Vous êtes sur la page 1sur 52

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH


RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

STASE KEPERAWATAN JIWA


Disusun oleh :
RINI SRI PURWATI, S.Kep
NIM : 1608110

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016/2017

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Kasus (Masalah Utama)


Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Proses Terjadinya Masalah

Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Menurut
Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian
negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri
rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.

Tanda dan Gejala:


Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
b. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
c. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
d. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.

e. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat
terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :

Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik


yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/ sakit/ penyakit.

Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya


berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.

b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
Tanda dan Gejalanya :

Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta


bantuan orang lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila
diajak melakukan sesuatu.

Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak


sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan, wajah tampak murung.

Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik
diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan Gejala:

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

Menghindar dari orang lain (menyendiri).

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap


dengan klien lain/perawat.

Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.

Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.

Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan


percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

Posisi janin saat tidur.


(Budi Anna Keliat, 1998)

C. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Problem
Gangguan citra tubuh

Core

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

Isolasi sosial : menarik diri


Data yang perlu dikaji :
1. Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di
kamar, banyak diam.
2. Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak
jelas.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Data yang perlu dikaji :
1. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
2. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

Gangguan citra tubuh


Data yang perlu dikaji :
1. Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, Mengungkapkan sedih karena
keadaan tubuhnya, Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain, karena keadaan tubuhnya yang cacat
2. Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara,
Suara pelan dan tidak jelas, Tampak menangis

E. Diagnosa Keperawatan
1. harga diri rendah
2. gangguan citra tubuh
F. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : harga diri rendah.
Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik:

Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

Perkenalkan diri dengan sopan

Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai


klien

Jelaskan tujuan pertemuan

Jujur dan menepati janji

Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar


klien

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.


2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
3.1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

4. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang


dimiliki.
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
6.1.

Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah


direncanakan.

6.2.

Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.


6.3.

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat


klien dengan harag diri rendah.

6.4.

Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.

6.5.

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Diagnosa II: gangguan citra tubuh.


Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri
rendah/klien akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
1.2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
1.4. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan :
1.

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2.

Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan


memberi pujian yang realistis

3.

Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan


Tindakan :
3.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
4. Klien

dapat

menetapkan/merencanakan

kegiatan

sesuai

dengan

kemampuan yang dimiliki


Tindakan :
4.2. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
4.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
6.2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA
I. Azis R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr.
Amino Gondoutomo. 2003
II. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric Nursing : Contemporary Practice.
Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
III. Keliat BA. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
IV. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
1998
V. Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi
1. Bandung : RSJP Bandung. 2000

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

Masalah Utama

: Harga Diri Rendah

Proses Keperawatan
A.

Kondisi klien

Mengkritik diri sendiri.

Perasaan tidak mampu.

Pandangan hidup yang pesimis

Penurunan produktifitas

Penolakan terhadap kemampuan diri

terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri

Berpakaian tidak rapih.

Selera makan kurang

tidak berani menatap lawan bicara.

Lebih banyak menunduk.

B.

Diagnosa perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

C.

Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan pada pasien :
tujuan :
a)

Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi


terjadinya harga diri rendah pada klien (factor predisposisi, factor
presipitasi,

penilaian

terhadap

stressor,sumber

koping,dan

mekanisme koping klien)


b)

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif


antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif.

c)

Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif


yang dimilikinya.

Tindakan keperawatan :
a) Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri
rendah pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian
terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
b) tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif dengan cara :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
2) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan
evaluasi diri yang positif yang terdahulu.
3) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan
(kestabilan organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap
pekerjaan saat ini)
4) Ikutsertakan

pasien

dalam

pemecahan

masalah

(mengidentifikasi tujuan yang meningkat dan mengembangkan


rencana tindakan untuk memenuhi tujuan).
c) Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga
diri dengan cara :
1) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih
dimiliki oleh klien
2) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang
masih dimilikinya
3) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengoptimalkan aspek positif yang dimilikinya
Strategi tindakan Pelaksanaan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan

yang

masih

dapat

memilih/menetapkan

digunakan,

membantu

pasien

kemampuan yang akan dilatih,

melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun


jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih
dalam rencana harian
ORIENTASI :
Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Rini Sri Purwati, dari STIKES KARYA
HUSADA SEMARANG. Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat
segar.
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih
Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst..
Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki .

bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada
3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini. O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak. Mari
kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?
Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik.
Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !.
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita
lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !
bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus
Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan bapak bapak (tidak) melakukan.
TERMINASI :

Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan


merapihkan tempat tidur ? Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang
sudah bapak praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga di rumah setelah pulang.
Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat
tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok
jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya
SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
ORIENTASI :
Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah
Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi
pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?
Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur
Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!
KERJA :
Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring,
dan air untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran
ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya
Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian
Bapak bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah
diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur.
Nah selesai
Sekarang coba Bapak yang melakukan
Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang
dilap tangannya
TERMINASI :
Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan seharihari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring
tiga kali setelah makan.

Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat
tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan
latihan mengepel
Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan
dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.

