Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dalam modul ini akan dikaji mengenai AMDAL. Pembangunan nasional yang
dilakukan di Indonesia disusun atas dasar pembangunan jangka pendek dan jangka
panjang. Dalam menjaga keselarasan antara pembangunan dan kelestarian
lingkungan, pemerintah membuat kebijakan untuk acuan dalam penerapan dan
pelaksanaan pembangunan.
Kebijakan tersebut berfungsi untuk mencegah atau meminimalkan dampak negatif
pembangunan bagi lingkungan. Beberapa kebijakan lingkungan yang digunakar di
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. UU Nomor 23 Tabun 1997
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal 18, disebutkan bahwa:
(1) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
(2) Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud dalam ayat 1 diberikan
oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(3) Dalam izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan
persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak
lingkungan hidup.
b. PP Nornor 27 Tahun 1999
Pasal 3 dalam PP tersebut pada ayat (1) disebutkan bahwa usaha dan/atau kegiatan
yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup meliputi:
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam proses kegiatan yang secara potensi dapat
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
3. Proses atau kegiatan yang hasilnya dapat mernengaruhi kelestarian alam.
Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 wajib
memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
c. KEPMEN LH RI Nomor 17 Tahun 2001
Terdapat empat hal penting dalam KEPMEN tersebut, yaitu:
1. Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis
mengenai dampak lingkungan hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam
lampiran keputusan tersebut.
2. Apabila skala atau.besaran suatu jenis rencana usaha dan/atau kegiatan lebih
kecil daripada skala/besaran yang tercantum pada Lampiran Keputusan ini akan
tetapi atas dasar pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta tipologi ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting
terhadap lingkungan hidup, maka bagi jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat
ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
3. Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran
Keputusan ini tetapi ]okasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung wajib
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
4. Apabila Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dan/atau masyarakat menganggap perlu untuk mengusulkan jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang tidak tercantum dalam Lampiran Keputusan ini tetapi
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dianggap mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan, maka Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan/atau masyarakat wajib memberikan usulan
secara tertulis kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Selain aspek sosial-ekonomi, aspek lainnya yang juga cukup berperan dalam
perumusan kebijakan lingkungan di Indonesia adalah aspek politik. Sebuah
kebijakan lingkungan dapat dirumuskan dan diterapkan bergantung pada besarnya
komitmen para elit politik terhadap lingkungan hidup. Seluruh kebijakan yang
telah dirumuskan di atas harus diterapkan secara tegas agar keseimbangan antara
aspek sosialekonomi, politik, dan lingkungan dapat terjalin.
A. DAMPAK PEMBANGUNAN
Pembangunan merupakan upaya untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Pembangunan dapat menciptakan
kemajuan dalam bidang ekonomi, teknologi, dan politik. Pembangunan ekonomi,
teknologi, dan politik yang berlangsung dengan cepat, seringkali memberikan
dampak (positif ataupun negatif) bagi lingkungan sekitarnya. Pembangunan
dikatakan dapat memberikan dampak penting apabila di dalam prosesnya
menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat mendasar pada lingkungan yang
mengalami proses pembangunan.
Meningkatnya pembangunan di bidang ekonomi, teknologi, dan politik
menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa,
terutama yang disediakan oleh alam. Hal ini menyebabkan meningkatnya kegiatan
eksplorasi dan ekploitasi sumber daya alam sehingga tekanan terhadap keberadaan
sumber daya alam juga turut meningkat. Tekanan yang terjadi secara terus-menerus
dapat mengancam kelangsungan hidup organisme di lingkungan tersebut.
jasa konsultan untuk menyusun dokumen AMDAL atau disebut dengan penyusun
AMDAL. Konsultan AMDAL yang ditunjuk merupakan badan atau lembaga yang
telah memiliki sertifikasi sebagai badan yang memiliki kewenangan melakukan
studi AMDAL. Penyusun AMDAL pada umumnya terdiri atas tenaga ahli yang
berpengalaman dan handal sesuai dengan bidangnya. Ketentuan standar minimal
cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal
Nomor 09/2000.
B.4. Penilaian AMDAL
Penilai di tingkat pusat, dibentuk oleh Menteri, sedangkan di tingkat daerah,
dibentuk oleh Gubernur. Komisi Penilai di tingkat pusat disebut dengan Komisi
Penilai Pusat, sedangkan Komisi Penilai di tingkat daerah disebut dengan Komisi
Penilai Daerah. Komisi Penilai Pusat berkedudukan di Kementrian Lingkungan
Hidup, sedangkan Komisi Penilai daerah di tingkat provinsi berkedudukan di
Rapeldarda atau instansi pengelola lingkungan hidup provinsi.
