Vous êtes sur la page 1sur 12

AUDIT LAPORAN KEUANGAN HISTORIS DAN LAPORAN

AUDITOR INDEPENDEN

HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN PENGAUDITAN


Banyak pemakai laporan keuangan dan masyarakat awam pada umumnya,
rancu tentang hubungan antara auditing dengan akuntansi ada yang
mengatakan bahwa auditing adalah cabang dari akuntansi, karena orang yang
melakukan auditing pasti harus ahli di bidang akuntansi. Ada pula yang
mengatakan bahwa pengauditan adalah pemeriksaan atas catatan akuntansi,
sehingga pengauditan di artikan sebagai pemeriksa akuntansi.
Sedangkan berdasarkan dari definisi pengauditan itu sendiri bahwa berbagai
macam audit yang dilakukan oleh para auditor, tidak selalu terdapat hubungan
antara pengauditan dengan akuntansi
Namun dalam sebagian besar audit, lebih-lebih dalam audit laporan keuangan,
terdapat hubungan yang erat dan banyak melibatkan data akuntasi.
Sebagaimana di ketahui akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi,
mengukur, dan mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Subyek suatu audit atas laporan keuangan adalah berupa data akuntansi yang
ada dalam buku-buku, catatan, dan laporan keuangan dari entitas yang di audit.
Kebanyakan bukti yang di kumpulkan dan di evaluasi auditor terdiri dari data
yang dihasilkan oleh system akuntansi.
Akuntansi menghasilkan laporan keuangan
dan informasi penting lainnya,
sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan
meningkatkan nilai informasi yang di hasilkan proses akuntansi dengan cara
melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan selanjutnya
mengomunikasikan hasil penilaian kritis tersebut kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
ASUMSI YANG MENDASARI PENGAUDITAN
Pengauditan didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan bisa di
verifikasi. Data di katakana bisa diverifikasi apabila dua orang atau lebih yang
memiliki kualifikasi tertentu, masing-masing melakukan pemeriksaan secara
independen atas data tertentu, dan dari hasil pemeriksaan tersebut di peroleh
kesimpulan yang sama dengan data yang diperiksanya. Masalah bisa tidaknya
data di verifikasi terutama berkaitan dengan ketersediaan bukti yang memiliki
keabsahan sesuai dengan audit yang di lakukan
KONDISI KONDISI YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA KEBUTUHAN AKAN
PENGAUDITAN

Masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan penggunaan laporan


keuangan dihadapkan pada informasi yang semakin tidak bisa dipercaya. Dalam
konteks audit atas laporan keuangan para pengambil keputusan dan pengguana
dihadapkan pada informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam
bentuk laporan keuangan. Agar dapat digunakan untuk berbagai kepentingan
yang berbeda, maka laporan keuangan harus disusun berdasarkan Kerangka
Pelaporan Keuangan Yang Berlaku. Para pengguna laporan keuangan kadang
kadang meragukan kewajaran informasi yang terutang dalam laporan keuangan
yang disusun manajemen karena berbagai alasan sebagai berikut :
Informasi Di Buat Oleh Pihak Lain
Apabila informasi berasal dari pihak lain maka risiko kemungkinan adanya
informasi yang tidak benar menjadi semakin besar
Bias dan Motivasi Pembuat Informasi
Apabila informasi disusun oleh pihak lain yang tujuannya tidak selaras dengan
tujuan pengambil keputusan , maka informasi bisa menjadi bias demi kuntungan
si pembuat informasi
Volume Data
Apabila organisasi semakin besar makanyadata transaksinya biasanya juga
semakin bertambah banyak. Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan
Kerumitan Transaksi
Akibat transaksi pertukaran antara organisasi semakin bertambah kompleks
menyebabkan semakin sulitnya untuk mencatatnya secara tepat
Cara Mengurangi Risiko Informasi
Ada 3 hal yang dapat dipilih untuk mengurangi risiko informasi :

Pemakai Laporan melakukan sendiri verifikasi atas informasi


Pemakai membebankan Risiko informasi pada manajemen
Disediakan Laporan keuangan Audit

MANFAAT EKONOMIS SUATU AUDIT


Honorarium Audit ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara auditor dengan
kliennya . Besarnya honorarium tergantung banyaknya pekerjaan. Karena audit
membutuhkan biaya, maka manfaat audit sudah tentu harus sepadan dengan
biaya yang dikeluarkan. Manfaat ekonomis suatu audit laporan keuangan yaitu :

