Vous êtes sur la page 1sur 18

http://www.slideshare.net/trackdata?

link=/PamelaKimberleyMudjimu/sistem-kekebalan-tubuh-manusia&meta={%22name
%22:%22recommendation_action%22,%22time%22:1415627548880,%22data%22:{%22moduleId%22:%22right_sidebar_solr
%22,%22source%22:16256864,%22target%22:25915406,%22position%22:0,%22action%22:%22CLICK%22,%22algorithmId
%22:21,%22click_type%22:%22right%20click%22},%22entity%22:{%22recommendationId
%22:%2216256864_1415627548880_0%22}}

Makalah imunologiDocument Transcript

1. BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar


peranannya bagi kesehatan, tentunya harusdisertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga,
dan terhindar dari masuknya senyawaberacun ke dalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam
tubuh, maka harus segeradikeluarkan. Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup.
Dalam tubuh yang sehatterdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh
terhadap penyakit jugaprima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya
belum sempurnadan memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk
membantu dayatahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna.
Namun,pada orang lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah
sebabnyatimbul penyakit degeneratif atau penyakit penuaan. Pola hidup modern menuntut segala
sesuatu dilakukan serba cepat dan instan. Hal iniberdampak juga pada pola makan. Sarapan di
dalam kendaraan, makan siang serba tergesa,dan malam karena kelelahan tidak ada nafsu makan.
Belum lagi kualitas makanan yangdikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila
terus berlanjut, daya tahantubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit.
Karena itu, banyakorang yang masih muda mengidap penyakit degeneratif.Kondisi stres dan pola
hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahanmenurunkan daya tahan tubuh
sehingga memerlukan kecukupan antibodi. Gejala menurunnyadaya tahan tubuh sering kali
terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaandini pada usia produktif. Sejak
dasawarsa 1960 perhatian terhadap teknik imunisasi makin meningkat. Dewasaini, imunisasi telah
menjadi amat terkenal sebagai metoda pilihan untuk penentuan analitsecara kuantitatif. Imunisasi
telah masuk ke dalam banyak cabang dan disiplin dari penelitianilmiah terutama yang berkaitan
dengan subyek biologis. 1

2. Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respon organisme
terhadap penolakan antigen, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya,serta semua efek biologis,
serologis dan kimia, fisika fenomena imun.1.2 Rumusan masalaha. Bagaimana sejarah imunologi?b.
Apa pengertian imunologi?c. Apa fungsi sistem imun?d. Bagaimana respon imun?e. Apa saja jenisjenis imun?f. Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibody?g. Apa yang dimaksud sistem
komplemen?h. Apa saja sel-sel sistem imun?i. Bagaimana reaksi hipersensitivitas? 1.3 Tujuan 1.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah imunologi 2. Untuk mengetahui pengertian imunologi 3. Untuk
mengetahui fungsi sistem imun 4. Untuk mengetahui bagaimana respon imun 5. Untuk mengetahui
apa saja jenis-jenis imun 6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan antigen dan antibody 7.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud sistem komplemen 8. Untuk mengetahui apa saja sel-sel
sistem imun 9. Untuk mengetahui bagaimana reaksi hipersensitivitas 2
3. BAB 2 ISI2.1 Sejarah Imunologi Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi
yang mempelajari respons tubuh, terutama respons kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada
tahun 1546, Girolamo Fracastoro mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa pada
penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke
individu lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata dan pada
waktu itu belum dapat diidentifikasi. EDWAR JENNER Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati

bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terpajan
sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar walaupun
pada waktu itu belum diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Memang imunologi
tidak akan maju bila tidak diiringi dengan kemajuan dalam bidang teknologi, terutama teknologi
kedokteran. Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang mikrobiologi meningkat
dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi. Penelitian ilmiah mengenai imunologi baru
dimulai setelah Louis Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab penyakit infeksi dan dapat
membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman (germ theory) penyakit. Penemuan ini
kemudian dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies pada manusia tahun 1885. Hasil karya
Pasteur ini kemudian merupakan dasar perkembangan vaksin selanjutnya yang merupakan
pencapaian gemilang di bidang imunologi yang memberi dampak positif pada penurunan morbiditas
dan mortalitas penyakit infeksi pada anak. ROBERT KOCH Pada tahun 1880, Robert Koch
menemukan kuman penyebab penyakit tuberkulosis. Dalam rangka mencari vaksin terhadap
tuberkulosis ini, ia mengamati adanya reaksi tuberkulin (1891) yang merupakan reaksi
hipersensitivitas lambat pada kulit terhadap kuman tuberkulosis. Reaksi tuberkulin ini kemudian oleh
Mantoux (1908) dipakai untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis pada anak. Imunologi mulai
dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit pada anak. Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan
pada tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin BCG (Bacillus CalmetteGuerin). 3
4. Kemudian diketahui bahwa tidak hanya mikroorganisme hidup yang dapat menimbulkan
kekebalan, bahan yang tidak hidup pun dapat menginduksi kekebalan. ALEXANDER YERSIN DAN
ROUX Setelah Roux dan Yersin menemukan toksin difteri pada tahun 1885, Von Behring dan
Kitasato menemukan antitoksin difteri pada binatang (1890). Sejak itu dimulailah pengobatan
dengan serum kebal yang diperoleh dari kuda dan imunologi diterapkan dalam pengobatan penyakit
infeksi pada anak. Pengobatan dengan serum kebal ini di kemudian hari berkembang menjadi
pengobatan dengan imunoglobulin spesifik atau globulin gama yang diperoleh dari manusia.2.2
PENGERTIAN Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel
tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan
melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat
asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar
dapat menginfeksi organisme.2.3 FUNGSI SISTEM IMUN Melindungi tubuh dari invasi penyebab
penyakit dengan menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh, Menghilangkan jaringan atau sel
yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan, Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Dan
Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel
plasma, makrofag, dan sel mast).2.4 RESPONS IMUN Tahap : Deteksi dan mengenali benda asing,
Komunikasi dengan sel lain untuk berespons, Rekruitmen bantuan dan koordinasi respons dan
estruksi atau supresi penginvasi 4
5. 2.5. JENIS-JENIS SISTEM IMUN 1. Sistem imun non spesifik ,natural atau sudah ada
dalam tubuh (pembawaan ) Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam melawan
mikroorganisme. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme

tertentu.Terdiri dari: a) Pertahanan fisik/mekanik Kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan,
batuk, bersin akan mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh. Kulit yang rusak
misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan meninggikan resiko
infeksi. b) Pertahanan biokimia Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit,
kel kulit, telinga, spermin dalam semen, mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh
secara biokimiawi. asam HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam keringat, ludah , air mata dan
air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dengan menghancurkan
dinding selnya. Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai sifat
antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus. Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat
menghancurkan kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen. Laktoferin dan
transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman
pseudomonas. c) Pertahanan humoral Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan
tubuh secara humoral. Bahan-bahan tersebut adalah: Komplemen Komplemen mengaktifkan fagosit
dan membantu destruktif bakteri dan parasit karena: Komplemen dapat menghancurkan sel
membran bakteri Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri
Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan makrofag
untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi). Interferon Adalah suatu glikoprotein yang
dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons
terhadap infeksi virus. Interveron mempunyai sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar
sel yang terinfeksi virus sehingga menjadi resisten terhadap virus. Disamping itu, interveron juga
dapat mengaktifkan 5
6. Natural Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan
menunjukkanperubahan pada permukaannya. Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang
kemudianmembunuhnya. Dengan demikian penyebaran virus dapat dicegah.C-Reactive Protein
(CRP) Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRPdibentuk
oleh badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepatmeningkat (100 x atau
lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut. CRP berperanan pada imunitas non spesifik, karena
dengan bantuan Ca++ dapatmengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan
jamur.d) Pertahanan seluler Fagosit/makrofag dan sel NK berperanan dalam sistem imun non
spesifik seluller.Fagosit Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel
utama yangberperaan dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan
makrofag)serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil. Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi
dengan komplemen dan sistem imunspesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt
sebagai berikut: Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan
mencerna.Kemotaksis adalah gerakan fagosit ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai
factorsperti produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen.
Antibodyseperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis
(opsonisasi).Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk
kemudiandihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc
dariimmunoglobulin pada permukaan fagosit.Natural Killer cell (sel NK)Sel NK adalah sel limfoid
yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai cirri sellimfoid dari siitem imun spesifik, maka
karenan itu disebut sel non B non T (sel NBNT) atausel poplasi ketiga.Sel NK dapat menghancurkan

sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan interveronmeempunyai pengaruh dalam
mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK.2. Sistem imun spesifik atau adaptasi 6
7. Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing. Benda asing yang pertama
kalimuncul dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitiasi sel-sel imun tersebut.Bila sel
imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asingyang terakhir
ini akan dikenal lebih cepat, kemudian akan dihancurkan olehnya. Oleh karenasistem tersebut hanya
mengahancurkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya, makasistem itu disebut
spesifik.sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkanbenda asing yang
berbahaya, tetapi umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi,komplemen , fagosit dan
antara sel T makrofag.Sistem imun spesifik ada 2 yaitu;a) Sistem imun spesifik humoral Yang
berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B. sel Btersebut berasal dari sel
asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing maka seltersebut akan berproliferasi dan
berkembang menjadi sel plasma yang dapat menbentuk zatanti atau antibody. Antibody yang
dilepas dapat ditemukan didalam serum. Funsi utamaantibody ini ialah untuk pertahanan tehadap
infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan dapatmenetralkan toksinnya.b) Sistem imun spesifik selular
Yang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T. seltersebut juga
berasal dari sel asal yang sama dari sel B. factor timus yang disebut timosindapat ditemukan dalam
peredaran darah sebagai hormon asli dan dapat memberikanpengaruhnya terhadap diferensiasi sel
T diperifer. Berbeda dengan sel B , sel T terdiri atasbeberapa sel subset yang mempunyai fungsi
berlainan. Fungsi utama sel imun spesifik adalahuntuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup
intraseluler, virus, jamur, parasit, dankeganasan.Imunitas spesifik dapat terjadi sebagai
berikut:Alamiah Pasif Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau sel darah putih
yangdisensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun, misalnya melaluiplasenta
dan kolostrum dari ibu ke anak. Aktif 7
8. Imunitas alamiah katif dapat terjadi bila suatu mikoorgansme secara alamiah masuk
kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody atau sel yang tersensitisasi. Buatan Pasif
Imunitas buatan pasif dilakukan dengan memberikan serum, antibody, antitoksin misalnya pada
tetanus, difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi imun atau pemberian sel yang sudah
disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar. Aktif Imunitas buatan aktif dapat ditimbulkan dengan
vaksinasi melalui pemberian toksoid tetanus, antigen mikro organism baik yang mati maupun yang
hidup.2.6 ANTIGEN DAN ANTIBODI 1. Antigen a) Pengertian Antigen molekul asing yang dapat
menimbulkan respon imun spesifik dari limfosit pada manusia dan hewan. Antigen meliputi molekul
yang dimilki virus, bakteri, fungi, protozoa dan cacing parasit. Molekul antigenic juga ditemukan pada
permukaan zat-zat asing seperti serbuk sari dan jaringan yang dicangkokkan. Sel B dan sel T
terspesialisasi bagi jenis antigen yang berlainan dan melakukan aktivitas pertahanan yang berbeda
namun saling melengkapi (Baratawidjaja 1991: 13; Campbell,dkk 2000: 77). b) Letak Antigen
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan
seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan
sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antigen biasanya
protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul Iainnya. Permukaan bakteri mengandung
banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri,
virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun. c) Karakteristik 8

