Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Laporan Kasus
MOLA HIDATIDOSA
oleh:
Anti Mangi Mangampa
0910015061
Pembimbing:
dr. Novia Fransiska Ngo, Sp. OG
BAB 2
LAPORAN KASUS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Selasa, 14 April
2015 pukul 23.58 wita di Ruang VK Mawar RSUD AW. Sjahranie Samarinda.
Anamnesis
Identitas pasien:
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku
Alamat
Masuk Rumah Sakit
: Ny. IPA
: 23 tahun
: Islam
: SMK
: Swasta
: Jawa
: Jl. Taruna RT. 24 Loa Duri
: 14 April 2015
Identitas suami:
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
: Tn. HI
: 29 tahun
: Islam
: D3
: Swasta
2
Suku
Alamat
: Jawa
: Jl. Taruna RT. 24 Loa Duri
Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 12 jam
SMRS. Darah berwarna merah segar tidak disertai gumpalan-gumpalan, dan tidak
disertai keluarnya gelembung-gelembung berwarna putih. Keluhan disertai nyeri
perut bagian bawah. Selama sekitar 12 jam pasien menggunakan 7 pembalut.
Pasien mengalami mual tetapi tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sebelumnya pasien berobat ke bidan di dekat rumahnya kemudian bidan
menyarankan agar ke Rumah Sakit. Pasien mengaku selama hamil ini telah 4 kali
kontrol kehamilan dan melakukan pemeriksaan USG. Pada 2 kali pemeriksaan
USG terakhir, yaitu 1 hari SMRS dokter Sp. OG mengatakan bahwa pasien
mengalami hamil anggur.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal riwayat penyakit asma, jantung, tekanan darah tinggi dan
tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ditemukan riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat Haid
- Menarche usia 14 tahun
- Lama haid 3 hari
- Hari Pertama Haid Terakhir : 10-01-2015
- Taksiran Persalinan : 17-10-2015
Riwayat Perkawinan
Perkawinan pertama, kawin usia 23 tahun, lamanya pernikahan dengan suami
sekarang adalah 4 bulan.
Riwayat Obstetrik
No Tahun Tempat
Tahun Partus
Umur
Jenis
Penolong
Jenis
Keadaan Anak
Kehamilan
Persalinan
Persalinan
Kelamin
Sekarang
Anak
BB
1
2015
Hamil ini
3
Kontrasepsi
Tidak menggunakan kontrasepsi
Pemeriksaan fisik
1. BB/TB
: 69 kg, tinggi badan 163 cm
2. Keadaan Umum
: Baik
3. Kesadaran
: Komposmentis, GCS : E4V5M6
4. Tanda vital:
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 80 x/menit
Frekuensi napas
: 16 x/menit
Suhu
: 36.3 C
5. Status generalis:
Kepala
: Normochepali
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)
Telinga/hidung/tenggorokan : tidak ditemukan kelainan
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax:
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
: hepar: pembesaran (-), limpa: pembesaran (-)
6. Ekstremitas
: Atas: akral hangat
Bawah: edema tungkai (-/-), varices (-/-),
7. Status Obstetrik:
1.
Inspeksi:Perut tampak datar, linea nigra (-), hiperpigmentasi (-),
2. Palpasi
3. VT
striae (-)
: Tinggi Fundus Uteri (TFU) Setinggi pusat
: tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Laboaratorium
Jenis
Nilai Normal
Pemeriksaan
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hb
11,0-16,00 g/dL
Ht
37-54%
BT
2-5
CT
5-10
Leu
4000-10.000 L
Tr
150.000-450.000 L
Pemeriksaan Kimia Darah
GDS
60-150 mg/dl
11/4/15
14/4/15
13,2
14.200
351.000
11,9
35,4
3
8
11.400
303.000
85
70
21/4/15
Ureum
Creatinin
HbsAg
112
Hormon
Beta HCG
10-40
0,5-1,5
NR
NR
kuantitatif
(minggu)
1-3 : 5-50
4 : 5-425
5 : 20 7400
6 : 1.000 56.000
7-8 : 7.600 230.000
9 12 : 25.000
(mIU/ml)
Usia
21
0,8
NR
20,8
0,6
NR
NR
kehamilan 112.496
3.094
290.000
Pemeriksaan Urin
Bilirubin
Negatif
Eritrosit
0-1/lpb
Hemoglobin/ Negatif
+1
50-60
+4
Darah
Plano Test
Rontgen Torax
11 April 2015 (Laboratorium swasta)
Sinus, diaphragm dan cor normal
Pulmo: corakan bronchovaskuler agak ramai, terutama paracardial
Hili agak lebar
Tidak tampak cavitas, perselubungan atau pun pleural effusion.
