Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
drg.Musnar Munir,Sp.KGA , drg.Tara Mayang Sari,Sp.KGA, drg.Silvia Agustin, dan
drg.Dewi Arsih,M.Med.Kom selaku pembimbing dalam membuat makalah di blok 20 modul
3 tentang Kuratif Gigi Depan Anak.
Kami menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah di blok 20
modul 3. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar makalah ini dapat
berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.
Makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
1. Anamnesis.................................................................................................................1
2. Pemeriksaan Fisik.....................................................................................................6
3. Diagnosa Pada Kasus................................................................................................13
4. Rencana Perawatan...................................................................................................14
Daftar Pustaka...............................................................................................................20
LAPORAN KASUS
DESKRIPSI KASUS
Seorang ibu datang ke suatu pelayanan kesehatan gigi ingin memeriksakan gigi
anaknya yang berumur 4 tahun seorang perempuan, ibu menanyakan apa yang dapat
dilakukan untuk gigi depan anaknya yang terlihat tampak digambar. Ibu hanya
mengeluhkan bahwa mulut anaknya bau yang tidak sedap. Ibu ingin merawat gigi
anaknya agar tidak menjadi sakit dan agar gigi anaknya untuk yang akan datang tidak ada
masalah karena anaknya seorang perempuan.
1. Anamnesis
a) Identitas pasien
Nama pasien
: Nn. X
Umur
: 4 tahun
Alamat
: jalan harapan maju no 12
Nama mahasiswa
: Siti Nur Azizah
Semester
: VII
Modul
: 3 (Kuratif 1)
Tahun Ajaran: 2016/2017
Identitas pasien yang perlu di anamnesis adalah (1):
1) Menanyakan nama lengkap, sangat penting menanyakan agar tidak
tertukar dengan orang lain terutama rekam medik, dengan mengetahui
nama sehingga suasana anamnesis lebih akrab.
4
anak.
Selain
untuk
orang
identitas
tua/
pengasuh
alamat
juga
yang
dapat
sakit)
- Apakah ada bengkak?
- Sejak kapan bengkak?
- Dimana letak bengkak ?
d) Riwayat kesehatan oral
Sikap dan harapan orang tua terhadap perawatan gigi sangat berbeda,
rencana perawatan yang diluar yang diluar harapan jangan dilakukan sebelum
menjelaskan dan menimbang keuntungannya. Dapat diantipasi bahwa
beberapa orang tua tidak akan menerima apakah perawatan gigi yang lalu
dilakukan secara teratur atau tidak, apakah pernah mengunjungi dokter gigi
lain. Jika ya mengapa diganti, perlu ditanyakan karena bila anak pernah
mengalami trauma, kemungkinan untuk menumbuhkan rasa percayanya lebih
sulit, sehingga dokter gigi pengganti harus lebih berhati-hati (1).
Riwayat yang harus ditanyaka mencakup hal berikut :
1) Apakah perawatan gigi yang lalu dilakukan teratur atau tidak?
2) Apakah pernah diberikan perawatan gigi di tempat lain? Jika ya, mengapa
orang tua mengganti dokter gigi?
3) Apakah anak pernah mengalami sesuatu dengan perawatan giginya? Jika
ya, perawatan apakah? Misalnya, penambalan, pencabutan, analgesia lokal
dan anastesi umum?
4) Sikap anak terhadap setiap perawatan, misalnya : penambalan, pencabutan,
anastesi lokal dan anastesi umum. Pada anak kecil, pendapat orang tua
cukup relevan.
5) Sikap orang tua terhadap perawatan gigi.
Keterangan perawatan gigi yang lalu menunjukkan sikap orang tua.
Jika anak dibawa ke dokter gigi baru karena tidak bisa kerja sama dengan
dokter gigi yang lama, alasan ini perlu ditelusuri dengan teliti dengan memberi
tahu anak bahwa dokter gigi menarik dan simpatik dan anak pasti akan
mencari jalan untuk mengatasi masalah. Sewaktu menanyai anak tentang
pengalaman analgesia lokal yang lalu, sebaiknya tanyakan apakah gigimu
tidak menggaggu tidurmu ?. Jangan apakah gigimu disuntik?, yang akan
membuat anak takut. Hal serupa juga berlaku untuk anastesi umum (1).