9. Karakteristik antigen yang sangat menentukan imunogenitas respon imun adalah


sebagaiberikut: Asing (berbeda dari self ) Pada umumnya, molekul yang dikenal sebagai self tidak
bersifat imunogenik, jadi untukmenimbulkan respon imun, molekul harus dikenal sebagai nonself.
Ukuran molekul Imunogen yang paling poten biasanya merupakan protein berukuran besar.
Molekuldengan berat molekul kurang dari 10.000 kurang bersifat imunogenik dan yang
berukuransangat kecil seperti asam amino tidak bersifat imunogenik. Kompleksitas kimiawi dan
struktural Jumah tertentu kompleksitas kimiawi sangat diperlukan, misalnya homopolimer
asamamino kurang bersifat munogenik dibandingkan dengan heteropolimer yang mengandung
duaatau tiga asam amino yang berbeda. Determinan antigenic (epitop) Unit terkecil dari antigen
kompleks yang dapat dikat antibody disebut dengandeterminan antigenic atau epitop. Antigen dapat
mempunyai satu atau lebih determinan.Suatu determinan mempunyai ukuran lima asam amino atau
gula. Tatanan genetic penjamu Dua strain binatang dari spesies yang sama dapat merespon secara
berbeda terhadapantigen yang sama karena perbedaan komposisi gen respon imun. Dosis, cara
dan waktu pemberian antigen Respon imun tergantung kepada banyaknya natigen yang diberikan,
maka respon imuntersebut dapat dioptmalkan dengan cara menentukan dosis antigen dengan
cermat (termasukjumlah dosis), cara pemberian dan waktu pemberian (termasuk interval diantara
dosis yangdiberikan)d) Pembagian Antigen Secara fungsional Imunogen, yaitu molekul besar
(disebut molekul pembawa). Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil. Pembagian
antigen menurut epitop 9
10. Unideterminan, univalent yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop pada satu
molekul. Unideterminan, multivalent yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau lebih
determiantersebut ditemukan pada satu molekul. Multideterminan, univalent yaitu banyak epitop
yang bermacam-macam tetapi hanya satudari setiap macamnya (kebanyakan protein).
Multideterminan, multivalent yaitu banyak macam determinan dan banyak dari setiapmacam pada
satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secarakimiawi).
(Baratawidjaja 1991: 14) Pembagian antigen menurut spesifisitas Heteroantigen, yaitu antigen yang
terdapat pada jaringan dari spesies yang berbeda. Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki
spesies tertentu. Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam satu
spesies. Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama dari spesies
yangberbeda. Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri (Baratawidjaja 1991:
14-15; Sell : 910). Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T T dependent yaitu
antigen yang memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel B untuk dapatmenimbulkan respons
antibodi. Sebagai contoh adalah antigen protein. T independent yaitu antigen yang dapat
merangsang sel B tanpa bantuan sel Tuntukmembentuk antibodi. Antigen tersebut berupa molekul
besar polimerik yang dipecah didalam badan secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll,
dekstran, levan, danflagelin polimerik bakteri.(Baratawidjaja 1991: 15). Pembagian antigen menurut
sifat kimiawi Hidrat arang (polisakarida)Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Glikoprotein dapat
menimbulkan respon imunterutama pembentukan antibodi. Respon imun yang ditimbulkan golongan
darah ABO,mempunyai sifat antigen dan spesifisitas imun yang berasal dari polisakarida pada
permukaansel darah merah. LipidLipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila
diikat oleh protein carrier.Lipid dianggap sebagai hapten, sebagai contoh adalah sphingolipid. 10
11. Asam nukleat Asam nukleat tdak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat oleh
protein carrier. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respon imun terhadap DNA

terjadi pada penderita dengan SLE. Protein Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada
umunya multideterminan univalent.(Baratawidjaja 1991: 15)e) Reaksi Antigen dan Antibodi Dalam
lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh.
Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuh kita yang dikenal
dengan istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal
maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang
akan mensintesis pembentukan antibodi. Sebelum pertemuan pertamanya dengan sebuah antigen,
sel-sel-B menghasilkan molekul immunoglobulin IgM dan IgD yang tergabung pada membran
plasma untuk berfungsi sebagai reseptor antigen. Sebuah antigen merangsang sel untuk membuat
dan menyisipkan dalam membrannya molekul immunoglobulin yang memiliki daerah pengenalan
spesifik untuk antigen itu. Setelah itu, limfosit harus membentuk immunoglobulin untuk antigen yang
sama. Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang sama memicu respon imun sekunder yang
segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi yang beredar sebanyak 10 sampai 100 kali kadar
sebelumnya. Sifat molekul antigen yang memungkinkannya bereaksi dengan antibodi disebut
antigenisitas. Kesanggupan molekul antigen untuk menginduksi respon imun disebut imunogenitas.
Terdapat berbagai kategori Interaksi antigen-antibodi, kategori tersebut antara lain: Primer Interaksi
tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan antibodi pada situs identik yang
kecil, bernama epitop. Sekunder Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di
antaranya: Netralisasi Adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen
menimbulkan effect 11
12. yang merugikan. Contohnya adalah dengan mengikat toksin bakteri, antibody mencegah
zatkimia ini berinteraksi dengan sel yang rentan. AglutinasiAdalah jika sel-sel asing yang masuk,
misalnya bakteri atau transfusi darah yang tidak cocokberikatan bersama-sama membentuk
gumpalan PresipitasiAdalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu besar,
sehingga tidakdapat bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya mengendap.
FagositosisAdalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu mengikat
reseptorfagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan fagositosis korban yang mengandung
antigentersebut. SitotoksisAdalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan
sel pembawa antigenoleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell kecuali bahwa sel
Kmensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibodi sebelum dapat dihancurkan melalui proseslisis
membran plasmanya. TersierInteraksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari
interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya.2. Antibodia)
Pengertian Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasioleh
antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untukmelawan sel-sel
asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,sekelompok prajurit
pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu.b) Fungsi
Untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Membusukkan struktur biologi antigen
tersebut lalu menghancurkannya. 12
13. c) Sifat Antibodi Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk
membuat antibodispesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan
pantasdicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya
denganbaik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen). Dia mengetahui polanya
berdasarkanperasaan. Sulit bagi seseorang untuk mengingat pola kunci, walau cuma satu, Akan