Tidak tampak fraktur atau kelainan pada thoracis
Kesan : Bronhitis
Diagnosis kerja
G1P0A0 gravid 13-14 minggu + mola hidatidosa
Penatalaksanaan
Lapor Sp. OG, anjuran :
Rencana Kuretase
Lembar Observasi
S
14/4/15
15/4/15
Keluar darah Perdarahan
dari jalan lahir
16/4/15
17/4/15
Perdarahan Flek Keluhan tidak ada,
berkurang
mules (+)
CM,
TD
: CM,
TD
: CM,
TD
: CM, TD : 100/60
16 RR
x/menit,
20 RR
T: x/menit,
20 x/menit,
T: x/menit, T: 36,7
Sepusat
G1P0A0
gravid
Sepusat
G1P0A0
13-14 gravid
hidatidosa
hidatidosa
Pro Kuretase
hidatidosa
Pro Kuretase
Ro. Thorax
mg
Asam Mefenamat
3 x 500 mg
Pulang
Laporan Operasi
16 April 2015
- posisi litotomi
- Sediaan : 20 cc
Kerokan : jumlah sekitar 300 ml
Jaringan sekitar 100 ml
Kuretase
Terapi Post Operasi:
- Diet Halus
- Cefadroxyl 3 x 1
- Asam Mefenamat 3 x 1
- Drip Oksitosin 2 ampul s/d 8 jam
- Cek Beta HCG kuantitatif post kuretase
Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi:
17 April 2015
Makroskopis:
Diterima jaringan cokelat kehitaman rapuh 20 cc
Mikroskopis:
Sediaan jaringan terlihat sebagian besar nekrosis dengan area-area perdarahan
dengan sel-sel trophoblast nekrotik yang tersebar diffuse
Kesimpulan:
Cavum uteri, kerokan:
Sisa trophoblast
11 Mei 2015
Kesimpulan:
Cavum uteri, kerokan :
Endometrits
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di
mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan
berupa degenerasi hidropik (Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani, & Setiowulan,
2000; Hadijanto, 2009). Mola hidatidosa merupakan salah satu bagian di dalam
kategori tumor trofoblastik atau yang disebut dengan istilah penyakit trofoblastik
gestasional (Crum, Lester, & Cotran, 2007).
2.2 Epidemiologi
Mola hidatidosa terjadi pada sekitar 1 dalam 1000 kehamilan di Amerika
Serikat dan Eropa. Frekuensi mola hidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada
awal atau akhir usia subur relatif lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada
wanita berusia lebih dari 45 tahun, dengan frekuensi lesi relative lebih dari 10 kali
2.3 Etiologi
Mola terjadi akibat dari kelainan pembuahan, pada mola komplet, sebuah
telur kosong dibuahi oleh dua spermatozoa (atau satu sperma diploid),
menghasilkan kariotip diploid, sedangkan pada mola parsial sebuah telur normal
dibuahi oleh dua spermatozoa (atau satu spermatozoa diploid) sehingga terbentuk
kariotipe triploid (Crum, Lester, & Cotran, 2007). Kondisi yang menyebabkan
terjadinya mola hidatidosa ini dapat dilakukan dengan analisis DNA (Ngan &
dkk, 2012).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya mola hidatidosaantara
lain (Fitriani, 2009):
Faktor ovum: ovum sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluar-kan.
Umur di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun.
Imunoselektif dari trofoblas.
Keadaan sosioekonomi yang rendah dan defisiensi gizi; mola hidatidosa
banyak ditemukan pada mereka dengan status ekonomi yang rendah
1.
2.
3.
4.
5.
Pengelolaan mola hidatidosa dapat terdiri dari 4 tahap berikut ini (Hadijanto,
2009):
a. Perbaikan Keadaan Umum
Pemberian transfuse darah untuk memperbaiki syok atau anemia dan
menghilangkan atau mengurangi penyulit seperti preeclampsia atau
tirotoksikosis (Ngan & dkk, 2012).
b. Pengeluaran jaringan mola
Ada dua cara yaitu (Ngana & dkk, 2012) (Hadijanto, 2009):
Vakum kuretase
Setelah keadaan umum diperbaiki dilakukan vakum kuretase tanpa
pembiusan.
