Vous êtes sur la page 1sur 6

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
A. .

Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

KASUS
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan merasa tidak
nyaman dengan kulit memerah pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil setelah 1 minggu
bertambah besar, demam, nyeri dan terasa kaku seluruh persendian terutama pada pagi hari
dan kurang nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik diperoleh ruam pada pipi dengan terbatas
tegas, peradangan pada siku, lesi berskuama pada daerah leher, malaise. Tekanan darah
110/80 mmHg, pernapasan 20x/menit, nadi 90x/menit, suhu 38,50 C, HB 11 gr/dl, WBC
15.000/mm3.
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama
: Nn. A
Umur
: 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Keluhan Utama
Pipi dan Leher merah
Demam
Nyeri pada kulit yang memerah
Persendian terasa kaku.
c. Riwayat kesehatan sekarang.
Klien datang ke UGD dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan kulit memerah
pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil setelah 1 minggu bertambah besar, demam
nyeri dan terasa kaku seluruh persendian utamanya pada pagi hari dan berkurang nafsu
makan.
d. Pemeriksaan umum
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Respiras
: 20X/menit
Nadi
: 90X/menit
Suhu
: 38,50 C
Hb
: 11 gr/dl
WBC
: 15.000/mm3

e. Pemeriksaan Fisik
Ruam pada pipi yang terbatas tegas
Peradangan pada siku
Lesi berskuama pada daerah leher
Malaise
f. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis.
Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya gesekan pleura
atau jantung.
Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein lebih dari 0,5 mg/hari atau
+++.
Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel darah.
2. Analisa Data
No
1

Data

Problem

DS :
Klien merasa tidak nyaman
dengan kulit memerah pada
daerah pipi dan leher, klien Resiko infeksi
mengeluh demam dan nyeri.
DO :
Suhu 38,50 C
WBC 15.000/mm3
Hb11 gr/dl

Etiologi
Alergen

sel epitel

Mukosa kulit
Degranulasi sel mast
Histamin
Faso dilatasi
Peningkatan permiabilitas kapiler

Pengetahuan yang tidak cukup untuk


menghindari pemajanan patogen

DS :
Klien mengatakan, nyeri dan
persendian terasa kaku,
utamanya dipagi hari.
DO :
Peradangan pada siku.

DS :
Klien mengaku kurang nafsu
makan.
DO :
Malaise

Nyeri akut

Peradangan / inflamasi
Peregangan saraf-saraf pada sendi
Nyeri akut
Kerusakan jaringan

Resiko Nutrisi
kurang
kebutuhan

Saluran cerna akan mengiritasi


lambung
Mual/Muntah

DS :
Klien merasa tidak nyaman
dengan kulit memerah pada
daerah pipi dan leher.
DO :
Ruam pada pipi dengan
terbatas tegas.
Lesi berskuama pada daerah
leher

Intake tidak adekuat


Produksi anti body
Gangguan
Integrasi Kulit

Penyakit inflamasi multi organ


Merusak kulit yang normal
Degenerasi lapisan basal
Fibrosis, inviltrasi perivaskuler sel
mononukleus lesi, eritema, bula.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi b.d pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan
patogen
b. Nyeri akut b.d peradangan/inflamasi
c. Gangguan nutrisi b.d intake tidak adekuat
d. Gangguan integrasi kulit b.d fibrosis, inviltrasi perivaskuler sel mononukleus lesi,
eritema dan bula.
4. Intervensi Keperawatan
No
1

Diagnosa
keperawtan
1.Resiko infeksi
b.d Pengetahuan
yang tidak cukup
untuk menghindari
pemajanan patogen
d.d :

Tujuan/Noc

Intervensi/Nic

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam :
Diharapkan
peradangan

1.Kaji kulit setiap


hari. Catat warna,
turgor, sirkulasi
dan sensasi.
Gambarkan lesi
dan amati

Rasionalisasi
1.Menentukan garis
dasar di mana
perubahan pada
status dapat
dibandingkan dan
melakukan

DS :
Klien merasa tidak
nyaman dengan
kulit memerah pada
daerah pipi dan
leher, klien
mengeluh demam
dan nyeri.
DO :
Suhu 38,50 C
WBC 15.000/mm3
Hb11 gr/dl

berkurang dengan
kriteria :
1.insisi terlihat
bersih, merah muda
dan bebas dari
drainase purulen.
2. tidak ada
patogen yang
terlihat dalam
kultur.
3.pasien mampu
mengidentifikasi
tanda-tanda dan
gejala infeksi.

perubahan.
2. Pertahankan
atau intruksikan
dalam hygien,
misalnya,
membasuh dan
kemudian
mengeringkannya
dengan berhatihati dan
melakukan
masase dengan
menggunakan
lotion atau krim.

