Vous êtes sur la page 1sur 9

Pengaturan Suhu Tubuh

Christin Doko Rehi


(102012256)
Alamat korespondensi : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 - Jakarta Barat 11510

Pendahuluan
Demam adalah sebuah respon fisiologis kompleks untuk penyakit yang dimediasi oleh
sitokin pyrogenic dan ditandai dengan kenaikan suhu inti, generasi reaktan fase akut, dan
aktivasi sistem kekebalan tubuh. Mekaisme terjadinya demam dimulai dari menggigil, pada
demam perlu kita ketahui bahwa demam mempunyai 2 tingkatan yaitu stage of chill dan stage
of fastigium adalah highest point yang mereupakan tingkat kritis suatu penyakit. Infeksi atau
peradangan di dalam tubuh menyebabkan tubuh mengalami kenaikan suhu yang disebut
demam.
Organ Terkait
Hipofisis atau kelenjar pituitari berukuran kira kira 11 cm, tebalnya sekitar 1/2 cm,
dan beratnya sekitar 1/2 gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita. Hipofisis terletak di
dalam cella turisica os sphenoidale. Letaknya dorsal terhadap rongga hidung dan mata.
Dalam bahasa inggris, hipofisis juga dikenal sebagai pituitary gland. Disebut juga sebagai
Master Gland karena hormon yang dikeluarkan akan mempengaruhi kelenjar endokrin yang
lainnya. Bentuknya tidak besar dan berada tepat di bawah hipotalamus dan disambungkan
dengan hipotalamus melalui hipotalamo-hipofisial portal.1
Terdapat dua lobus pada hipofisis, yaitu lobus anterior dan posterior. Lobus anterior
disebut juga sebagai adenohypophysis pada bagian anterior, hasil perkembangan dari
evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik sedangkan lobus yang posterior disebut juga
neurohypophysis hasil perluasan diensefalon.. Pada hipofisis juga terdapat pars intermedia
yang terletak di antara kedua lobus ini namun biasanya rudimenter pada manusia. Secara
topografis, kelenjar ini merupakan salah satu yang paling dilindungi dan tidak terjangkau
1

dalam tubuh. Hipofisis dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali pada bagian
infundibulum berhubungan dengan hipotalamus.1
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna. Arteri hipofisial superior
memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler primer
pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi lobus
posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri hipofisial
lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut ke vena portal
hipofisial.2
Sekresi hormon hipofisis diregulasi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri mendapat
input dari berbagai area otak dan feedback dari kelenjar lain. Untuk mengatur kerja hipofisis,
hipotalamus akan melepaskan messenger ke pleksus kapiler primer eminensia media,
kemudian dialirkan ke pleksus kapiler sekunder pars distalis, disini hormon meninggalkan
kapiler, menyampaikan rangsang pada sel parenkim.
Hipofisis menghasilkan hormon-hormon berbeda lewat sel-sel yang berbeda. Lobus
anteriornya mengandung sel-sel yang bergranul dan tidak bergranul dibawah mikroskop
cahaya dan dapat dibedakan atas sel asidofil dan sel basofil serta sel kromofob. Sel asidofil
adalah sel bergranul yang dengan pewarnaan Hematoxcylin Eosin akan berwarna merah
karena bersifat asam dan banyaknya sekitar 35% dari total sel di adenohipofisis ini. Disebut
juga sebagai sel alfa. Dengan pewarnaan Mallory Azan dapat dibedakan atas sel alfa dan
efsilon. Sel orangeofil atau sel alfa asidofil yaitu sel yang berafinitas orange-G yang besar.
Sel Karminofil atau sel Efsilon Asidofil yaitu sel yang berafinitas azo-karmin yang besar.3
Sel Basofil yang berjumlah sekitar 15% dari total sel adenohipofisis adalah sel basofil
ini. Sel ini dengan pewarnaan Hematoxcylin Eosin akan bersitoplasma biru karena suka
dengan keadaan yang basa. Disebut juga sel beta. Sel Kromofob yaitu sel yang tidak
bergranul. Dengan pewarnaan Hematoxcylin Eosin sitoplasmanya jernih dan tidak terlihat.
Hanya tampak intinya saja dan tak bersitoplasma. Tetapi pada keadaan tertentu sel kromofob
ini dapat berubah menjadi sel asidofil ataupun menjadi sel basofil.3
Lobus posteriornya disebut juga sebagai neurohipofisis karena strukturnya yang mirip
dengan bagian dari otak dan fungsinya yang sebagai tempat penyimpanan hormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus. Terdapat sel pituisit di dalamnya.
2