Akses ke Pasar Modal


Biaya Modal menjadi Lebih Rendah
Pencegah Terjadinya kekeliruan dan kecurangan

Perbaikan dalam Pengendalian dan Operational

KETERBATASAN AUDIT
Auditor tidak bisa memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan yang telah
diauditnya bebas dari kesalahan penyajian material yang timbul akibat
kesalahan ataupun kecurangan. Laporan Keuangan yang telah diaudit tidaklah
benar benar akurat. Keterbatasan Keterbatasan audit yang timbul karena proses
audit itu sendiri, bisa terjadi karena berbagai hal. Idealnya auditor harus bisa
memperoleh bukti tangan pertama untuk mendukung setiap asersi yang melekat
dalam laporan keuangan, tetapi hal tersebut kadang-kadang tidak praktis atau
tidak mungkin. Selain itu, idealnya pula, agar diperoleh hasil yang lebih akurat,
auditor mengaudit seluruh transaksi yang membentuk laporan keuangan, namun
hal tersebut tidak praktis. Oleh karena itu, sudah menjadi praktik yang lazim
dalam pengauditan, auditor melakukan audit secara sampling
PIHAK PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR
Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor
profesional dengan berbagai pihak sebagai berikut :

menjalin

hubungan

Manajemen : Individu atau kelompok individu dengan tanggung jawab eksekutif


untuk melaksanakan operasi entitas. Dalam konteks audit, manajemen meliputi
pejabat, pimpinan, kontroler, dan personil-personil kunci dalam perusahaan.
Selama audit berlangsung, auditor sangat sering berhubungan dengan
manajemen. Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit,
auditor seringkali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Pendekatan
yang lazimnya dilakukan auditor terhadap asersi manajemen adalah apa yang
biasa disebut skeptic professional. Ini berarti bahwa auditor tidak bersikap
tidak mempercayai asersi manajemen, tetapi juga tidak begitu saja
mempercayai atau menerima pernyataan tersebut. Sikap auditor adalah
mengakui perlunya penilaian yang obyektif atas kondisi yang diselidiki dan bukti
yang diperoleh selama audit berlangsung.
PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA
Standar audit (SA 260) mewajibkan auditor untuk berkomunikasi dengan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan.
Komunikasi yang dimaksud SA ini adalah komunikasi dua arah yang efektif, yakni
komunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam rangka
mendapatkan informasi sebagai bukti audit dan kewajiban auditor untuk member
informasi kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola untuk berbagai
keperluan. Standar audit tidak secara eksplisit menyebut nama badan/dewan
atau orang yang dimaksud sebagai pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola. Hal ini bisa dimengerti karena standar audit ini adalah standar yang
berlaku secara internasiona yang harus bisa merangkum semua pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola di negara manapun
AUDITOR INTERNAL

Auditor Internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas, dan oleh
karenanya merupakan pengawal dan tunduk pada manajemen entitas dimana ia
bekerja. Fungsi auditor internal mencakup antara lain pemeriksaan,
pengevaluasian, dan pemantauan kecukupan dan efektivitas pengendalian
internal. Tujuan fungsi internal auditor sangat bervariasi dan bergantung pada
ukuran dan struktur entitas dan ketentuan dari manajemen, dan jika relevan,
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola. Aktivitas fungsi audit internal
dapat mencakup satu atau lebih hal-hal sebagai berikut:

Pemantauan pengendalian internal

Pemeriksaan atas informasi keuangan dan informasi operasional

Penelaahan aktivitas operasi

Penelaahan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

Pengelola risiko

Tata kelola

PEMEGANG SAHAM
Para pemegang saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit
untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan
tanggungjawabnya dengan baik. Oleh karena itu auditor memiliki tanggungjawab
yang penting terhadap para pemegang saham sebagai pemakai utama laporan
auditor. Selama perikatan audit berlangsung, Auditor tidak berhubungan
langsung dengan pemegang saham, melainkan Auditor akan berhadapan
langsung
dengan
para
pemegang
saham
pada
saat
perusahaan
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan auditor harus
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pemegang saham.
STANDAR AUDIT
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam
memenuhi tanggung jawab professional mereka dalam pengauditan laporan
keuangan historis. Standar tersebut mencakup pertimbangan kualitas
professional antara lain persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan,
dan bukti.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi profesi berkewajiban
untuk menetapkan standar auditing. IAPI telah memutuskan untuk mengadopsi
International Auditing Standards (ISA) yang diterbitkan oleh International
Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB). Sebagai langkah
pertama IAPI menerjemahkan ISA ke dalam bahasa Indonesia dan diberi judul
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan menetapkan pemberlakuan SPAP.
ISI DAN STRUKTUR STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Isi dan struktur SPAP wajib di pahami oleh para auditor dan calon auditor, karena
SPAP merupakan panduan utama yang wajib dilaksanakan dalam pengauditan
laporan keuangan historis berdasarkan standar audit. Berikut ini adalah judul
judul dari isi standar audit yang telah di berlakukan oleh IAASB dan diadopsi oleh
IAPI
AUDIT INFORMASI KEUANGAN HISTORIS
200-299Prinsip-prinsip Umum dan Tanggungjawab
SA 200
Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan
Standar Audit.
SA 210

Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit

SA 220

Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

SA 230

Dokumentasi Audit

SA 240
Audit atas

Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu


Laporan Keuangan

SA 250
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-undangan dalam Audit
atas Laporan
Keuangan
SA 260

Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola

SA 265
Pihak yang

Pengomunikasian Definisi dalam Pengendalian Internal kepada


Bertanggungjawab atas Tata Kelola dan Manajemen

300-499Penilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang Telah Dinilai


SA 300

Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

SA 315
Melalui

Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Meterial


Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

SA 320

Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

SA 330

Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

SA 402
Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan
suatu Organisasi Jasa
SA 450
Pengevaluasian
Selama Audit

atas

Kesalahan

Penyajian

yang

500-599Bukti Audit
SA 500

Bukti Audit

SA 501

Bukti Audit-Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

SA 505

Konfirmasi Eksternal

Diidentifikasi

SA 510

Perikatan Audit Tahun Pertama-Saldo Awal

SA 520

Prosedur Analitis

SA 530

Sampling Audit

SA 540
Wajar, dan

Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai


Pengungkapan yang Bersangkutan

SA 550

Pihak Berrelasi

SA 560

Peristiwa Kemudian

SA 570

Kelangsungan Usaha

SA 580

Representasi Tertulis

600-699Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain


SA 600

Pertimbangan Khusus-Audit atas Laporan Keuangan Grup

SA 610

Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

SA 620

Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

700-799Kesimpulan Audit dan Pelaporan


SA 700

Perumusan suatu Pendapat dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

SA 705

Modifikasi atas Opini dalam Laporan Auditor Independen

SA 706
Auditor

Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan
Independen

SA 710
Keuangan

Informasi Komparatif-Angka-angka yang berkaitan dan Laporan


Komparatif

SA 720
Dokumen-

Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Informasi


dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

Lain

dalam

800-899Area-area Khusus
SA 800
Pertimbangan Khusus-Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun
Sesuai dengan
Kerangka Bertujuan Khusus
SA 805
Pertimbangan Khusus-Audit atas Laporan Keuangan Tunggal dan
suatu Unsur,
Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan Keuangan
SA 810

Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan

STRUKTUR STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Struktur setiap standar audit yang tercakup dalam Standar Profesional Akuntan
Publik mengikuti struktur yang terdapat dalam ISA yang mengelompokan
informasi dalam seksi yang berbeda sebagai berikut

Pengantar : Materi pengantar bisa mencakup informasi yang berhubungan


dengan tujuan, lingkup, dan pokok bahasan dari standar audit yang
bersangkutan serta memuat pula tanggung jawab auditor dan pihak
lainnya yang bersangkutan
Tujuan : Setiap standar audit (SA) berisi pernyataan yang jelas tentang
tujuan auditor mengenai hal hal yang dibahas dalam SA tersebut
Definis : Agar diperoleh pemahaman yang lebih baik tentang SA, istilah
istilah terkait didefinisikan dalam setiap SA
Ketentuan : Setiap tujuan didukung dengan ketentuan yang jelas.
Ketentuan selalu dinyatakan dengan frasaAuditor harus
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain : Materi penerapan dan penjelasan
lain menjelaskan secara lebih tepat makna dari suatu ketentuan atau apa
yang dimaksudkan untuk dicakup, atau menyertakan contoh contoh
prosedur yang mungkin cocok dalam situasi yang dihadapi