2. tindakan keperawatan pada keluarga


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. tujuan :
1)Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
2)Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih
dimiliki pasien
3)Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4)Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
b. tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada
pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan
memuji
pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara


merawat pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah
perawat demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam


merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian,
tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara
merawat

pasien

dengan

harga

diri

rendah,

mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri


rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat
ORIENTASI :
Selamat pagi !
Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak?
Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!
KERJA :
Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak
Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri
dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering
menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh
sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah
yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap
diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa
mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan
orang lain dan memilih mengurung diri
Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?
Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti
Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita
perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak
Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan
Bapak)
Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci
piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong

bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian


agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya.
Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap
perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali
muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah
sakit
Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada Bapak
temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil
mencuci piring
Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus
TERMINASI :
Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?
Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan
bagaimana cara merawatnya?
Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.
Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada Bapak
Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.
VI.

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien


dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien

ORIENTASI:
Selamat pagi Pak/Bu
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?
Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?
Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.
Waktunya 20 menit.
Sekarang mari kita temui Bapak
KERJA:
Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
keluarga Bapak/Ibu

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti


yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?
Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?
Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada
Bapak
tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak/Bu
Sampai jumpa
VII.

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


ORIENTASI:
Selamat pagi Pak/Bu
Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan
jadwal Bapak selama di rumah
Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan,
apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat
selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan
diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit
TERMINASI:
Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak.
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!

ASUHAN KEPERAWATAN PADASdr. K DENGAN HARGA DIRI


RENDAH
DI RUANG KRESNA
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

STASE KEPERAWATAN JIWA


Disusun oleh :
RINI SRI PURWATI, S.Kep
NIM : 1608110

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016/2017

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Sdr. K


DENGAN HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG KRESNO RSJD AMINOGONDO HUTOMO SEMARANG
VIII. IDENTITAS
Identitas Klien
Nama

: Sdr. K

Umur

: 25 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Status Perkawinan

: Belum menikah

Alamat

: Pati

Diagnosa Medis

: Skizofrenia Ketatonic

Diagnose Keperawatan

: Harga diri rendah

No. RM

: 00109701

Tanggal Dirawat

: 29 juli 2016 jam 17.57 WIB

Tanggal Pengkajian

: 8 agustus 2016 jam 10.00 WIB

Identitas Penanggung jawab


Penanggung jawab

: Tn M

Alamat

: Pati

Hubungan dengan klien

: Kakak

Alasan masuk Rumah Sakit : Pasien sering menyendiri dan susah tidur

IX.

FAKTOR PRESIPITASI
Klien mengatakan tidak percaya diri dan suka menyendiri

X.

FAKTOR PRESDIPOSISI
1 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien suka menyendiri, susah tidur,
keluyuran, dan ditemukan mau bunuh diri. Hubungan dengan keluarga baik,
tetangga renggang.Dulu sebelum dirawat di rumah sakit jiwa klien sudah
pernah masuk rumah sakit jiwa 1 kali dengan kasus usaha bunuh diri.Klien
tidak mempunyai riwayat pengguna obat-obat terlarang dan minum
alkhohol.Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu.Terakhir
dirawat pada tahun 2016. Klien sulit untuk minum obat

sehingga

menyebabkan klien dirawat kembali di Rumah Sakit Jiwa ini. Keluarga


mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa
seperti klien.Klien mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
ingin mempunyai sepeda motor tetapi keluarga tidak mempunyai
biaya.Karena klien tidak mau minum obat sakit klien menjadi kambuh lagi
sehingga keluarga berinisiatif untuk membawanya ke Rumah Sakit Jiwa
Aminogondo Hutomo Semarang. Klien di bawa pada tanggal 29 juli 2016
jam 17.00 WIB. Di UGD Rumah Sakit Jiwa Aminogondo Hutomo
Semarang klien mendapatkan penangganan medikamentosa, Psikologis,
Rehabilitasi.Dan pada tanggal 29 juli 2016 jam 17.57 WIB klien
dipindahkan di ruang Kresno untuk mendapatkan penangganan lebih lanjut.
Masalah keperawatan :resikobunuh diri
XI. PEMERIKSAAN FISIK
1.

Tanda Vital

TD : 110/80 mmHg

Nadi

: 80 X/Menit

: 36,5 C

TB : 165 cm
3.

Keluhan fisik : tidak ada

4.

Head to toe :

RR

: 20 X/Menit

BB

: 50 kg

Kepala

: rambut hitam, pendek, tidak ada ketombe dan kutu

Mata

: konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik, tak ada


konjungtivitis

Hidung

: tak ada polip, tak ada discharge

Telinga

: simetris, ada serumen, tak ada gangguan pendengaran

Mulut

: bibir tidak kering, tak ada stomatitis, gigi bersih

Leher

: tak ada pembesaran kelenjar tiroid

Thorax

: simetris, tak ada tarikan otot bantu nafas, tak ada ronkhi

Abdomen

: tak ada asites, peristaltik usus 10 x/menit

Ekstremitas

: tak ada edema, tak kaku sendi atau otot, rentang gerak
normal

Genetalia

: bersih, tak ada hemoroid.