Setiap sikap yang tidak menyenangkan selama perawatan harus
diperhatikan dalam rencana perawatan mendatang. Telusuri setiap bentuk
6
4)
5)
6)
7)
-
terluka?
- Apakah anak sering lebam tanpa diketahui penyebabnya?
Hepatitis
- Apakah anak anda pernah menderita penyakit hepatitis?
- Apakah anak pernah mengalami sakit kuning?
Penyakit lainnya
- Apakah anak anda pernah dirawat dirumah sakit?
- Jika ya, karena penyakit apa anak anda berada dirumah sakiT?
- Apakah anak anda pernah melakukan operasi?
- Apakah anak anda sekarang dalam perawatan dokter?
- Apakah anak anda saat ini sedang meminum obat tertentu?
Alergi terhadap obat
- Apakah anak anda pernah mengalami alergi terhadap suatu obat?
Alergi terhadap makanan
- Apakah anak anda pernah mengalami alergi makanan?
Apakah anak pernah mengalami gatal/ ruam kulit saat memakan
makanan tertentu?
Riwayat penyakit terdahulu merupakan penilaian kesehatan pasien secara
keseluruhan yang bertujuan mengetahui kemungkinan adanya hubungan
antara penyakit yang dulu diderita dengan penyakit sekarang (1).
1C
diikuti
oleh
kenaikan
denyut
nadi
sebanyak
15-
terlatih,
sepsis,
tekanan
intracranial
meningkat,
atau muka yang disertai rasa sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya
perawatan gigi ditunda atau diberi premedikasi dan pasien dirujuk ke
dokter kulit terlebih dulu (1).
2) Mata
Infeksi/abses pada gigi rahang atas dapat menyebar ke mata
menyebabkan pembengkakan atau conjuctivitis pada mata. Bila perawatan
gigi telah selesai dan pembengkakan pada mata belum hilang, sebaiknya
pasien dirujuk ke dokter mata (1).
3) Bibir
Pemeriksaan bibir dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, warna
dan tekstur permukaan. Dipalpasi dengan ibu jari dan telunjuk. Pada bibir
sering dijumpai abrasi, fisur, ulserasi atau crust. Trauma sering
menyebabkan memar pada bibir, reaksi alergi juga dapat terlihat (1).
4) Wajah
Asimetris wajah dapat terjadi secara fisiologis atau patologis. Secara
fisiologis misalnya kebiasaan tidur bayi terutama yang lahir prematur
sehingga meyebabkan perubahan bentuk wajah yang permanen. Asimetris
wajah patologis dapat disebabkan tekanan abnormal dalam intra uterus,
paralise saraf kranial, fibrous displasia atau gangguan perkembangan
herediter. Selain itu asimetris wajah patologis pada anak anak sering juga
disebabkan karena infeksi atau trauma (1).
Pemeriksaan dan riwayat pembengkakan penting diketahui untuk
menentukan diagnosa dan etiologi. Bila terdapat asimetris wajah tanpa rasa
sakit dan penyebabnya tidak diketahui dengan pasti serta tidak
berhubungan dengan gigi lebih baik merujuk pasien ke dokter anak. Pada
anak sering ditemui selulitis yaitu infeksi pada jaringan lunak yang difus,
disebabkan infeksi pulpa gigi susu/tetap. Selulitis dapat menimbulkan
pembengkakan pada wajah dan leher. Bila disebabkan gigi atas
pembengkakan dapat meluas ke bawah mata dan dalam keadaan akut mata
kelihatan merah (1).
5) Kelenjar limfe/Nodus Limfatik
Nodus limfatik yang normal tidak dapat diraba. Bila suatu nodus
limfatik teraba, berarti kondisi itu abnormal. Sebaiknya nodus limfatik
diperiksa secara ekstraoral dan palpasi yang dilakukan dari arah belakang
pasien. Bagian leher dibiarkan terbuka dengan meminta pasien
melonggarkan bajunya. Leher tidak perlu dipanjangkan, karena otot
sternomastoideus harus dalam posisi relaks. Dengan menggunakan ujung
10
jari, bawa kelenjar kearah struktur yang lebih keras. Submental kepala
sedikit menunduk ke depan, gerakkan nodus kearah bagian dalam tulang
mandibular. Submandibula- sama seperti di atas, hanya kepala pasien
dimiringkan kearah sisi yang akan di periksa (1).
