Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria
dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita
dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling umum
kematian akibat kanker pada wanita. Menurut hasil penelitian, hampir 70% pasien kanker paru
mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di tempat jaringan
perut sebelumnya (tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru mengacu pada lapisan
epithelium saluran napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di paru dan kebanyakan kasus
kanker paru dapat dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan. Selama 50 tahun terakhir
terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang mengejutkan. America Cancer Society
memperkirakan bahwa terdapat
meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993
dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki
peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor paru
menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Namun, karena sistem
pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan
paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai
pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20.
Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang
efektif dan mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya
preventif, promotor, kuratif dan rehabilitatif. Berdasarkan pemaparan diatas, kelompok tertarik
membahas Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Kanker Paru stadium IV.
B. Tujuan
a. Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,
pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik , penatalaksanaan.
b. Mahasiswa mampu untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
paru.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan Ca paru.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan kembali tentang penyakit paru.
2. Bagi Pasien
a. Pasien mengetahui tentang penyakit Ca paru .
b. Pasien mengetahui tentang penanganan Ca paru .
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
1995).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam
paru ( underwood, patologi, 2000 ).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama
asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
2. Etiologi
a. Merokok Merupakan penyebab utama Ca paru. Suatu hubungan statistik yang
defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari
kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung
sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat
yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko
bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah
ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan,
menimbulkan tumor.
b. Iradiasi. Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg
dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)
berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga
merupakan agen etiologi operatif.
c. Zat-zat yang terhirup ditempat kerja . Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang
terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja
pemecah hematite (paru paru hematite) dan orang orang yang bekerja dengan
asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden. Contoh : radon, nikel,
radiasi dan arsen.
d. Polusi Udara Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi
dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari
industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota. Contoh: Polusi udara, pemaparan gas RT, asap
kendaraan/ pembakaran (Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
e. Genetik. Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton oncogen. b. Tumor suppressor gene. c. Gene encoding enzyme. Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom (onkogen).
Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau
penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau
neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiahprogrammed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal
ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan
demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran
kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
3. Gejala
a. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat
b. Dahak berdarah berubah warna dan makin banyak
c. Nafas sesak ( pendek )
d. Sakit kepala , nyeri dada , bahu dan bagian punggung
e. Kelelahan yang parah
4. Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa). Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus.
Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara
khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki
besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar
langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.
b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat). Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan
utama bronki.Tumor ini timbul dari sel sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.
Terbentuk dari sel
Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran
hematogen ke organ organ distal.
c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar). Memperlihatkan susunan selular seperti
kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen
bronkus dan kadang kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru paru
dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada
stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala gejala sampai terjadinya
metastasis yang jauh.
d. Karsinoma sel besar. Merupakan sel sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk
dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam macam. Sel sel ini cenderung
untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan
cepat ke tempat tempat yang jauh.
e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.
f. Lain lain.
2. Tumor karsinoid (adenoma bronkus).
3. Tumor kelenjar bronchial.
4. Tumor papilaris dari epitel permukaan.5.Tumor
campuran dan Karsinosarkoma 6. Sarkoma 7. Tak
F. Patofisiologi
Asap tembakau Radiasi
Adeno Karsinoma
Perokok Pasif
Pemajanan Okupasi
Polusi Udara
Penimbunan Toksin
metaplasia , displasia
Timbul pada bagian perifer
bronkus
Fibrasi intertisial
Bronkus besar
menghasilkan sputum
Perubahan struktur alveoli
Gangguan suplai O2
pembuluh darah
MK : Kerusakan pertukaran gas
MK : Ketidakefektifan jalan
napas
MK : Nyeri
Kurang informasi / kurang interpretasi informasi
MK : Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
b. Tahap Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (NSLCC) Tahap te rsembun yi,
merupakan t ahap dit e mukann ya sel kank er pada dahak
(sputum) pasien di dalam sampel air saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat adanya tumor di
paru-paru.
S tadium 0, merupaka n tahap d itemukannya sel-sel kanker hanya pada lapisan terdalam
paru-paru dan tidak bersifat invasif.
S tadium I, merupak a n tahap kanker yan g ha n ya dit emukan pad a par u -paru dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
S tadium II, merup aka n tahap kanker yang ditemukan pada paru-paru dan kelenjar getah
bening di dekatnya.