Pengaturan Suhu
Suhu tubuh dianggap normal bila berada pada suhu 37C (98,6F). Dari sudaut pandang
termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai sutu inti di tengah (central core) dan
pembungkus diluar (outer shell). Suu inti di bagian dalam terdiri dari organ organ abdomen
dan toraks, sistem saraf pusat, serat otot rangaka yang umumnya relatif konstan 37,8C
(100F). Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh dan sebagai subjek
pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya. Kulit dan jaringan subkutis
membentuk lapisan disebelah luar. Berberda dengan suhu di dalam lapisan luar umumnya
lebih dingin dan pada dasarnya dapat berubah ubah. Suhu kulit diubah ubah sebagai
tindakan kontrol untuk membantu mempertahankan agar suhu di tengah teteap konstan.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat yaitu ketiak, mulut, dan rektum.
Suhu tertinggi di rektum dan yang terendah di ketiak. Walaupun suhu inti dipertahankan
relatif konstan, terdapat beberapa faktor yang sedikit dapat mengubahnya yaitu irama biologis
inhren atau jam biologis, haid dan olahraga. Suhu terendah adalah pada pagi hari sebelum
bangun dan tertinggi pada siang hari. 4
Suhu inti dalah pencerminan kandungan panas total tubuh. Untuk mempertahankan
kandungaan panas total yang stabil pemasukan panas ke tubuh harus seimbang dengan
pengeluaran panas. Pemasukan panas terjadi melalui penambahan panas dari lingkungan
eksternal dan produksi panas internal, yang berakhir merupakan sumber utama panas tubuh.
Pembentukan panas dipengaruhi oleh jumlah makanan, SDA makanan, tonus otot / kontraksi
otot dan taraf metabolisme. Sebagain besar pengeluaran energi tubuh akan berakhir sebagai
panas. Panas ini penting untuk mempertahankan suhu inti. Pengeluaran panas terjadi melalui
pengurangan panas dari permukaan tubuh yang berjalan ke lingkungan eksternal.
Keseimbangan antra pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu oleh beberapa
hal yaitu, perubahan produksi panas internal untuk tujuan tujuan yang tidak berkaitan
dengan pengaturan suhu tubuh terutama oleh olahraga yang sangat meningkatkan produksi
panas, dan perubahan suhu lingkungan eksternal yang mempengaruhi tingkat penambahan
atau penguran panas antara tubuh dengan lingkungannya. Jika suhu inti mulai turun, produksi
panas di tingkatkan dan kehilangan panas diminimalkan sehingga suhu normal dapat
dipulihkan. Sebaliknya, jika suhu tubuh meningkat di atas normal hal tersebut dapat dikoreksi
dengan meningkatkan pengurangan panas sementara produksi panas juga dikurangi.4
3

Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh BMR,
terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid. Selain itu juga oleh aktivitas otot, terjadi
penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas. Sedangkan termogenesis
menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang merupakan upaya tubuh untuk
mempertahankan suhu tubuh selama terpapar dingin.
Pertukaran Panas Tubuh dan Lingkungan
Semua penambahan atau pengurangan panass antara tubuh dan lingkungan eksternal
harus berlangsung antara prmukaan tubuh dan lingkungan sekelilingnya. Panas selalu
berpindah mengikuti gradien konsentrasinya yaitu mengikuti penurunan gradien termal dari
daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin. Faktor yang mempengaruhi
pengeluaran panas adalah luas permukaan badan, beda suhu tubuh dan suhu lingkungan, dan
kelembaban udara. 4
Tubuh menggunkan empat mekanisme pemindahan panas yaitu radiasi, konduksi,
konveksi dan evaporasi. Radiasi adalah emisi energi panas dari permukaan tubuh yang
hangat dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau gelombang panas. Saat energi
pancaran mengenai suatu benda akan diserap dan diubah menjadi panas di dalam benda
tersebut. Tubuh manusia memancarkan (sumber pengurangan panas) dan menyerap (sumber
penambahan panas) energi pancaran.Tubuh akan mengalami penembahan atau penguran
panas melalui radiasi bergantung pada suhu antara permukaan kulit dan permukaan berbagai
benda lain dilingkungan. Perpindahan panas melalui rasdiasi selalu dari benda yang lebih
panas ke benda yang lebih dingin sehingga tubuh memperoleh penambahan panas melalui
matahari, radiator atau nyala kayu bakar.tubuh mengalami pengurangan panas melalui radiasi
ke benda benda yang permukaanya lebih dingin dari permukaan kulit misalnya dinding
bangunan, perabot rumah tangga atau pohon. Secara rata rata manusia kehilangan hampir
separuh dari energi panas mereka melalui radiasi.5
Konduksi adalah perpindahan panas antara benda benda yang berbeda suhunya yang
berkontak langsung satu sama lain. Panas berpindah mengikuti penurunan gradien ternal darri
benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin karena dipindahkan dari molekuk ke
molekul. Semua molekul terus menerus bergetar, dengan molekul yang lebih panas bergerak
lebih cepat dari pada yang dingin. Sewaktu molekul molekul dengan panas yang berbeda
4

bersentuhan satu sama lain, molekul yang bergerak lebih cepat dan panas akan memacu
molekul yang dingin untuk bergerak lebih cepat sehingga molekul yang dingin menjadi lebih
hangat dan sebaliknya. Panas dapat bertambah atau berkurang melalui konduksi apabila kulit
berkontak dengan suatu konduktor yang baik. Contohnya adalah jika kita menaruh bantalan
pemanas ke bagian tubuh tertentu , bagian tersebut akan menjadi hangat karena panas
dipindahkan secara langsung dari bantalan ke bagian tubuh tersebut.5
Konveksi mengacu pada perpindahan energi panas melali arus udara atau H2O. Ketika
tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin, udara yang
berkontak langsung dengan tubuh akan menjadi lebih hangat. Karena udara hangat lebih
ringan dibandingkan udara dingin maka udara yang dihangatkan tersebut akan bergerak ke
atas dan udara yang lebih dingin kan bergerak ke kulit untuk menggantikan udara panass
yang berpindah tersebut. Gerakan udara ini dikenal sebagai arsu konveksi.
Evaporasi adalah metode terakhir pemindah panas yang digunakan oleh tubuh. Ketika
udara menguap dari permukaan kulit, panas yang diperlukan untuk mengubah air dari cair
menjadi gas diserap dari kulit sehingga tubuh menjadi lebih dingin. Pengurangan panas
evaporatif terus menerus berlangsung melalui dinding saluran pernapasan dan dari
permukaan kulit. Panas secara terus menerus hilang melalui uap H2O yang terdapat di udara
ekspirasi akibat proses humadifikasi udara saat udara melintasi sistem pernapasan. Demikian
juga karena kulit tidak kedap air 100%, molekul molekul H2O secara terus menerus
berdifusi melalui kulit dan menguap. Proses pengurangan panas evaporatif yang pasif ini idak
berada di bawah kontrol fisiologis dan terus berlangsung walaupun cuaca sangat dingin
sewaktu masalah yang dihadapi adalah penghematan panas tubuh. 5
Demam
Demam ialah peningkatan suhu tubuh karena resetting termostat di hipothalamus.
Suhu tubuh selalu dipertahankan selama demam. Demam disebabkan oleh infeksi atau stress.
Peningkatan thermostat tubuh akan menyebabkan sensasi kedinginan. Vasokonstriksi dan
menggigil terjadi untuk mengimbangi peningkatan suhu tubuh. Jika termostat dihapus dan
demam hilang, seseorang akan merasa kepanasan, terjadi vasodilatasi dan berkeringat.
Mekanisme pengaturan suhu juga dapat terpengaruh bila ada pirogen yang
mempengaruhi hipotalamus, sehingga mempengaruhi set point temperature. Set point
5

