Vous êtes sur la page 1sur 18

Asuhan Keperawatan

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi granulomatosis di
sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycubacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra
(Abdurrahman, et al 1994; 144 )
2. Faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah.
a. Anatomi dan fisiologi
Kolumna vertebra atau rangkaian tulang belakang adalah pilar mobile melengkung yang kuat
sebagai penahan tengkorak, rongga thorak, anggota gerak atas, membagi berat badan ke anggota
gerak bawah dan melindungi medula spinalis. ( John Gibson MD, 1995 : 25 )
Kolumna vertebra terdiri dari beberapa tulang vertabra yang di hubungkan oleh diskus
Intervertebra dan beberapa ligamen. Masing - masing vertabra di bentuk oleh tulang Spongiosa
yang diisi oleh sumsum merah dan ditutupi oleh selaput tipis tulang kompakta.
Kolumna vertebra terdiri atas 33 ruas tulang yang terdiri dari :
- 7 ruas tulang cervikal
- 12 ruas tulang thorakal
- 5 ruas tulang lumbal
- 5 ruas tulang sakral (sacrum)
- 5 ruas tulang ekor (coccygis)
Vertebra dan persendiannya.
Vertebra memiliki perbedaan yang khas yang memperlihatkan seperti :
Korpus yaitu lempeng tulang yang tebal, dengan permukaan yang agak melengkung diatas dan
bawah .
Arkus vertebra terdiri dari :
1. Pedikulus di sebelah depan : Tulang berbentuk batang memanjang kebelakang dari korpus,
dengan takik pada perbatasan vertebra membentuk foramen intervertebralis.

2. Lamina di sebelah belakang : lempeng tulang datar memanjang ke belakang dan ke samping
bergabung satu sama lain pada sisi yang berbeda.
Foramen vertebra : Suatu lubang besar dibatasi oleh korpus pada bagian depan, pedikulus di
samping dan di belakang.
Foremen Transversarium : lubang disamping , diantara dua batasan vertebra , di dalamnya
terdapat saraf spinal yang bersesuaian.
Processus articularis posterior dan inferior ; berarti kulasi dengan processus yang serupa pada
vertebra diatas dan dibawah.
Processus tranversus : memproyeksikan batang tulang secara tranversal.
Spina : Suatu processus yang mengarah ke belakang dan ke bawah.
Diskus intervertebra adalah diskus yang melekatkan kepermukaan korpus dari dua takik
vertebra : Diskus tersebut terbentuk dari anulus fibrosus,jaringan fibrokartilago yang berbentuk
cincin pada bagian luar, dan nukreus pulposus, substansi semi-cair yang mengandung beberapa
sarat dan terbungkus di dalam anulus fibrosus.
Ligamentum.
Beberapa ligamentum yang menghubungkan vertebra :
a) Dari Ligamentum longitudinalis anterior melebar ke bawah pada bagian depan korpus vertebra
b) Ligamentum longitudinalis posterior melebar ke bawah pada bagian belakang dari korpus
vertebra ( yaitu didalam kanalis vertebra ).
c) Ligamen pendek menghubungkan processus tranversus dan spinalis dan mengelilingi
persendian processus artikuler.
Vertebra cervicalis atau ruas tulang leher:
Vertebra cervucalis bentuknya kecil, mempunyai korpus yang tipis, dan processus tranversus
yang di tandai dengan jelas karena mempunyai foramen ( didalamnya terdapat arteri vertebralis )
dan berakhir dalam dua tuberkolosis.
Vertebra torakalis atau ruas tulang punggung :
Vertebra torakalis bentuknya lebih besar daripada yang cervikal dan disebelah bawah menjadi
lebih besar.
Ciri khas vertebra torakalis adalah sebagai berikut :

