Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB 2
ASPEK HUKUM GOOD CORPORATE GOVERNANCE MENURUT
UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007
TENTANG PERSEROAN TERBATAS
2.1
badan
usaha
tersebut
mempunyai
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
10
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
11
manusia
(natuurlijkepersoon),
yaitu
adanya
badan
hukum
10
Hal ini berbeda misalnya dengan firma yang dianggap sebagai asosiasi orang yang
berarti firma sebagai asosiasi merupakan wadah untuk menghimpun orang. Pada PT sebagai
asosiasi modal maka penekanan yang ada adalah modal tersebut yang telah dikumpulkan dalam
bentuk saham-sahamPerseroan dan sesuai dengan sifat mobilitasnya, saham-saham tersebut dapat
dipindahtangankan.Rudhy Prasetya, op. cit., hlm.14-15.
11
Fred B.G. Tumbuan, Mencermati Kewenangan dan Tanggung Jawab Direksi,
Komisaris dan Pemegang Saham Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, dalam Prosiding:
Perseroan Terbatas dan Good Corporate Governance, cet.IV, (Jakarta : Pusat Pengkajian Hukum,
2006), hlm.192.
12
Gunawan Widjaja, Resiko Hukum sebagai Direksi, Komisaris & Pemilik PT (Jakarta:
Forum Sahabat, 2008), hlm 11.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
12
2.1.2
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
13
Pesero-pesero
atau
pemegang
saham
tidak
bertanggungjawab lebih daripada jumlah penuh sahamsaham itu.
dan Pasal 45 ayat (1) KUHD :
Tanggungjawab para pengurus adalah tak lebih dari
daripada untuk menunaikan tugas yang diberikan kepada
mereka dengan sebaik-baiknya; merekapun karena segala
perikatan dari Perseroan, dengan diri sendiri tidak terikat
kepada pihak ketiga.
Baru setelah diundangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1995 tentang Perseroan dinyatakan secara tegas di dalam Pasal 1
angka 1 UUPT bahwa PT adalah badan hukum, dimana menurut
common law disebut legal entity atau rechtpersoon menurut hukum
Belanda yaitu lahir karena diciptakan oleh undang-undang. Badan
hukum itu sendiri dianggap sama dengan manusia, yaitu sebagai
manusia buatan/tiruan (artificial person). Namun secara hukum
dapat berfungsi seperti manusia biasa (natuurlijke person), dia bisa
menggugat ataupun menggugat, bisa membuat keputusan dan bisa
mempunyai hak dan kewajiban, utang-piutang, mempunyai
kekayaan seperti layaknya seorang manusia.13 Karena mampu
bertindak melakukan perbuatan hukum melalui wakilnya, oleh
karena itu PT juga merupakan subjek hukum, yaitu subjek hukum
yang mandiri (persona standi in judicio).
Prof. Rudhi Prasetya mengungkapkan bahwa terdapat
persamaan antara PT dan manusia,sekalipun tidak benar-benar
sama, bahwa PT merupakan badan yang bukan betul-betul sebagai
manusia yang antara lain dikarenakan :14
1. PT memiliki harta kekayaan sendiri yang dipisahkan dengan
harta kekayaan anggotanya.
2. PT merupakan pendukung hak dan kewajiban yang mandiri.
13
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perseroan Perseroan Terbatas. (Jakarta: Kesaint Blanc,
2000), hlm.7.
14
A. Partomuan Pohan, Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum, dalam Prosiding:
Perseroan Terbatas dan Good Corporate Governance, cet.IV, (Jakarta : Pusat Pengkajian Hukum,
2006), hlm.221.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
14
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, cet. XXVI. (Jakarta :. PT. Intermasa, 1994),
hlm. 21.
16
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
15
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
16
19
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
17
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
18
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
19
dalam
hubungan-hubungan
hukum
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
20
2.1.3
memilih,
mengangkat,
mengawasi
dan
Mas Achamd Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam
Konteks Indonesia, edisi Kedua, (Jakarta: Ray Indonesia), hlm. 23.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
21
1.
2.
Direksi
Menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta melaksanakannya dengan itikad baik
baik dan penuh tanggung jawab.
3.
Dewan Komisaris
Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,
jalnnya pengurusan pada umumnya, baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberi nasihat
kepada Direksi.
2.1.4
memudahkan
pembahasan
dalam
penulisahan
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
22
2.2
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
23
signifikan
dalam
konsep
corporate
perkembangan
corporate
governance
menjadi
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
24
yang
meliputi
monitoring
performance
dari
manajemen;
Akuntabilitas, yang berfokus pada pertanggungjawaban pihak-pihak
yang membuat keputusan.
