Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Sampel
Run
Berat
Zat
terlar
ut (gr)
Glukosa(C6H1
2O6)
0,8
II
III
1,2
Temperatur(oC)
Glukosa 0,8 gram
Temperatur
Jerni Keru
h
h
(C)
(C)
77
36
Volum
e
pelaru
t (ml)
4
76
34
13,793
6
4
74
79
32
38
11,765
20,000
76
35
16,667
6
4
74
80
34
37
14,287
23,077
76
36
19,355
73
34
16,667
16,667
Glukosa 1 gram
%
BeratZatTerlar
ut
4.2
82
80
78
76
Temperatur(C) 74
Glukosa 0,8 gram
72
70
68
10
Glukosa 1 gram
15
20
25
Temperatur ( oC) 74
Glukosa 0,8 gram
72
Glukosa 1 gram
70
68
0.5
0.75
1.25
1.5
Kelarutan (M)
Gambar 4.3 Hubungan Kelarutan dengan Temperatur
Grafik diatas menunjukkan hubungan temperatur terhadap kelarutan,
yang diperoleh dari hasil percobaan. Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa grafik
mengalami peningkatan pada semua sampel.
Pada percobaan ini digunakan pelarut aquadest
dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses
kelarutannya membutuhkan panas (Kusuma, dkk., 2013).
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, didapatkan hasil yang
sesuai dengan teori di mana terjadi kenaikan kelarutan ketika temperatur
semakin besar.
4.4
80
Temperatur (oC)
70
Ksp Praktek Glukosa 1,2 gram
60
50
Ksp Teori Glukosa
1 gram
0.500
1.000
Ksp Teori1.500
Glukosa 1,2 gram2.000
Kelarutan (mol/L)
Gambar 4.4 Hubungan Ksp dengan Temperatur
Gambar 4.4 menunjukkan hubungan temperatur terhadap ksp yang
diperoleh dari hasil percobaan maupun teori. Pada percobaan ini digunakan
pelarut aquadest dimana pada saat pencampuran Glukosa dan aquadest, yang
terjadi adalah keduanya saling melarut meskipun tanpa pemanasan.
Hal ini dikarenakan, kedua senyawa tersebut bersifat polar sehingga lebih
mudah untuk melarut.
Dari gambar 4.4 dapat dilihat untuk Glukosa (C6H12O6) run I, run II, dan
run III mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar suhu suatu zat, maka hasil kali kelarutan cenderung naik.
Pengaruh suhu terhadap kelarutan dapat dilihat pada peristiwa
sederhana yang terjadi pada kehidupan sehari-hari yaitu kelarutan gula dalam
air. Gula yang dilarutkan ke dalam air panas, dan satu lagi ke dalam air dingin,
maka gula akan lebih cepat larut pada air panas karena semakin besar suhu
semakin besar pula kelarutannya (Anggraeni, 2011).