tetapi,satu sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat oleh mata, menyimpan jutaan bitinformasi
dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam kombinasi yangtepat.d) Proses
Pembentukan Antibodi Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi
tersebutdiwariskan dari ibu ke janinnya melalui inntraplasenta. Antibody yang dihasilkan pada
bayiyang baru lahir titier masih sangat rendah, dan nanti antibody tersebut berkembang
seiringperkembangan seseorang. Pembentukan antibody karena keterpaparan dengan antigen yang
menghasilkan reaksiimunitas, dimana prosesnya adalah:Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen
(bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh, makatubuh akan meresponnya karena itu dianggab
sebagai benda asing. karena bakteri ini sifatnyainterseluler maka dia tidak sanggup untuk di
hancurkan dalam makrofag karena bakteri inijuga memproduksi toksinsebagai pertahanan tubuh.
Oleh karena itu makrofag jugamemproduksi APC yang berfungsi mempresentasikan antigen
terhadap limfosit.agar responimun berlangsung dengan baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit B dan
limfosit T.e) Klasifikasi Antibodi IgG (Imuno globulin G) IgG merupakan antibodi yang paling umum.
Dihasilkan hanya dalam waktu beberapahari, ia memiliki masa hidup berkisar antara beberapa
minggu sampai beberapa tahun. IgGberedar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem
getah bening, dan usus. Merekamengikuti aliran darah, langsung menuju musuh dan
menghambatnya begitu terdeteksi.Mereka mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur
antigen. Mereka melindungi tubuhterhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang
terkandung dalam racun. 13
14. Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta
musuhmikroorganis yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuannya serta
ukurannyayang kecil, mereka dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan melindungi janin
darikemungkinan infeksi. Jika antibodi tidak diciptakan dengan karakteristik yangmemungkinkan
mereka untuk masuk ke dalam plasenta, maka janin dalam rahim tidak akanterlindungi melawan
mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karenaitu, antibodi sang ibu akan
melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir. IgA (Imuno globulin A) Antibodi ini terdapat
pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti airmata, air liur, ASI, darah, kantongkantong udara, lendir, getah lambung, dan sekresi usus.Kepekaan daerah tersebut berhubungan
langsung dengan kecenderungan bakteri dan virusyang lebih menyukai media lembap seperti itu.
Secara struktur, IgA mirip satu sama lain.Mereka mendiami bagian tubuh yang paling mungkin
dimasuki mikroba. Mereka menjagadaerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal yang
ditempatkan untuk melindungidaerah kritis.Antibodi ini melindungi janin dari berbagai penyakit pada
saat dalam kandungan. Setelahkelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan
tetap melindunginya.Setiap bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan ibunya, karena IgA tidak
terdapatdalam organisme bayi yang baru lahir. Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI
akanmelindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba. Seperti IgG, jenis antibodi ini jugaakan
hilang setelah mereka melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumurbeberapa
minggu. IgM (Imuno globulin M) Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada
permukaan sel B. Pada saatorganisme tubuh manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan
antibodi pertama yangdihasilkan tubuh untuk melawan musuh. Janin dalam rahim mampu
memproduksi IgM padaumur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang janin, jika janin
terinfeksi kumanpenyakit, produksi IgM janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah janin
telahterinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah. IgD (Imuno globulin D): IgD