Konsepsi governance mulai menguat di Indonesia pasca
krisis ekonomi di paruh akhir tahun 1997 ditandai dengan
ditandatanganinya
Letterof
Intents
(LOI)
antara
pemerintah
30
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
25
2.2.2
struktur
kepemilikan
dalam
bentuk
dispered
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
26
Perseroan
dengan
tujuan,
agar
mencapai
untuk
menjamin
kelangsungan
eksistensinya
dan
jawab
Direksi
dan
Dewan
Komisaris
(The
35
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
27
dan
kemudian
36
sebagai:
struktur
pendorong
pimpinan-pimpinan
untuk
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
28
dibentuklah
Komite
Nasional
Corporate
di
Indonesia.
Komite
ini
pada
dasarnya
akan
Ibid., hlm. 8.
Komite Nasional Corporate Governance dibentuk berdasarkan putusan Menteri
Koordinator Perekonomian, Keuangan dan Industri No. Kep-10/M.EKUIN/08/1999. Selanjutnya
nama Komite Nasional Corporate Governance berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan
Corporate Governance (KNKCG) untuk mencerminkan luasnya bidang tata kelola Perseroan yang
diatur termasuk BUMN.
KNKG bertugas untuk mendorong dan meningkatkan pemahaman dan penerapan good
governance di Indonesia, memberikan saran kepada pemerintah, lembaga-lembaga dan badanbadan lainnya mengenai pengembangan kebijakan dan pelaksanaan good governance baik di
bidang korporasi maupun public.
39
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
29
tentang
Penerapan
Praktek
GCG
pada
BUMN:41
Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur
yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perseroan guna
mewujudkan Nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan Peraturan Perundang-undangan dan
Nilai-nilai Etika.
Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance merupakan :42
- Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang
peran Dewan Komisaris, Direksi, Rapat Umum Pemegang Saham
dan para Stakeholder lainnya.
- Suatu sistem check and balance mencakup pertimbangan
kewenangan atas pengendalian Perseroan yang dapat membatasi
munculnya
dua
peluang:
pengelolaan
yang
salah
dan
40
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
30
dengan
struktur
kelembagaan
dan
mekanisme
43
Ibid.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
31
2.2.3
dasarnya
prinsip-prinsip
Corporate
Governance
corporate
governance
harus
menjamin
adanya
Anggota
Direksi
dan
Dewan
Komisaris
harus
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
32
5. Akuntabilitas
Direksi
dan
Dewan
Komisaris
(The
2.
3.
4.
Responsibility (Pertanggungjawaban).
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
33
Dari
keempat
prinsip
dasar
tersebut,
di
Indonesia
1. Transparansi (Transparency)
Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik
dalam
proses
pengambilan
keputusan
maupun
dalam
menjaga
obyektivitas
dalam
menjalankan
bisnis,
Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance. (Jakarta: Ray Indonesia, 2006),
hlm. 9.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
34
kewajiban
untuk
memenuhi
ketentuan
kerahasiaan Perseroan sesuai dengan peraturan perundangundangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
1.4. Kebijakan Perseroan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ Perseroan sehingga pengelolaan
Perseroan terlaksana secara efektif.45
Prinsip Dasar
Perseroan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya
secara transparan dan wajar. Untuk itu Perseroan harus dikelola
secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perseroan
dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan
prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
2.1. Perseroan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung
jawab
masing-masing
organ
Perseroan
dan
semua
karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilainilai Perseroan (corporate values), dan strategi Perseroan.
45
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
35
3. Responsibilitas (Responsibility)
Pertanggungjawaban Perseroan adalah kesesuaian (kepatuhan) di
dalam pengelolaan Perseroan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.46
Prinsip Dasar
Perseroan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan
tanggung
jawab
terhadap
masyarakat
dan
anggaran
dasar
dan
peraturan
Perseroan (by-laws)
46
Ibid.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
36
4. Independensi (Independency)
Independensi atau kemandirian adalah suatu keaadaan dimana
Perseroan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh/tekanan dari pihak maupun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat.47
Prinsip Dasar
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, Perseroan harus
dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
Perseroan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
4.1. Masing-masing
organ
Perseroan
harus
menghindari
47
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
37
untuk
memberikan
masukan
dan
2.2.4
yang
didasarkan
pada
asas
transparansi,
48
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
38
2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masingmasing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan
Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan
anggota
Direksi
agar
dalam
membuat
keputusan
dan
49
Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam
Konteks Indonesia,edisi kedua (Jakarta : Ray Indonesia, 2006), hlm. 16.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
39
3. Meningkatkan
nilai
saham
perusahaan
sekaligus
dapat
2.3
stakeholders
dan
menghindari
cara-cara
menciptakan
50
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
40
2.3.1
Transparency (transparansi),
2.
