Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Definisi
Trauma kepala adalah trauma yang meliputi kulit kepala, tengkorak dan
otak. Secara anatomis, otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit kepla, tulang
dan tentorium (helm yang membungkusnya).
Trauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah
gangguan fungsi normal otak karena trauma, baik trauma tumpul ataupun trauma
tajam. Defisit neurologist terjadi karena robekan substansi alba, iskemia, dan
pengaruh massa karena hemoragig, serta edema serebra disekitar jaringan otak.
Trauma kepala adalah suatu keadaan dimana kepala mengalami gangguan
abnormal yang diakibatkan oleh suatu benturan dengan benda keras sehingga
mengganggu fungsi normalnya. Trauma kepala juga dibedalan menjadi 3 yaitu
trauma kepala berat, trauma kepala sedang dan trauma kepala ringan. Ketiga jenis
trauma kepala ini dibedakan menurut tingkatan luka dan efek terhadap tubuh.
B. Factor resiko
1. Kecelakaan
2. Jatuh
3. Trauma akibat persalinan
4. fraktur linear
5. fraktur communited
6. fraktur depressede
7. fraktur basis
C. klasifikasi
I. Tipe Trauma kepala :
1. Trauma kepala terbuka.
2. Trauma kepala tertutup.
Saraf otak
Jaringan otak.
Battle sign.
Hemotympanum.
Periorbital echymosis.
Rhinorrhoe.
Orthorrhoe.
Brill hematom.
D. Patofisiologi
Cidera Kepala
Cidera otak primer
Kontosio
Laserasi
Sembuh
Respon biologik
Metabolisme anaerobik
Hipoximia
TIK meningkat
Edema
Hematom
Respon biologic
E. Anamneses
Identitas klien
1. Nama
: Tn.M
2. Umur
: 30 thn
3. Agama
: Islam
4. Alamat
: Jombang
5. Pendidikan
: SMA
6. Pekerjaan
: Pembalab
7. Tanggal MRS
: 10/10/ 2010
8. Diagnosa
: Trauma Kepala
9. No. Reg
: 10102010
2. Umur
: 35 tahun
3. Agama
: Islam
4. Pendidikan
: Sarjana
5. Pekerjaan
: Nursing staff
Riwayat Psikologis
1. Sering khawatir terhadap penyakit yang diderita
2. Cemas
Riwat Sosial
1. Klien dekat dan akrab pada orang sekitar
Riwat Spiritual
1. Klien taat melaksanakan ibadah sholat sebelum MRS
2. Klien jarang beribadah saat MRS, karena keadaannya yang tidak
memungkinkan
Warna
: Keruh
Jumlah
6. Bone
Adanya sianosis pada ujung kuku, ekstremitas, telinga, hidung, bibir dan
membran mukosa. Wajah tampak pucat dikarenakan syok.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ct-scan
H. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan gangguan peredaran darah
karena adanya penekanan dari lesi (perdarahan, hematoma).
2. Potensial terjadinya peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan adanya
proses desak ruang akibat penumpukan cairan darah di dalam otak.
3. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan imobilisasi, aturan terapi untuk
tirah baring.
4. Aktual/Potensial terjadi gangguan kebutuhannutrisi : Kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan
menurunnya kesadaran.
5. Gangguan persepsi sensoris berhubungan dengan penurunan daya penangkapan
sensoris.
6. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dnegan masuknya kuman melalui
jaringan atau kontinuitas yang rusak
7. .Gangguan rasa nyaman : Nyeri kepala berhubunagn dnegan kerusakan jaringan
otak dan perdarahan otak/peningkatan tekanan intrakranial.
8. Gangguan rasa aman : Cemas dari keluarga berhubungan dengan ketidakpastian
terhadap pengobatan dan perawatan serta adanya perubahan situasi dan krisis.
I. Intervensi
1. Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab coma/penurunan
perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan TIK. R/ Deteksi dini
untuk memprioritaskan
neurologi/tanda-tanda
DAFTAR PUSTAKA
Long, B.C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Kperawatan).
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Bandung.
Muttaqin,Arif(2008), Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika,2008
Carpenito, L.P. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif. Ed.2. Jakarta : EGC.
Oleh Kelompok 7 :
Adhitya Sanjaya
Alfian Haqiqi
Anggit Eko Saputro
Eko Yulianto
Galang Arief W.
Muhammad Sofyan