juga terdapat dalam darah, getah bening, dan padapermukaan sel B. Mereka tidak mampu untuk
bertindak sendiri-sendiri. Dengan 14
15. menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap
antigen. IgE (Imuno globulin E) IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi
ini bertanggung jawab untuk memanggil para prajurit tempur dan sel darah lainnya untuk berperang.
Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Karena itu, kadar IgE tinggi pada
tubuh orang yang sedang mengalami alergi.2.7 SISTEM KOMPLEMEN Sistem komplemen adalah
suatu sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks protein yang satu dengan lainnya sangat
berbeda. Pada kedaan normal komplemen beredar di sirkulasi darah dalam keadaan tidak aktif,
yang setiap saat dapat diaktifkan melalui dua jalur yang tidak tergantung satu dengan yang lain,
disebut jalur klasik dan jalur alternatif. Aktivasi sistem komplemen menyebabkan interaksi berantai
yang menghasilkan berbagai substansi biologik aktif yang diakhiri dengan lisisnya membran sel
antigen. Aktivasi sistem komplemen tersebut selain bermanfaat bagi pertahanan tubuh, sebaliknya
juga dapat membahayakan bahkan mengakibatkan kematian, hingga efeknya disebut seperti pisau
bermata dua. Bila aktivasi komplemen akibat endapan kompleks antigen-antibodi pada jaringan
berlangsung terus-menerus, akan terjadi kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan penyakit.
Komplemen sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel hepatosit, dan juga oleh sel fagosit
mononuklear yang berada dalam sirkulasi darah. Komplemen C l juga dapat di sintesis oleh sel
epitel lain diluar hepar. Komplemen yang dihasilkan oleh sel fagosit mononuklear terutama akan
disintesis ditempat dan waktu terjadinya aktivasi. Sebagian dari komponen protein komplemen diberi
nama dengan huruf C: Clq, Clr, CIs, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8 dan C9 berurutan sesuai dengan
urutan penemuan unit tersebut, bukan menurut cara kerjanya 1. Aktivasi Komplemen a) Aktivasi
komplemen jalur klasik Aktivasi komplemen melalui jalur klasik atau disebut pula jalur intrinsik,
dibagi menjadi 3 tahap. 15
16. Regulasi jalur klasik, terjadi melalui 2 fase, yaitu melalui aktivitas C1 inhibitor
danpenghambatan C3 konvertase. Aktivitas C1 inhibitorAktivitas proteolitik C1 dihambat oleh C1
inhibitor (C1 INH). Sebagian besar C1 dalamperedaran darah terikat pada C1 INH. Ikatan antara C1
dengan kompleks antigen-antibodiakan melepaskan C1 dari hambatan C1 INH. Penghambatan C3
konvertase Pembentukan C3 konvertase dihambat oleh beberaparegulator.b) Aktivasi komplemen
jalur alternatif Aktivasi jalur alternatif atau disebut pula jalur properdin, terjadi tanpa melalui tigareaksi
pertama yang terdapat pada jalur klasik (C1 ,C4 dan C2) dan juga tidak memerlukanantibodi IgG
dan IgM. Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3 diaktifkan terusmenerus dalam jumlah yang
sedikit baik melalui reaksi dengan H2O2 ataupun dengan sisaenzim proteolitik yang terdapat sedikit
di dalam plasma. Komplemen C3 dipecah menjadifrclgmen C3a dan C3b. Fragmen C3b bersama
dengan ion Mg++ dan faktor B membentukC3bB. Fragmen C3bB diaktifkan oleh faktor D menjadi
C3bBb yang aktif (C3 konvertase)(Lihat Gambar 5-2). Pada keadaan normal reaksi ini berjalan terus
dalam jumlah kecilsehingga tidak terjadi aktivasi komplemen selanjutnya. Lagi pula C3b dapat
diinaktivasi olehfaktor H dan faktor I menjadi iC3b, dan selanjutnya dengan pengaruh tripsin zat yang
sudahtidak aktif ini dapat dilarutkan dalam plasma (lihat Gambar 5-3 ) . Tetapi bila pada suatu
saatada bahan atau zat yang dapat mengikat dan melindurlgi C3b dan menstabilkan
C3bBbsehingga jumlahnya menjadi banyak, maka C3b yang terbentuk dari pemecahan C3
menjadibanyak pula, dan terjadilah aktivasi komplemen selanjutnya. Bahan atau zat tersebut
dapatberupa mikroorganisme, polisakarida (endotoksin, zimosan), dan bisa ular. Aktivasikomplemen

melalui cara ini dinamakan aktivasi jalur alternatif. Antibodi yang tidak dapatmengaktivasi jalur klasik
misalnya IgG4, IgA2 dan IgE juga dapat mengaktifkan komplemenmelalui jalur alternatif. Jalur
alternatif mulai dapat diaktifkan bila molekul C3b menempelpada sel sasaran. Dengan
menempelnya C3b pada permukaan sel sasaran tersebut, makaaktivasi jalur alternatif dimulai;
enzim pada permukaan C3Bb akan lebih diaktifkan, untukselanjutnya akan mengaktifkan C3 dalam
jumlah yang besar dan akan menghasilkan C3a danC3b dalam jumlah yang besar pula. Pada reaksi
awal ini suatu protein lain, properdin dapat 16
17. ikut beraksi menstabilkan C3Bb; oleh karena itu seringkali jalur ini juga disebut sebagai
jalurproperdin. Juga oleh proses aktivasi ini C3b akan terlindungi dari proses penghancuran
olehfaktor H dan faktor I. Tahap akhir jalur alternatif adalah aktivasi yang terjadi setelahlingkaran
aktivasi C3. C3b yang dihasilkan dalam jumlah besar akan berikatan padapermukaan membran sel.
Komplemen C5 akan berikatan dengan C3b yang berada padapermukaan membran sel dan
selanjutnya oleh fragmen C3bBb yang aktif akan dipecahmenjadi C5a dan C5b. Reaksi selanjutnya
seperti yang terjadi pada jalur altematif (kompleksserangan membran).2. Efek Biologik Komplemen
Fungsi sistem komplemen pada pertahanan tubuh dapat dibagi dalam dua golonganbesar, 1) lisis
sel sasaran oleh kompleks serangan membran, dan 2) sifat biologik aktiffragmen yang terbentuk
selama aktivasi.a) Sitolisis Pada aktivasi sitolisis ini (kompleks serangan membran) yang berfungsi
adalah C5-C9. Mekanisme ini sangat penting bagi pertahanan tubuh melawan mikrooorganisme.
Proseslisis ini dapat melalui jalur alternatif maupun jalur klasik.b) Sifat biologik aktifOpsonisasi dan
peningkatan fungsi fagositosis Fagositosis yang diperkuat oleh proses opsonisasi C3b dan iC3b
mungkin merupakanmekanisme pertahanan utama terhadap infeksi bakteri dan jamur secara
sistemik Fagositosisini juga lebih meningkat bilamana bakteri disamping berikatan dengan
komplemen jugaberikatan dengan antibodi IgG atau IgM. Melekatnya antibodi dan fragmen
komplemen padareseptor spesifik yang terdapat pada sel fagosit tidak hanya menyebabkan
opsonisasi, tetapijuga memacu untuk terjadinya fagositosis.Anafilaksis dan kemotaksis C3a, C4a
dan C5a disebut anafilatoksin oleh karena dapat memacu sel mast dan selbasofil untuk melepaskan
mediator kimia yang dapat meningkatkan permeabilitas dankontraksi otot polos vaskular. Reseptor
C3a dan C4a terdapat pada permukaan sel mast, selbasofil, otot polos dan limfosit. Reseptor C5a
terdapat pada permukaan sel mast, basofil,netrofil, monosit, makrofag, dan sel endotelium. 17
18. Melekatnya anafilatoksin pada reseptor yang terdapat pada otot polos menyebabkan
kontraksiotot polos tersebut. Untuk mekanisme ini C5a adalah yang paling poten dan C4a adalah
yangpaling lemah. C5a juga mempunyai sifat yang tidak dimiliki oleh C3a dan C4a; oleh karena
C5ajuga mempunyai reseptor yang spesifik pada permukaan sel-sel fagosit maka C5a dapatmenarik
sel-sel fagosit tersebut bergerak ke tempat mikroorganisme, benda asing ataujaringan yang rusak;
proses ini disebut kemotaksis. Juga setelah melekat C5a dapatmerangsang metabolisme oksidatif
dari sel fagosit tersebut sehingga dapat meningkatkandaya untuk memusnahkan mikroorganisme
atau benda asing tersebutProses peradangan Kombinasi dari semua fungsi yang tersebut diatas
mengakibatkan terkumpulnya sel-sel dan serum protein yang diperlukan untuk terjadinya proses
dalam rangka memusnahkanmikroorganisme atau benda asing tersebut; proses ini disebut
peradangan.Pelarutan dan eliminasi kompleks imun Kompleks imun dalam jumlah kecil selalu
terbentuk dalam sirkulasi, dan dapatmeningkat secara dramatis bilamana terdapat peningkatan
antigen. Kompleks imun inibilamana berlebihan dapat membahayakan oleh karena dapat
mengendap pada dindingpembuluh darah, mengaktivasi komplemen dan menimbulkan kerusakan

