Vous êtes sur la page 1sur 5

c.

Metode Analisis Tugas


Pendekatan Analisis Tugas (task analysis) merupakan pendekatan yang banyak dipakai
untuk menentuka isi kurikulum sekolah kejuruan, terutama di negara-negara yang sudah maju
(Sukamto, 1988). Hal itu didorong oleh banyaknya penelitian, buku tantang analisis tugas ,
bahkan di Amerika sudah dihasilkan Dictionary of Occupation (DoO). Dari sumber-sumber
tersebut selanjutnya dibuat kajian secara sistematis aspek-aspek perilaku dari persyaratan kerja
tertentu yang dijabarkan langsung dari deskripsi pekerjaan dan deskripsi tugas.
Pendekatan ini dilakukan dengan memerinci satu bidang bidang keahlian atau pekerjaan
kedalam kewajiban-kewajiban (duties), tugas-tugas (task), kegiatan-kegiatan, operasi-operasi,
dan tahapan tahapan sebagaimana diilustrasikan dalam gambar berikut.
Pekerjaan

Job

Kewajiban 1

Kewajiban 2

Kewajiban 3

Kewajiban 4

Duties

Tugas 1

Tugas 2

Tugas 3

Tugas 4

Tasks

Kegiatan 1
(Activities)

Operasi 1
(Operation)

Operasi 2
Kegiatan 2

Langkah 1
(Steps)

Operasi 3

Gambar 6.1: Hirarkhi Analisis Pekerjaan untuk Analisis Tugas.


Langkah 2
Kegiatan 4

Operasi 4 langkah-langkah menurut Finch and


Dalam melakukan analisis tugas perlu diperhatikan
Langkah 3

Crunkilton (1999, 148-152) sebagai berikut.


dst.
dst.
1) Melakukan kajian literature dan informasi yang relevan
2) Mengembangkan inventori pekerjaan atau jabatan
3) Memilih model pekerja yang berkinerja baik sebagai sumber data
4) Melaksanakan survey analisis tugas di lapangan
5) Menganalisis hasil survei untuk dijabarkan menjadi kurikulum dan kegiatan belajar di
sekolah.
Dalam konteks desain kurikulum secara makro maka perlu dijelaskan secara rinci adalah
langkah ke empat dan ke lima.
(1) Pelaksanaan Survei Analisis Tugas.
Langkah 4
dst.

Pertama yang perlu dilakukan dalam ananlisis tugas adalah memilih jabatan di lapangan
yang akan dikaji. Jabatan yang dipilih harus dengan kriteia masih ada di tempat kerja/lapangan
ketika kurikulum yang dihasilkan dari analisis tugas ini dirampungkan, diajarkan, dan
menghasilkan lulusan yang siap bekerja mengisi jabatan tersebut dan jabatan tersebut masih
ada/tersedia bahkan sampai beberapa tahun kedepan.Jangan terjadi lulusan dihasilkan jabatan itu
sudah tidak tersedia sehingga usaha analisis tugas dan kurikulum yang dihasilkan menjadi siasia.Hal ini tentu harus diantisipasi, pertama terhadap kebutuhan di lapangan untuk jabatan yang
disurvai masih prospektif.Kedua, kelancaran penempatan lulusan di tingkat nasional, regional,
dan lokal.Ketiga, biaya investasi awal program dan keberlanjutannya. Untuk mengantisipasi
akibat yang tidak diharapkan maka perlu dilakukan survey dengan menggunakan Matrik Analisis
Penentuan Prioritas Pengembangan (MAPPP). Berikut contoh tabel MAPPP untuk 10 jenis
Jabatan (Sukanto, 1988, 103).
Tabel 6.1: Instrumen Matrik Analisis Penentuan Prioritas Pengembangan (MAPPP)
Jenis Jabatan/Pekerjaan
1
2
3
4
5
6

Keb.
Lap.