4.Gunting kuku
secara teratur.

Nyeri akut b.d


peradangan/inflama
si
DS :
Klien mengatakan,
nyeri dan
persendian terasa
kaku, utamanya
dipagi hari.
DO :
Peradangan pada
siku.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam, didapat
kriteria hasil :
1.nyeri berkurang
2. tidak
memperlihatkan
tanda-tanda
inflamasi.
3.rentang
pergerakan sendi
normal

.
1.kaji jenis dan
tingkat nyeri dan
kaji faktor yang
dapat mengurangi
atau memperberat
lokasi, durasi,
intensitas dan
karakteristik
nyeri.
2.Tingkatkan
aktivitas sesuai
dengan toleransi,
bantu melakukan
rentang gerak
sendi aktif/pasif.

4.pasien menilai
3.pemberian
nyeri dengan
menggunakan skala analgesik
1-10

intervensi yang
tepat.
2. Mempertahankan
kebersihan karena
kulit yang kering
dapat menjadi
barrier infeksi.
3. Kuku yang
panjang dan kasar
meningkatkan risiko
kerusakan dermal.

4. Dapat mengurangi
kontaminasi bakteri,
meningkatkan proses
penyembuhan
1.pengkajian
berkelanjutan
membantu
meyakinkan bahwa
penganan dapat
memenuhi
kebutuhan pasien
dalam mengurangi
nyeri.
2. Tirah baring lama
dapat menurunkan
kemampuan. Ini
dapat terjadi karena
keterbatasan
aktivitas yang
mengganggu periode
istirahat.
3.menggunakan
agen-agen
farmakologi untuk
mengurangi atau

menghilangkan nyeri
3

Gangguan nutrisi
b.d intake tidak
adekuat d.d :
DS :
Klien mengaku
kurang nafsu
makan.
DO :
Malaise

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam didapat kriteria
hasil :
1.pasien
mengidentifikasi
faktor-faktor
emosional dan
psikologis yang
berpengaruh
terhadap makan
2.Melaporkan
perbaikan tingkat
energi
3.Melaporkan
kebersihan mulut
dan timbulnya
nafsu makan

Gangguan integrasi
kulit b.d fibrosis,
inviltrasi
perivaskuler sel
mononukleus lesi,
eritema dan bula
d.d :
DS :
Klien merasa tidak
nyaman dengan
kulit memerah pada
daerah pipi dan
leher.
DO :
Ruam pada pipi
dengan terbatas
tegas.
Lesi berskuama
pada daerah leher.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan :
1.Pasien
menunjukkan
turgor kulit yang
normal.
2.lesi atau luka
membaik atau
sembuh.

1.Kaji
kemampuan
untuk
mengunyah,
merasakan dan
menelan.
2.Pantau nutrisi
dengan
mengumpulkan
dan menganalisis
data pasien untuk
mencegah dan
meminimalkan
kurang nutrisi.
3.Jelaskan tentang
manfaat makan
bila dikaitkan
dengan kondisi
klien saat ini

1.inspeksi kulit
pasien,
dokumentasikan
kondisi kulit dan
laporkan setiap
perubahan
keadaan.
2. ubah posisi
pasien minimal
setiap 2 jam dan
ikuti jadwal
pengubahan
posisi yang
dipasang di
samping tempat
tidur. Pantau
frekuensi
pengubahan

1.lesi mulut,
tenggorok dan
esophagus dapat
menyebabkan
disfagia, penurunan
kemampuan pasien
mengolah makanan
dan mengurangi
keinginan untuk
makan.
2.dengan memantau
nutrisi klien akan
akan mencegah dan
meminimalkan
kurang nutrisi.
3.Dengan
pemahaman klien
akan lebih kooperatif
mengikuti aturan.
1.deteksi dini
terhadap perubahan
kulit dapat
mencegah atau
meminimalkan
kerusakan kulit.
2. tindakan tersebut
dapat mengurangi
tekanan pada
jaringan,
meningkatkan
sirkulasi, dan
mencegah kerusakan
kulit.
3. tindakan tersebut
mendorong
kepatuhan terhadap

posisi.
3. berikan
pendidikan
kesehatan tentang
perawatan kulit
preventif kepada
pasien dan
anggota keluarga
-pertahankan
higiene pribadi
yang baik.
-gunakan sabun
yang tidak
menimbulkan
iritasi.
-hindari pajanan
terhadap air, sinar
matahari, dingin
dan angin waktu
lama.
-kenali tanda
awal kerusakan
kulit.

program
keperawatan kulit.

Vous aimerez peut-être aussi