jaringan.Pembentukan kompleks imun bilamana berlebihan, tidak hanya membutuhkan Fab


dariimunoglobulin tetapi juga interaksi dengan Fc. Oleh karena itu pengikatan komplemen padaFc
immunoglobulin suatu kompleks imun dapat membuat ikatan antigen-antibodi yang sudahterbentuk
menjadi lemah. Untuk menetralkan terbentuknya kompleks imun yang berlebihan ini,
sistemkomplemen dapat meningkatkan fungsi fagosit. Fungsi ini terutama oleh reseptor
yangterdapat pada permukaan eritrosit. Kompleks imun yang beredar mengaktifkan komplemendan
mengaktifkan fragmen C3b yang menempel pada antigen. Kompleks tersebut akanberikatan dengan
reseptor pada permukaan eritrosit. Pada waktu sirkulasi eritrosit melewatihati dan limpa, maka sel
fagosit dalam limpa dan hati (sel Kupffer) dapat membersihkankompleks imun yang terdapat pada
permukaan sel eritrosit tersebut.3. Regulasi Aktivasi komplemen dikontrol melalui tiga mekanisme
utama, yaitu 18
19. a) komponen komplemen yang sudah diaktifkan biasanya ada dalam bentuk yang tidak
stabil sehingga bila tidak berikatan dengan komplemen berikutnya akan rusak, b) adanya beberapa
inhibitor yang spesifik misalnya C1 esterase inhibitor, faktor I dan faktor H, c) pada permukaan
membran sel terdapat protein yang dapat merusak fragmen komplemen yang melekat. Regulasi jalur
klasik Regulasi jalur klasik terutama terjadi melalui 2 fase, yaitu melalui aktivitas C1 inhibitor dan
penghambatan C3 konvertase. Regulasi jalur alternatif Jalur altematif juga di regulasi pada berbagai
fase oleh beberapa protein dalam sirkulasi maupun yang terdapat pada permukaan membran.
Faktor H berkompetisi dengan faktor B dan Bb untuk berikatan dengan C3b. Juga CR1 dan DAF
dapat berikatan dengan C3b sehingga berkompetisi dengan faktor B. Dengan adanya hambatan ini
maka pembentukan C3 konvertase juga dapat dihambat. Faktor I, menghambat pembentukan
C3bBb; dalam fungsinya ini faktor I dibantu oleh kofaktor H, CR1 dan MCP. Faktor I memecah C3b
dan yang tertinggal melekat pada permukaan sel adalah inaktif C3b (iC3b), yang tidak dapat
membentuk C3 konvertase, selanjutnya iC3b dipecah menjadi C3dg dan terakhir menjadi C3d.2.8
SEL-SEL SISTEM IMUN 1. Sel-Sel Sistem Imun Nonspesifik Sel sistem imun non spesifik bereaksi
tanpa memandang apakah agen pencetus pernah atau belum pernah dijumpai. Reaksinya pun tidak
perlu diaktivasi terlebih dahulu seperti pada sistem imun spesifik. Lebih jauh lagi respon imun non
spesifik merupakan lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam. Sel-sel
yang berperan dalamnsistem imun nonspesifik adalah sel fagosit, sel nol, dan sel mediator. a) Sel
Fagosit Sel fagosit terbagi dua jenis, yaitu fagosit mononuclear dan fagosit polimorfonuklear. Fagosit
mononuclear terdiri dari sel monosit dan sel makrofag, sedangkan fagosit polimorfonuclear terdiri
dari neutrofil dan eusinofil. 19
20. Sel Monosit dan Sel Makrofag Persentase sel monosit dalam sel darah putih berkisar 5
%. Monosit bersirkulasidalam darah hanya selama beberapa jam, kemudian bermigrasi ke dalam
jaringan, danberkembang menjadi makrofaga (macrophage) besar (pemangsa besar). Makrofaga
jaringan,yang merupakan sel-sel fagositik terbesar, adalah fagosit yang sangat efektif dan
berumurpanjang. Sel-sel ini menjulurkan kaki semu (psedopodia) yang panjang yang dapat
menempelke polisakarida pada permukaan mikroba dan menelan mikroba itu, sebelum
kemudiandirusak oleh enzim-enzim di dalam lisosom makrofaga itu. Beberapa makrofaga bermigrasi
ke seluruh tubuh, sementara yang lain tetap tinggalsecara permanen dalam jaringan tertentu: dalam
paru-paru (makrofaga alveoli), hati (sel-selKupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel-sel
mikroglia), jaringan ikat (histiosit), dan padalimpa, nodus limfa, serta jaringan limfatik.
Mikroorganisme, fragmen mikroba, dan molekulasing yang memasuki darah menghadapi makrofaga