temperature tubuh manusia akan meningkat, maka tubuh akan melakukan mekanisme
peningkatan suhu. Adanya pyrogen seperti infeksi, toxin atau mediator inflamasi merangsang
keluarnya monosit, makropag atau sel endothelial yang akan melepaskan pyrogen cytokinesIL 1, TNF, IL-6 dan IFN. Komponen tersebut merangsang hipotalamus anterior yang akan
mengakibatkan peningkatan termoregulator dari set point. Gejala yang ditimbulkan berupa
produksi panas atau mempertahankan panas yang menyebabkan demam.4
Mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat
toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut,
tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan eukosit,
makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit).
Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan
senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/
IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan
merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan
suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya
bantuan enzim fosfolipase A2. 4
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan
pemacu pengeluaran prostaglandin. Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan
campur tangan dari enzim siklooksigenase. Pengeluaran prostaglandin ternyata akan
mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus.
Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan
suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan mesin
tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah
respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas
tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang
setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut
dengan demam.5
Dengan demikian, pembentukan demam sebagai respons terhadap infeksi adalah
sesuatu yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme
termoregulasi.Banyak pakar medis berpendapat bahwa peningkata suhu bersifat
6

menguntungkan untuk melawan infeksi. Demam memperkuat respons peradangan dan


mungkin mengganggu multiplikasi bakteri.
Pirogen endogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam
dengan memicu pengeluaran prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi lokal yang bekerja
langsung di hipotalamus. Aspiri menurunkan demam dengan menghambat sintesis
prostaglandin. Aspirin tidak menurunkan suhu pada orang yang tidak demam, karena tanpa
adanya pirogen endogen maka tidak terdapat prostaglandin dengan jumlah yang berarti dai
dalam hipotalamus.
Tingkatan demam
Stage of chill
Selama tahap Dingin ada perasaan dingin, kulit dingin bila disentuh, pucat. Rasa dingin
sebenarnya disebabkan oleh penurunan suhu kulit, dan menggigil yang sering diucapkan
dalam tahap ini adalah fenomena refleks, seperti biasa menggigil dari dingin. Dinginnya
permukaan adalah karena kejang umum dari arteri kulit.
Sementara permukaan dingin ada kenaikan besar dalam suhu internal. Kenaikan ini
mungkin sebagian hasil dari hilangnya panas dari permukaan, tetapi tidak sepenuhnya begitu.
Kenaikan ini terlalu besar untuk diperhitungkan dalam cara ini. Sebagai contoh,
Liebermeister menemukan bahwa pada tahap dingin demam intermiten suhu di rektum
meningkat dalam tiga puluh menit sebanyak 2,31 C (4 F). Penulis ini juga menentukan
bahwa pada tahap dingin ada peningkatan besar dalam proses pembakaran, seperti yang
dibuktikan oleh penghapusan dari asam karbonat. Kenaikan yang sangat cepat dalam suhu itu
akibat peningkatan produksi, dengan debit berkurang, panas.4
Menggigil adalah konstraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan
frekuensi tinggi sepuuh samapai dua puluh kali per detik. Mekanisme ini sangat efektif untuk
meningkatkan produksi panas; semua energy yang dibebaskan selama tremor otot diubah
menjadi panas karena otot tidak melakukan kerja eksternal. Dalam beberapa detik atau menit,
produksi panas internal dapat meningkat dua sampai lima kali lipat akibat proses menggigil.
Perubahan reflektif aktivitas otot rangka sering diperkuat oleh aktivitas volunteer yang
juga menghasilkan panas. Contohnya : melompat dan bertepuk tangan. Perubahan aktivitas
7