Masalah keperawatan : XII. PSIKOSOSIAL


1.

Genogram

Keterangan

: Perempuan meninggal

: Laki-laki

: Laki-laki meninggal

: Perempuan

: Klien

: Garis keturunan
: Tinggal satu rumah

Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara.Klien tinggal sendiri


bersama orang tua. Keluarga menggunakan teknik komunikasi terbuka
dengan membicarakan masalah secara musyawarah, interaksi

dalam

keluarga baik. Didalam keluarga klien jika ada permasalahan yang


mengambil keputusan dalam masalah tersebut adalah ayahnya.Keluarga
kooperatif dan mendukung kesembuhan klien.
Masalah keperawatan : 2.Konsep

diri

a. Gambaran diri
Klien mengatakan bersyukur dengan kondisi tubuhnya, tidak ada
bagian dari tubuhnya yang tidak disukai.Klien mengatakan tidak ada
masalah dengan anggota tubuhnya.
b. Identitas diri
Klien menyadari dirinya perempuan berusia 36 tahun anak ketiga
dari empat bersaudara, pendidikan terakhir SD, klien sudah menikah.
c. Peran diri
Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara dan klien adalah adik
laki-laki yang diberi amanah oleh kakaknya untuk menjaga
orangtuanya.
d. Ideal diri
Klien memaksa ingin mempunyai sepeda motor padahal orang tua
hanya bekerja sebagai petani dan sudah tua.
e. Harga diri
Saat dikaji klien mengatakan malu dengan dirinya.Semenjak klien
lulus SMP dan sekarang tidak melanjutkan sekolah klien merasa
tidak berguna lagi dan kurang percaya diri.

Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah


dan gangguan ideal diri

3.Hubungan

Sosial

a. Orang yang paling dekat dengan klien dalam keluarganya adalah ibu
( Alm ). Jika klien punya masalah lebih sering didendam sendiri,
klien termasuk orang yang pendiam, pemikir dan tertutup sehingga
ia jarang bergaul dengan orang lain.
b. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat.
Sebelum klien mengalami gangguan jiwa, klien tidak pernah
mengikuti kegiatan sosial di kampungnya.Saat di rumah sakit klien
tidak mempunyai teman dekat klien lebih senang sendiri dikamar dan
di rumah sakit klien bisa ikut kegiatan terapi aktivitas kelompok
tetapi harus dengan motivasi yang tinggi.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan bahwa setelah keluar
dari rumah sakit ingin menjadi yang terbaik.Klien mengatakan malu
bila dirinya diejek orang-orang disekitarnya.
Masalah Keperawatan :isolasisosial: menarik diri
4.Spiritual

a. Nilai dan Keyakinan


Klien beragama islam. Klien memandang gangguan jiwa adalah gila
dan dapat disebabkan oleh beban pikiran yang berat.Klien meyakini
dengan sholat dapat membantu menyelesaikan masalah dan
mengobati sakitnya.
b. Kegiatan ibadah
Klien jarang mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan, saat berada di
rumah klien tidak melaksanakan sholat 5 waktu. Saat berada di
rumah sakit, klien mau melakukan sholat 5 waktu tetapi tidak teratur.

Masalah Keperawatan :-

XIII. STATUS MENTAL


1. Penampilan

Penampilan klien secara menyeluruh rapi, bersih. Penggunaan pakaian


sesuai untuk klien dan cara berpakaian sesuai dengan waktu, tempat
identitas, situasi atau kondisi, berganti pakaian 2 kali sehari.
Masalah Keperawatan : 2. Pembicaraan

Saat dilakukan pengkajian klien dalam menjawab pertanyaan perawat,


cara bicara klien lambat intonasi rendah, klien tidak bisa untuk memulai
pembicaraan.
Masalah Keperawatan :3. Aktifitas

motorik

Saat dilakukan pengkajian klien dapat tidak mengalami masalah, klien


dapat beraktivitas seperti biasanya tanpa bantuan perawat.
Masalah Keperawatan : 4. Alam

perasaan

Saat dikaji klien mengatakan perasaannya sedih, malu, klien merasa


putus asa karena tidak dapat melanjutkan sekolah.
Masalah Keperawatan : keputusasaan
5. Afek

Ekpresi wajahklien saat berbicara datar.


Masalah Keperawatan : 6. Interaksi

selama wawancara

Saat berinteraksi dengan perawat kontak mata kurang.Klien cukup bisa


menjawab pertanyaan yang diberikan perawat.
Masalah Keperawatan : 7. Persepsi

Saat ini klien tidak mengalami halusinasi.


Masalah keperawatan: -

8. Proses

pikir

Pembicaraan klien dapat dimengerti perawat dan tidak berbelitbelit.Dalam pembicaraan klien perlahan intonasi menurun kadang
berhenti.
Masalah keperawatan : 9. Isi pikir

Saat dilakukan pengkajian, klien tidak mengalami gangguan isi pikir


Masalah Keperawatan : 10.

Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi tempat, waktu dan orang baik.
Klien mengetahui sekarang berada di RSJD Aminogondo Hutomo
Semarang, klien mengetahui hari, tanggal klien dapat membedakan pagi,
siang dan malam, klien dapat mengenali orang lain. (klien mengatakan
saat ini adalah pagi hari, tanggal 10 agustus 2016. Klien juga
mengatakan yang berbaju putih adalah perawat, sedangkan yang
memakai seragam seperti klien adalah pasien. )
Masalah Keperawatan : -

11.

Memori
Daya ingat jangka panjang klien baik, klien dapat mengingat tanggal,
bulan dan tahun kelahirannya. Daya ingat jangka pendek dan daya ingat
saat ini baik klien ingat alasan dibawa ke Rumah Sakit serta kegiatan
yang dilakukan klien hari ini.
Masalah Keperawatan : -

12.

Tingkat konsentrasi dan berhitung


Tingkat konsentrasi klien cukup baik, klien dapat menjawab pertanyaan
perawat walaupun keadaan ruangan cukup ramai oleh pasien yang lain.
Klien dapat melakukan perhitungan sederhana.
Masalah Keperawatan : -

13.

Kemampuan menilai
Pasien tidak dapat mengambil keputusan sederhana dengan bantuan,
misalnya klien harus dibantu untuk memenuhi kebutuhan sehai-hari.
Masalah Keperawatan : -

14.

Daya Tilik Diri


Klien mengatakan alasannya ia dibawa ke rumah sakit karena klien suka
menyendiri, susah tidur, keluyuran, dan ditemukan mau bunuh diri
Masalah Keperawatan : -

XIV. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1.

Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan menu yang di sediakan dari Rumah
Sakit, saat makan klien habis 1 porsi, klien makan dengan menggunakan
tangan. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan peralatan makan
sendiri.
Masalah Keperawatan : -

2.

BAB/BAK
Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri, klien juga dapat
membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
Masalah Keperawatan : -

3.

Mandi
Tubuh klien bersih, tidak bau. Selama di Rumah Sakit, klien mandi 2
kali sehari tanpa bantuan, ganti baju 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali
sehari, selama di Rumah Sakit klien sudah mencuci rambut 2 hari sekali,
kuku klien tidak panjang, rambut pendek
Masalah Keperawatan : -

4.

Berpakaian/berhias
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri secara tepat, pakaian sesuai
dengan

pasangannya.

Klien

mengenakan

sandal

sebagai

alas

kakinya.Setiap klien mandi klien mengganti bajunya, Dandanan klien


rapi.
Masalah Keperawatan : 5.

Istirahat tidur
Menurut klien, selama di Rumah Sakit sehari klien tidur selama + 8 jam,
tidur siang 1 jam biasanya mulai jam 14.00 jam 15.00 WIB dan tidur
malam 7 jam mulai jam 22.00 05.00 WIB. Klien akan tidur jika merasa
ngantuk, sebelum tidur klien akan mencuci kaki , berdoa dahulu dank
lien belum bisa menyiapkan tempat tidur sendiri.
Masalah Keperawatan : -

6.

Penggunaan obat
Selama di Rumah Sakit klien mendapat obat oral Chlorpromazie 2 x
100 mg, Trihexyphenidil 2 x 2 mg, Zofredal 2x2mg, obat diminum 2 kali
sehari pagi dan sore setelah makan. Obat yang didapatkan oleh klien
merupakan obat penenang, efek dari obat tersebut adalah klien tidak
mudah marah, berpikir tenang, Efek sampingnya klien jadi agak
mengantuk. Setelah diberi obat oleh perawat klien dapat meminum obat
sendiri.
Masalah Keperawatan : -

7.

Pemeliharaan kesehatan
Perawatan dan pengobatan lanjut setelah ini dengan kontrol rutin di poli
klinik RSJD Aminogondo Hutomo Semarang dan meminum obat secara
teratur .Sistem pendukung yang dimiliki klien saat ini adalah keluarga
yang selalu memberikan dukungan kepada klien supaya cepat sembuh.
Masalah Keperawatan : -

8.

Kegiatan di dalam rumah


Klien mengatakan setelah pulang, klien akan kembali membantu orang
tuanya .

Masalah Keperawatan : 9.