LAPORAN AUDITOR
Laporan auditor sangat penting dalam penugasan audit dan asurans. Karena
laporan mengomunikasikan temuan auditor. Pengguna laporan keuangan
mengandalkan pada laporan auditor untuk mendapatkan asurans tentang
laporan keuangan entitas ( Perusahaan)
Laporan auditor adalah tahapan terakhir dari keseluruhan proses audit. Alasan
mengapa kita perlu mempelajarinya adalah agar kita memahami berbagai
laporan audit yang berbeda ketika kita mempelajari pengumpulan bukti audit
yang akan dipelajari.
BAGIAN BAGIAN DALAM LAPORAN AUDITOR
Suatu laporan auditor wajar tanpa pengecualian berisi Sembilan bagian
sebagai berikut:
1 Judul laporan. Standar audit mewajibkan bahwa laporan auditor harus
memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan
tersebut adalah laporan seorang auditor independen.
2 Pihak yang Dituju. Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak
sebagaimana yang diharuskan menurut ketentuan perikatan. Laporan
auditor pada umumnya ditujukan kepada pihak-pihak yang untuk mana
laporan tersebut disusun, seringkali pada pemegang saham atau pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola yang laporan keuangannya
diaudit.

3 Paragraf Pendahuluan. Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor


harus:

Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit;


Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit;
Mengidentifikasi judu setiap laporan keuangan yang menjadi bagian
laporan keuangan;
Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi
penjelasan lainnya;
Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang
menjadi bagian dari laporan keuangan.

4 Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan. Bagian dari


laporan auditor ini mencakup tanggungjawab pihak-pihak dalam
organisasi yang bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan.
5 Tanggungjawab Auditor. Laporan Auditor harus mencakup suatu bagian
dengan judul Tanggungjawab Auditor .Laporan auditor menyatakan
suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan audit untuk
mengontraskannya dengan tanggungjawab manajemen atas penyusunan
laporan keuangan. Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit
dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan IAPI.
6 Opini auditor. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan
judul Opini. Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas
laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian
wajar
7 Tanggungjawab Pelaporan Lainnya. Jika auditor menyatakan
tanggungjawab pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan
keuangan yang merupakan tambahan terhadap tanggungjawab auditor
berdasarkan
SA
untuk
melaporkan
laporan
keuangan,
maka
tanggungjawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu
bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul Pelaporan Lain
atas Ketentuan Hukum dan Regulasi.
8 Tanda Tangan Auditor. Laporan auditor harus ditandatangani. Tanda
tangan auditor dilakukan dalam nama kantor akuntan publik (KAP) dan
nama rekan. Selain itu, laporan auditor harus mencantumkan nomor izin
KAP dan nomor izin rekan yang menandatangani laporan auditor.
9 Tanggal Laporan Audit. Laporan audit harus diberi tanggal tidak lebih
awal dari tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat yang mendasari opini auditor atas laporan keuangan, termasuk
bukti bahwa:
a

Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk


catatan atas laporan keuangan terkait, telah disusun;

Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan


bahwa mereka telah mengambil tanggungjawab atas laporan
keuangan tersebut.

Tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pengguna laporan auditor


bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh peristiwa dan transaksi yang
disadari oleh auditor dan yang terjadi sampai tanggal tersebut. Tanggal laporan
auditor adalah tanggal ketika prosedur audit telah selesai dilaksanakan secara
substansial dan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat telah
ditarik
KONDISI
KONDISI
PENGECUALIAN

UNTUK

PERUMUSAN

OPINI

WAJAR

TANPA

Auditor harus merumuskan suatu opini apakah laporan keuangan disusun, dalam
semua hal yang material, sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
Untuk merumuskan Opini tersebut, Auditor harus menyimpulkan apakah auditor
telah memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material,baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan :

1.

2.
3.

4.

Kesimpulan Auditor,berdasarkan SA 330, bahwa bukti audit yang cukup


dan tepat telah diperoleh
Kesimpulan Auditor, berdasarkan SA 450, Bahwa kesalahn penyajian yang
tidak dikoreksi adalah tidak material, baik secara individual maupun
secara nkolektif
Evaluasi yang diharuskan oleh paragraf 12-15 SA700 sebagai berikut :
Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun ,dalam
semua hal yang material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
Secara khusu auditor harus mengevaluasi apakah, dari sudut pandang
ketentuan laporan keuangan yang berlaku
Ketika Laporan keuangan disusub berdasarkan suatu kerangka penyajian
wajar, suatu pengevaluasian diharuskan oleh SA700.12-13 di atas juga
mencakup apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar
Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara
memadai pada ,atau menjelaskan, kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku

Apabila semua persyratan di atas sudah terpenuhi, suatu laporan audit dengan
opini wajar tanpa pengecualian dapat diterbitkan untuk laporan keuangan
bertujuan umum yang disusun berdasarkan kerangka pelaporan yang berlaku
MODIFIKASI TERHADAP OPINI AUDITOR
Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika

Auditor menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh ,


laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan
penyajian material
Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan penyajian

Sifat Kesalahan Penyajian Material


SA 700 mengharuskan auditor untuk merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan, untuk menyimpulkan apakah keyakinan memadai telah diperoleh
tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalah
penyajian material. Kesimpulan ini memperhitungkan pengevaluasian auditor
atas kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi , jika ada , dalam laporan
keuangan berdasarkan SA 450
Berdasarkan SA 450 Kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan
dapat timbul dalam kaitannya dengan :

Ketepatan kebijakan akuntansi yang dipilih


Penerapan Kebijakan Akuntansi yang dipilih
Ketetapan atau kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan

PENENTUAN TIPE MODIFIKASI TERHADAP OPINI AUDITOR


Modifikasi yang harus dilakukan terhadap opini auditor, tergantung pasda
materaialitas dan seberapa pervasif dampak dari faktor penyebab modifikasi
tersebut terhadap kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan
Tipe modifikasi terhadap Opini terdiri dari :

Opini wajar dengan Pengecualian


Opini Tidak Wajar
Opini tidak Menyatakan Pendapat

BENTUK DAN ISI LAPORAN AUDITOR KETIKA OPINI DIMODIFIKASI


Basis untuk Paragraf Modifikasi
Ketika auditor memodifikasi opini atas alporan maka auditor harus , sebagai
tambahan terhadap unsur tertentu yang diharuskan SA 700 , mencatumkan
suatu paragraf dalam laporan auditor yang menyebabkan modifikasi tersebut,
auditor harus menempatkan paragraf persis sebelum paragraf opini dalam
laporan auditor

Paragraf Opini

Ketika auditor memodifikasi opini audit , auditor harus menggunakan judull Opini
Wajar Tanpa Pengecualian, Opini Tidak Wajar sesuai untuk paragraf opini
KOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA
KELOLA
Ketika Auditor berharap untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor,
auditor harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola tentang kondisi yang menuntun pada modifikas yang diharapkan tersebut
dan usulan kata kata atas modifikasi tersebut
PARAGRAF PENEKANAN SUATU HAL DAN PARAGRAF HAL LAIN DALAM
LAPORAN AUDITOR INDEPENDENT
SA 706 mengatur komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika
menganggap perlu untu :

auditor

Menarik Perhatian pengguna laporan keuangan pada hal hal yang disajikan
dalam laporan keuangan yang bersifat fundamental bagi pengguna laporan
keuangan
Menarik perhatian pengguna laporan pada hal hal yang disajikan pada laporan
keuangn yang relevan bagi pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit,
tanggung jawab auditor atau laporan auditor

Paragraf Penekanan Suatu Hal dalam Laporan Auditor

Jika menurut auditor perlu untuk menarik perhatian pengguna laporan keuangan
terhada hal hal yang disajikan pada laporan keuangan yang menrut
pertimbangan auditoryang bersifat fundamental, maka auditor harus
mencantumkan suatu Paragraf Penkanan Suatu Hal dalam laporan auditor
selama auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bah tidak
terdapat kesalahan

Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor

Jika menurut auditor perlu untuk mengomunikasikan suatu hal lain selain yang
telah diungkapkan dalam laporan keuangan menurut pertimbangan auditor yang
relevan bagi pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit, tanggung
jawab auditor atau laporan auditor dan hal tersebut tidak dilarang dalam
peraturan perundang undangan maka auditor harus mencatumkan suatu
paragraf dalam laporan auditor dengan judul Hal Lain atau judul lain yang
tepat. Auditor harus mencatumkan paragraf tersebut segera sesudah paragraf
opini dan paragraf penekanan suatu hal atau di tempat lain dalam laporan
auditor

Vous aimerez peut-être aussi