Vous êtes sur la page 1sur 2

ADVOKASI

Kata advokasi mungkin bagi orang awam identik dengan ranah hukum. Di
mana sesungguhnya mengkaji, negosiasi, konsolidasi, ataupun aksi (demo) adalah
contoh tindakan advokasi.
Advokasi itu sendiri memiliki arti upaya perbaikan untuk merubah suatu
kebijakan publik berdasarkan kepentingan atau kebutuhan. Tujuannya di sini adalah
untuk menyelesaikan masalah dan mengupayakan perbaikan dalam hal perubahan
sosial. Dan mengapa advokasi ini dibilang penting, karena advokasi itu sendiri tidak
hanya berada pada lingkup hukum, akan tetapi semua aspek kehidupan. Sehingga
boleh dibilang bukan advokasi yang membutuhkan kita, tetapi kitalah yang
membutuhkan advokasi.
Sesuai dengan pengertian dari advokasi sendiri, hal yang mendasari adanya
advokasi adalah keinginan atau kebutuhan. Akan tetapi, akan lebih baik ketika
kepentingan atau kebutuhan itu merupakan kepentingan bersama, bukan dari
kepentingan individu. Sehingga ketika kita melakukan advokasi, kita tahu untuk siapa
kita melakukan advokasi itu, dan orang-orang yang diperjuangkanpun harus tahu.
Bukankah akan menjadi hal yang rancu ketika kita memperjuangkan hak-hak orang
lain, sedangkan orang-orang yang diperjuangkan tidak mengetahuinya? Namun,
sebelum melakukan advokasi tersebut, kita harus tahu siapa kita, apa kepentingan
kita, dan mengapa kita harus melakukan advokasi.
Nah, akhir dari suatu advokasi adalah aksi. Aksi itu sendiri bermacammacam, seperti audiensi, konsolidasi, negosiasi, demo, dan masih banyak lainnya.
Lalu seperti apakah aksi yang baik itu? Aksi yang baik adalah aksi yang mempunyai
dasar atau fondasi yang berasal dari hasil kajian. Sehingga kita melakukan aksi itu
tidak hanya asal menuntut, tetapi harus ada data yang akurat yang sebelumnya telah
digodog secara matang.
Ketika ada aksi yang baik, tentunya ada pula kajian yang baik. Kajian yang
baik itu dengan memilih issue yang hendak diangkat. Issue yang dimaksud di sini

adalah issue terbaru atau hangat yang sekiranya penting untuk dikaji. Kemudian issue
tersebut dianalisis sesuai dengan 5W1H atau bisa juga dibuat SWOT beserta
solusinya. Disaat hasil kajian sudah matang dan sebelum melakukan aksi, sebaiknya
melakukan perencanaan gerak terlebih dahulu. Atas bekal yang matang tadi, kita bisa
melakukan aksi.
Setelah aksi, tentu saja masih ada PR, yaitu berupa pengawalan atas
advokasi yang telah dilakukan. Pengawalan ini berupa evaluasi dan follow up.
Evaluasi dan follow up ini penting, karena dengan evaluasi dan follow up tersebut
kita dapat benar-benar mengetahui apakah goal dari advokasi yang telah dilakukan
terpenuhi.

NB : Mbak dan Mas, minta tolong dikoreksi. Makasih.

Vous aimerez peut-être aussi