S tadium III, merup aka n tahap k anker yan g t ela h men yeba r ke dae rah di sekit arn ya,
seperti dinding dada, diafragma, pembuluh besar atau kelenjar getah bening di sisi yang sama
atau pun sisi berlawanan dari tumor tersebut.
S tadium IV, me rupak a n tahap k anker yan g dit e mukan lebih da ri satu lo bus paru paru
yang sama, atau di paru-paru yang lain. Sel-sel kanker telah menyebar juga ke organ tubuh
lainnya, misalnya ke otak, kelenjar adrenalin, hati, dan tulang.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi a) Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada
bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b) Bronkhografi. Untuk melihat tumor di percabangan
bronkus.
2. Laboratorium. a) Sitologi (sputum, pleural, atau nodus
limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma. b)
Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
c) Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
(umum pada kanker paru).
3.
Histopatologi.
a)
Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya
karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b) Biopsi Trans Torakal (TTB). Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer
dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
c) Torakoskopi. Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
d) Mediastinosopi. Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
e) Torakotomi. Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan a) CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan
pleura. b) MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
I. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : a)
Kuratif.
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
b) Paliatif. Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c) Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun
psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
Created by: Mahasiswa Akper Pemkab Tapteng Angk.3 Page 10
d) Suportif. Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi,
tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam,
2001 dan Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2000).
Penatalaksanaan klien dengan kanker paru adalah: 1. Pembedahan.
Tujuan pada
viscelaris.
2. Radiasi Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan
bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
Created by: Mahasiswa Akper Pemkab Tapteng Angk.3 Page 11
frekuensi/jumlah urine.
e. Makanan/cairan : Penurunan Berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan, kesulitan menelan, haus/peningkatan masukan cairan Kurus, kerempeng, atau
penampilan kurang bobot ( tahap lanjut 0, edema wajah, periorbital ( ketidakseimbangan
hormonal ), Glukosa dalam urine .
f. Ketidaknyamanan/nyeri: nyeri dada, dimana tidak/dapat dipengaruhi oleh perubahan
posisi. Nyeri bahu/tangan, nyeri tulang/sendi, erosi kartilago sekunder terhadap peningkatan
hormon pertumbuhan. Nyeri abdomen hilang/timbul.
g. Pernafasan : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya , peningkatan
produksi sputum, nafas pendek, pekerja terpapar bahan karsinogenik, serak, paralisis pita
suara, dan riwayat merokok.Dsipnoe, meni gkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil,
krekels/mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara). Krekels/mengi yang
menetap penyimpangan trakeal (area yang mengalami lesi) Hemoptisis.
h. Keamanan : Demam,
b/d lesi dan melebarnya pembuluh darah. c. Kerusakan pertukaran gas b/d
Rasional: Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab/ etiologi gagal
perbafasan. Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, dan/ atau purulen.
Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan.
Rasional: Memudahkan memelihara jalan nafas atas paten bila jalan nafas pasien.
Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol dan lainlain
Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh takikardi, hipertensi, tremor,
insomnia. Rasional: Obat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan
viskositas sekret, memperbaiki ventilasi, dan memudahkan pembuangan sekret.
Memerlukan perubahan dosis/ pilihan obat.
b. Nyeri Dapat dihubungkan :
posterolateral lebih tidak nyaman untuk pasien dari pada insisi anterolateral. Selain itu
takut, distress, ansietas dan kehilangan sesuai diagnosa kanker dapat mengganggu
kemampuan mengatasinya.
Berpartisipasi dalam
Kurang informasi.
Kesalahan
Mengidentifikasi
lanjut.
Intervensi : Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan pasien. Beriak informasi dalam
cara yang jelas/ ringkas. Rasional : Sembuh dari gangguan gagal paru dapat sangat
menghambat lingkup perhatian pasien, konsentrasi dan energi untuk penerimaan
informasi/ tugas baru.
Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat Rasional : Pemberian instruksi
penggunaan obat yang aman memmampukan pasien untuk mengikuti dengan tepat
program pengobatan.
Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan; kebutuhan makanan kalori tinggi.
Rasional : Pasien dengan masalah pernafasan berat biasanya mengalami penurunan berat
badan dan anoreksia sehingga memerlukan peningkatan nutrisi untuk menyembuhan.
Berikan pedoman untuk aktivitas. Rasional : Pasien harus menghindari untuk terlalu
lelah dan mengimbangi periode istirahatdan aktivitas untuk meningkatkan regangan/
stamina dan mencegah konsumsi/ kebutuhan oksigen berlebihan.
Created by: Mahasiswa Akper Pemkab Tapteng Angk.3 Page 16