Kegiatan diluar rumah


Klien mengatakan setelah pulang, klien akan lebih banyak bergaul
dengan teman temannya, tidak menyendiri, tidak melamun, terbuka
dengan orang lain
Masalah Keperawatan : -

XV. MEKANISME KOPING


Menurut klien, klien merupakan seorang yang pemalu,tidak percaya diri,
pemikir, tertutup, dan suka menyendiri. Jika ada masalah klien tidak pernah
menceritakan kepada keluarga namun lebih sering memikirkannya sendiri.
Masalah Keperawatan :harga diri rendah
XVI. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Keluarga Sdr.K sangat mendukung untuk kesembuhan Sdr.K, keluarga siap
menerima Sdr.K kembali, keluarga akan berusaha untuk memberikan
dukungan kepada Sdr.K dengan cara lebih memperhatikan Sdr.K, keluarga
Sdr.K akan membantu klien untuk teratur minum obat.
Masalah Keperawatan : XVII. PENGETAHUAN
Klien merasa tidak mampu dan terbatas pengetahuannya dengan masalah
yang dihadapi, apalagi klien merasa tidak mampu karena tidak mempunyai
sepeda motor.
Masalah Keperawatan :defisiensi pengetahuan
XVIII. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik

: Skizofrenia Ketatonic

Terapi medik

Clorpromazine 2 x 100 mg

Trihexyphenidil 2 x 2 mg

Zofredal 2x2mg

ECT (konvensional) 1 kali

EKG (tanggal 30 agustus 2016 hasil sinus takikardi)

XIX. ANALISA DATA


Tgl/jam
8/8/16
Jam
10.00

Data Fokus
Masalah
DS :
Gangguan konsep diri :
Klien mengatakan malu dengan harga diri rendah
dirinya.
Klien merasa tidak berguna lagi dan
kurang percaya diri.
DO :
Cara bicara klien lambat intonasi
rendah,

klien

tidak

bisa

untuk

memulai pembicaraan.
DS :
Isolasi social : menarik
Klien mengatakan di rumah sakit diri.
klien tidak mempunyai teman dekat
klien lebih senang sendiri dikamar.
DO :
Ekpresi wajah klien saat berbicara
datar.
Saat berinteraksi dengan perawat
kontak mata kurang
DS :
Gangguan ideal diri
Klien mengatakan malu dengan
dirinya.
Klien merasa tidak berguna lagi dan
kurang percaya diri.
DO :
Klien memaksa ingin mempunyai
sepeda motor padahal orang tua
hanya bekerja sebagai petani dan
sudah tua.

XX. DAFTAR MASALAH


1. Resiko bunuh diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Gangguan ideal diri
4. Isolasi sosial: menarik diri
5. Keputusasaan
6. Defisiensi pengetahuan
XXI. POHON MASALAH

AKIBAT

CORE PROBLEM

SEBAB

XXII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.

Gangguan harga diri rendah

2.

Isolasi sosial: menarik diri.

3.

Gangguan ideal diri

Isolasi sosial: menarik diri.

Gangguan konsep
diri : harga diri

Gangguan ideal diri

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Sdr.K

Nama Mahasiswi

: Rini Sri P

Ruang

: Kresno

NIM

: 16081110

No.RM

: 00109701

Tanggal

: 8/8/2016, Jam 10.00 wib

Implementasi
Data (DO & DS)

Klien mengatakan badannya

lemas
Klien mengatakan sulit tidur
Klien tampak lesu
Terkadang menghindar dari

Evaluasi
S:

dengan teman-temannya
karena pernah mencuri sepeda

teman-temannya

motor.
Klien mengatakan bisa menata

kursi
Klien mengatakan tadi malam

Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah
Tindakan Keperawatan

tidak bisa tidur


O:

1. Membina hubungan saling


percaya
2. Mengidentifikasi kemampuan dan

Kontak mata kurang


Membuat jadwal kegiatan
menata kursi sebelum dan
setelah makan

aspek positif yang dimiliki pasien


3. Membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang masih

klien mengatakan malu

A:

dapat digunakan
4. Melatih pasien kegiatan yang

Hubungan saling percaya

dipilih sesuai kemampuan


5. Membimbing pasien memasukkan

sudah terbina dengan baik


Klien mampu
mengidentifikasi kemampuan

dalam jadwal kegiatan harian


RTL (Planning perawat)
1. Latih pasien kegiatan yang dipilih
sesuai kemampuan
2. Bimbing pasien memasukkan

dan aspek positip yang

dimiliki klien
Klien mampu menilai
kemampuan yang masih dapat

dalam jadwal kegiatan harian

digunakan
Klien dapat menata kursi
sesudah makan

P:
Tanggal: 9/8/2016 Jam 14.00 wib
Implementasi
Data (DO & DS)

Evaluasi
S:

Klien mengatakan sulit tidur


Klien tampak lemas
Diagnosa Keperawatan

Klien mengatakan sulit tidur


Klien mengatakan kemarin

Harga diri rendah


Tindakan Keperawatan

latihan menata kursi mbak


Klien mengatakan bisa
mencuci gelas dan sendok

1. Membina hubungan saling

mbak

percaya
O:
2. Memvalidasi masalah dan latihan

sebelumnya
3. Melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai

Kontak mata kurang


Klien tampak lesu
Membuat jadwal kegiatan
mencuci gelas dan sendok

kemampuan
4. Membimbing pasien

setelah makan

memasukkan dalam jadwal


kegiatan harian
RTL (Planning perawat)

A:

Hubungan saling percaya sudah

dipilih sesuai kemampuan


2. Bimbing pasien memasukkan

terbina dengan baik


Klien dapat menata kursi

dalam jadwal kegiatan harian

sebelum dan setelah makan


Klien dapat mencuci gelas

1. Latih pasien kegiatan yang

setelah makan
P:
ulangi intervensi Sp2
1. Latihan kegiatan mencuci gelas

dan sendok setelah makan

RESUME MINI CEX PADA NY.U DENGAN HALUSINASI DENGAR


DI RUANG KRESNA
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusunoleh :
RINI SRI PURWATI, S.Kep
NIM : 1608110

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016/2017

RESUME KEPERAWATAN
PADA NY. U DENGAN HALUSINASI DENGAR
DI RUANG KRESNA RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
A. PENGKAJIAN
I.