Badannya berbentuk lebar lonjong ( bentuk jantung ) dengan faset atau lekukan kecil disetiap sisi
untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, prosesus panjang dan mengarah kebawah,
sedangkan prosesus tranversus , yang membantu faset persendian untuk iga.
Vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang :
Vertebra lumbalis bentuknya adalah yang terbesar, badannya sangat besar dibandingkan dengan
badab vertebra yang lainnya dan berbentuk seperti ginjal, prosesus spinosusnya lebar dan
berbentuk seperti kapak kecil, prosesus
tranversusnya panjang dan langsing, ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi
lumbo sakral.
Sakrum atau tulang kelangkang.
Tulang sakram berbentuk segitiga dan terletak padambagian bawah kolumna vertebralis, terjepit
diantara kedua tulang inominata (atau tulang koxa ) dan membentuk bagian belakabg rongga
pelvis ( panggul ). Dasar dari sakrum terletak diatas dan bersendi dengan vertebra lumbalis
kelima dan membentuk sendi intervetebra yang khas,tepi anterior dari basis saklrum ,membentuk
promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak dibawah kanalis vertebralis ( saluran tulang
belakang ) dan lanjuan dari padanya. Dinding kanalis sakralis berlubang - lubang untuk dilalui
saraf sakral. Prosesus spinosus yang indemeter dapat dilihat pada pandangan posterior dari
sakrum. Permukaan anterior sakrum adalah lekung dan memperlihatkan empat gili-gili
melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis pada ujung gili-gili
ini disetiap sisi terdapat lubang - lubang kecil untuk dilewati urat-urat saraf. Lubang - lubang ini
di sebut foramina. Apex dari sakrum bersendi,dengan tulang koksigius. Disisinya, sakrum
bersendi dengan tulang ileum dan membentuk sendi sakroiliaka kanan dan kiri.
Koksigeus atau tulang ekor.
Koksigeus terdiri atas empat atau lima vertebra yang rudimater yang bergabung menjadi satu, di
atasnya ia bersendi dengan sakrum ( Evelyn C pearce 1989 : )
b. Patofisiologi
Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder dari TBC
tempat lain di tubuh. Penyebarannya secara hematogen, di duga terjadinya penyakit tersebut
sering karena penyebaran hematogen dari infeksi traktus urinarius melalui pleksus Batson.
Infeksi TBC vertebra di tandai dengan proses destruksi tulang progresif tetapi lambat di bagian
depan (anterior vertebral body). Penyebaran dari jaringan yang mengalami pengejuan akan
menghalangi proses pembentukan tulang sehingga berbentuk "tuberculos squestra". Sedang
jaringan granulasi TBC akan penetrasi ke korteks dan terbentuk abses para vertebral yang dapat
menjalar ke atas / bawah lewat ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Sedang diskus
Intervertebralis oleh karena avaskular lebih resisten tetapi akan mengalami dehidrasi dan terjadi
penyempitan oleh karena dirusak jaringan granulasi TBC. Kerusakan progresif bagian anterior
vertebra akan menimbulkan kiposis.

c. Dampak Masalah
a) Terhadap Individu.
Sebagai orang sakit, khusus klien spondilitis tuberkolosa akan mengalami suatau perubahan, baik
iru bio, psiko sosial dan spiritual yang akan selalu menimbulkan dampak yang di karenakan baik
itu oleh proses penyakit ataupun pengobatan dan perawatan oelh karena adanya perubahan
tersebut akan mempengaruhi pola - pola fungsi kesehatan antara lain :
1) Pola nutrisi dan metabolisme.
Akibat proses penyakitnya klien merasakan tubuhnya menjadi lemah dan anoreksia, sedangkan
kebutuhan metabolisme tubuh semakin meningkat sehingga klien akan mengalami gangguan
pada status nutrisinya.
2) Pola aktifitas.
Sehubungan dengan adanya kelemahan fisik nyeri pada punggung menyebabkan klien
membatasi aktifitas fisik dan berkurangnya kemampuan dalam melaksanakan aktifitas fisik
tersebut.
3) Pola persepsi dan konsep diri.
Klien dengan Spondilitis teberkulosa seringkali merasa malu terhadap bentuk tubuhnya dan
kadang - kadang mengisolasi diri.
b) Dampak terhadap keluarga.
Dalam sebuah keluarga, jika salah satu anggota keluarga sakit, maka yang lain akan merasakan
akibatnya yang akan mempengaruhi atau merubah segala kondisi aktivitas rutin dalam keluarga
itu.
B. Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan dan
juga sebagai alat dalam melaksanakan praktek keperawatan yang terdiri dari lima tahap yang
meliputi : pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. ( Lismidar, 1990 : IX ).
Pengkajian.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Pengkajian di lakukan
dengan cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memeri arah kepada tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian
dalam tahap pengkajian. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengelomp[okan data, perumusan diagnosa keperawatan. ( Lismidar 1990 : 1)