Accountability (akuntabilitas),
3.
Responsibility (pertanggungjawaban),
51
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
41
4.
5.
53
Perjanjian ini berupa perjanjian mengambil bagian dalam modal saham yang berarti
selanjutnya pemegang saham menjadi debitor bagi Perseroan. Sebagaiman ditegaskan dalam Pasal
33 ayat (1) yang menyatakan bahwa pada saat pendirian paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari modal dasar sebagaimana Pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
42
kontrol
atas
perusahaan.
Berdasarkan
pemisahan
tersebut,
demi
Stakeholders,
kepentingan
Stakeholders
pemegang
mencakup
saham.
semua
Menurut
teori
pihak
yang
54
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
43
1. Transparency
Merupakan kepentingan dari para pemegang saham untuk
mendapatkan informasi material suatu Perseroan. Hal ini akan
berkaitan dengan dua permasalahan, yaitu:56
a. Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu
Perseroan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham
atau calon investor untuk menanamkan modalnya.
b. Perlindungan
terhadap
kedudukan
pemegang
saham
dari
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
44
b.
c.
d.
e.
f.
g.
59
Pasal 69 ayat (3) menyatakan bahwa dalam hal laporan keuangan yang disediakan
ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris secara
tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikanIbid., ps.69 ayat (3).
60
Ibid., ps. 75 ayat (2).
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
45
tersebut
pemegang
dimaksudkan
saham agar
memberikan
dapat
perlindungan
berpartisipasi
dalam
agenda-agenda
Hindarmojo Hinuri, ed., The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan
Implementasi pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia (Jakarta: Yayasan pendidikan
Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication, 2002), hlm. 65.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
46
2. Accountability
Prinsip
akuntabilitas
berkaitan
erat
dengan
prinsip
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
47
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
48
mensyaratkan agar
dari
kemungkinan
67
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
49
secara
transparan.
Hal
itu
disebabkan
karena
70
71
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
50
3. Responsibility
Prinsip responsibility merupakan perwujudan dari tanggung
jawab suatu Perseroan untuk mematuhi dan menjalankan setiap
aturan yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku di negara asalnya atau tempatnya berdomisili secara
konsekuen. Termasuk peraturan di bidang lingkungan hidup,
persaingan
usaha,
ketenagakerjaan,
perpajakan,
perlindungan
Perseroan
pada
masyarakat
dan
72
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
51
73
Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam
Konteks Indonesia, edisi kedua. (Jakarta: Ray Indonesia, 2006), hlm. 13.
74
Op. Cit., ps. 101 ayat (1) dan ps.116.
75
Op. Cit., ps. 36 ayat (1).
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
52
dimana
salah
satunya
berkaitan
dengan
prinsip
76
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
53
RUPS
dan
secara
prorata
ikut
melakukan
pemungutan suara;
2. Hak untuk menerima pembagian keuntungan
78
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
54
Kedua hal tersebut diatur dalam Pasal 52 ayat (1) UUPT yang
menyatakan bahwa :81
(1)
3. Hak
untuk
memperoleh
laporan
tentang
kondisi
dan
yang
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
55
(1) RUPS
untuk
menyetujui
Penggabungan,
Peleburan,
Pengambilalihan, atau Pemisahan, pengajuan permohonan agar
Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu
berdirinya, dan pembubaran Perseroan dapat dilangsungkan jika
dalam rapat paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS
dan keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga
perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali
anggaran dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau
ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS
yang lebih besar.
adalah
terjadinya
konsentrasi
kepemilikan
dan
84
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
56
Hindarmojo Hinuri, ed., The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan
Implementasi pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia (Jakarta: Yayasan pendidikan
Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication, 2002), hlm. 64.
89
Di dalam UUPT jelas tidak terdapat definisi atau batasan mengenai pemegang saham
minoritas maupun pemegang saham mayoritas. Namun demikian, dari beberapa pasal UUPT
secara implisist dapat diketahui pengertian pemegang saham minoritas dan pemegang saham
mayoritas. Pemegang saham minoritas adalah satu atau beberapa pemegang saham yang bersamasama memiliki 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah. Pemegang saham mayoritas adalah satu atau beberpa pemegang saham yang masing-masing
atau bersama-sama mempunyai lebih dari 50% (lima puluh persen) ditambah satu (satu) saham
yang sah dalam perseroan.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
57
diatur dalam Pasal 61 ayat (1) dan (2) UUPT yang menyatakan
bahwa :90
(1) Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan
terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan
karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan
tanpa alasan yang wajar sebagai akibat keputusan RUPS,
Direksi, dan/atau Dewan Komisaris.
