Vous êtes sur la page 1sur 3

ASAL USUL BUIT LABAONG

Makalah tentang legenda Sumbawa


Disusun oleh:
Ketua klp : Rosakina R.T
Anggota :Ny muliyantari
Iin sagita P.

Ikhsan
Wendi S.

La Gawa adalah seorang yang disegani di wilayahnya


(Sumbawa), dia juga pemimpin bajak laut Bintang Tiga. Para
Kolonial sangat benci dengannya, begitupula dengan mertua La
Gawa sendiri (Rangga). La Gawa tidak pernah mematuhi perintah
yang diberikan oleh mertuanya karena ia tahu bahwa mertuanya
hanya mengingikan jabatan tinggi di kerajaan. Suatu hari La
Gawa diusir oleh mertuanya karena ia tanpa sengaja telah
memukuli istrinya sendiri. La Gawa pun menggembara tanpa

seorng istri di sampingnya (Lala Bueng). La Gawa bertekad akan


berkorban demi rakyat serta wilayah tempat tinggal istrinya.
La Gawa dating ke Port Roterdam di Makasar untuk
menemui Tuan Holfner. La Gawa disambut dengan ramah oleh
para colonial, ternyata Kolonial ingin berkerja sama dengan La
Gawa untuk menaklukan Jepara. La Gawa menyetujuinya, tapi
colonial harus memenuhi persyaratan yang diajukan oleh La
Gawa. Persyaratan itu adalah La Gawa meminta agar colonial
tidak mengganggu daerah Sumbawa tempat istrinya sekarang,
perjanjian itu di sebut PERJANJIAN SATU PASAL. Colonial
menyetujui, asalkan Raja Jepara bisa ditaklukan oleh La Gawa. La
Gawa pun pergi ke Kerajaan Jepara. Di sana dia menyamar
sebagai pedagang dari Makasar. Pertama La Gawa disambut
dengan keramahan, tapi karena keegoisan sang raja, terjadilah
pertumpuhan darah. Kejadian itu tidak diketahui oleh warga
kerajaan di luar. Setelah itu, La Gawa pun kembali ke Makasar
untuk menyampaikan kabar itu. Tuan Holfner merasa senang
mendengarnya.
Disamping itu, istrinya Lala Bueng menunggu
kedataangan La Gawa tapi tidak kunjung datang juga. Melihat itu,
Rangga ayahnya, sangat bersimpati melihat anaknya itu.
Meskipun telah banyak pangeran yang mempersunting Lala
Bueng, tapi ia tetap setia menunggu kedatangan suaminya. Suatu
hari Lala Bueng dilamar oleh raja muda, semula Lala Bueng tidak
mau tapi setelah dipikirkan dan mendengar kabar bahwa
suaminya telah meninggal, ia pun menerima lamaran pangeran
muda. Di hari pernikahannya, datanglah seorang panggeran
Banjar. Pangeran itu bernama Andi pangeran. Andi pangeran
semula kelihatan bingung dengan sekitar dan dia terpesona
melihat pengantin yang bersanding dipelaminan. Melihat
kebingungan pangeran itu, seorang pejabat istana mengajak
bicara Andi pangeran. Andi Pangeran terkejut ketika mengetahui
perempuan yang menikah itu adalah istri La Gawa. Andi pangeran
pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada La Gawa.
Pejabat istana itu pun kaget, semula ia tak percaya tapi setelah
melihat kenyataan yang tengah terjadi di daerahnya sekarang,
dia pun percaya. Andi pengeran pun bicara dengan jelas bahwa
LA GAWA TIDAK MATI.

Berpuluh-puluh tahun lamanya, La Gawa pun pulang ke


daerah istrinya(Sumbawa). La Gawa ragu untuk pulang, dia takut
istrinya tidak dapat menerimanya lagi atau istrinya sudah
menikah. La Gawa pun memutar balik perahunya. Di tengah laut
ia bertemu dengan Andi pangeran. Semula Andi pangeran tidak
mau meceritakan sebenarnya tentang keadaan istri La Gawa
sekarang, tapi akhirnya dia pun bercerita. La Gawa keliataan
kecewa mendengar cerita itu. Tapi dengan beser hati La Gawa
pulang ke Sumbawa. Tidak ada yang mengenalnya, semua
terlihat asing, lalu ia pun mencari rumah paman La Kohe. La
Gawa menceritakan semua yang terjadi dan memperlihatkan
piagam yang diberikan colonial untuknya. Dia tidak punya niat
untuk merebut istrinya kembali, tapi dia ingin istrinya tahu sendiri
bahwa dia belum mati. La Gawa pun menyelinap di istana dan ia
melihat seorang perempuan cantik yang sedang tertawa.
Perempuan itu adalah istrinya. La Gawa pun bersiul dan
menyelipkan rokok lontar berikat berbentuk capung. Lala Bueng
kaget, dia panik. Para warga istana pun panik dan segera mencari
La Gawa.
Suatu hari Lala Bueng jatuh sakit. Penyakit yang
dideritanya adalah gatal-gatal. Bercah berisi nanah memenuhi
sekujur tubuhnya. Tabib tenama tidak mampu
menyembuhkannya. Pada malam hari Lala bueng pun dibawa lari
keluar istana di suatu tempat. Lala bueng melarang pengawal
untuk member tahukan kepada semua orang dimana dia berada.
Selain itu Lala Bueng pun berkata, suatu saat nanti orang akan
mencariku. Sedangkan dilain pihak, Rangga ayahnya Lala Bueng
gila. Dia menyesal telah menyia-nyiakan kata-kata menantunya.

Vous aimerez peut-être aussi