Vous êtes sur la page 1sur 4

Aritmia Jantung: 3 Jenis & 5 Cara

Menangani Fibrilasi Atrium


Amazine.co - Online Popular Knowledge

Baca juga

Tips Jantung Sehat: 13 Penyebab Aritmia (Arrhythmia) Jantung

Tips Sehat: Kenali 11 Faktor Risiko Penyebab Aritmia Jantung

Tips Sehat: Definisi & 8 Gejala Aritmia (Arrhythmia) Jantung

Fibrilasi atrium (atrial fibrillation) adalah kondisi dimana jantung berdetak cepat dan tidak
teratur yang menyebabkan penurunan aliran darah ke dalam tubuh.
Gangguan irama jantung menyebabkan detak jantung tidak teratur pada sinus node.
Selama fibrilasi atrium, bilik jantung atrium bagian atas kehilangan irama normal.
Irama bilik jantung bagian atas yang abnormal menyebabkan bilik jantung bagian bawah
berdetak tidak teratur.
Akibatnya, detak jantung menjadi lebih cepat dan tidak teratur yang disebut sebagai aritmia.
Penanganan fibrilasi atrium akan bergantung pada kondisi kesehatan pasien serta ada
tidaknya penyebab lain.

Ada tiga jenis fibrilasi atrium yaitu:


1. Fibrilasi atrium paroksismal (paroxysmal atrial fibrillation)
2. Fibrilasi atrium persisten (persistent atrial fibrillation)
3. Fibrilasi atrium permanen (permanent atrial fibrillation)
Seseorang yang menderita fibrilasi atrium biasanya akan menampakkan beberapa gejala.
Gejala-gejala tersebut diantaranya adalah jantung berdebar-debar (palpitasi jantung), pusing,
nyeri dada, dan sesak napas.
Jantung mulai memompa darah lebih sedikit dan lebih cepat. Hal ini menyebabkan darah
berkumpul di pembuluh darah vena paru-paru.
Pada banyak kasus, kondisi ini terjadi karena tekanan darah tinggi.
Fibrilasi atrium juga bisa terjadi pada orang dengan kardiomiopati, penyakit perikardial, atau
masalah katup jantung.
Kondisi lain seperti hipertiroidisme, emboli paru, obesitas, serta alkoholisme kronis juga
dapat menyebabkan kondisi fibrilasi atrium.
Cara Penanganan Fibrilasi Atrium
Pada sebagian besar kasus, pasien tidak menunjukkan gejala atau komplikasi kesehatan
akibat fibrilasi atrium.
Namun, fibrilasi atrium perlu segera ditangani karena dapat menyebabkan terbentuknya
bekuan darah.
Bekuan darah yang terbentuk bisa mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kardiomiopati,
bahkan gagal jantung.
Beberapa metode penanganan yang dapat dipertimbangkan diantaranya sebagai berikut:
1. Obat-obatan
Dokter mungkin menyarankan penggunaan obat pengencer darah untuk menghindari
pembentukan bekuan darah.
Bersama dengan obat-obatan tersebut, dokter akan meresepkan salah satu dari dua obat untuk
fibrilasi atrium.
Salah satu dari obat-obatan ini berfungsi mencegah fibrilasi atrium, sedang yang lainnya
membantu mengontrol detak jantung selama fibrilasi atrium.
Beberapa obat yang berfungsi membantu mencegah terjadinya fibrilasi atrium diantaranya
adalah propafenone, flecainide, sotalol, dan dofetilide.

Sedangkan propranolol, metoprolol, atenolol, dan verapamil merupakan obat-obatan yang


membantu mengontrol kecepatan detak jantung selama fibrilasi atrium.
Seorang pasien bisa jadi diresepkan kedua jenis obat tersebut atau hanya diberikan salah
satunya saja.
Tetap harus diingat bahwa obat-obatan ini mungkin memiliki efek samping.
Selain itu, obat-obatan tersebut hanya membantu mengendalikan gejala fibrilasi atrium saja,
bukan menyembuhkannya.
Artinya, setelah berhenti mengonsumsi obat, fibrilasi atrium bisa muncul kembali.
2. Electrical Cardioversion
Electrical cardioversion merupakan prosedur dimana kejutan listrik disalurkan ke dinding
dada.
Kejutan listrik ini membantu pemulihan irama jantung pada pasien dengan fibrilasi atrium.
Prosedur ini hanya membantu jika pasien baru menderita fibrilasi atrium selama beberapa
bulan.
Jika keluhan telah terjadi dalam jangka panjang, ada kemungkinan kondisi ini akan muncul
kembali setelah pengobatan berhasil dilakukan.
Sebelum melakukan prosedur electrical cardioversion, pasien akan diberikan pengencer darah
terlebih dahulu.
Tanpa diberikan pengencer darah, bekuan darah bisa mengalir ke luar jantung yang
bila mencapai otak akan menyebabkan stroke.
Pada beberapa kasus, dokter akan menunggu hingga 4 minggu setelah resep warfarin
(pengencer darah) diberikan sebelum melakukan prosedur ini.
3. AV Node Ablation
Pasien yang menderita detak jantung cepat dan tidak teratur yang disertai sesak napas,
pusing, dan intoleransi olahraga, disarankan melakukan AV node ablation sebagai
penanganan.
Prosedur ini hanya diperlukan bagi pasien yang tidak menunjukkan perbaikan dengan obatobatan.
Pada prosedur pembedahan ini, kateter dimasukkan ke dalam pembuluh darah di daerah
pangkal paha dan mencapai AV node jantung.
Energi frekuensi radio kemudian dilewatkan melalui kateter untuk membantu menghancurkan
AV node sehingga detak jantung kembali teratur.

Namun, ini akan menyebabkan denyut nadi turun hingga 30 denyut per menit.
Oleh karena itu, pasien memerlukan implantasi alat pacu jantung untuk mempertahankan
irama jantung normal.
4. Alat Pacu Jantung (Pacemaker)
Alat pacu jantung (pacemaker) adalah sebuah perangkat elektronik yang ditanamkan di
bawah kulit dada bagian atas.
Perangkat ini terhubung dengan beberapa kabel yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah.
Alat pacu jantung diletakkan tepat di atas jantung dan mengirimkan impuls listrik ke jantung
dari waktu ke waktu.
Baterai sebuah alat pacu jantung bisa berfungsi sampai sekitar 6 tahun. Tingkat keberhasilan
dari implantasi alat pacu jantung mencapai 99%.
Prosedur ini sangat berguna untuk mengurangi gejala denyut jantung cepat dan tidak teratur.
5. Operasi Jantung Terbuka (Open Heart Surgery)
Fibrilasi atrium dapat dihilangkan secara total dengan melakukan operasi jantung terbuka
(open heart surgery) atau operasi Maze.
Dokter bedah akan melakukan insisi (sayatan) untuk mencapai jantung melalui ujung bawah
sternum.
Setelah dilakukan berbagai prosedur termasuk insisi, pembekuan, dan cauterizaton, fibrilasi
atrium bisa dihilangkan.
Tingkat keberhasilan prosedur ini mencapai 90%.
Pasien yang hanya menderita fibrilasi atrium disarankan untuk menjalani prosedur
pembedahan mini-Maze.
Operasi kecil ini akan membantu memperbaiki penyebab yang memicu terjadinya fibrilasi
atrium.[]

Vous aimerez peut-être aussi