Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di tempat yang tidak
dikehendaki atau tumbuhan yang kegunaannya belum diketahui oleh manusia.
Dengan definisi tersebut, maka setiap tumbuhan yang dibudidayakan oleh
manusia tidak termasuk gulma. Gulma umumnya menjadi pengganggu
tanaman budidaya sehingga pertumbuhannya terhambat
Dalam upaya pengendalian gulma, perlu dilakukan dengan cara yang
benar dan tepat. Oleh karena itu, maka analisis vegetasi sangat diperlukan
dalam budidaya tanaman. Dengan adanya analisis vegetasi, maka akan
diketahui jenis gulma yang tumbuh dan seberapa besar populasi serta
penyebarannya, sehingga memberikan gambaran tentang cara pengendalian
gulma yang efektif.
2. Manfaat
a. Mengetahui arti penting analisis vegetasi
b. Mengetahui metode analisis vegetasi
c. Mengetahui cara melakukan analisis vegetasi
d. Mampu melakukan analisis vegetasi
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Analisis vegetasi adalah suatu analisis dalam ekologi tumbuhan yang
dilakukan untuk mengetahui berbagai jenis vegetasi dalam suatu komunitas
atau populasi tumbuhan dalam suatu lahan. Analisis vegetasi dapat digunakan
untuk evaluasi pengendalian gulma, sehingga dapat ditentukan teknik yang
efektif dan efisien dalam pengendalian gulma pada tanaman budidaya.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui vegetasi gulma yang ada secara detail dari macam
b.
c.
d.
e.
3. Metode
a. Estimasi visual
Pendugaan di lapangan dilakukan dengan melihat dan mengamati saja.
Estimasi visual biasanya dilakukan dalam survey daerah yang luas tetapi
waktu yang tersedia tidak cukup banyak. Perlu diperhatikan bahwa metode
ini hanya dilakukan oleh orang yang berpengalaman
Setelah petak contoh dan luasnya ditentukan, pengamatan dilakukan
pada titik tertentu yang letaknya selalu tetap. Misalnya selalu di tengah atau
di satu sudut yang tetap pada petak contoh. Kelemahan metode ini adalah
terdapat kecenderungan untuk menaksir lebih sedikit terhadap jenis gulma
yang kurang menarik perhatian. Selain itu, estimasi visual juga sulit untuk
mewakili keadaan populasi yang sesungguhnya, dan ketepatan penyebaran
masing-masing komponen tidak terjamin
b. Metode kuadrat
Karena ukuran petaknya dalam satuan kuadrat (persegi, persegi
panjang, atau lingkaran), maka disebut metode kuadrat. Untuk vegetasi
rendah, bentuk lingkaran memiliki keuntungan karena ukurannya dapat
diperluas dengan mudah dan cepat dengan menggunakan seutas tali yang
dikaitkan pada titik pusat petak. Untuk vegetasi herba rendah, bentuk
persegi panjang lebih efisien daripada bentuk persegi. Besaran yang
diperoleh adalah kerapatan, frekuensi, dan dominansi
c. Metode garis atau rintisan
Digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah.
Memiliki keunggulan dapat dilakukan dengan cepat dan teliti. Dilakukan
dengan pita meteran panjang 15- 25 meter, yang disebut garis rintisan. Jika
pita meteran diletakkan di atas vegetasi yang diukur, maka panjang
kelompok masing-masing vegetasi dapat diukur. Tumbuhan yang diukur
hanya yang dilewati atau terletak di bawah rintisan. Besaran yang diperoleh
adalah kerapatan, frekuensi, dan dominansi.
d. Metode titik
Merupakan metode kuadrat yang diperkecil menjadi titik. Metode ini
untuk semak rendah dan menjalar. Metode titik efektif untuk sampling
vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman yang tidak jelas batas
yang satu dengan yang lainnya. Ujung titik memungkinkan menunjuk secara
tepat setiap individu, meskipun dalam suatu populasi yang sangat rapat.
Dilakukan dengan rak panjang 70 cm dan tiap 5-10 cm ada jarumnya.
Besaran yang diperoleh hanya 2, yaitu frekuensi dan dominansi
4. Data yang diperoleh
a. Data Kualitatif:
Data diperoleh dengan pengamatan di lapangan tanpa petak contoh
yang menunjukan penyebaran jenis gulma tertentu. Yang diamati adalah:
1) Daur hidup
Dibedakan menjadi gulma semusim, dwimusim, dan menahun
2) Sosiabilitas
Menyatakan hubungan antar jenis gulma dan menunjukan cara
penyebaran
atau
berkelompok
dalam
komunitas.
Misal:
hidup
Kerapatan mutlak
X 100%
b. Dominansi mutlak : Jumlah nilai biomassa atau volume dari jenis itu.
Dominansi nisbi =
X 100%
f. Koefisien komunitas :
Untuk membandingkan komunitas 2 lokasi
Untuk menyakinkan sebelum perlakuan keadaan vegetasi sama
Untuk menilai keadaan vegetasi setelah perlakuan tertentu.
Rumus:
C = 2w x 100 %
a+b
w : Jumlah SDR terkecil pasangan jenis gulma dari dua komunitas gulma
yang dibandingkan.
a : Jumlah semua SDR jenis gulma pada lokasi a
b : Jumlah semua SDR jenis gulma pada lokasi b
Bila koefisien komunitas (c) lebih dari 75%, maka komunitas di dua
lokasi cukup seragam
III.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gulma merupakan tumbuhan yang dapat mengganggu dan menghambat
pertumbuhan tanaman budidaya. Karena sifat tersebut, maka diperlukan upayaupaya untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh gulma. Dalam
perencanaan pengendalian gulma, perlu diketahui keadaan gulma yang ada di
suatu pertanaman, meliputi jenis, populasi, dan penyebarannya
Untuk mengetahui keadaan tersebut, maka sebelum
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Kastanja, Ariance Y. 2011. Identifikasi Jenis Dan Dominansi Gulma Pada
Pertanaman Padi Gogo. Jurnal Agroforestri Volume VI, Nomor 1, Maret
2011
Nanang. 2014. Analisis Vegetasi. http://nanang14045.student.umm.ac.id/analisisvegetasi. Diakses pada tanggal 15 September 2016
Supeksa, Ketut., dkk. 2012. Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot
Yang Dibuat Dalam Bentuk Lingkaran Di Kebun Raya Eka Karya Bali.
Tabanan: Institute Teacher Training and Education Saraswati Tabanan
Yardha dan Araz Meilin. 2010. Efektivitas Aplikasi Beberapa Herbisida Sistemik
Terhadap Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat. Jambi: BPTP