a. Pengumpulan data.
Secara tehnis pengumpulan data di lakukan melalui anamnesa baik pada klien, keluarga maupun
orang terdekat dengan klien. Pemeriksaan fisik di lakukan dengan cara , inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
1) Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, agama,
suku bangsa, pendidikan, alamat, tanggal/jam MRS dan diagnosa medis.
2) Riwayat penyakit sekarang.
Keluhan utama pada klien Spodilitis tuberkulosa terdapat nyeri pada punggung bagian bawah,
sehingga mendorong klien berobat kerumah sakit. Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang
mengelilingi dada atau perut. Nyeri dirasakan meningkat pada malam hari dan bertambah berat
terutama pada saat pergerakan tulang belakang. Selain adanya keluhan utama tersebut klien bisa
mengeluh, nafsu makan menurun, badan terasa lemah, sumer-sumer (Jawa) , keringat dingin dan
penurunan berat badan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Tentang terjadinya penyakit Spondilitis tuberkulosa biasany pada klien di dahului dengan adanya
riwayat pernah menderita penyakit tuberkulosis paru. ( R. Sjamsu hidajat, 1997 : 20).
4) Riwayat kesehatan keluarga.
Pada klien dengan penyakit Spondilitis tuberkulosa salah satu penyebab timbulnya adalah klien
pernah atau masih kontak dengan penderita lain yang menderita penyakit tuberkulosis atau pada
lingkungan keluarga ada yang menderita penyakit menular tersebut.
5) Riwayat psikososial
Klien akan merasa cemas terhadap penyakit yang di derita, sehingga kan kelihatan sedih, dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit, pengobatan dan perawatan terhadapnya maka
penderita akan merasa takut dan bertambah cemas sehingga emosinya akan tidak stabil dan
mempengaruhi sosialisai penderita.
6) Pola - pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Adanya tindakan medis serta perawatan di rumah sakit akan mempengaruhi persepsi klien
tentang kebiasaan merawat diri , yang dikarenakan tidak semua klien mengerti benar perjalanan
penyakitnya. Sehingga menimbulkan salah persepsi dalam pemeliharaan kesehatan. Dan juga
kemungkinan terdapatnya riwayat tentang keadaan perumahan, gizi dan tingkat ekonomi klien
yang mempengaruhi keadaan kesehatan klien.

b. Pola nutrisi dan metabolisme.