otot yang volunter dan reflekrif merupakan cara utama untuk meningkatkan kecepatan
produksi peninngkatan panas.
Stage of fastigium
Fastigium ditandai oleh kurang lebih ketinggian suhu, yang bisa berlangsung selama
berhari-hari dan minggu, tetap dekat yang dicapai pada akhir tahap dingin. Ada peningkatan
besar dalam produksi dan pembuangan panas. Yang pertama ini dibuktikan oleh
meningkatnya penyerapan oksigen dan pelepasan asam karbonat, dan yang terakhir telah
ditentukan oleh pengamatan aktual. Kulit yang panas pada pasien demam secara umum
merupakan indikasi yang cukup untuk pembuangan panas yang berlebihan, namun Leiden
telah menunjukkan itu dengan eksperimen, di mana bila kaki dimasukkan ke dalam bak
mandi, dan hilangnya panas diukur oleh kenaikan suhu di dalam air .
Pada demam yang tidak disebabkan factor pirogenik melainkan karena ekspos terhadap
panas berlebihan yang biasa disebut hyperthermia terdapat tahapan heat cramps yang
merupakan tahap awal, heat exhaustion dan heat stroke.5
Heat exhaustion ialah suatu keadaan kolaps karena dehidrasi berat yang menyebabkan
hipotensi akibat berkurangnya volume plasma karena berkeringat sehingga menyebabkan
penurunan curah jantung, dan vasodilatasi pembuluh darah kulit yang berlebihan sehingga
menyebabkan penurunan resistensi perifer. Pada keadaan heat exhaustion suhu inti tubuh
berkisar 37,5-39C, terjadi kram otot, mual, sakit kepala, pucat dan banyak berkeringat.
Biasanya terjadi pada orang yang aktif secara fisik pada suhu lembab, sehingga tidak
teraklimatisasi. Dapat juga terjadi pada lansia yang sudah mengalami kerusakan pada
kemampuan pengaturan suhu tubuhnya.
Heat Stroke ialah bentuk hipertermia yang lebih berat dengan suhu tubuh yang lebih
tinggi. Heat stroke ditandai oleh kolaps, delirium, kejang, dan penurunan kesadaran. Biasanya
terjadi karena lama terpapar udara/ suhu lingkungan yang panas. Pada keadaan ini terjadi
mekanisme umpan balik positif, peningkatan suhu tubuh makin meningkatkan metabolisme
dan menghasilkan panas lebih banyak.

Kesimpulan
Demam juga sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi dan kondisi sakit lainnya. Saat
demam, suhu tubuh menjadi lebih tinggi dari suhu normal (36-37 derajat Celcius) bila diukur
dengan termometer yang diletakkan di lidah atau anus. Kenaikan suhu tubuh berguna untuk
menolong infeksi. Karena kenaikan suhu tubuh secara drastis hipotalamus memanfaatkan
situasi ini untuk memberikan akibat dari kenaikan tonus otot, akibat tersebut biasa kita sebut
menggigil. Menggigil itu sendiri adalah konstraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang
terjadi dengan frekuensi tinggi sepuluh sampai dua puluh kali per detik. Demam itu sendiri
diakibatkan oleh infeksi atau peradangan, infeksi atau peradangan pada tubuh seseorang
memulai mekanisme demam, karena tubuh merasa ada infeksi maka tubuh kita menghasilkan
neutrofil lalu neutrofil mengeluarkan pirogen endogen, menghasilkan prostaglandin
menaikkan titik patok hipotalamus, lalu mengawali terjadinya tingkatan demam yaitu stage of
chill lalu menaikkan suhu tubuh dan menurunnya pengeluaran panas dari dalam tubuh dan
suhu tubuh naik terjadi demam.
Daftar pustaka
1.
2.
3.
4.

Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2002.h.200-217.


Netter FH. Atlas of human anatomy. USA: Elsevier; 2011.p.205-223.
Telser AG. Elseviers Integrated histology. China: Mosby Inc; 2007.p.279-294.
Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2001. h.537-587.
5. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2009.h.1133-1154.

Vous aimerez peut-être aussi