ketika mereka terjerat dalam bangunlimpa yang mirip dengan jarring, sementara yang berada dalam
cairan jaringan mengalir kedalam limfa dan disaring melalui nodus limfa. Namun, beberapa mikroba
telah mengevolusikan mekanisme untuk menghindariperusakan oleh sel fagositik. Beberapa bakteri
mempunyai kapsul bagian luar yang tidakdapat ditempeli makrofaga. Contoh bakteri tersebut adalah
Mycobacterium tuberculosis, yangbersifat resisten terhadap perusakan oleh lisosom dan bahkan
dapat bereproduksi di dalammakrofaga.Sel Neutrofil Neutrofil merupakan sel fagosit yang berasal
dari sel bakal myeloid dalam sumsumtulang. Jumlahnya sekitar 60-70% dari semua sel darah putih
(leukosit). Neutrofil adalahfagosit pertama yang tiba, diikuti oleh monosit darah, yang berkembang
menjadi makrofagabesar dan aktif. Sel-sel yang dirusak oleh mikroba yang menyerang
membebaskan sinyalkimiawi yang menarik neutrofil dari darah untuk datang. Neutrofil itu akan
memasukijaringan yang terinfeksi, lalu menelan dan merusak mikroba yang ada disana.
(Migrasimenuju sumber zat kimia yang mengundang ini disebut kemotaksis). Di dalam
neutrofilterdapat enzim lisozim dan laktoferin untuk menghancurkan bakteri atau benda asing
lainnyayang telah difagositosis. Setelah memfagositosis 5-20 bakteri, neutrofil mati
denganmelepaskan zat-zat limfokin yang mengaktifasi makrofag. Biasanya, neutrofil hanya
beradadalam sirkulasi kurang dari 48 jam karena neutrofil cenderung merusak diri sendiri
ketikamereka merusak penyerang asing. 20
21. Sel Eusinofil Sama seperti sel fagosit lainnya, sel eosinofil berasal dari sel bakal
myeloid. Ukuransel ini sedikit lebih besar daripada neutrofil dan berfungsi juga sebagai fagosit.
Eosinofilberjumlah 2-5% dari sel darah putih. Peningkatan eosinofil di sirkulasi darah
dikaitkandengan keadaan-keadaan alergi dan infeksi parasit internal (contoh, cacing darah
atauSchistosoma mansoni). Walaupun kebanyakan parasit terlalu besar untuk dapat
difagositosisoleh eosinofil atau oleh sel fagositik lain, namun eosinofil dapat melekatkan diri pada
parasitmelalui molekul permukaan khusus, dan melepaskan bahan-bahan yang dapat
membunuhbanyak parasit. Selain itu, eosinofil juga memiliki kecenderungan khusus untuk
berkumpuldalam jaringan yang memiliki reaksi alergi. Kecendrungan ini disebabkan oleh
faktorkemotaktik yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil yang menyebabkan eosinofilbermigrasi
kearah jaringan yang meradang. Sel fagosit terutama makrofag dan neutrofil;memiliki peran besar
dalam proses peradangan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut selfagosit juga berinteraksi dengan
komplemen dan sistem imun spesifik lainnya.b) Sel Nol Sel Natural Killer (Sel NK) merupakan
golongan limfosit tapi tidak mengandungpetanda seperti pada permukaan sel B dan sel T. Oleh
karena itu disebut sel nol. Sel iniberedar dalam pembuluh darah sebagai limfosit besar yang khusus,
memiliki granularspesifik yang memiliki kemampuan mengenal dan membunuh sel abnormal, seperi
sel tumordan sel yang terinfeksi oleh virus. Sel NK berperan penting dalam imunitas nonspesifik
padapatogen intraseluler. Sel jenis khusus mirip limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulangini
juga tersedia di limpa, nodus limfa, dan timus dan merupakan 10 % 20 % bagian darilimfosit
perifer. Bentuknya lebih besar dari limfosit B dan limfosit T.c) Sel Mediator Sel yang termasuk sel
mediator adalah sel basofil, sel mast, dan trombosit. Seltersebut disebut sebagai mediator
dikarenakan melepaskan berbagai mediator yang berperandalam sistem imun.Sel basofil dan sel
mast Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya dan diduga juga dapatberfungsi
sebagai fagosit. Sel basofil secara struktural dan fungsional mirip dengan sel mast, 21
22. yang tidak pernah beredar dalam darah tapi tersebar di jaringan ikat di seluruh
tubuh.Awalnya sel basofil dianggap berubah menjadi sel mast dengan bermigrasi dari