(2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan ke
pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Perseroan.
2. Perlindungan Hukum melalui Appraisal Right.
Appraisal Right merupakan hak pemegang saham agar
sahamnya dinilai secara wajar dalam hal pemegang saham
tidak menyetujui tindakan Perseroan. Hal tersebut diatur dalam
Pasal 62 ayat (1) dan (2) UUPT yang menyatakan bahwa :91
(1) Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan
agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila
yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan
yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa:
a. perubahan anggaran dasar;
b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang
mempunyai nilai lebih dan 50% (lima puluh persen)
kekayaan bersih Perseroan; dan
c. penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan atau
Pemisahan.
(2) Dalam hal saham yang diminta untuk dibeli sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melebihi batas ketentuan pembelian
kembali saham oleh Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b, Perseroan wajib
mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh pihak ketiga.
3. Perlindungan Hukum melalui Pre-emptive Right92
Pre-emptive Right adalah kewajiban dari Perseroan terbatas
untuk menawarkan terlebih dahulu kepada seluruh pemegang
saham yang ada dalam Perseroan terbatas, dalam setiap penerbitan
saham baru Perseroan terbatas dengan tujuan peningkatan modal
90
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
58
93
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
59
97
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
60
a. Kasus Posisi
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.98
Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan, khususnya pada Bab III tentang Jenis
98
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
61
Ibid, ps. 6.
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
62
yang
dilakukannya,
yaitu
selain
melakukan
surat berharga
100
Ibid., ps. 7.
Surat berharga yaitu surat pengakuan utang, wessel. obligasi, sekuritas kredit, atau
setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbitdalam bentuk yang
lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang Ibid, ps. 1 angka 10.
101
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
63
untuk meminta
perbaikan
yang
harus
ditempuh
bank
November,
kondisi
likuiditas
Bank
terus
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
64
bank
dalam
kerangka
pertimbangan
yang
102
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
65
urusan
operasional
dari
Bank
denagn
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
66
dipersangkakan terhadapnya Pasal 50104 dan 50A105 UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Kemudian
penyidikan berkembang dan kembali menahan Direktur Utama,
Hermanus Hasan Muslim yang dipersangkakan dengan Pasal 49
ayat (1)106 dan (2)107 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan.
104
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
67
b. Analisa Kasus
Kegagalan bayar atas surat-surat berharga valas yang
jatuh tempo meskipun telah dijamin di rekening pihak ketiga.
Sebagai akibat dari penyalahgunaan dana nasabah oleh
Pemegang Saham Pengendali dan lemahnya kontrol Perseroan
yang seharusnya dilakukan oleh Direksi PT. A dimana
Pemegang Saham Pengendali ikut dalam mencampuri urusan
operasional Perseroan.
Oleh karena itu penahanan yang dilakukan Badan Reserse
Kriminal terhadap Pemegang Saham Pengendali dengan
persangkaan Pasal 50 dan 50 A Undang-Undang Perbankan
adalah tepat, karena asset Bank X pada umumnya bersifat
kepentingan pribadi sehingga tidak adanya pemisahan antara
kepemilikan dan kontrol dalam Perseroan. Oleh karena itu
Pemegang Saham Pengendali dapat leluasa mencampuri urusan
opersional Perseroan.
Apabila dikaitkan dengan penerapan prinsip Good
Corporate Governance, maka Pemegang Saham Pengendali
tersebut telah melanggar prinsip akuntabilitas/kewajiban dari
seorang Pemegang Saham, dimana diatur dalam UndangUndang Perseroan Terbatas begitu juga dengan kewajiban
Direksi.
Sebagimana menurut Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank dapat berbentuk
badan hukum PT (Perseroan Terbatas), dapat pula berbentuk
koperasi
maupun
perusahaan
daerah.
Namun
dalam
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008
68
Saham
memiliki
tanggung
jawab
untuk
Utama
tersebut
tidak
menjalankan
Perseroan
semata-mata
bukan
kepentingan
pengurusan
Perseroan
untuk
kepentingan
Universitas Indonesia
Aspek hukum..., Mochamad Rafiuddin, FH UI, 2008