Akibat dari proses penyakitnya klien merasakan tubuhnya menjadi lemah dan amnesia.
Sedangkan kebutuhan metabolisme tubuh semakin meningkat, sehingga klien akan mengalami
gangguan pada status nutrisinya. ( Abdurahman, et al 1994 : 144)
c. Pola eliminasi.
Klien akan mengalami perubahan dalam cara eliminasi yang semula bisa ke kamar mandi, karena
lemah dan nyeri pada punggung serta dengan adanya penata laksanaan perawatan imobilisasi,
sehingga kalau mau BAB dan BAK harus ditempat tidur dengan suatu alat. Dengan adanya
perubahan tersebut klien tidak terbiasa sehingga akan mengganggu proses aliminasi.
d. Pola aktivitas.
Sehubungan dengan adanya kelemahan fisik dan nyeri pada punggung serta penatalaksanaan
perawatan imobilisasi akan menyebabkan klien membatasi aktivitas fisik dan berkurangnya
kemampuan dalam melaksanakan aktivitas fisik tersebut.
e. Pola tidur dan istirahat.
Adanya nyeri pada punggung dan perubahan lingkungan atau dampak hospitalisasi akan
menyebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat.
f. Pola hubungan dan peran.
Sejak sakit dan masuk rumah sakit klien mengalami perubahan peran atau tidak mampu
menjalani peran sebagai mana mestinya, baik itu peran dalam keluarga ataupun masyarakat. Hal
tersebut berdampak terganggunya hubungan interpersonal.
g. Pola persepsi dan konsep diri.
Klien dengan Spondilitis tuberkulosa seringkali merasa malu terhadap bentuk tubuhnya dan
kadang - kadang mengisolasi diri.
h. Pola sensori dan kognitif.
Fungsi panca indera klien tidak mengalami gangguan terkecuali bila terjadi komplikasi
paraplegi.
i. Pola reproduksi seksual.
Kebutuhan seksual klien dalam hal melakukan hubungan badan akan terganggu untuk sementara
waktu, karena di rumah sakit. Tetapi dalam hal curahan kasih sayang dan perhatian dari pasangan
hidupnya melalui cara merawat sehari - hari tidak terganggu atau dapat dilaksanakan.

j. Pola penaggulangan stres.


Dalam penanggulangan stres bagi klien yang belum mengerti penyakitnya , akan mengalami
stres. Untuk mengatasi rasa cemas yang menimbulkan rasa stres, klien akan bertanya - tanya
tentang penyakitnya untuk mengurangi stres.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan.
Pada klien yang dalam kehidupan sehari - hari selalu taat menjalankan ibadah, maka semasa dia
sakit ia akan menjalankan ibadah pula sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini ibadah bagi
mereka di jalankan pula sebagai penaggulangan stres dengan percaya pada tuhannya.
7) Pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi.
Pada klien dengan Spondilitis tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang belakang
terlihat bentuk kiposis.
b. Palpasi.
Sesuai dengan yang terlihat pada inspeksi keadaan tulang belakang terdapat adanya gibus pada
area tulang yang mengalami infeksi.
c. Perkusi.
Pada tulang belakang yang mengalami infeksi terdapat nyeri ketok.
d. Auskultasi.
Pada pemeriksaan auskultasi keadaan paru tidak di temukan kelainan. ( Abdurahman, et al 1994 :
145 ).
8) Hasil pemeriksaan medik dan laboratorium.
a. Radiologi
- Terlihat gambaran distruksi vertebra terutama bagian anterior, sangat jarang menyerang area
posterior.
- Terdapat penyempitan diskus.
- Gambaran abses para vertebral ( fusi form ).
b. Laboratorium

- Laju endap darah meningkat


c. Tes tuberkulin.
Reaksi tuberkulin biasanya positif.
b. Analisa.
Setelah data di kumpulkan kemudian dikelompokkan menurut data subjektif yaitu data yang
didapat dari pasien sendiri dalm hal komukasi atau data verbal dan objektiv yaitu data yang
didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran dan hasil pemeriksaan radiologi maupun
laboratorium. Dari hasil analisa data dapat disimpulkan masalah yang di alami oleh klien. ( Mi Ja
Kim, et al 1994 ).
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam
batas wewenang perawat untuk melakukannya. ( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 : 17 ).
Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis tuberkulosa adalah:
a. Gangguan mobilitas fisik
b. Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot.
c. Perubahan konsep diri : Body image.
d. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.
( Susan Martin Tucker, 1998 : 445 )
Perencanaan Keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di
laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di
tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. ( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 :20
).
Adapun perencanaan masalah yang penulis susun sebagai berikut :
a. Diagnosa Perawatan Satu
Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan nyeri.
1. Tujuan

Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal.


2. Kriteria hasil
a) Klien dapat ikut serta dalam program latihan
b) Mencari bantuan sesuai kebutuhan
c) Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.
3. Rencana tindakan
a) Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.
b) Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi.
c) Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara :
1) mattress
2) Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau kasur busa yang keras yang tidak
menimbulkan lekukan saat klien tidur.
d) mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;
1) Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri (bersandar pada tembok ) maupun posisi
menelungkup dengan cara mengangkat ekstremitas atas dan kepala serta ekstremitas bawah
secara bersamaan.
2) Menelungkup sebanyak 3 4 kali sehari selama 15 30 menit.
3) Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas pernapasan.
e) monitor tanda tanda vital setiap 4 jam.
f) Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau lecet lecet.
g) Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada kontra indikasi.
h) Berikan anti inflamasi sesuai program dokter. Observasi terhadap efek samping : bisa tak
nyaman pada lambung atau diare.
4. Rasional
a) Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

b) Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.


c) Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata.
d) Di lakukan untuk menegakkan postur dan menguatkan otot otot paraspinal.
e) Untuk mendeteksi perubahan pada klien.
f) Deteksi diri dari kemungkinan komplikasi imobilisasi.
g) Cairan membantu menjaga faeces tetap lunak.
h) Obat anti inflamasi adalah suatu obat untuk mengurangi peradangan dan dapat menimbulkan
efek samping.
b. Diagnosa Keperawatan Kedua
Gangguan rasa nyaman : nyeri sendi dan otot sehubungan dengan adanya peradangan sendi.
1) Tujuan
a. Rasa nyaman terpenuhi
b. Nyeri berkurang / hilang
2) Kriteria hasil
a. klien melaporkan penurunan nyeri
b. menunjukkan perilaku yang lebih relaks
c. memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang di [elajari dengan peningkatan keberhasilan.
3) Rencana tindakan
a. Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri; observasi terhadap kemajuan nyeri ke daerah yang baru.
b. Berikan analgesik sesuai terapi dokter dan kaji efektivitasnya terhadap nyeri.
c. Gunakan brace punggung atau korset bila di rencanakan demikian.
d. Berikan dorongan untuk mengubah posisi ringan dan sering untuk meningkatkan rasa nyaman.
e. Ajarkan dan bantu dalam teknik alternatif penatalaksanaan nyeri.
4) Rasional.

a. Nyeri adalah pengalaman subjek yang hanya dapat di gambarkan oleh klien sendiri.
b. Analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri dan bagaimana reaksinya terhadap nyeri
klien.
c. Korset untuk mempertahankan posisi punggung.
d. Dengan ganti ganti posisi agar otot otot tidak terus spasme dan tegang sehingga otot
menjadi lemas dan nyeri berkurang.
e. Metode alternatif seperti relaksasi kadang lebih cepat menghilangkan nyeri atau dengan
mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang.
c. Diagnosa Keperawatan ketiga
Gangguan citra tubuh sehubungan dengan gangguan struktur tubuh.
1) Tujuan
Klien dapa mengekspresikan perasaannya dan dapat menggunakan koping yang adaptif.
2) Kriteria hasil
Klien dapat mengungkapkan perasaan / perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang
positif dalam mengatasi perubahan citra.
3) Rencana tindakan
a. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan. Perawat harus mendengarkan
dengan penuh perhatian.
b. Bersama sama klien mencari alternatif koping yang positif.
c. Kembangkan komunikasi dan bina hubungan antara klien keluarga dan teman serta berikan
aktivitas rekreasi dan permainan guna mengatasi perubahan body image.
4) Rasional
a. meningkatkan harga diri klien dan membina hubungan saling percaya dan dengan ungkapan
perasaan dapat membantu penerimaan diri.
b. Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.
c. Memberikan semangat bagi klien agar dapat memandang dirinya secara positif dan tidak
merasa rendah diri.