6) Pemeriksaan TMJ
Ukur pembukaan rahang maksimal yang bebas dari rasa sakit
kemudian
ukur
pembukaan
maskimal
yang
dapat
di
lakukan.
bentuk
dan
11
yang sering tidak terlihat dengan mata yang disebut dengan Hidden Caries
(karies tersembunyi). Ini digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosa.
2) Melihat pertumbuhan dan posisi benih gigi sulung/tetap.
3) Melihat resobsi akar gigi sulung, ini berhubungan dengan perawatan
saluran akar (1) (3).
3. Diagnosa
Diagnosa sementara pada kasus di skenario adalah:
a) Gigi 51 nekrosis pulpa/ganggren pulpa (K.04.1).
b) Gigi 52 nekrosis pulpa/ganggren pulpa (K.04.1), yang telah menyebar
infeksinya ke jaringan lunak terdapat abses pada mukogingival junction antara
gigi 52 dan 53.
c) Gigi 54 tidak dapat ditegakan diagnosa karena data pada skenario kurang
lengkap.
d) Gigi 61 nekrosis pulpa/ganggren pulpa (K.04.1) yang menyebar infeksinya
dan terdapat fistul.
e) Gigi 62 nekrosis pulpa/ganggren pulpa (K.04.1). yang menyebar infeksinya
dan terdapat fistul.
f) Gigi 63 pulpitis reversible (K04.01).
g) Gigi 64 tidak dapat ditegakan diagnosa karena data pada skenario kurang
lengkap.
4. Rencana Perawatan
a) Kunjungan 1 : Terapi Inisial
1) Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian plak di rumah.
2) Pembersihan permukaan gigi dari plak dan debris. Bila terjadi abses selain
dilakukan pembukaan kamar pulpa untuk drainase.
3) Premedikasi untuk penatalaksanaan abses. Pemberian
antibiotik
15
(lidocaine oitmen)
Jaringan lunak yang bergerak dapat ditegangkan
kembali.
Vasokontristor
sebaiknya
digunakan
dengan
bagian palatal.
Informed consent.
Menjelaskan pada anak bahwa akan dilakukan bius agar
tidak sakit saat pencabutan, dan dijelaskan nanti akan
larutan antiseptik.
Beri anastesi topikal 5 % xylocaine pada daerah yang
cc
larutan
anastesi.
Untuk
teknik
Nervus
Restorasi lesi karies kl. III lebih diutamakan yang pembukaannya arah
lingual.
Kontraindikasi :
-
Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan
faktor estetika (7).
Tahapan kerja:
-
Isolasi gigi.
Preparasi Kavitas.
Manipulasi GIC.
Adapun prinsip dari preparasi gigi pada GIC meliputi 7 prinsip yaitu :
- Outline Form.
- Resistance Form.
- Retention Form.
- Removal of caries.
- Finishing of the enamel wall.
- Convinience Form.
- Cavity toilet (1).
d) Kunjungan ke 3: Rehabilitatif pada gigi depan dengan pembuatan space
maintener.
DAFTAR PUSTAKA
20
2. Welbury, Richard; Duggal, Monty;Department of Child Dental Care. Paediatric Dentistry3rd Ed New York: Oxford University Press; 2005.
3. McDONALD RE. Dentistry Child and Adolescent Eighth Edition America: Mosby; 2004.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO. HK.02.02/MENKES/62/2015.
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi.
5. Berg JH, Slayton RL. Early Childhood Oral Health USA: Wiley-Blackwell; 2009.
6. Purwanto , Yuwono L. Petunjuk Praktis: Anastesi Lokal Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1993.
7. Craig RG, Powers JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation 9th
Edition Mosby Elseiver: Missouri; 2004.
21