Vous êtes sur la page 1sur 10

MAKALAH

ADAT DAN BUDAYA KERINCI

DISUSUN OLEH :

PONI SEFRINA
IC
DOSEN PEMBIMBING :

MAINUR HARYONO, S.Ag, M.PdI

PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN KERINCI
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Kami panjatkan kepada Alloh SWT, atas terselesaikannya
Makalah mengenai ADAT DAN BUDAYA KERINCI ini. Penulisan makalah ini disusun
guna memenuhi tugas Mata Kuliah ADAT DAN BUDAYA KERINCI. Oleh karena itu,
penulisan Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif panduan dan menambah
wawasan tentang kerinci.
Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
secara materiil maupun moril dalam penulisan Makalah ini.

Januari 2016

Penyusun

ADAT DAN BUDAYA KERINCI


Sejarah

Menurut Tambo Alam Minangkabau, Daerah Rantau Pesisir Barat (Pasisie Barek) pada
masa Kerajaan Alam Minangkabau meliputi wilayah-wilayah sepanjang pesisir barat
Sumatera bahagian tengah mulai dari Sikilang Air Bangis, Tiku Pariaman, Padang, Bandar
Sepuluh, Air Haji, Inderapura, Muko-muko (Bengkulu) dan Kerinci. Dengan demikian
Kerinci merupakan daerah Minangkabau.
Pada waktu Indonesia merdeka, Provinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi 3 provinsi:
1. Sumatera Barat, meliputi daerah Minangkabau.
2. Riau, meliputi wilayah kesultanan Siak, Pelalawan,Rokan, Indragiri, Riau-Lingga
ditambah Rantau Minangkabau Kampar dan Kuantan.
3. Jambi, meliputi bekas wilayah kesultanan Jambi ditambah Rantau Minangkabau
Kerinci.
Kerinci pernah berada di bawah Kerajaan Inderapura bersama wilayah Kabupaten Pesisir
Selatan dan sebagian wilayah Provinsi Bengkulu, di antaranya Kabupaten Mukomuko.

Etimologi
Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil Kurinci. Tanah Tamil dapat dibagi menjadi
empat kawasan yang dinamakan menurut bunga yang khas untuk masing-masing daerah.
Bunga yang khas untuk daerah pegunungan ialah bunga Kurinci (Latin Strobilanthus).
Dengan demikian Kurinci juga berarti 'kawasan pegunungan'.
Di zaman dahulu Sumatera dikenal dengan istilah Swarnadwipa atau Swarnabhumi (tanah
atau pulau emas). Kala itu Kerinci, Lebong dan Minangkabau menjadi wilayah
penghasil emas utama di Indonesia (walaupun kebanyakan sumber emas terdapat di luar
Kabupaten Kerinci di daerah Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin). Di daerah Kerinci
banyak ditemukan batu-batuan Megalitik dari zaman Perunggu (Bronze Age) dengan
pengaruh Budha termasuk keramik Tiongkok. Hal ini menunjukkan wilayah ini telah banyak
berhubungan dengan dunia luar.
Awalnya Kerinci adalah nama sebuah gunung dan danau (tasik), tetapi kemudian wilayah
yang berada di sekitarnya disebut dengan nama yang sama. Dengan begitu daerahnya disebut
sebagai Kerinci (Kinci atau Kince atau Kincai dalam bahasa setempat), dan penduduknya
pun disebut sebagai orang Kerinci.