Komisi Penilai Daerah di tingkat kabupaten atau kota berkedudukan di Bapedalda
atau instansi pengelola lingkungan hidup kabupaten atau kota.
Komisi Penilai Pusat berwenang menilai hasil analisis dampak lingkungan hidup
bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang bersifat strategis dan/atau meyangkut
ketahanan dan kemanan negara, berlokasi meliputi lebih dari satu wilayah propinsi,
berlokasi di wilayah sengketa dengan negara lain, berlokasi di wilayah ruang
lautan, atau berlokasi di lintas batas negara. sedangkan Komisi Penilai Daerah
tidak berwenang menilai analisis dampak lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/
atau kegiatan sebagaimana kewenangan Komisi Penilai Pusat.
Komisi Penilai diharapkan mewakili unsur pemerintahan lainnya yang
berkepentingan pada rencana usaha dan/atau kegiatan. Masyarakat yang akan
terkena dampak dari rencana ini juga diharapkan terwakili pada Komisi Penilai.
Masyarakat yang terkena dampak adalah seorang atau kelompok warga masyarakat
yang akibat akan dijalankan suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan akan menjadi
yang diuntungkan atau dirugikan. Lingkup warga masyarakat yang terkena dampak
ini dibatasi pada masyarakat yang berada dalam ruang dampak rencana usaha atau
kegiatam tersebut.
Komisi Penilai dibantu oleh tim teknis yang bertugas memberikan pertimbangan
teknis atas komponen dokumen AMDAL. Tim teknis ini terdiri atas para ahli dari:
instansi teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan
instansi yang ditugasi mengendalikan lingkungan
instansi lainnya yang mempunyai latar belakang bidang ilmu yang terkait
Kerangka acuan ANDAL (KA-ANDAL) disusun paling awal sebelum dokumendokumen AMDAL lainnya. KA-ANDAL bertujuan untuk merumuskan ruang
lingkup dan kedalaman studi ANDAL. Selain itu, adanya KA-ANDAL juga akan
mengarahkan jalannya studi ANDAL agar efektif dan efisien sesuai biaya, tenaga,
dan waktu yang tersedia. Hasil pembuatan KA-ANDAL akan digunakan sebagai
rujukan penting bagi pemrakarsa dan penyusun AMDAL akan fingkup dan
kedalaman studi ANDAL yang dilakukan. KA-ANDAL juga berperan sebagai
rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi ANDAL.
b. Penyusunan analisis dampak Iingkungan (ANDAL)
Dokumen ANDAL memuat beberapa hal, yaitu:
masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan, perencana, dan
pengelola rencana usaha dan/atau kegiatan
rencana usaha, proyek, atau kegiatan dengan kemungkinan dampak besar dan
pentingnya. Baik dampak yang mungkin muncul pada tahap konstruksi, tahap
berjalannya kegiatan, maupun tahap sesudah kegiatan
keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan informasi serta berbagai
kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama penyusunan ANDAL
c. Penyusunan rencana pengelolaan Iingkungan hidup (RKL)
Upaya pengelolaan lingkungan hidup mencakup empat kelompok aktivitas, yaitu:
pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mencegah dampak negatif
lingkungan hidup melalui langkah alternatif, tata letak lokasi, dan rancangan
pembangunan usaha dan/atau kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk rnenanggulangi,
meminimalisasi atau mengendalikan dampak negatif, balk yang timbul di saat
usaha dan/atau kegiatan berjalan sampai saat usaha dan/atau kegiatan berakhir
pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif
sehingga dampak tersebut dapat menimbulkan manfaat yang lebih besar balk
kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat
pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan pertimbangan secara
ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas
berkurangnya, rusak, atau hilangnya sumber daya yang tidak dapat diperbaharui
Dokumen RKL hanya bersifat memberikan pokokpokok arahan, prinsip-prinsip,
kriteria atau persyaratan untuk pencegahan dampak. Rencana pengelolaan
lingkungan hidup harus sesuai dengan hasil dokumen ANDAL, dan harus
diuralkan secara jelas, sistematis, serta mengandung arahan, prinsip-prinsip,
kriteria pedoman atau persyaratan untuk mencegah, menanggulangi,
mengendalikan atau meningkatkan dampak besar dan penting.
b. Suksesi sekunder : terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi
kemudian mengalami gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang ada
di area tersebut dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Contoh area
penebangan hutan, area pasang naik dan pasang surut.
