksia
Lidah luka
Pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
b/d mual,
muntah
Ibu mengeluh
cepat lelah
- Malaise
- Keletihan
- Kehilangan
produktifitas
-Intoleransi
Lebih banyak
aktifitas
tidur b/d
ketidakseimbangan
suplai O2
Penatalaksanaan :
-
Terapi Oral :
Sumber : Yulianti & Rukiyah (2010)
asam folik 15-30 mg/dl
vit
B
3x1
tablet/hari
12
2.2.4 Klasifikasi
- Terapi Parenteral
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut (Prawirodharjo;
Mislih, 2014).
1. Anemia defisiensi zat besi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat
kekurangan besi, yang disebabkan oleh suplai zat besi kurang dalam tubuh.
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam
folik. Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
3. Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru.Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan
hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis,
sinar roentgen, racun, atau obat-obat.
23
4. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan pada penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi
hamil, apabila ia hamil, maka anemianya menjadi lebih berat. Sebaiknya
mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita
2.2.5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2.6
Komplikasi
24
25
26
27
28
29
30
pasien
tentang
dampak
obat-obatan
terutama
yang
dapat
menyebabkan mual dan muntah oleh karena itu ajarkan cara memakan obat
dengan benar misalnya mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung
vitamin C untuk membantu mempercepat reabsorpsi obat dan menganjurkan
pasien untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum obat karena
akan memperlambat reabsorpsi obat.
2.2.11.4 Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga
dibutuhkan keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan
cermat dan efisien pada situasi
selalu memperhatikan
31