Budaya
Budaya Kerinci sangat khas. Tari-tariannya adat merupakan campuran Minang dan Kerinci
serta Melayu, misalnya Tari Joged Sitinjau Laut. Lagu-lagu Kerinci juga terkenal unik.
Pakaian adatnya juga sangat indah. Rumah suku Kerinci disebut "Larik" karena terdiri dari
beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung. Di Jambi, Kerinci adalah satusatunya wilayah yang menganut adatmatrilineal. Secara budaya Kerinci sejak dahulu kala
sudah mandiri. Dibidang bahas di Kerinci hampir setiap kampung punya bahas sendiri.
Kabupaten Kerinci adalah daerah yang tertutup , berdasarkan catatan sejarah Kerinci baru
punya hubungan dengan luar dengan teratur ialah setelah tahun 1905 saat penjajah pertama
kali menginjak Kabupaten Kerinci yang awalnya melalui Mukomuko. Sebelumnya Ibukota
Kabupaten Kerinci adalah Sanggaran Agung setelah ada analisa gempa secara geologist
ibukota dipindahkan ke Sungai Penuh . Perkebunan Teh Kayu Aro mulkai dibangun 1920
ndan berproduksi 1925. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kerinci mencuptaka alat
keperluan sendiri ; alat Pertanian ( pangko , imbeh, parang , beliung, sikat sawah , bajak ,
kincir air untuk irigasi, tuwai , bilik padi, lesung , alu ) , Alat penangkapan ikan( lukah belut,
lukah ikan, tangguk. tuba ), alat berburu( kujung , bedil, sumpit, jaring , getah , jerat ) , alat
rumah tangga ( syak tepat minum kopi, piuk dari tanah, sendok, tikar, lapik, cerek tempat
minum, bakul, kembut, jangki, ambung, pisau ) , alat peperangan( umba , panah, kujung,
pedang , parang, sumpit ). Dibidang undang -undang Kerinci sangat keta hukum adatnya .
Peraturan mngenai pembagian dan pemakaian tanah Kerinci ternyata lebih dahulu maju .
Akan tetapi, peraturan-peraturan adat yang selama ini dipegang oleh masyarakat sebagai
acuan, memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya antara lain adalah dengan peraturan
adat itu, masyarakat merasa diuntungkan (secara awam). Namun kelemahannya adalah,
hukum adat itu sendiri serig dimanipulasi oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
tertentu.

Bahasa
Bahasa Kerinci termasuk salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang dituturkan dengan
dialek Kerinci. Bagi masyarakat Sumatera bagian tengah, Bahasa Kerinci tidak begitu asing,
namun menjadi agak aneh bagi orang daerah lain di Jambi yang condong ke Melayu
Palembang dan Melayu Riau karena pengucapannya yang cenderung cepat.
Ada lebih dari 30 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah Kerinci. Seperti
pengucapan 'Anda', di Desa Lempur (Kec. Gunung Raya) diucapakan dengan 'Kaya'
sedangkan di Kec. Sungai Penuh diucapkan dengan 'Kayo'. Perbedaan dialek ini juga ditandai
dengan perbedaan budaya yang ada di masing-masing desa di Kerinci. tapi itu tidak