Suksesi diakhiri dengan adanya komunitas klimaks yang bersifat stabil dan
memiliki tingkat keseimbangn lingkungan yang tinggi. Komunitas klimaks
biasanya didominasi oleh organisme yang memiliki umur panjang seperti pohonpohon yang berumur panjang.
Contoh diagram suksesi primer
Gunung meletus ->Lava->Lichenes/lumutkerak ->Lumut >
Tanamanpaku>Rumput->Perdu>Pohon/komunitas klimaks
Contoh diagram suksesi sekunder
Penebanganhutan ->rumput >perdu >pohon/ komunitas klimaks
B. DAMPAK EKSPLOITASI
Meningkatnya jumlah populasi manusia juga meningkatkan ancaman bagi
lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan memberikan
dampak negative terhadap ekosistem. Eksploitasi di luar batas oleh manusia
memberikan dampak yang cukup besar bagikerusakan lingkungan.Beberapa
dampak negative akan diuraikan berikut ini .
B. 1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Penggunaan lahan untuk pemenuhan kesejahteraan manusia yang selalu meningkat
jumlahnya kadang tidak memperhatikan efek ekologis yang berakibat
berkurangnya atau rusaknya habitat alami bagi organisme di lahan tersebut.
Fragmentasi terjadi pada hutan yang ditebang/dirambah, pembangunan jalan yang
melintasi hutan, pembangunan berbagai sarana di pinggir jalan yang meleintasi
hutan menyebabkan perubahan struktur komunitas hutan, kematian pohon,
kebisingan, polusi, serta pengurangn lahn untuk habitat organisme asli.
Fragmentasi dan degradasi habitat menyebbkan munculnya masalah lain seperti
kematian organisme karena hilangnya sumber mkanan, tempat tinggal sehingga
berakibat menurunnya keanekaragaman jenis pda habitat tersebut serta
menyebabkan rantai makanandan jarring-jaring makanan banyak yang terputus.
Limbah yang harus dikendalikan mulai dan yang dihasilkan oleh jamban dan
kamar mandi, dapur, rumah sampai akibat dan pemakaian berbagai
peratatan listrik, bahan bakar fosil dan sebagainya. Limbah ini harus
terkelola dengan baik dan jelas dengan prinsip produksi bersih.
4) Menjaga kelanjutan sistem sosial-budaya lokal
Gaya hidup yang berlaku sudah secara mantap diterjemahkan ke dalam
berbagai tatanan dan bentuk bangunan serta peralatan yang dipakai seharihari. Kaidah dan pola dan warisan budaya dan pola hidup ini harus menjadi
dasar awal untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan
baru yang diciptakan oleh pembangunan yang maju dan berhasil yang
merupakan proses berlanjut.
5) Peningkatan pemahaman konsep lingkungan
Permukiman terbentuk melalui proses yang berlangsung terus. Dalam
perkembangan proses ini selalu akan terjadi pergantian pemukim baik
secara alami melalui proses lahir dan mati, maupun karena mobilitas
penduduk antara yang datang dan pergi.
3. Pendekatan AMDAL kegiatan dalam kawasan
Merupakan penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/ atau kegiatan
yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang telah ditetapkan atau berada
dalam kawasan atau zona pengembangan wilayah yang telah ditetapkan
pada satu hamparan ekosistem. Contoh jenis usaha dan/atau kegiatan
dengan pendekatan studi AMDAL kegiatan dalam kawasan adalah
pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, dan lain sebagainya.
4. Pendekatan AMDAL kegiatan regional
Merupakan penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/ atau kegiatan
yang sating terkait dan merupakan kewenangan lebih dari satu instansi. Jenis
usaha dan/atau kegiatan pada pendekatan studi ini terletak lebih dari satu
kewenangan administratif dan lebih dari satu hamparan ekosistem. Contoh
jenis usaha dan/atau kegiatan dengan pendekatan studi AMDAL kegiatan
regional adalah pembukaan dan pengelolaan lahan gambut sejuta hektar,
pengelolaan lahan pantura. Reklamasi pantai utara Jakarta.