Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstrak
Berkembangnya industri pengolahan pangan menyebabkan pemakaian pewarna juga semakin meningkat,
terutama jenis pewarna sintetik. Pewarna sintetik mudah diperoleh di pasaran dalam banyak pilihan, tetapi
kurang aman untuk dikonsumsi. Untuk itu diperlukan pencarian alternatif yang umumnya lebih alami
yang dimanfaatkan sebagai zat warna alami. Salah satu diantaranya adalah pewarna merah dari bunga
rosella yang mengandung vitamin C, D, B1 dan B2. Antosianin memiliki kemampuan menurunkan
kolesterol, mencegah penggumpalan darah dan membantu sel melawan karsiogenik berbahaya. Ekstraksi
dapat dilakukan dengan cara memvariasikan konsentrasi solven (asam) dan waktu ekstraksi untuk
mengetahui antosianin kelopak bunga rosella. Dari penelitian jumlah pelarut yang paling tinggi dihasilkan
dari ekstraksi kelopak bunga rosella dengan konsentrasi asam asetat 50 % dan lama waktu ekstraksi 1 jam
sebesar 39,71 %, rendemen 7,85 %, pH 1,40 dan absorbansi 20,000.
Kata kunci: Kelopak Bunga Rosella, Ekstraksi, Pewarna alami, dan Antosianin.
Abstract
The development of food industries increases the utilization of food colorant, especially synthetic dye.
The synthetic dyes are commercially available however some are dangerous to consume. Referring to this
case, there should be a safe alternative dye such as the natural dye. One of the natural dye is the red
colorant produced from Roselle flower which contains vitamin C, D, B1 and B2. Anthocyanins have the
ability to lower cholesterol, prevent blood clotting and helps cells fight harmful karsiogenik. Extraction
can be done by varying the concentration of the solvent (acid) and extraction time to determine
anthocyanin rosella flower petals. From the research of the highest amount of solvent resulting from the
extraction of roselle calyx with 50% acetic acid concentration and the long extraction time of 1 hour
39.71%, yield 7.85%, pH 1.40 and absorbance 20.000.
Key word : Bloom shell rosella, Extraction, Natural colorant, Anthocyanins
1.
PENDAHULUAN
Page 26
Page 27
2.
Solven ( Pelarut )
Dalam proses ekstraksi, pemilihan
pelarut memegang peranan penting untuk
menentukan berhasil atau tidaknya proses
ekstraksi tersebut. Pemilihan pelarut umumnya
dipengaruhi oleh faktor faktor :
Proses Destilasi
Proses destilasi merupakan lanjutan dari
proses ekstraksi dengan tujuan untuk
memisahkan ekstrak antosianin dari pelarutnya.
Pada proses evaporasi ini digunakan
seperangkat alat destilasi. Pada proses ini,
antosianin yang masih bercampur dengan
pelarut dimasukkan kelabu dan kemudian
dididihkan diatas temperatur pelarutnya. Pelarut
yang telah menguap kemudian dikondensasikan
dengan bantuan air. Proses ini berlangsung
dalam keadaan vakum sehingga pelarut berubah
wujud menjadi cair.
1) Selektivitas
2) Kelarutan
3) Reaktivitas
4) Titik Didih
5) Kriteria lain
METODOLOGI
Variabel Penelitian
Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah lama ekstraksi
( 1 jam, 1,5 jam, 2 jam, 2,5 jam, dan 3 jam).
Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Rendemen, pH dan Intensitas warna.
Alat-alat yang Digunakan
1. Seperangkat peralatan ekstraksi sokhlet
2. Seperangkat alat destilasi
3. Stopwatch
4. pH-meter
5. Neraca analitik
6. Spektrometer
Bahan-bahan yang Digunakan
1. Kelopak bunga rosella
2. Aquades
3. Asam sitrat
4. Asam asetat
Prosedur Penelitian
Proses Ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan sokhelet. Sampel sebanyak 70 gr
dimasukkan ke dalam sokhelet yang telah
dirangkai dengan kondensor yang berisi air
dingin dan labu didih. Solven asam dengan
konsentrasi 50%, 70%, dan 90% dim masukkan
kedalam labu didih sebanyak 350 ml. Kemudian
rangkaian sokhelet tersebut diletakkan diatas
pemanas lalu dipanaskan selama 1 jam, 2 jam,
dan 3 jam sehingga didapat hasil ekstraksi
berupa campuran ekstrak antosianin dengan
pelarut.