Untuk
memperbaiki
kontraksi
diberikan
pula
Histerektomi
Tindakan ini dilakukan pada perempuan yang telah cukup umur
dan cukup mempunyai anak. Alasan untuk melakukan histerektomi
ialah karena umur tua dan paritas tinggi merupakan factor
predisposisi untuk terjadinya keganasan. Batasan yang dipakai
adalah umur 35 tahun dengan anak hidup 3. Tidak jarang bahwa
pada
sediaan
histerektomi
bila
dilakukan
pemeriksaan
10
Tujuan utama tindak lanjut adalah deteksi dini setiap perubahan yang
mengisyaratkan keganasan. Metode umum tindak lanjut adalah sebagai
berikut :
Cegah kehamilan selama masa tindak lanjut, yaitu sekurang
kurangnya 1 tahun
Ukur kadar hCG setiap 2 minggu. Walau pun sebagian
menganjurkan pemeriksaan setiap minggu, belum terbukti adanya
tahun.
Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya kemungkinan keganasan setelah
mola hidatidosa. Kadar gonadotropin korionik harus turun secara progresif
sampai kadar yang tidak terdeteksi, karena di luar itu berarti trofoblas
menetap. Peningkatan mengisyaratkan proliferasi yang kemungkinan besar
ganas kecuali apabila wanita yang bersangkutan kembali hamil. Tes hCG
harus mencapai nilai normal 8 minggu setelah evakuasi. Lama
pengawawan berkisar satu tahun. Untuk tidak mengacaukan pemeriksaan
selama periode ini pasien dianjurkan untuk tidak hamil dulu dengan
menggunakan kondom, difragma, atau pantang berkala (Hadijanto, 2009).
Kadar -hCG sebelum dan setelah kuret (Fitriani, 2009
BAB 4
PEMBAHASAN
11
Anamnesis
Teori
Epidemiologi & Faktor Risiko:
Fakta
Epidmeiologi & Faktor Risiko:
kehamilan 12 hingga 14
Primipara
Paritas tinggi.
Sosioekonomi cukup
mola
sebelumnya
Gejala :
Gejala:
Amenore
Amenore
Pemeriksaan
Teori
Fakta
Fisik:
Fisik:
TFU sepusat
kehamilan
TD : 130/80 mmHg
Hipertensi
DJJ (-)
Tirotoksikosis (-)
Tirotoksikosis
12
Penunjang :
Penunjang:
USG :
USG:
pattern)
hamil anggur.
Rontgen Thoraks
Kesan : Bronhitis
Makroskopis:
Diterima jaringan cokelat kehitaman
Macros:
Gelembung-gelembung putih, tembus
pandang, berisi cairan jernih, dengan
rapuh 20 cc
Mikroskopis:
Sediaan jaringan terlihat sebagian besar
Micros :
Kesimpulan:
Cavum uteri, kerokan:
Sisa trophoblast
Penatalaksanaan
Teori
Perbaikan kondisi umum
Fakta
Perbaikan kondisi umum
Kuret
Kuret
13
Sitostatik
Histerektomi
kuretase
BAB5
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Pasien Ny. IP, perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan
perdarahan dari jalan lahir yang dialami 1 hari SMRS. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan TFU setinggi pusat yang berbeda dengan usia kehamilan pada saat ini.
Dari riwayat pemeriksaan USG pasien ditemukan gambaran hamil anggur.
Ditemukan peningkatan kadar hormon -hCG yang masih dalam batas kisaran
peningkatannya menurut usia kehamilan. Pemeriksaan patologi ditemukan adanya
sisa trofoblas. Pasien kemudian di diagnose sebagai G1P0A0 gravid 13-14
minggu dengan mola hidatidosa. Pasien di rawat di rumah sakit, dilakukan
perbaikan kondisi umum, kuret, dan pemeriksaan kadar hormon -hCG post
kuretase. Evaluasi kadar -hCG post kuretase ditemukan penurunan yang
progresif dibandingkan dengan kadarnya pada pemeriksaan pertama. Secara
umum, penegakan diagnosis dan alur penatalaksanaan pada pasien Ny. IP telah
sesuai dengan literature yang ada.
14
2.2 Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan atas penyusunan
tutorial klinik ini. Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran dari
rekan-rekan sekalian demi bertambahnya khasanah ilmu pengetahuan kita
bersama.
15