menjadikan perbedaan pada penduduknya, Kerinci yang penduduknya terdiri dari berbagai
etnis menjadikan itu sebagai satu kesatuan bersama, baik dari Kayu Aro sampai Batang
Merangin. Selain dari itu, suku hiang yang berada di kecamatan sitinjau laut menyebutkan
dengan istilah kayao untuk orang yang lebih dewasa.
PUSAKO(SKO)
Adat Kenduri Pusaka (Sko) Di Kerinci
Pusako dalam bahasa indonesia sama dengan pusakayaitu,apa-apa yang diterima dari nenek
moyang,berupa harta benda dan lain-lain.Sedangkan sko berkaitan dengan pihak ibu baik
berupa gelar kaum/suku/kelebu maupun berupa harta pusaka tinggi.Menurut adat Kerinci
pusaka terbagi menjadi empat bagian,yaitu:
1. Pusaka yang datangnya dari bapak dinamaiharta.
2. Pusaka yang datangnya dari ibu dinamaisko.
Sko asal dari ibu terdiri dari dua macam:
a. Sko tanah boleh di-ico (diolah,digarap,dimanfaat).
b. Sko gelar boleh dipakai;yang mana sko gelar itu dihibahkan oleh ibu kepada
mamak(saudara laki-laki ibu),sebagai penerima mandat.
3. Pusaka yang datangnya dari guru dinamaiilmu.
4. Pusaka yang datangnya dari orang banyak dinamaigawe kerapatataugotong royong.
kenduri sko adalah suatu acara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat kerinci dalam
melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. kenduri pusaka dan
kenduri sko adalah suatu rangkaian acara adat yang saling berhubungan satu sama lain .Sebab
disaat kenduri pusaka dilaksanakan maka kenduri sko pun harus dilaksanakan.Kenduri
pusaka dan kenduri sko dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali .Kenduri sko secara adat
kerinci adalah suatu acara pengukuhan gelar suku atau kepala adat. Sedangkan kenduri
pusaka adalah dimana semua pusaka yang ada dari nenek moyang mereka dikeluarkan dari
tempat penyimpanannya untuk disucikan atau dibersihkan oleh para suku atau kepala adat
yang telah dikukuhkan disaat kenduri sko dan disaksikan oleh seluruh masyarakat kerinci.
Mengenai warisanskoatau gelar pusaka kelebu (suku) yang turun temurun ,di sandang oleh
mamak kelebu.Gelar sko mamak kelebu merupakan titel jabatan selaku raja adat ,tetua adat
atau kepala suku.Gelar tetua adat tersebut akan di pakai seumur hidup ,tidak di gilirdi ganti
antara saudara saudara senenek.Sedang kerinci bagian hilir gelar adat di gilir di ganti pada
setiap upacara kenduri sko.
SISTEM KEDEPATIAN
Dalam kehidupan masyarakat Kerinci dikenal sistem sko tiga takah(tingkatan).Pengertian sko
berasal dari kata sakaberarti ,keluarga atau nenek moyang dari pihak ibu.Sko tiga takah
merupakan bentuk struktur pelapisan sosial yang terdapat pada masyarakat Kerinci.Sistem
sko tiga takah itu dalah Depati atau setingkat Depati,Permenti atau Ninik Mamak,dan
Tengganai atau anak jantan. Untuk jadi Depati atau Ninik Mamak dipilh oleh masyarakat
anak janan yang memenuhi persyaratan,karena prinsip adat Kerinci gelar sko yang melekat
pada diri seseorang memiliki sifat kawi(kuat).Depati dan Ninik Mamak adalah simbol
tertinggi pada struktur lapisan sosial masyarakat Kerinci,kedudukan dan fungsi yang melekat
berupa gelar sko menjadikan ia bangsawan jabatan pada sistemsko tiga takah.Sko adalah
gelar pusaka turun temurun yang disandang oleh raja adat(kepala suku).

Pemangku adat dalam menjalankan tugas memberi keizinan ajun-arah bagi kegiatan anakkemenakannya,ada tiga perkara yang tidak boleh dianju-diarah oleh Depati Ninik
Mamak,yaitu:
1. Jeluang di tengah negeri:ialah ajun-arah yang telah diberikan kepada seseorang,tidak
boleh diberikan kepada orang lain.Tetapi ada batas waktunya sesuai dengan aturan adat
setempat,kemudian arah digulung dan dikembali kepada hak negeri/dusun wewenang
Depati Ninik Mamak.
2. Kayu ara empang berakar,ialah jika rumah atau lumbung padi/rangkiang yang telah
rusak,tetapi masih terdapat tanda berdirinya walaupun sebatang tonggak.
3. Galung terlentang,cocok tanam yang letaknya diluar parit bersudut empat/negeri,yang
sudah dimiliki atau dipelihara seseorang maupun kaum ,misalnya pendam pekuburan dan
belukar yang sudah tidak digarap lagi.
PELAKSANAAN

Perlengkapan Kenduri Sko


1. Tenda atau Taruk berukuran besar diatas Tanah Mendapo (tempat berlangsungnya
Upacara adat Kenduri Sko).
2. Umbul-umbul atau Bendera berwarna-warni disekitar tempat upacara.
3. Bendera merah putih berbentuk segitiga siku-siku berukuran besar (dalam bahasa
Kerinci bendera ini disebut dengan Karamtang). Karamtang ini dipasang ditempat
terbuka pada ketinggian mencapai 30 meter. Pada bagian puncaknya digantunngkan
Tanduk kerbau. Bendera ini merupakan sebuah isyarat tentang adanya Kenduri Sko dan
sekaligus menjadi undangan bagi masyarakat banyak untuk datang menghadiri upara
yang sakral itu.
4. Pakaian adat, keris, dan tongkat yang dipakai oleh para Pemangku adat.
5. Pakaian adat para Dayang (dalam bahasa Kerinci disebut dengan Lita dan Kulok).
6. Pedang Hulubalang untuk keperluan Pencak Silat
7. Sesajian berupa beras kuning, kemenyan, dan adonan sirih nan sekapur rokok nan
sebatang.
8. Gong, gendang dan rebana untuk keperluan kesenian daerah yang akan ditampilkan
dalam rangkaina prosesi upacara.