Page 29
4
3,5
3
asam asetat 70 %
asam sitrat 70 %
etanol 70 %
2,5
pH
Prosedur Analisa
Perhitungan Rendemen
1) Menimbang berat sempel berupa ekstraksi
2) Sampel setelah ekstraksi dikeringkan
dengan menggunakan oven pada suhu 100 o
C selama 1 jam.
3) Menimbang berat sampel setelah ekstraksi.
4) Persen
rendemen
dihitung
dengan
menggunakan persamaan :
%
=
100 %
2
1,5
1
0,5
1,5 2
2,5 3
3,5
waktu ekstraksi (jam)
Gambar 2. Pengaruh waktu ekstraksi dan
konsentrasi solven 70 % terhadap pH antosianin
3
2,5
asam asetat 90 %
asam sitrat 90 %
etanol 90 %
2
pH
Perhitungan pH
Hasil ekstrak antosianin yang telah
dievaporasi, lalu diukur pH nya menggunakan
pH meter.
1,5
1
0,5
pH
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
2,5
3,5
Page 30
1,5
absorbansi
20
15
10
5
0
400
650
asam asetat 70 %
asam sitrat 70 %
etanol 70 %
absorbansi
6
5
4
3
2
1
0
400
450
500
550
600
650
panjang gelombang
absorbansi
16
14
12
10
8
6
4
2
0
400
650
Rendemen
Nilai Optimum didapat pada gambar 6
dengan konsentrasi asam sitrat 50 % yaitu 8,64
dalam waktu 3 jam, Konsentrasi asam asetat 50
% dalam waktu 3 jam yaitu 6,50 % dan
konsentrasi etanol 50 % yaitu 2,51 dalam waktu
3 jam.
Dari analisa yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa Rendemen meningkat
seiring meningkatnya perbandingan bunga
rosella:asam asetat dan asam sitrat dan
menurunnya suhu ekstraksi. Semakin banyak
pelarut (asam asetat dan asam sitrat) yang
digunakan maka akan mengekstrak senyawa
organik lebih banyak yang terdapat pada bahan
Page 31
rendemen (%)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
asam asetat 50 %
asam sitrat 50 %
etanol 50 %
1,5
2,5
6
rendemen (%)
asam asetat 90 %
asam sitrat 90 %
etanol 90 %
5
4
3
2
1
0
1
1,5
2,5
rendemen (%)
6
Gambar 9. Pengaruh w aktu ekstraksi dan
konsentrasi solven 90 % terhadap persen
rendemen
5
4
3
2
asam asetat 70 %
asam sitrat 70 %
etanol 70 %
4.
KESIMPULAN
1.
0
1
1,5
2,5
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011a.
Asam
Asetat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/
Asam_asetat, diakses tanggal 18
November 2011).
Anonim.
2011b.
Asam
Sitrat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat
, diakses tanggal 20 November 2011).
Anonim.2008. Klasifikasi Tanaman Rosella
Merah.
(http://www.plantamor.com
/index.php?plant=677, diakses tanggal 6
Mei 2012).
Ariviani S. 2010. Total antosianin Ekstrak Buah
Salam
dan
Korelasinya
dengan
Kapasitas Anti Peroksidasi pada Sistem
Linoleat AGROINTEK Vol 4, No. 2
121:127, diakses Agustus 2010).
Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia
Medika Indonesia. Jilid VI. Depkes RI.
Hal 143-147 : Jakarta.
Eskin, N. A. M. 1990. Plant Pigments Flavours
and Texture. Academic Press, New
York.
Francis, F. J. 1982. Analysis of Anathocyanins.
Academi Press, New York.
Maryani, Herti & Lusi Kristiana, Spt. 2008.
Khasiat & Manfaat Rosella.Agromedia
Pustaka : Jakarta.
Erianto. 2009. Budidaya Rosella [terhubung
berkala].(http://makalahbudidayarosella
<<onesubenol.com, diakses tanggal 28
Desember 2010)
Isnaini, lailatul. 2010. Ekstraksi Pewarna
Merah Cair Alami Berantioksidan Dari
Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus
Sabdariffa L) Dan Aplikasinya Pada
Produk Pangan. Balai Pengkajian
Teknologi
Pertanian
:
Malang.
(jtp.ub.ac.id/index.
php
/jtp/
article/download/303/374,
diakses
tanggal 9 Mei 2012).
Page 33
Page 34