IDENTITAS
Inisial klien

: Ny.U

Umur

: 63Th

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku

: Jawa

Alamat

: semarang

Tanggal pengkajian

: 9 Agustus 2016 jam ; 08.00 wib

Tanggal masuk

: 17 juli 2016

Agama

: Islam

Pekerjaan

: petani

Status perkawinan

: Janda

Pendidikan

: SD

No. RM

: 00008550

Diagnosa Medis

: Skizophrenia paranoid

Penanggung jawab
Nama

: Tn. M

Hubungan dengan klien : Anak


Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Petani

Alamat

: Semarang

B. ALASAN MASUK / KELUHAN UTAMA


Klien sering bicara sendiri, Suka keluyuran minum obat tidak teratur .
Klien juga mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya
untuk marah-marah, muncul ketika sendirian dan menjelang petang,
menyombongkan diri dan suara lain yang tidak tentu isinya.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Tahun 2002, klien pernah dirawat di RSJD Amino Gondohutomo selam satu
bulan, dan perbolehkan pulang dalam kondisi sembuh.
Tahun 2004 dirawat lagi dengan keluhan yang sama yaitu sering bicara
sendiri dan berperilaku aneh dan sering mendengar bisikan-bisikan yang
tidak kelihatan orangnya.
Terakhir bulan Maret tahun 2005 dirawat di RSJD Amino Gondohutomo
dengan permasalahan sama dengan perawatan sebelumnya, dan pulang
dalam kondisi sembuh. Dan saat ini periksa/ kontrol di IRJ RSJD Amino
Gondohutomo karena obat sudah habis sebulan lalu kadang masih
mendengar suara/ bisikan-bisikan yang tidak kelihatan orangnya.
D. ASPEK FISIK / BIOLOGIS
Tanda-tanda Vital :
T : 110/70 mmHg
N : 88 x / menit

RR : 22 x/menit

Keluhan : Klien merasa pusing

E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

: 37 0 C

BB : 55 Kg

Ny K th)

Tn. A ( th)

Nn T (66 th)

Tn. B (65 th)

Ny U(63 th)

Nn. Y (50 th)

Keterangan
: klien

: wanita

: serumah

: laki-laki

: meninggal
2. Konsep Diri
a.

Identitas diri

Klien mengatakan bahwa dirinya adalah wanita yang jelek rupa dan
kurang pandai bergaul.
Masalah Keperawatan: b.

Peran diri

Klien adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Dan membantu Keluarga


bekerja sebagai Petani di daerah Genuk Semarang
Masalah Keperawatan: c.

Ideal diri

Klien mengatakan ingin bekerja menjadi petani . Klien mengatakan


ingin hidupnya serba enak .
Masalah Keperawatan: Ideal diri tidak realistis
d. Harga diri
Klien mengatakan dirinya malu dengan teman-teman sekampung
karena wajhnya buruk dan bekerja sebagai petani.
Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri: harga diri rendah
e. Gambaran diri
Klien mengatakan bagian tubuh klien yang tidak disukai adalah
wajahnya karena dia merasa bahwa dirinya jelek rupa.

Klien merasa tidak punya kelebihan sehingga malu untuk bergaul


3.

Hubungan Sosial

Klien mengatakan saya minder dan malu kalau sama teman-teman,


jadinya males bergaul karena tidak ada gunanya.
Masalah keperawatan : Isolasi social:menarik diri
4. Spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah sewaktu
belum sakit
Seperti ini
Masalah keperawatan Depresi spiritual

II.

STATUS
MENTAL
a.

Pembicaraan
Pembicaraan klien kadang kacau dan kadang meloncat-loncat. Suara
klien pelan dan kurang jelas.
Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal

b.

Aktivitas motorik
Tingkat aktivitas klien terlihat mondar-mandir dan suka menggaruk
rambutnya.
Masalah Keperawatan : -

c. Alam perasaan
Klien mengatakan aku tidak ingin disini, aku tidak sakit, sehat-sehat
saja kok.....
Masalah Keperawatan : d.

Persepsi
Klien mengatakan aku sering mendengar suara-suara roh setan yang
selalu ngajak bicara tidak tentu dan kadang menyuruh marah-marah.
Masalah keperawatan : Perubahan sensori-persepsi : halusinasi dengar

e. Proses pikir
Pembicaraan klien kadang kacau dan meloncat-loncat tetapi dapat
difokuskan lagi
Masalah Keperawatan: kerusakan komunikasi verbal
f.