Pakaian pemangku adat:

Pakaian yang di pakai oleh para Depati dan Ninik Mamak mempunyai arti dan makna
tertentu menurut adat kerinci.Cara memakainya juga berbeda antara Depati dan Ninik Mamak
,yang terletak pada ikatan kepala dan selempang sarungnya.Jika Depati pakai seluk dan Ninik
Mamak pakai Lita,begitu pula kain sarungnya jika Depati sarung lurus dan Ninik Mamak
sarung miring.Umumnya pakaian Depati dan Ninik Mamak berwarna hitam dengan hiasan
sulaman benang warna kuning pada dada yang bermakna :
a.
Hitam melambangkan rakyat banyak yang berarti kekuatan,jadi Depati dan Ninik
Mamak memiliki kekuatan karena rakyatnya.
b.
Kuning melambangkan kekuasaan yang berarti berundang berlembago,jadi Depati dan
Ninik Mamak melaksanakan kekuasaan berdasar undang dan lembago.
Busana pemangku adat ini juga digunakan oleh para pemangku adat untuk menghadiri
perhelatan pengantin.

Rangkaian acara

Pukul 08.00 pagi pada hari yang telah ditetapkan, semua masyarakat berdatangan ke Tanah
Mendapo. Dengan antusias mereka ingin menyaksikan rangkaian upacara Kenduri Sko.
Adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut :
Pertunjukan Kesenian Daerah
1) Pencak Silat
Pencak Silat adalah seni bela diri dengan menggunakan dua mata pedang. Pencak silat ini
dimainkan oleh sepasang anak jantan yang masing-masing memegang satu pedang. Mereka
mempertontonkan keahlian bermain senjata tajam.
2) Tari Persembahan
Tari persembahan adalah tari untuk menyerahkan sekapur sirih kepada para petinggi-petinggi
daerah yang hadir, Depati nan Bertujuh, Permanti nan Sepuluh, Mangku nan Baduo serta
Ngabi Teh SantioBawo. Juga menyerahkan sekapur sirih kepada calon Depati, Ngabi,
Permanti dan Mangku yang akan dinobatkan menjadi pemangku adat yang baru.
3) Tarian asyeak yaituTarian upacara yang pada klimaksnya dapat membuat penari kesurupan
(trance)sehingga tubuh para penari tersebut tidak mempan oleh senjata tajam atau api,meniti
mata keris atau pedang tanpa luka .biasanya tarian jenis ini terasa dominan mempengaruhi
unsur-unsur magis,sehingga tidak bisa dipertunjukkan disembarang waktu.
3. Tari Massal
Tarian ini ditata sedemikian rupa khusus dipagelarkan untuk acara-acara helatan besar seperti
Festival danau Kerinci dan juga Kenduri Sko. Tarian ini ditata dengan konfigurasi
menggambarkan keadaan geografis Kerinci yang berbentuk kawah (landai). Gerakan yang
ditarikan merupakan gerak-gerak tari tradisional Kerinci seperti tari Rangguk dan tari Iyo-yo.
4) Tari Rangguk
Tari Rangguk ini merupakan tarian spesifik Kerinci yang populer. Tarian ini ditarikan oleh
beberapa gadis remaja sambil memukul rebana kecil. Tarian ini diiringi dengan nyanyian
sambil mengangguk-anggukkan kepala seakan memberikan hormat. Tari Rangguk dilakukan
pada acara-acara tertentu seperti menerima kedatangan Depati (tokoh adat Kerinci), tamu dan
para pembesar dari luar daerah.
5) Penurunan Pusaka
Menurunkan pusaka dari Rumah Gadang (dalam bahasa Kerinci Rumah Gedang disebut
Umoh Deh)dibawa ke Tanah Mendapo tempat upacara dilaksanakan. Oleh para sesepuh adat,
pusaka itu lalu dibuka satu persatu, dibersihkan dan dipertontonkan kepada masyarakat
sambil menceritakan asal usul atau sejarah pusaka tersebut.
6. Penobatan para pemangku adat