d. Diagnosa Keperawatan keempat


Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan
perawatan di rumah.
1) Tujuan
Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah.
2) Kriteria hasil
a. Klien dapat memperagakan pemasangan dan perawatan brace atau korset
b. Mengekspresikan pengertian tentang jadwal pengobatan
c. Klien mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana pengobatan, dan gejala
kemajuan penyakit.
3) Rencana tindakan
a. Diskusikan tentang pengobatan : nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya.
b. Peragakan pemasangan dan perawatan brace atau korset.
c. Perbanyak diet nutrisi dan masukan cairan yang adekuat.
d. Tekankan pentingnya lingkungan yang aman untuk mencegah fraktur.
e. Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit, peningkatan nyeri dan mobilitas.
f. Tingkatkan kunjungan tindak lanjut dengan dokter.
Pelaksanaan
Yaitu perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan di
implementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil.
Komponen tahap Implementasi:
a. tindakan keperawatan mandiri
b. tindakan keperawatan kolaboratif
c. dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan.
( Carol vestal Allen, 1998 : 105 )

Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan hasil hasil yang di amati dengan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan komponen tahap evaluasi.
a. pencapaian kriteria hasil
b. ke efektipan tahap tahap proses keperawatan
c. revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan.
Adapun kriteria hasil yang di harapkan pada klien Spondilitis tuberkulosa adalah:
1. Adanya peningkatan kegiatan sehari hari ( ADL) tanpa menimbulkan gangguan rasa
nyaman .
2. Tidak terjadinya deformitas spinal lebih lanjut.
3. Nyeri dapat teratasi
4. Tidak terjadi komplikasi.
5. Memahami cara perawatan dirumah
Post a Comment

8 komentar on "ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN SPONDILITIS TBC"

Anonymous said...
March 19, 2009 at 2:30 AM
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas artikelnya, karena sedikit membuka
wawasan saya ttg penyakit yg sudah lama saya derita. Melalui email ini saya ingin sedikit
curhat dan barangkali sekalian saya akan minta saran dan masukannya. Saya divonis
menderita spondilitis TB pada awal th 1999. Pada tgl 1 April 1999 tulang belakang saya
dioperasi dan dipasang pen di antara lumbal 3-4. Pada Agustus 2000, sy dioperasi ulang
untuk membuka pen yang dipasang pada operasi pertama. Tetapi sejak tindakan operasi
itu sampai sekarang rasa kaku, sakit, dan ngilu saya tidak hilang, yang ada sekarang
makin terasa ngilu terutama di pagi hari. Selain itu bentuk tulang belakang saya sudah
mulai berubah (bungkuk ke arah depan dan samping kanan). Demikian dan terma kasih.
dari IHAL - Bekasi

heaven is so real book said...


June 18, 2009 at 11:29 PM
Selamat untuk usahanya mas semoga sukses selalu...thnks info nya mas..
Saya juga ingin menyebutkan "langit sangat nyata buku" (heaven is so real book) oleh
choo thomas yang totally berubah hidup saya.

butiku palace said...


August 17, 2009 at 12:13 PM
keren sobat artikelnya,.. sukses y..

310-044 said...
April 20, 2010 at 12:21 AM
i just got the book last week and went through it a few times. i can understand most of the
comments regarding this book, but i dont understand how much of the material can't be
used. basically, this book gives you different ways to look at monsters that are commonly
used in RL campaigns. granted, there arent going to be a plethora of Palemasters in every
corner of the Core, a single encounter can keep PCs on their toes. While i might not like

PC's in my campaign to be able to be a Master of Radiance, they might encounter one as


an NPC. the same goes with the spells. i like the Evolved and Swarmform templates and
havealready applied them to a major NPC villian i am developing. they think they know
what vampires are? i scoff at such assumptions now!

