Vous êtes sur la page 1sur 16

Askep bumil dgn dm

Definisi
Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan,
biasanya menghilang setelah melahirkan (Murray et all.,2002). Diabetes yang
dialami oleh seorang ibu yang pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu
mengalami DM pada saat hamil disebut Diabetes Mellitus Gestasional(SyafeI
Piliang,
Etiologi
Penyakit Diabetes Meliitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membrane sel.
Faktor Resiko
Hal-hal yang menjadi factor resiko pada Diabetes Mellitus adalah sebagai
berikut :
Riwayat keluarga dengan DM
Glukosuria dua kali berturut-turut
Kegemukan
Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan)
Adanya hidramnion
Kelahiran anak sebelumnya besar
Klasifikasi fiabetes
Tipe diabetes mellitus dapat dibedakan menjadi:
DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung insulin
(T1) yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak
tergantung insulin (TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam
pengendalian kadar gula darah
Diabetes mellitus gestasional (DMG) atau diabetes laten yaitu diabetes yang
hanya timbul dalam kehamilan. Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup
dengan diit saja.
Ada beberapa macam klasifikasi berdasarkan kelas, salah satunya menurut
White (1965)
Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes
kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi

meningkatkan kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup
dioabati dengan perawatan diet.
Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama
10 tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.
Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama
10-19 tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia
10 tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.
Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul
termasuk arteri uterus.
Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.
Epidomiologi
Gangguan Dm terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan
dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan
gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.
Patofisologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa
dapat difusi secara tetap melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam
darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat
mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin.
Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon
lain yaitu estrogen, steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi
makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut kebutuhan
insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali dari
keadaan normal yang disebut: tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara
fisiologis telah terjadi retensi insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen
eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah bila
seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan. Retensi
insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol,
prolaktin dan plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel
sehingga mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia,
sehingga dapat menyembuhkan kondisi kompensasi tubuh seperti
meningkatkan rasa haus (polidipsi) mengekskresikan cairan (poliuri), mudah
lapar (polifagi)
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Mansjoer, (2000),
yaitu sebagai berikut :

1. Polifagia.
2. Poliuria
3. Polidipsi
4. Lemas
5. BB menurun
6. Kesemutan
7. Gatal.
8. Mata kabur
9. Pruritus vulva.
10. Ketonemia
11. Glikosuria
12. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
13. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
14. Gula darah puasa > 126 mg/dl.
Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes
( diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan
lahir
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas

a. Mudah terjadi infeksi post partum


b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin glukosa (HbAlc) kadar glukosa serum acak, kadar keton urin, protein
urin, dan kreatinin (24jam), tes fungsi tiroid Hemoglobin, hematokrit, kadar
estrion, tes toleransi glukosa, albumin glukosa, elektro diagram, kultur vagina,
tes non stress (NST) ultra sonografi (USG), contraction stress test(CST), oxytocyn
challenge test (OCT), aminosintesis, serta criteria profil
Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi Diabetes Mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori..
Komplikasi metabolic akut
Komplikasi-komplikasi vascular jangka panjang
Pencegahan
1. Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
2. Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.
3. Tersier :
v Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan amputasi.
v Pemeriksaan optalmologist
v Albuminuria monitor penyakit ginjal
v Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
v Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol medikasi