sistemsirkulasi, tapi para peneliti membuktikan bahwa basofil berasal dari sumsum tulangsedangkan
sel mast berasal dari sel prekursor yang terletak di jaringan ikat. Ada dua macamsel mast yaitu
terbanyak sel mast jaringan dan sel mast mukosa. Yang pertama ditemukan disekitar pembuluh
darah dan mengandung sejumlah heparin dan histamine. Sel mast yangkedua ditemukan di slauran
cerna dan napas. Proliferasinya dipacu IL-3 dan IL-4 danditingkatkan pada infeksi parasit. Baik sel
basofil maupun sel mast memiliki reseptor untukIgE dan karenanya dapat diaktifkan oleh alergen
spesifik yang berkaitan dengan antibodi IgE.Kemudian bila terdapat alergen spesifik berikutnya yang
bereaksi dengan antibodi, makaperlekatan keduanya menyebabkan sel mast atau basofil rupture
dan melepaskan banyaksekali histamin, bradikinin, serotonin, heparin, substansi anafilaksis yang
bereaksi lambat,dan sejumlah enzim lisosomal. Bahan-bahan inilah yang menyebabkan manifestasi
alergi.Selain itu keduanya pun dapat membentuk dan menyimpan heparin dan histamin.Trombosit
Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulangbelakang.
Trombosit berperan dalam pembatasan daerah yang meradang, dimana apabilaterpajan ke
tromboplastin jaringan di jaringan yang cedera maka fibrinogen, yang telahdiaktifkan melalui proses
berjenjang yang melibatkan pengaktifan suksesif faktor-faktorpembekuan, diubah menjadi fibrin.
Fibrin inilah yang membentuk bekuan cairaninterstitiumdi ruang-ruang di sekitar bakteri dan sel yang
rusak.2. Sel-sel Sistem Imun Spesifika) Sel TKarakteristik Sel T Sel T tidak mengeluarkan antibodi.
Sel sel ini harus berkontak langsung dengansasaran suatu proses yang dikenal sebagai immunitas
yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity, imunitas seluler). Bersifat klonal dan sangat
spesifik antigen. Di membran plasmanya, setiap Sel Tmemiliki protein-protein reseptor unik. Sel T
diaktifkan oleh antigen asing apabila antigen tersebut disajikan di permukaansuatu sel yang juga
membawa penanda identitas individu yang bersangkutan, yaitu, baik 22
23. antigen asing maupun antigen diri harus terdapat di permukaan sel sebelum sel T
dapatmengikuti keduanya. Tidak semua turunan sel T yang teraktivasi menjadi sel T efektor.
Sebagian kecil tetapdorman, berfungsi sebagai cadangan sel T pengingat yang siap merespon
secara lebih cepatdan kuat apabila antigen asing tersebut muncul kembali di sel tubuh. Selama
pematangan di timus, sel T mengenal antigen asing dalam kombinasi denganantigen jaringan
individu itu sendiri, suatu pelajaran yang diwariskan ke semua turunan sel Tberikutnya Diperlukan
waktu beberapa hari setelah pajanan antigen tertentu sebelum sel Tteraktivasi besiap untuk
melancarkan serangan imun seluler.Subpopulasi sel T Ketika sel T terpajan ke kombinasi antigen
spesifik, sel-sel dari sel klon sel Tkomplementer berproliferisai dan berdiferensiasi selama beberapa
hari, menghasilkansejumlah besar sel T teraktivasi yang melaksanakan berbagai respons imunitas
seluler.Terdapat tiga subpopulasi sel T, tergantung pada peran mereka setelah diaktifkan
olehantigen. Sel Tc (cytotocic) Sel T yang menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing,
misalnya seltubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan. Sel Th (helper)
Berperan menolong sel B dalam memproduksi antibodi, memperkuat aktivitas sel Tsitotoksik dan sel
T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag. Sel Ts (supperssor) Sel T yang
menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik danpenolong. Sebagian besar dati
milyaran Sel T diperkirakan tergolong dalam subpopulasipenolong dan penekan, yang tidak secara
langsung ikut serta dalam destruksi patogen secaraimunologik. Kedua subpopulasi tersebut disebut
sel T regulatorik, karena merekamemodulasi aktivitas sel B dan Sel T sitotoksik serta aktivitas
mereka sendiri dan aktivitasmakrofag. Sel Tdh (delayed hypersensitivity) 23

24. Merupakan sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi
lainnyaketempat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dalam fungsinya, sel Tdh
sebenarnyamenyerupai sel Th. Limfokin Dalam biakan sel limfosit T dapat ditemukan berbagai
bahan yang mempunyai efekbiologic. Bahan-bahan tersebut disebut limfokin dan dilepas sel T yang
disensitisasi.Beberapa jenis limfokin yaitu: interleukin, interferon, factor supresor, factor penolong ,
dansebagainya.b) Sel B Sel B merupakan 5-15 % dari jumlah seluruh limfosit dalam sirkulasi.
Fungsiutamanya ialah memproduksi antibodi. Sel B ditandai dengan adanya immunoglobulin
yangdibentuk didalam sel dan kemudian dilepas, tetapi sebagian menempel pada permukaan
selyang selanjutnya berfungsi sebagai reseptor antigen. Kebanyakan sel perifer mengandungIgM
dan IgD dan hanya beberapa sel yang mengandung IgG, IgA, dan IgE, padapermukaannya. Sel B
dengan IgA banyak ditemukan dalam usus. Antibody permukaantersebut dapat ditemukan dengan
teknik imunofluoresen. 24
25. BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan
virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem
kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. 25
26. Daftar Pustaka 1. Garna Baratawidjaja Karnen dan Rengganis Iris. 2009. Imunologi
Dasar edisi VIII. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Ernets,
Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 3. Staf
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi
Revisi. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara. 26

English

Vous aimerez peut-être aussi