310-051 said...
April 20, 2010 at 12:22 AM
Chinas banking industry, flush with cash from its economic boom, is regarded as the
worlds strongest after lenders avoided mortgage-related credit turmoil that battered
Western institutions. But regulators worry that too much lending last year went to
unneeded factories, real estate and other investments, setting the stage for a rise in bad
loans.
Bank lending was a key element of Beijings 4 trillion yuan ($586 billion) stimulus that
helped China rebound from the global economic crisis. Beijing provided only about 25
percent of the total and the plan called for the rest to be spent by local governments and
state companies, financed by bank lending.

310-052 said...
April 20, 2010 at 12:23 AM
tate media said last month that banks were ordered to curb lending to local government
financing arms and to reject projects that do not fit Beijings development plans.
Earlier Monday,

310-055 said...
April 20, 2010 at 12:24 AM
Hello, my name is Luis Estrada, and I'm a software developer. In this video I'll show you
how to stop Internet explorer from automatically downloading files. Internet explorer is a
registered trademark of Microsoft, and I have no affiliation with Microsoft. Sometimes
when you are downloading large files from the Internet your connection gets interrupted
and you have to start the download from the beginning. Imagine downloading a two
gigabyte file and when you are at ninety nine percent your Internet connection fails or
you run out of battery, that can be a little frustrating. Well, to solve this, you can use a
download manager, this kind of program allows your computer to pause and resume
almost any download. It also makes a much faster download if you use a regular web
browser. One of the most popular download managers is download accelerator plus,
developed by the company Speed Bit. This product is free and you can download it at
Speed bits.com. Once you've installed this program you can configure it to manage all
your downloads, this prevents Internet explorer to automatically downloading the files.
To configure this program click on the tools tab, then select options, go to advanced, here
you have the possibility of integrating the application to your browser, select the first

option to integrate it to your Internet explorer, notice that the dialog box warns you about
restating Internet explorer for changes to take effect. This way you can configure
download accelerator to manage only certain types or files, for example, only movies or
MP3 files, but not pictures and word documents. For that, press the manage extensions
button, type the extensions that you want the application to manage, leaving a space
between them. The other option is to press the default button, now you see a list of all the
file types that will be downloaded automatically using this program. If you don't want to
include one, just erase it, click on ok, restart your browser, and you are ready to enjoy
better downloads. I'm Luis Estrada and I've shown you how to use your web browser."

Jolin said...
May 9, 2010 at 8:45 PM
,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,

Post a Comment
Newer Post
Older Post
CARI ARTIKEL

Atau Bisa Melihat Langsung Semua Artikel


Subscribe via RSS Feed stay updated with blog articles
Follow My Twitter Untuk Mengoceh Bersama
Fave Me On Technorati I Will Fave U Back!
Subscribe via email address:

Terbaru

Komentar

Blog Artis

Useful

Hubungan Antara Situs ibadah Terlengkap dan Internet Marketing - Jan 06

Zinmag Remedy | Magazine Blogger Template - Dec 28

Master Blogger Template Edan.. - Dec 22

Uneg Uneg PPC Lokal - Nov 29

Bencana di Masa Depan Akhir Dari Peradaban Di Bumi | Kiamat ??? - Nov 21

Rekor Ciuman Cipika Cipiki Semenit - Nov 15

Antara Eksekusi Amrozi CS, Lumpur Lapindo dan Bapak Presiden SBY Yang Lupa
Nama Hari - Nov 13

CommentLuv Untuk Blogger | Sebuah Bentuk Cinta Yang Lain - Nov 09

Freeware Sederhana Untuk Image Editor dan Screen Capture utility | PicPick 1.8.0.1 All-in-one Design Tools - Nov 06

Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Myoma Uteri - Nov 06

Kategori
o Adsense
o Alexa
o Artikel Kesehatan
o Askep Maternitas
o Asuhan Keperawatan

o Award
o Berita
o Blogger Template
o Blogging Tips
o Blogging Tools
o freeware
o Google
o Hobby
o Link Exchange
o My Home Town
o My Opinion
o Other
o Ping Service
o PPC
o SCAM
o SEO
o Situs Penghasil Uang
o Tanaman Hias

VOTING
Your Market Research Here

Vous aimerez peut-être aussi