Terapi
1. Dialysis : peritoneal, hemodialisa

2. Total Nutrisi Parenteral


3. Tube feeding Hyperosmolar
4. Pembedahan
5. Obat : Glukokortikoid, diuretic, dipenilhidonsion, Agmen Beta Adrenergik
Bloking, Agen Immunosupresive, diazoxida.
Penatalaksanaan Medis
1. Mengatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium.
Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi
kalsium dan vitamin D secara adekuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diit diabetes mellitus sebagai berikut :
Diit DM harus mengarahkan BB ke berat normal, mempertahankan glukosa darah
sekitar normal, dapat memberikan modifikasi diit sesuai keadaan penderita
misalnya penderita DMG, makanan disajikan menarik dan mudah diterima.
Diit diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan antara
(snack) dengan interval tiga jam.
Buah yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya, pisang,
apel, tomat, semangka, dan kedondong.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu ;
J1 ; Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 ; Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 ; Jenis makanan yang manis harus dihindari.
Penentuan jumlah kalori
Untuk menentukan jumlah kalori penderita DM yang hamil/menyusui secara
empirik dapat digunakan umus sebagai berikut ;
( TB 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300
T2 + 200 L + 400
Ket : TB : Tinggi badan. T3 : Trimester III
T1 : Trimester I L : Laktasi/menyusui
T2 : Trimester II
2
Penatalaksanan Diabetes Melitus terhadap ibu hamil menurut
Prawirohardjo, (2002).. yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang
dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum
kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan
dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau
dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya

hiperglikemia dan asidosis tapi juga manimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka


dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan
pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial < 140
mg/dl.
Terutama pada trimester I mudah terjadi hipoglikemia apabila dosis insulin tidak
dikurangi karena wanita kurang makan akibat emisis dan hiperemisis
gravidarum. Sebaliknya dosis insulin perlu ditambah dalam trimester II apabila
sudah mulai suka makan , lebih-lebih dalam trimester III.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan
hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin barkurang yang
mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau
dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati dapat
menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai
koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan
dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus
glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin
secara infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi
komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri
Pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup dikuasi dengan diit saja
dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus
spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi
persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabia diabetesnya lebih berat
dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini
sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai
komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi
baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan
amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa dengan
induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan
denyut jantung janin terus menerus.
Rencana Keperawatan kehamilan dengan diabetes mellitus
A. Pengkajian :
1. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
Riwayat kesehatan keluarga.
- Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
Riwayat kehamilan
- Diabetes mellitus gestasional.

Hipertensi karena kehamilan.


Infertilitas.
Bayi low gestasional age.
Riwayat kematian janin.
Lahir mati tanpa sebab jelas.
Anomali congenital.
Aborsi spontan.
Polihidramnion.
Makrosomia.
Pernah keracunan selama kehamilan.

Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada
diabetes yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poli uri.
c. Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering.
- Mata : Kerusakan penglihatan atau retinopati.
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat
Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.

Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan ketidakadekuatan


kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan
perubahan respon umum.
Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan
tidak mengenal sumber informasi.
Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau
mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Kriteria evaluasi : kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula
darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140
mg/dl.
Mandiri
Timbang berat badan setiap kunjungan. Rasional : Penambahan berat badan
adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan kalori.
Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam. Rasional : Membantu dalam
mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet
Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada
penatalaksanaan diabetic. Rasional : Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu
membutuhkan perubahan besar selama gestasi memerlukan pemantauan ketat
dan adaptasi.
Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai insulin.
Rasional : Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia , sesudah makan
dan kelaparan.
Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama.
Rasional : Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang
dapat mengakibatkan metabolisme lemak dan terjadinya ketosis.
Kaji pemahaman stress pada diabetic. Rasional : Stress dapat mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin.
Ajarkan pasien tentang metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri.
Rasional : Kebutuhan insulin dapat dinilai berdasarkan temuan glukosa darah
serum secara periodik.

Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau
hiperglikemia. Rasional : Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada
trimester pertama karena peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh
ibu dan perkembangan janin. Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.
Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik. Rasional : Pengguanaan
jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi hipoglikemi menyebabkan
nilai glukosa darah meningkat.
Anjurkan pemantauan keton urine. Rasional : Ketidakcukupan masukan kalori
ditunjukkan dengan ketonuria, menandakan kebutuhan terhadap peningkatan
karbohidrat
Kolaborasi :
Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin. Rasional : Pembagian dosis
insulin mempertimbangkan kebutuhan basal maternal dan rasio waktu makan.
Sesuaikan diet dan regimen insulin untuk memenuhi kebutuhan individu.
Rasional : Kebutuhan metabolisme prenatal berubah selama trimester pertama.
Rujuk pada ahli gizi.
Rasional : Diet secara spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan
normoglikemi.
Observasi kadar Glukosa darah.
Rasional : Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar
glukosa darah antara 60 100 mg/dl, sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1
jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari
200 mg/dl.
Tentukan hasil HbA1c setiap 2 4 minggu.
Rasional : Memberikan keakuratan gambaran rata rata control glukosa serum
selama 60 hari . Kontrol glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk
stabil.
2. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
Kriteria evaluasi :
cidera janin tidak terjadi, menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin
Challenge Test negative atau Construction Stress Test secara normal.
Intervensi :
Mandiri :
a Kaji control diabetik sebelum konsepsi.
Rasional : Pengontrolan secara ketat sebelum konsepsi membantu menurunkan
resiko mortalitas janin dan abnormal konginental.
Tentukan klasifikasi white terhadap diabetes.
Rasional : Janin kurang beresiko bila klasifikasi white adalah A, B, C dan apabila D
adalah beresiko tinggi.

Kaji gerakan janin dan denyut janin setiap kunjungan.


Rasional : Terjadi insufisiensi plasenta dan ketosis maternal mungkin secara
negatif mempengaruhi gerakan janin dan denyut jantung janin.
Observasi tinggi fundus uteri setiap kunjungan.
Rasional : Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan abnormal
Observasi urine terhadap keton.
Rasional : Benda keton dapat mengakibatkan kerusakan susunan syaraf pusat
yang tidak dapat diperbaiki.
Berikan informasi dan buatkan prosedur untuk pemantauan glukosa dan
penatalaksanaan diabetes di rumah.
Rasional : Penurunan mortalitas dan komplikasi morbiditas janin bayi baru lahir
dan anomali congenitial dihubungkan dengan kenaikan kadar glukusa darah.
Pantauan adanya tanda tanda edema, proteinuria, peningkatan tekanan darah.
Rasional : sekitar 12% 13% dari diabetes akan berkembang menjadi gangguan
hipertensi karena perubahan kardiovaskuler berkenaan dengan diabetes.
Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk Non stress Test setiap minggu.
Rasional : Aktifitas dan pergerakan janin merupakan petanda baik dari kesehatan
janin.
i. Diskusikan rasional atau prosedur untuk melaksanakan Oxytocin Challenge Test
atau Contraction Stress Test setiap minggu mulai minggu ke 30 sampai dengan
minggu ke- 32.
Rasional : Contraction Stress Test dapat memberikan informasi tentang perfusi
oksigen dan nutrisi pada janin. Hasil positif menandakan insufisiensi plasenta.
Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk tindakan amniosentesis
Rasional : Maturasi paru janin adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan
kelangsungan hidup.
Kolaborasi :
Kaji HbA1c setiap 2 4 minggu sesuai indikasi.
Rasional : Insiden bayi malformasi secara kongenital meingkat pada wanita
dengan kadar HbA1c tinggi pada awal kehamilan atau sebelum konsepsi.
Kaji kadar albumin glikosilat pada getasi minggu ke 24 sampai ke 28 khususnya
pada ibu dengan resiko tinggi.
Rasional : Tes serum albumin glikosilat menunjukkan glikemia lebih dari
beberapa hari
Dapatkan kadar serum alfa fetoprotein pada gestasi minggu ke 14 sampai
minggu ke 16.
Rasional : Insiden kerusakan tuba neural lebih besar pada ibu diabetik dari pada
non diabetik bila kontrol sebelum kehamilan sudah buruk.
Siapkan untuk ultrsonografi pada gestasi minggu ke 8, 12, 18, 28, 36 sampai
minggu ke 38.