Isi pikir
Saat dilakukan interaksi klien mengatakan bahwa saat ini dia merasa
sehat, sudah sembuh total.
Masalah keperawatan : -

g.

Memori
Klien ingat tanggal dan tahun lahir ketika ditanya perawat.
Klien mengatakan dirinya tahu berada di RSJ, karena dipaksa anaknya
untuk untuk kontrol, karena klien ingat dirinya sering melamun dan
mendengar suara-suara aneh.
Masalah Keperawatan : -

h.

Tingkat konsentrasi dan berhitung


Daya ingat jangka panjang klien baik dimana klien dapat mengingat
tahun lahirnya. Daya ingat jangka pendek Klien cukup baik, klien ingat
alasan dibawa ke Rumah Sakit.
Masalah Keperawatan : -

i.

Daya tilik diri


Klien mengatakan dirinya tidak sakit.

III.

ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia akut
Terapi medik

: Halloperidol 2x 5mg
clozapine 1x 25 mg
THP 2 X 2 mg

B. ANALISA DATA
NO

DATA FOKUS
S :Klien mengatakan mendengar suara barongan

MASALAH
dan

buto ijo,klien merasa seperti ditakut takuti

Gangguan
sensori persepsi :

O :Pandangan mata tidak berfokus, terlihat bingung

C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1.

Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar

C. POHON MASALAH

halusinasi dengar

Resiko mencederai diri, orang lain


dan lingkungan

Perubahan Sensori-Persepsi :
Halusinasi Dengar

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori persepsi: halusinasi dengar

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien
Ruang
No.RM
Tanggal
Jam
NO

: Ny.R
: Broto Joyo
: 00113071
: 22 Agustus 2016
: 09.00 WIB

Nama Mahasiswa : Suparni


NIM
: 1608137

Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Dengar
Terapi Keperawatan
SP1:
1. Mengidentifikasi penyebab halusinasi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala
halusinasi
3. Mengidentifikasi halusinasiyang
dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat halusinasi
5. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi
6. Melatih pasien cara kontrol halusinasi
fisik I (nafas dalam)
7. Membimbing pasien memasukkn dalam
jadwal kegiatan harian
SP2
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi
fisik II (menutup telinga dengan kedua
tangan)
3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP3
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
3. Melatih pasien cara kontrol halusinasi

Diagnosa Medis
Psikotik Skizofrenia
Akut
Terapi Medis
Rosperidon 2 x 1 mg,,
lorazepam 2x1 mg
Hexinet 2 x 2 mg
Ranitidin 2x1 tab
ECT non pre medicasi

fisik II (bercakap-cakap dengan orang


lain).

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. R

Nama Mahasiswi

: Suparni

Ruang

: Broto Joyo

NIM

: 1608137

No.RM

: 00113071

Tanggal

:22 Agustus 2016


Jam 09 .00 WIB

Implementasi
Data (DO & DS)
DS: klien mengatakan mendengar suara
barongan dan buto ijo
DO: klien tampak ketakutan
Pandangan mata tdk fokus

Evaluasi
S:
Klien mengatakan mendengar suara
barongan dan buto ijo terutama
pada saat sendiri,klien mengatakan
mengerti apa yang kita jelaskan

Diagnosa Keperawatan

O : Pasien

Halusinasi dengar
Tindakan Keperawatan

Klien

mampu

1. Mengidentifikasi penyebab

pembicaraan,

halusinasi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala

dengan

halusinasi
3. Mengidentifikasi halusinasiyang

halusinasi
3. Mengidentifikasi halusinasiyang
dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat halusinasi

pelan,

Klien

melamun,

pandangan

fokus
A:
-

Klien mampu membina


Hubungan Saling Percaya

dengan perawat
Klien mampu mengenal
halusinasi (isi, frekuensi, waktu

1. Mengidentifikasi penyebab
halusinasi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala

normal

kosong, kontak mata kurang

halusinasi fisik I (nafas dalam)


7. Membimbing pasien memasukkn
dalam jadwal kegiatan harian
RTL (Planning perawat)

berkomunikasi

terkadang pembicaraan inkoherent

dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat halusinasi
5. Mengajarkan cara mengontrol
halusinasi
6. Melatih pasien cara kontrol

nada

memulai

terjadi, situasi pencetus,


-

perasaan dan respon)


Klien belum mampu
mengontrol halusinasi klien
dengan menghardik

P :
Pertahankan SP1 & lanjutkan ke SP
2
-

Perawat : kontak ulang pasien


untuk mengajarkan kembali

SP1
Klien : buat jadwal harian untuk
latihan menghardik dengan
dampingan perawat.

