Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan,
biasanya menghilang setelah melahirkan (Murray et all.,2002). Diabetes yang
dialami oleh seorang ibu yang pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu
mengalami DM pada saat hamil disebut Diabetes Mellitus Gestasional(SyafeI
Piliang,
Etiologi
Penyakit Diabetes Meliitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membrane sel.
Faktor Resiko
Hal-hal yang menjadi factor resiko pada Diabetes Mellitus adalah sebagai
berikut :
Riwayat keluarga dengan DM
Glukosuria dua kali berturut-turut
Kegemukan
Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan)
Adanya hidramnion
Kelahiran anak sebelumnya besar
Klasifikasi fiabetes
Tipe diabetes mellitus dapat dibedakan menjadi:
DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung insulin
(T1) yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak
tergantung insulin (TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam
pengendalian kadar gula darah
Diabetes mellitus gestasional (DMG) atau diabetes laten yaitu diabetes yang
hanya timbul dalam kehamilan. Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup
dengan diit saja.
Ada beberapa macam klasifikasi berdasarkan kelas, salah satunya menurut
White (1965)
Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes
kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi
meningkatkan kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup
dioabati dengan perawatan diet.
Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama
10 tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.
Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama
10-19 tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia
10 tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.
Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul
termasuk arteri uterus.
Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.
Epidomiologi
Gangguan Dm terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan
dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan
gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.
Patofisologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa
dapat difusi secara tetap melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam
darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat
mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin.
Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon
lain yaitu estrogen, steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi
makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut kebutuhan
insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali dari
keadaan normal yang disebut: tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara
fisiologis telah terjadi retensi insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen
eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah bila
seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan. Retensi
insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol,
prolaktin dan plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel
sehingga mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia,
sehingga dapat menyembuhkan kondisi kompensasi tubuh seperti
meningkatkan rasa haus (polidipsi) mengekskresikan cairan (poliuri), mudah
lapar (polifagi)
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Mansjoer, (2000),
yaitu sebagai berikut :
1. Polifagia.
2. Poliuria
3. Polidipsi
4. Lemas
5. BB menurun
6. Kesemutan
7. Gatal.
8. Mata kabur
9. Pruritus vulva.
10. Ketonemia
11. Glikosuria
12. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
13. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
14. Gula darah puasa > 126 mg/dl.
Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes
( diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan
lahir
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin glukosa (HbAlc) kadar glukosa serum acak, kadar keton urin, protein
urin, dan kreatinin (24jam), tes fungsi tiroid Hemoglobin, hematokrit, kadar
estrion, tes toleransi glukosa, albumin glukosa, elektro diagram, kultur vagina,
tes non stress (NST) ultra sonografi (USG), contraction stress test(CST), oxytocyn
challenge test (OCT), aminosintesis, serta criteria profil
Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi Diabetes Mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori..
Komplikasi metabolic akut
Komplikasi-komplikasi vascular jangka panjang
Pencegahan
1. Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
2. Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.
3. Tersier :
v Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan amputasi.
v Pemeriksaan optalmologist
v Albuminuria monitor penyakit ginjal
v Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
v Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol medikasi
Terapi
1. Dialysis : peritoneal, hemodialisa
Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada
diabetes yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poli uri.
c. Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering.
- Mata : Kerusakan penglihatan atau retinopati.
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat
Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.
Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau
hiperglikemia. Rasional : Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada
trimester pertama karena peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh
ibu dan perkembangan janin. Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.
Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik. Rasional : Pengguanaan
jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi hipoglikemi menyebabkan
nilai glukosa darah meningkat.
Anjurkan pemantauan keton urine. Rasional : Ketidakcukupan masukan kalori
ditunjukkan dengan ketonuria, menandakan kebutuhan terhadap peningkatan
karbohidrat
Kolaborasi :
Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin. Rasional : Pembagian dosis
insulin mempertimbangkan kebutuhan basal maternal dan rasio waktu makan.
Sesuaikan diet dan regimen insulin untuk memenuhi kebutuhan individu.
Rasional : Kebutuhan metabolisme prenatal berubah selama trimester pertama.
Rujuk pada ahli gizi.
Rasional : Diet secara spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan
normoglikemi.
Observasi kadar Glukosa darah.
Rasional : Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar
glukosa darah antara 60 100 mg/dl, sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1
jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari
200 mg/dl.
Tentukan hasil HbA1c setiap 2 4 minggu.
Rasional : Memberikan keakuratan gambaran rata rata control glukosa serum
selama 60 hari . Kontrol glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk
stabil.
2. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
Kriteria evaluasi :
cidera janin tidak terjadi, menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin
Challenge Test negative atau Construction Stress Test secara normal.
Intervensi :
Mandiri :
a Kaji control diabetik sebelum konsepsi.
Rasional : Pengontrolan secara ketat sebelum konsepsi membantu menurunkan
resiko mortalitas janin dan abnormal konginental.
Tentukan klasifikasi white terhadap diabetes.
Rasional : Janin kurang beresiko bila klasifikasi white adalah A, B, C dan apabila D
adalah beresiko tinggi.
glukosa darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan
kadar insulin antagonis laktogen plasenta. Insiden hiperglikemia memerlukan
regulasi diet atau insulin untuk normoglikemia khususnya pada trimester kedua
dan ketiga karena kebutuhan insulin sering meningkat dua kali.
Pantau adanya edema dan tentukan tinggi fundus uteri.
Rasional: Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler.
Insiden hidramnion sebanyak 6% 25% pada kasus diabetes yang hamil
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin pada cairan
amnion dan hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
Kaji adanya infeksi saluran kencing.
Rasional: Deteksi awal adanya infeksi saluran kencing dapat mencegah
pielonefritis
Pantau dengan ketat bila obat tokolitik digunakan untuk menghentikan
persalinan.
Rasional: Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa darah dan insulin plasma.
Kolaborasi :
Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.
Rasional: Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan adanya ancaman
hipoglikemia.
Dapatkan HbA1c setiap 2-4 minggu sesuai indikasi.
Rasional: Mengontrol secara akurat glukosa selama 60 hari terakhir.
Kaji Hb dan Ht pada kunjungan awal lalu selama trimester kedua dan preterm.
Rasional: Anemia mungkin ada dengan masalah vaskuler.
Instruksikan pemberian insulin sesuai indikasi.
Rasional: Kebutuhan insulin menurun pada trimester pertama kemudian
meningkat dua kali dan empat kali lipat pada trimester kedua dan ketiga.
Dapatkan urinalisa dan kultur urin, kultur rabas vagina, berikan antibiotika sesuai
indikasi.
Rasional: Membantu mencegah atau mengatasi pielonefritis. Monilial
vulvovaginitis dapat menyebabkan sariawan oral pada bayi baru lahir.
Kumpulkan spesimen untuk ekskresi protein total, klirens kreatinin nitrogen urea
darah dan kadar asam urat.
Rasional: Kemajuan perubahan vaskuler dapat merusak fungsi ginjal dengan
diabetes jangka panjang atau berat.
Jadwalkan pemeriksaan oftalmologi selama trimester pertama, trimester kedua
dan ketiga bila berada dalam diabetes klasifikasi kelas D atau diatasnya.
Rasional: Latar belakang retinopati dapat berlanjut selama kehamilan karena
keterlibatan vaskuler berat. Terapi koagulasi laser dapat memperbaiki dan
menurunkan fibrosis optic
Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38 untuk
menentukan ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal, panjang
femur dan perkiraan berat badan janin.
Rasional: Mengetahui adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis.
Mulai terapi intra vena dengan dekstrose 5%, berikan glukogon sub cutan bila
dirawat di rumah sakit dengan shock insulin dan tidak sadar. Ikuti dengan
pemberian susu skim 8 oz bila mampu menelan
Rasional: Glukagon adalah substansi alamiah yang bekerja pada glikogen hepar
dan mengubahnya menjadi glukosa yang memperbaiki status hipoglikemik.
Pastikan respon yang ada pada pesalinan dan penatalaksanaan medis. Kaji
keefektifan sistem pendukung.
Rasional: Memberikan pengkajian dasar untuk perbandingan selanjutnya,
mengidentifikasi kekuatan dan masalah yang potensial.
Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi.
Rasional: Memberikan perasaan kontrol terhadap situasi.
Jelaskan semua prosedur tindakan perawatan.
Rasional: Pengetahuan tentang apa yang terjadi membantu menurunkan rasa
takut
Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan.
Rasional: Suasana terbuka dan mendukung menurunkan intimidasi karena
prosedur atau peralatan.
Informasikan kepada keluarga tentang kemajuan persalinan dan keadaan janin.
Rasional: Membantu untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa khawatir
dan mengembangkan rasa percaya.
D. EVALUASI
kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa antara
60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
cidera janin tidak terjadi, menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin
Challenge Test negative atau Construction Stress Test secara normal.
Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari komplikasi
seperti infeksi, pemisahan plasenta.
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan,
Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur
Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia
Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan persalinan,
Menggunakan strategi koping yang tepat