Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PADA ANAK
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
1. BAYI B. KUSTINA
2. CLARA MAYASARI
3. DEDE MUHLIS
4. DHARMA ABDI R. M
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN TB PARU PADA ANAK.
Dalam menyusun makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu memberikan pengarahan, masukan serta dukungan kepada
penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Ibu Ratna Ningsih, SKp, M. Kes, selaku dosen MA keperawatan Anak
Harapan penulis semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan, penulis menyadari sepenuhnya makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, terutama profesi perawat sebagai sumbangan
pikiran dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI
..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..............................................................
B. Tujuan Penulisan
..............................................................
C. Ruang Lingkup.
..............................................................
D. Metode Penulisan
..............................................................
E. Sistematika Penulisan
..............................................................
2.
Pengertian ............................................................................
3.
Etiologi ................................................................................
4.
Patofisiologi .........................................................................
5.
6.
Komplikasi ..........................................................................
7.
8.
Penatalaksanaan ...................................................................
Pengkajian ...........................................................................
2.
3.
Perencanaan..........................................................................
4.
Implementasi........................................................................
5.
Evaluasi ...............................................................................
6.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tuberkulosis
adalah penyakit
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memahami asuhan keperawatan dengan TB paru pada anak dengan
menggunakan proses keperawatan
2. Tujuan khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Menjelaskan
proses
keperawatan:
pengkajian,
diagnose
keperawatan,
Makalah ini menggunakan metode penulisan dengan studi literatur yang bersumber dari
text book dan browsing internet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yang tersusun berdasarkan
sistematika sebagai berikut:
BAB I
BAB II
Tinjauan teoritis yang terdiri dari Konsep Dasar : Definisi TB pada anak,
Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan, Penyebab TB pada anak,
Patofisiologi, Tanda dan Gejala, Pemeriksaan Diagnostik, Penatalaksanaan
Medis, Komplikasi. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TB pada
anak.
BAB III
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis, yaitu suatu bakteri tahan asam.
2. Anatomi fisiologi
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Dilapisi oleh
pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan
surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus
superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior
dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh
limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai
permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
Proses fisiologi pernafasan dimana 02 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan
jaringan, dan C02 dikeluarkan keudara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium.
Stadium pertama adalah ventilasi yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar
paru-paru. Karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat
kerja mekanik dari otot-otot. Stadium kedua, transportasi yang terdiri dan beberapa aspek
yaitu : (1) Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksternal) dan antara
darah sistemik dan sel.-sel jaringan (2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan
penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus. (3) Reaksi kimia dan fisik dari
02 dan C02 dengan darah respimi atau respirasi interna merupakan stadium akhir dari
respirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk mendapatkan energi, dan C02
terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru (4)
Transportasi, yaitu. tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 urn). Kekuatan
mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase
gas. (5) Perfusi, yaitu pemindahan gas secara efektif antara. alveolus dan kapiler paru-
paru membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi (aliran
darah) dalam kapiler dengan perkataan lain ventilasi dan perfusi. dari unit pulmonary
harus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi
dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru.
Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:
(1) Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer kedarah
vena dan mengeluarkan gas carbondioksida dari alveoli keudara atmosfer.
(2) menyaring bahan beracun dari sirkulasi
(3) reservoir darah
(4) fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas
3. Etiologi
a. Mycobacterium tuberculosa
b. Mycobacterium bovis
c. Factor-faktor yang menyebabkan
seseorang
terinfeksi
oleh
mycobacterium
tuberculosis:
1) Herediter: resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan diturunkan secara
genetic
2) Jenis kelamin: pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka kematian dan
kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan
3) Usia: pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi
4) Pada masa puber dan remaja dimana terjadi masa pertumbuhan yang cepat,
kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat
5) Keadaan stress: situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi,
stress emosional, kelelahan yang kronik)
6) Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan
memudahkan untuk penyebarluasan infeksi
7) Anak yang mendapatkan terapi kortikosteroid keungkinan terinfeksi lebih mudah
8) Nutrisi: status nutrisi yang kurang
9) Infeksi berulang: HIV, measles, pertusis
10) Tidak mematuhi aturan pengobatan
4. Patofisiologi
a. Masuknya kuman tuberculosis ke dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit.
Infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberculosis serta daya tahan
tubuh manusia.
b. Segera setelah menghirup basil tuberculosis hidup ke dalam paru-paru, maka terjadi
eksudasi dan konsolidasi yang terbatas disebut focus primer. Basil tuberculosis akan
ginjal
otak
f. Diare persisten
6. Komplikasi
a. Meningitis
b. Spondilitis
c. Pleuritis
d. Bronkopneumoni
e. Atelektasis
7. Pemeriksaan Diagnostic
a. Pemeriksaan fisik
b. Riwayat penyakit: riwayat kontak dengan individu yang terinfeksi penyakit
c. Reaksi terhadap tes tuberculin: reaksi tes positif (diameter = 5 mm) menunjukkan
adanya infeksi primer
d. Radiologi: terdapat kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran, pembesaran
kelenjar paratrakeal, penyebaran milier, penyebaran bronkogen, atelektasis, pleuritis
dengan efusi, cairan asites
e. Kultur sputum: kultur bilasan lambung atau sputum, cairan pleura, urin, cairan
serebrospinal, cairan nodus limfe ditemukan basil tuberculosis.
f. Patologi anatomi: dilakukan pada kelenjar getah bening, hepar pleura, peritoneum,
kulit ditemukan tuberkel dan basil tahan asam
g. Uji BCG: reaksi positif jika setelah mendapat suntikan BCG langsung terdapat reaksi
local yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan
h. Infeksi TB: hanya diperlihatkan oleh skin tes tuberculin positif
i. Penyakit TB: gambar radiologi positif, kultur sputum positif dan adanya gejala-gejala
penyakit.
8. Penatalaksanaan
a. Nutrisi adekuat
b. Kemoterapi: pemberian terapi pada tuberculosis didasarkan pada 3 karakteristik basil,
yaitu basil yang berkembang cepat di tempat yang kaya akan oksigen, basil yang
hidup dalam lingkungan yang kurang oksigen berkembang lambat dan dorman hingga
beberapa tahun, basil yang mengalami mutasi sehingga resisten terhadap obat.
Isonized (INH) bekerja sebagai bakterisidal terhadap basil yang tumbuh aktif,
diberikan selama 18-24 bulan, dosis 10-20 mg/kgbb/hari melalui oral. Selanjutnya
kombinasi antara INH, rimfapizin, dan pyrazinamid (PZA) diberikan selama 6 bulan.
Selama dua bulan pertama obat diberikan setiap hari, selanjutnya obat diberikan dua
kali dalam satu minggu. Obat tambahan antara lain streptomycin (diberikan
intramuscular) dan enthambutol. Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan
4. Implementasi
a. Mencegah perluasan infeksi tidak terjadi
1) Tempatkan anak pada ruang khusus
2) Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit pada anak dengan TB aktif
3) Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak
4) Melakukan uji tuberculin dan memberikan penilaian hasil uji tersebut, mengambil
bahan untuk pemeriksaan bakteri (analisa bilasan lambung pada anak yang masih
sangat muda)
5) Berikan antituberkulosis sesuai order
b. Meningkatkan pertukaran gas yang adekuat
1) Memonitor tanda-tanda vital
2) Mengobservasi adanya sianosis pada mulut
3) Mengjkaji irama, kedalaman, dan ekspansi pernafasan
4) Melakukan auskultasi suara nafas dan mendokumentasikan adanya suara
abnormal (ronki, wheezing)
5) Mengajarkan cara bernafas efektif
6) Memberikan oksigen sesuai indikasi
7) Memonitoring hasil analisa gas darah
c. Dan d. meningkatkan pola nafas yang efektif dan kepatenan jalan nafas
1) Mengkaji ulang status pernafasan (irama, kedalaman, suara nafas, penggunaan
otot bantu pernafasan, bernafas melalui mulut)
2) Mengkaji ulang tanda-tanda vital (denyut nadi; irama dan frekuensi)\
3) Memberikan posisi tidur semi fowler/ fowler
4) Membantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
dengan
kemampuannya
5) Menganjurkan anak untuk banyak minum
6) Memberikan oksigen sesuai indikasi
7) Memberikan obat-obat yang dapat meningkatkan efektifnya jalan nafas (seperti
bronkodilator, antikoligernik, dan anti peradangan)
e. Memenuhi kebutuhan nutrisi
1) Kaji ketidakmampuan anak untuk makan
2) Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan
untuk memperbaiki
f. Membantu memenuhi kebutuhan aktivitas
perkembangan
5. Evaluasi
a. Mencegah perluasan infeksi tidak terjadi
b. Meningkatkan pertukaran gas yang adekuat
c. Dan d. meningkatkan pola nafas yang efektif dan kepatenan jalan nafas
e. Memenuhi kebutuhan nutrisi
f. Membantu memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas
perkembangan
6. Discarge Planning
a. Memberi penyuluhan tatacara memberi obat
b. Memberi penyuluhan agar meminum obat secara teratur dan samapi jangka waktu
yang telah ditentukan
c. Batasi aktifitas
d. Menganjurkan memakan makanan yang bergizi
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA