Mengatakan Pro tentang Bolehkan Anak Di Ajarkan Membaca Sebelum SD.
Mungkin Anda memang bisa mengajari bayi untuk membaca. Dan ada sebagian pakar yang percaya bahwa periode bayi merupakan periode ideal untuk mulai belajar membaca. Bayi itu cerdas secara linguistik. Cara terbaik mengungkapkan kecintaan Anda kepada bayi adalah menstimulasi dia membaca, kata Janet Doman, yang mengelola Institutes for the Achievement of Human Potential, organisasi riset nonprofit di Wyndmoor, Pennsylvania. (Institut tersebut didirikan oleh ayah Doman, Glenn, penulis buku How to Teach Your Baby to Read pada 1964 yang sudah diterjemahkan ke dalam 23 bahasa.) Dengan membayar $1.200, Anda bisa mengikuti kursus Cara Menggandakan Kecerdasan Bayi, yang menerapkan pendekatan paling agresif untuk mengajari anak membaca: Mulai sejak bayi. Doman bisa menceritakan banyak kisah sukses, misalnya batita yang sanggup melafalkan kata Mommy yang ditulis besar-besar dengan tinta merah di selembar kertas. Atau anak usia 6 tahun yang menjadikan Shogunbuku setebal 1.200 halamansebagai buku favorit. Belajar membaca sama alaminya dengan mendengar, kata Doman. Dia mengatakan, tidak masuk akal jika otak bayi diberikan stimulasi auditori (Dengarkan kata pisang) dan stimulasi oral (Coba rasakan pisang) tapi tidak distimulasi secara visual (Lihat kata pisang). Seolah bola mata diperlakukan begitu suci, kata dia. Jangan menstimulasi mata hingga anak berusia 6 tahun. Biarkan sang guru yang melakukan itu." Metode Doman banyak ditiru orang. Banyak pihak menciptakan program belajar membaca untuk bayi dan batita. Namun tidak semua orang setuju dengan teknik ini. Jika Anda memulai terlalu dini, banyak anak yang bisa menguasai apa yang Anda ajarkan tapi mereka tidak bisa mengembangkan kecintaan membaca dan enggan belajar membaca mandiri, kata Lilian Katz, PhD, profesor emerita bidang pendidikan anak usia dini di University of Illinois, UrbanaChampaign. Anak mungkin menguasai keahlian membaca tetapi tidak menggunakan keahlian itu secara alami. Hal tersebut bisa merusak keinginan anak untuk membaca." Kemungkinan terburuk, jika anak tidak segera bisa membaca setelah diajari, dia mungkin merasa tidak kompeten. Ketika anak merasa dia tidak mampu, saat dia menganggap dirinya bodoh, dia menjadi malas berusaha, tambah Dr. Katz. http://menghasilkananaksehatcerdas.blogspot.com/2009/07/menarik-minat-baca-pada-anaksejak-dini.html