Prospek
PKK penempt
n
5
4
4
3
4
2
3
2
5
3
3
3

5
2
3
3
3
3

Biaya
implementas
i
5
3
4
3
4
4

4
4
5
3

Biaya
investasi

Sekretaris
5
Kapster salon
3
Pemrogram
4
Analis kinia
5
Operator komputer
5
Teknisi alat berat
4
Teknisi mesin
7
5
5
4
industri
8 Teknik listrik
5
4
5
9 Operator diesel
4
4
4
10 Asisten apoteker
4
4
5
Catatan:
PKK : pertumbuhan kesempatan kerja
Skor 5 : sangat layak dikembangkan
Skor 1 : sangat tidak layau dikembangkan

Kelayakan masing-masing faktor ada kriteria tersendiri.

Skor
total

Ranking

24
15
17
16
20
17

1
8
6,5
7
3,5
6,5

23

4
3
2

22
20
18

3
3,5
5

Dari tabel martrik hasil survey di atas jabatan/pekerjaan sekretaris, operator computer,
teknisi listrik, dan teknisi mesin industri menduduki ranking yang tinggi disbanding dengan
jabatan lain yang disurvey, oleh karena itu jabatan-jabatan ini perlu ditindak lanjuti dengan
analisis tugas untuk dirumuskan isi kurikulum pendidikan atau latihannya. Selanjutnya isi
kurikulum dari pendidikan dan latihan untuk jabatan/pekerjaan yang akan dikembangkan ini juga
memerlukan pendataan, yaitu tentang materi atau matapelajaran atau matadiklat apa yang akan
diajarkan dan berapa jam alokasi dari masing-masing matapelajaran/matadiklat tersebut. Untuk
ini masih perlu dilakukan survey lagi, yaitu survey inventarisasi tugas (task inventory).
Dalam survey responden tentunya harus dipilih yang mahir dalam menjalankan
jabatan/pekerjaannya. Kepada responden akan ditanyakan dua aspek tentang frekuensi dan
tingkat

urgensinya

dari

rincian

tugas

yang

mereka

lakukan

dalam

melaksanakan

jabatan/pekerjaannya. Sebagai catatan disini tidak dilakukan analisis kewajiban (duty) karena
terminology ini hanya merupakan penggolongan beberapa tugas saja yang tidak mempunyai
hierarki fungsional dalam kaitannya dengan penyusunan pengalaman belajar.Berikut adalah
contoh instrumen inventarisasi tugas (task inventory) dari pekerjaan Pengatur Rawat Gigi.

Tabel 6.2: Instrumen Inventarisasi Tugas (Task Inventory) dengan jumlah responden 65 orang
No.

Rincian Tugas

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mensterilkan alat
Menyimpan alat
Melakukan sterilisasi kimia
Menyiapkan alat bedah
Menstrerilkan ruang operasi
Menyiapkan bahandan gigi palsu
Menyiapkan amalgam restorasi
Mencampur silikatrestorasi
Menambal gigi sementara
Mengelola kartu pasien

Keterangan:

Frekuensi Pelaksanaan

Urgensi
Pelaksanaan

0
3
4
0
2
0
1
3
6
12
7

0
5
6
3
5
0
3
4
8
21
20

1
3
4
4
6
2
1
1
7
10
10

2
3
6
9
8
4
8
2
8
8
9

3
56
51
52
49
59
55
59
44
30
39

1
0
0
1
4
2
1
1
1
8
18

2
6
5
4
10
7
7
6
6
12
7

3
54
54
57
46
56
54
54
45
34
20

Total
nilai
3

Prioritas

110
105
109
95
115
109
113
89
64
59

5
4
3
6
1
3
2
7
8
9

Frekuensi Pelaksanaan

Urgensi Pelaksanaan

0 = tidak pernah mengerjakan

0 = sama sekali tidak penting

1 = jarang mengerjakan
2 = sering mengerjakan
3 = selalu mengerjakan

1 = sedikit penting
2 = penting
3 = sangat penting

Perhitungan nilai total pada tabel di atas dilakukan secara global, yaitu hanya
menjumlahkan nilai frekuensi maksimal (3) dan nilai urgensi maksimal (3). Nilai total dapat
dihitung lebih teliti dengan menggunakan dengan cara menghitung indeks komulatif frekuensi
IKF) dan indeks komulatif urgensi (IKU). Sebagai contoh untuk I KF-1 = 3(0) + 3(1) + 3(2) +
56(3) = 177 dan IPU-1 = 5(0) + 0(1) +6(2) + 54(3) = 174 sehingga Total Nilai untuk rincian
tugas 1 (mensterilkan alat) = 177 + 174 = 351. Demikian seterusnya dihitung IPF, IPU dan Total
Nilainya untuk masing rincian tugas, selanjutnya diranking atas dasar Total Nilai yang diperoleh
untuk

setiap

rincian

tugas.