Rasional : Ultrasonografi bermanfaat dalam memastikan tanggal gestasi dan


membantu dalam evaluasi retardasi pertumbuhan intra uterin.
Lakukan non stress test dan Oxytocin Challenge Test atau Construction Stress
test dengan tepat.
Rasional : Mengetahui kesehatan janin dan kedekatan perfusi plasenta.
Dapatkan sekuensial serum atau specimen urine 24 jam terhadap kadar estriol
setelah gestasi minggu ke 30.
Rasional : Penurunan kadar estriol dapat menunjukkan penurunan fungsi
plasenta, menimbulkan retardasi pertumbuhan intra uterin dan lahir mati.
Bantu untuk persalinan per vaginam atau seksio.
Rasional: Membantu menjamin hasil positif untuk neonatus. Insiden lahir mati
meningkat secara bermakna pada gestasi lebih dari minggu ke-36. Makrosomia
sering menyebabkan distosia dengan sefalopelvis disproporsi.
3.Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan
kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan
perubahan respon imun.
Kriteria evaluasi :
Tetap normotensif.
Mempertahankan normoglikemia.
Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
Intervensi :
Mandiri :
Perhatikan klasifikasi white untuk diabetes. Kaji derajad kontrol diabetik.
Rasional : Klien dengan klasifikasi D, E atau F adalah berisiko tinggi terhadap
komplikasi kehamilan.
Kaji perdarahan pervaginam dan nyeri tekan abdomen.
Rasional: Perubahan vaskuler yang dihubungkan dengan diabetes menandakan
resiko abrupsi plasenta.
Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan preterm.
Rasional: Distensi uterus berlebihan karena makrosomia atau hidramnion dapat
mempredisposisikan pada persalinan awal.
Bantu untuk belajar memantau glukosa darah di rumah yang dilakukan 6 kali
sehari.
Rasional: Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih besar karena ambang
ginjal terhadap glukosa menurun selama kehamilan.
Periksa keton dalam urin setiap hari.
Rasional: Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan yang secara negatif
dapat mempengaruhi perkembangan janin
Identifikasi kejadian hipoglikemia dan hiperglikemia.
Rasional: Insiden hipoglikemia sering terjadi pada trimester ketiga karena aliran

glukosa darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan
kadar insulin antagonis laktogen plasenta. Insiden hiperglikemia memerlukan
regulasi diet atau insulin untuk normoglikemia khususnya pada trimester kedua
dan ketiga karena kebutuhan insulin sering meningkat dua kali.
Pantau adanya edema dan tentukan tinggi fundus uteri.
Rasional: Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler.
Insiden hidramnion sebanyak 6% 25% pada kasus diabetes yang hamil
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin pada cairan
amnion dan hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
Kaji adanya infeksi saluran kencing.
Rasional: Deteksi awal adanya infeksi saluran kencing dapat mencegah
pielonefritis
Pantau dengan ketat bila obat tokolitik digunakan untuk menghentikan
persalinan.
Rasional: Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa darah dan insulin plasma.
Kolaborasi :
Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.
Rasional: Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan adanya ancaman
hipoglikemia.
Dapatkan HbA1c setiap 2-4 minggu sesuai indikasi.
Rasional: Mengontrol secara akurat glukosa selama 60 hari terakhir.
Kaji Hb dan Ht pada kunjungan awal lalu selama trimester kedua dan preterm.
Rasional: Anemia mungkin ada dengan masalah vaskuler.
Instruksikan pemberian insulin sesuai indikasi.
Rasional: Kebutuhan insulin menurun pada trimester pertama kemudian
meningkat dua kali dan empat kali lipat pada trimester kedua dan ketiga.
Dapatkan urinalisa dan kultur urin, kultur rabas vagina, berikan antibiotika sesuai
indikasi.
Rasional: Membantu mencegah atau mengatasi pielonefritis. Monilial
vulvovaginitis dapat menyebabkan sariawan oral pada bayi baru lahir.
Kumpulkan spesimen untuk ekskresi protein total, klirens kreatinin nitrogen urea
darah dan kadar asam urat.
Rasional: Kemajuan perubahan vaskuler dapat merusak fungsi ginjal dengan
diabetes jangka panjang atau berat.
Jadwalkan pemeriksaan oftalmologi selama trimester pertama, trimester kedua
dan ketiga bila berada dalam diabetes klasifikasi kelas D atau diatasnya.
Rasional: Latar belakang retinopati dapat berlanjut selama kehamilan karena
keterlibatan vaskuler berat. Terapi koagulasi laser dapat memperbaiki dan
menurunkan fibrosis optic

Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38 untuk
menentukan ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal, panjang
femur dan perkiraan berat badan janin.
Rasional: Mengetahui adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis.
Mulai terapi intra vena dengan dekstrose 5%, berikan glukogon sub cutan bila
dirawat di rumah sakit dengan shock insulin dan tidak sadar. Ikuti dengan
pemberian susu skim 8 oz bila mampu menelan
Rasional: Glukagon adalah substansi alamiah yang bekerja pada glikogen hepar
dan mengubahnya menjadi glukosa yang memperbaiki status hipoglikemik.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan


tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
Kriteria evaluasi :
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan.
Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium dan aktivitas
yang melibatkan pengontrolan diabetes.
Mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian insulin.
Intervensi :
Mandiri :
Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit termasuk
hubungan dengan diet, latihan, stress dan kebutuhan insulin.
Rasional : Diabetes mellitus gestasional besisiko terhadap ambilan glukosa yang
tidak efektif dalam sel, penggunaan lemak dan protein untuk energi secara
berlebihan dan dehidrasi seluler saat air dialirkan dari sel oleh konsentrasi
hipertonik glukosa dalam serum.
Tinjau ulang pentingnya pemantauan serum glukosa sedikitnya 6 kali sehari.
Rasional : Pengukuran glukosa darah penting untuk mengenali dampak diet dan
latihan
Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan insulin dan tinjau ulang
alasan menghindari obat hipoglikemi oral.
Rasional : Perubahan metabolik prenatal menyebabkan kebutuhan insulin
berubah. Trimester pertama kebutuhan insulin rendah tetapi menjadi dua kali
dan empat kali selama trimester kedua dan ketiga. Meskipun insulin tidak
melewati plasenta, agen hipoglikemi oral dapat dan potensial membahayakan
janin.
Jelaskan penambahan berat badan normal.
Rasional : Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebabkan
kerusakan janin dan menghambat penggunaan protein optimal.
Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan ringan.
Rasional : Latihan setelah makan dapat membantu mencegah hipoglikemia dan

menstabilkan penyimpangan glukosa, kecuali terjadi peningklatan glukosa


berlebihan, dimana latihan dapat meningkatkan ketoasidosis.
Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetes dan
harapan masa depan.
Rasional : Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut,
meningkatkan kerja sama dan membantu menurunkan komplikasi janin.
Diskusikan mengenali tanda infeksi.
Rasional : Penting untuk mencari pertolongan medis awal untuk menghindari
komplikasi.
Anjurkan mempertahankan pengkajian di rumah terhadap kadar glukosa serum,
dosis insulin, diet dan latihan.
Rasional : Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi perawatan, catatan harian
dapat membantu bagi evaluasi dan perubahan terapi.
Tinjau kadar Hb dan Ht, berikan informasi diet tentang sumber zat besi dan
suplemen zat besi.
Rasional : Anemia harus lebih diperhatikan dengan diabetes karena peningkatan
kadar glukosa dapat menggantikan oksidasi pada molekul Hb, mengakibatkan
penurunan kapasitas pembawa oksigen.

Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin


berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia
atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
Kriteria evaluasi :
Kehamilan cukup bulan.
Meningkatkan keberhasilan kelahiran dari bayi usia gestasi yang tepat.
Bebas cedera.
Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia
Intervensi :
Mandiri :
Tinjau ulang riwayat pranatal dan kontrol maternal.
Rasional: Hiperglikemia maternal pada periode pranatal meningkatkan
makrosomia, membuat janin berisiko terhadap cedera kelahiran karena distosia
atau disporsia sefalopelvis. Kadar glukosa maternal yang tinggi pada kelahiran
meransang pankreas janin, mengakibatkan hiperinsulinemia.
Periksa adanya glukosa atau keton dan albumin dalam urin ibu dan pantau
tekanan darah.
Rasional: Peningkatan glukosa dan kadar keton menandakan ketoasidosis yang
dapat mengakibatkan asidosis janin dan potensial cedera susunan syaeaf pusat.
Observasi tanda vital.
Rasional: Peningkatan infeksi asenden, dapat mengakibatkan sepsis neonatal.
d. Anjurkan posisi rekumben lateral selama persalinan.

Rasional: Meningkatkan perfusi plasenta dan meningkatkan kesediaan oksigen


untuk janin.
Lakukan dan bantu dengan pemeriksaan vagina untuk menentukan kemajuan
persalinan.
Rasional: Persalinan yang lama dapat meningkatkan resiko distres janin.
Kolaborasi :
Tinjau hasil tes pranatal seperti profil biofisikal, tes nonstres dan tes stres
kontraksi.
Rasional: Memberikan informasi tentang cadangan pada plasenta untuk
oksigenasi janin selama periode intrapartal.
Dapatkan atau tinjau ulang hasil dari amniosentesis dan ultrasonografi.
Rasional: Memberikan informasi tentang maturasi paru janin.
Pantai kadar glukosa serum maternal dengan finger stick setiap jam, kemudian
setiap 2-4 jam sesuai indikasi.
Rasional: Peningkatan kebutuhan energi, penurunan kadar glikogen.
Observasi frekuensi denyut jantung janin.
Rasional: Tacikardi, bradikardi atau deselerasi lambat pada penurunan
variabilitas menandakan kemungkinan hipoksia janin.
Lakukan pemberian cairan dekstrose 5% per parenteral.
Rasional: Mempertahankan normoglikemia tanpa pemberian glukosa sampai
persalinan aktif mulai.
Siapkan untuk induksi persalinan dengan oksitosin atau seksio saesar.
Rasional: Mendapatkan kelahiran dari bayi sesuai usia gestasi yang tepat.
Kolaborasi dengan tim medis lain sesuai indikasi.
Rasional: Profesionalisasi dapat memberikan bantuan atau tindakan yang tepat.

Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan situasi krisis atau


mengancam pada status kesehatan (maternal atau janin).
Kriteria evaluasi :
Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan
persalinan.
Menggunakan strategi koping yang tepat.
Intervensi :
Mandiri :
Atur keberadaan perawat secara kontinu selama persalinan.
Rasional: Meningkatkan kontinuitas asuhan. Pasien dan keluarga perlu
mengetahui bahwa mereka tidak sendiri dan tersedianya tenaga bantuan
dengan segera.

Pastikan respon yang ada pada pesalinan dan penatalaksanaan medis. Kaji
keefektifan sistem pendukung.
Rasional: Memberikan pengkajian dasar untuk perbandingan selanjutnya,
mengidentifikasi kekuatan dan masalah yang potensial.
Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi.
Rasional: Memberikan perasaan kontrol terhadap situasi.
Jelaskan semua prosedur tindakan perawatan.
Rasional: Pengetahuan tentang apa yang terjadi membantu menurunkan rasa
takut
Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan.
Rasional: Suasana terbuka dan mendukung menurunkan intimidasi karena
prosedur atau peralatan.
Informasikan kepada keluarga tentang kemajuan persalinan dan keadaan janin.
Rasional: Membantu untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa khawatir
dan mengembangkan rasa percaya.
D. EVALUASI
kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa antara
60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
cidera janin tidak terjadi, menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin
Challenge Test negative atau Construction Stress Test secara normal.
Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari komplikasi
seperti infeksi, pemisahan plasenta.
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan,
Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur
Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia
Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan persalinan,
Menggunakan strategi koping yang tepat

Vous aimerez peut-être aussi