KONTRAK BELAJAR
UNIT/ STASE
PEMBIMBING AKADEMIK
M.Kep,Sp.Kep.J
PERSEPTOR
PERSEPTEE
Tujuan belajar
1. Mengenal wahana

: KEPERAWATAN JIWA
: Ns. Sri Puji Lestari, S.Kep,
: Ns.Sujarwo.S.Kep
: Rini Sri Purwati

Rencana kegiatan
1. Orientasi ruangan: struktur,

Metode/

Waktu/

Ttd

media
Ceramah,

jadwal
Senin,

Perseptor

praktek dan

tata tertib, SDM, alalt- alat

diskusi,

08

rencana

pendokumentasian, jenis

field study/

Agustu

pembelajaran

kasus, jumlah tempat tidur,

observasi

s 2016

dll.
2. Orientasi program
pembelajaran: learning,
outcome, kompetensi,
kontrak belajar, metode
evaluasi.
2. Pendelegasian

1. Mampu melakukan

Bed Side

Selasa,

tindakan

komunikasi yang efektif

Teaching

09

procedural

dalam pemberian asuhan

(BST)

Agustu

keperawatan pada klien


dengan gangguan mental
psikiatri.
2. Mampu menggunakan
keterampilan interpersonal
yang efektif dalam kerja tim.
3. Mampu menggunakan
teknologi dan informasi
kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
4. Mampu menggunakan proses
keperawatan dalam
menyelesaikan masalah klien
secara kritis, logis dan etis
dalam mengembangkan
asuhan keperawatan.
5. Mampu menjalankan fungsi
advokasi untuk
mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.

s 2016

6. Menggunakan hasil
penelitian untuk diterapkan
dalam pemberian asuhan
keperawatan jiwa.
7. Mampu memberikan asuhan
keperawatan jiwa yang
berkualitas secara holistic,
kontinu dan konsisten pada
klien dengan gangguan
mental psikiatri.
3. Pendelegasian
kasus bersamasama.

1. Membuat laporan

Asuhan

pendahuluan.
keperawata
2. Mengelola terapi modalitas.
n
A. Mengelola terapi kelompok:
1. Berperan sebagai leader,

Selasa,
09
Agustu
s 2016

co leader, fasilitator dan

s/d

observer pada kegiatan

Selasa,

terapi kelompok.
2. Mengevaluasi dan
mendokumentasikan
kegiatan terapi
kelompok.
B. Mengelola terapi perilaku:
1. Mengkaji kebutuhan
pasien.
2. Membuat rencana terapi
perilaku.
3. Membuat kontrak
dengan pasien.
4. Melaksanakan terapi
perilaku.
5. Mengevaluasi
pelaksanaan perilaku.
3. Mengelola perencanaan

16
Agustu
s 2016

pulang
A. Melaksanakan terapi
Okupasi & rehabilitasi:
1. Mengkaji kebutuhan
persiapan pulang
(identifikasi
kemampuan klien dan
keluarga)
2. Merancang kegiatan
persiapan.
3. Pulang (keterlibatan
keluarga, support
system/ masyarakat,
terapi modalitas)
B. Melaksanakan terapi
farmaka & somatic:
1. Melaksanakan
persiapan pulang
(keterlibatan
keluaraga dan
pelaksanaan terapi
modalitas)
4. Mengelola pelaksanaan
kesehatan jiwa masyarakat:
A. Melaksanakan persiapan
pulang klien:
1. Mengkaji kebutuhan
kesehatan jiwa
masyarakat.
2. Merancang kegiatan
kesehatan jiwa
masyarakat (revensi
primer, sekunder &
tertier)

B. Mengelola askep
kesehatam jiwa
masyarakat dan
psikososial:
1. Melaksanakan
kesehatan jiwa
masyarakat
preverensi primer
(penemuan diagnose
dini, penkes,
peningkatan
kesehatan), preverensi
sekunder; menunjuk
kasus yang
ditemukan,
pelaksanaan terapi,
preverensi tertier;
rehabilitasi, long team
care, perawatan kasus
terminal
2. Melakukan kerjasama
lintas program dan
4. Pendelegasian
kasus mandiri

lintas sektoral.
1. Membuat laporan

Asuhan

pendahuluan
keperawata
2. Melakukan Pengkajian secara
n
utuh:
a. Pengkajian status mental
b. Mengeksplorasi data
c. Menginterpretasi data
3. Merumuskan dx.
Keperawatan, menyusun
rancangan asuhan,
keperawatan dan evaluasi:

Senin,8
Agustu
s 2016
s/d
selasa 9
Agustu
s 2016

a. Menganalisa tingkat
kebutuhan dasar klien
berdasarkan respon klien.
b. Menentukan rencana
tindakan keperawatan.
c. Pendelegasian dan
kolaborasi dengan profesi
lain.
d. Mempertimbangkan
aspek legal dan etik.
e. Memantau pelaksanaan
tindakan keperawatan.
f. Menerapkan komunikasi
terapeutik dalam upaya
psikoterapi.
g. Mengevaluasi
perkembangan klien.
h. Melakukan seleksi klien.
i. Menentukan model dan
metode terapi kelompok.
j. Membuat rancangan
terapi kelompok
5. Ujian Mini Cex

Selasa ,
9
Agustu
s 2016

Vous aimerez peut-être aussi