a. Depati
Semua calon Depati dan Ngabi memakai pakaian adat berwarna hitam dan berbenang emas.
Dipinggang sebelah kanan diselipkan sebilah keris. Untuk calon Permanti dan Mangku juga
memakai pakaian adat dan sebuah tongkat yang terbuat dari kayu pacat.
Calon Depati baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas
pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.

b. Ninik Mamak
Calon Permanti baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas
pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
c. Tengganai
Tradisi masyarakat kerinci dalam mengadakan kenduri sko,salah satunya terdapat pidato adat
yang disebut deto talitai.Deto talitai ialah rangkaian pidato adat yang disampaikan dalam
bahasa berirama ,dilakukan sewaktu upacara kenduri sko(adat)dan pengukuhan gelar
kebasaran tertua adat atau kepala suku Depati ataupun Ninik Mamak.Pidato adat ini
berbentuk prosa berirama dan didalamnya terdapat pepatah petitih .Setelah penyampaian
pidato deto talitai oleh orang yang ditugaskan biasanya seseorang yang berjabatan
Pemangku,Ninik Mamak ,Depati atau setingkat depati. Diikuti dengan maklumat sumpah
karangsetio yang berisi peringatan keras pada orang yang menyandang gelar sko yang
dikukuhkan pada hari ia dinobatkan menjadi ketua adat (depati).sumpah karang setio tersebut
secara umum terdapat pada masing-masing lurah atau wilayah persekutuan adat kerinci.
Dibawah ini di kutip salah satu bunyi pepatah petitih penobatan dalam wilayah persekutuan
adat Depati nan Berujuh Tanah Mendapo :
Rapek-rapeklah anok janteang anok batino dalon dusun ineih dengea pasak-pasak.Adepun
kamai ineih melakaukan buot dingon karang setio,di ateh baserau ngan baimbea anok
janteang anok batino ,kepado umoh kapado tango ,kapado laheik kapado
jajo,manganengohkan tando kbea sikou breh sratauh ,ndok jadi Depatai dan Permentai.Lah
Bapapah babimboing kapado Depati nan Batujeuh,Pamangkau nan Baduea sarto Permentai
nan Spulauh.Sudeah niang dipabuot,jadinyo Depati Nan Batujeuh ,batinonyo Pamangkau
Nan Baduea,lahirnyo kamai Ngabi Teh Santio Baweo batinnyo Depati Nan Batujeuh ,sudeah
diparbuot di ateh umoh patelai,sandinyo padek tanoh krajaan ,lubeuk mmeh pendannyo
mmeh,sungei bremeh tanjoun bajure,di ateh tanoh ngan sabingkeh,dibawah pawon ngan
sakakai ,bahimpoung piagea ngan tujeuh pucauk pado keri Pendok Anggo Lumpaing.Masauk
pado karang stio ngan samangkauk.Sapo ngising kno miang ,sapo nguyang kno rbeah,sapo
mancak mulih utang,sapo nindeih mulih garoih.Ideak bulieh nuhok kawang saireing,ideak
bulieh nguntein kae dalon lipatan.Ideak bulieh bakuroak bakandon daleang,ideak bulieh
pepak di luo unceing di dalon.Kalou diparbuot ,padoi ditanang lalang tumbouh,kunyaet
ditanang puteih isi,anak dipangkau jadi bateu.Ngadeak ka ilei dikutuk Tuhang,ngadeak ka
mudeik dikutuk Tuhang,dikutuk quran 30 jeuh dimakon biso kawai .Ka dateh ideak
bapucauk ,ka bawoh ideak baurak ,di tengoah di jarum kumbang.Dibageh ingak pado sagalo
anok janteang anok batinoa,jiko awak ideak dilabeuhkan glea,dijadikan rekak dengon
rekik,dijadikan rujuk dingon undou.Manggulung si lengan bajeu ,nyingkak kaki sirwang
,nambak bateu di balei,manikang kapalo karto ,ngato awak di luo adeak di luo
pusko,ngandang saumo ideuk.itoh salah!
Didendo dingan breh saratauh kbou sikau.Kalou traso awak dilabeuhkan glo,dijadikan gleak
dingan ilei,dijadikan tpauk dingan tarai,traso gedeang ndok malando,traso panjang ndok
malilaik.
Mangupak mangupur balea,bagaligo buleak sakendok atai.Basutang di matao brajea di
atai,babeneak ka mpou kakai.itoh salah!Lahe mulih utang batin dimakon karang stio nan
samangkauk.Kinai lah diangauh breh sratauh kbea sikau,suko jadoi suko manjadoi,glo jateuh
pusko tibeo.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia :


Rapat-rapatlah anak jantan anak perempuan dalam dusun ini,dengar jelas-jelas.Adapun kami
ini melakukan buat dengan karang setia,diatas berseru dan berimbau anak jantan anak
perempuan ,kepada rumah kepada tanga ,kepada larik,kepada jajar mengenengahkan tanda
kerbau seekor beras seratus hendak jadi Depati dan Permenti.Sudah berpapah berbimbing
kepada Depati Nan Bertujuh,betinanya Pemangku Nan Berdua,lahirnya kami Ngabi Teh
Santio Bawo,batinnya Depati Nan Bertujuh,sudah di perbuat di atas rumah das rumah
pateli,sendinya padat tanah kerajaan,lubuk emas pandannya emas,sungai beremas tanjung
berjurai,di atas tanah yang sebingkah,di bawah payung yang sekaki,berhimpun piagam yang
tujuh pucuk kepada keris Penduk Anggo Lumping.
Masuk pada karang setia yang semangkuk .Siapa mengeseh kena miang,siapa menggoyang
kena rebah,siapa berbuat salah,beroleh hutang,siapa menindih beroleh garis.Tidak boleh
menohok kawan seiring,tidak boleh menggunting dalam lipatan.Tidak boleh berkurung
berkandang dalam,tidak boleh pepat di luar runcing di dalam.Kalau di perbuat ,padi di tanam
ilalang tumbuh ,kunyit di tanam putih isi ,anak dipangku jadi batu.
Menghadap ke hilir dikutuk Tuhan,menghadap ke mudik dikutuk Tuhan,di tengah di makan
bisa kawi,di kutuk Quran 30 juz,ke atas tidak berpucuk,ke bawah tidak berurat,di tengah di
jarum kumbang.
Di beri ingat kepada semua anak jantan anak betina,jika kita tidak di berikan gelar,di jadikan
rekak dengan rekik,di jadikan rujuk denagn mundur.Menggulung si lengan baju,menyingkat
kaki celana ,melemparkan batu di balai,menikam kepala kerta mengatakan kita di luar adat,di
luar pusaka ,mengandang seumur hidup.itu salah!Di denda beras seratus kerbau seekor.
Kalau terasa kita berikan gelar,di jadikan gelak dengan ilir,di jadikan tepuk dengan tari,terasa
besar hendak melanda,terasa panjang hendak melilit.Mengupak mengupur balai,berbuat
sekehendak hati.Bersutan di mata ,beraja di hati,berbenak ke empu kaki.Itu salah!Lahir
dapat hutang ,batin di makan karang setia nan semangkuk.Sekarang sudah di hangus beras
seratus kerbau seekor,suka jadi suka menjadi,gelar jatuh pusaka kita
Setelah semua acara acara selesai semua pusaka yang telah dibersihkan diletakkan kembali di
tempat adat yang telah disediakan yang bernama rumah gadang kerinci.

DAFTAR PUSTAKA
http://dedewiranata.blogspot.co.id/2011/10/adat-budaya-kerinci.html (di akses tgl 20 Januari
2016)

Vous aimerez peut-être aussi