Dari

perankingan

tersebut

dapat

dirumuskan

mana

pelajaran/matadiklat yang harus memperoleh alokasi jam lebih banyak dan mana yang dapat
dikurangi jamnya, bahkan dari tabel inventori ini dapat diketahui mana matapelajaran/matadiklat
yang tidak perlu diajarkan atau dihilangkan dari suatu pendidikan/diklat.
Setelah kita memperoleh dafter matapelajaran/diklat dengan alokasi jam untuk suatu
kurikulum, kita masih perlu mencermati bahwa masing-masing jenis rincian tugas yang satu dan
lainnya dapat berbeda ditinjau dari aspek ketrampilan teknis dan aspek ketrampilan
manipulative. Menurut Larson dalam Sukamto (1988, 106) membagi ketrampilan/skill kedalam
ketrampilan teknis dan ketrampilan manipulative.Proporsi kedua jenis ketrampilan tersebut
bervariasi dari satu rincian tugas ke rincian tugas lainnya.Implikasi dari konsep ini maka silabus
dan materi untuk setiap matapelajaran/matadiklat perlu dirumuskan sesuai dengan karakter jenis
ketrampilan yang dipunyai.Untuk mengkaji jenis ketrampilan tersebut dari masing-masing
rincian tugas perlu dilakukan satu survey lagi, yaitu dengan instrumen analisis kegiatan dan
tingkat ketrampilan sebagaimana direpresentasikan dalam tabel di halaman berikut.
Tabel 6.3: Instrumen Analisis Kegiatan dan Tingkat Ketrampilan (AKTK)
untuk Mekanik Otomotif.
No.

Unit Pekerjaan (Operations)

A. Pemasanagan Kepala Silinder


1
Membongkar gasket
2
Menyekur klep dan dudukan
3
Memperbaiki mekanik klep
4
Mendiagnosa
5
Menyetel pembukaan/penutupan
B. Bongkar Pasang Blok Silinder

1
1
1
1
1

Tingkat Skill
Manipulatif
Nilai
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3

Tingkat Skill Teknis


4
4
4
4
4

1
1
1
1
1

2
2
2
2
2

Nilai
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4

Ket.

1
2

Menyetel ring, torak, dan pen torak


Dst. Dst.

Keterangan:
Manipulatif
1 = perlu kecepatan, sedikit ketrampilan

Teknis
1 = dapat mengerjakan dengan instruksi lisan

2 = kecepatan sedang, ketrampilan sedang

2 = dapat mengerjakan dibawah bimbingan dengan bantuan


chart dan manual tertulis.

3 = kecepatan sedang, ketrampilan tinggi

3 = dapat mengerjakan sendiri dengan bantual chart/manual

4 = kecepatan tinggi, ketrampilan tinggi di

4 = mampu mendiagnosis dan memperbaiki kerusakan sendiri.

Perlukan semua.

Untuk kegiatan AKTK ini selain menggunakan instrumen analisis di atas disarankan
perlu dilengkapi dengan wawancara dan observasi langsung di tempat kerja.Hal ini diperlukan
untuk cek silang dalam triangulasi sumber untuk memperoleh kualitas data yang valid.
Dengen menggunakan beberapa instrumen yang dijelaskan dimuka dapat diperoleh data
dan informasi yang dapat menggambarkan secara keseluruhan maupun secara rinci tentang suatu
pekerjaan atau jabatan sampai pada tingkat kegiatan dan ketrampilan yang dapat merujuk ke
skema Gambar 6.1: Hirarkhi Analisis Pekerjaan yang disajikan dimuka. Dari sini perencana
kurikulum dapat mengorganisasi data dan informasi untuk menentukan isi kurikulum pendidikan
teknologi dan kejuruan.

Vous aimerez peut-être aussi