Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB I

ANALISIS ISTILAH
Abortus adalah penghentian kehamilan atau pengeluaran produk
konsepsi sebelum janin hidup. Janin biasanya dianggap mampu hidup
setelah 5-6 bulan masa gestasi.(brunnert dan suddart)
Prongkolan adalah gumpalan atau bongkahan(KBBI/ kamus besar
bahasa indonesia)
Kuret adalah tindakan yang dilakukan untuk membersihkan rahim dari
sisa-sisa janin dan jaringan yang tidak tumbuh akibat kehamilan yang
gagal atau kehamilan anggur dengan menggunakan alat seperti
sendok.
Akral adalah ujung ekstermitas (atas dan bawah) artinya ujung jari-jari
kaki dan tangan.(berdasarkan kamus kesehatan).

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 1

BAB II
ANALISIS KASUS
A. Definisi
Aborsi adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus
belum sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum snggup diartikan
apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000gram, atau usia
kehamilan kurang dari 28 minggu. Eastman dalam (Mochtar,2002)
Menurut Mochtar (2002) aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelumjanin

dapat

hidup

diluar

kandungan.

Menurut

Brunner&Suddarth(2001) aborsi adalah penghentian kehamilan atau


pengeluaran produk konsepsi sebelum janin hidup. Janin biasanya
dianggap mampu hidup setelah lima sampai enam bulan masa gestasi.
B. Klasifikassi abortus
Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Abortus spontaneous Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak
didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena
faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :
1) Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan
dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 2

konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.


Diagnosis

abortus

imminens

ditentukan

apabila

terjadi

perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang


pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa
jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut.
Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat
ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap
disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman
atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-kadang
terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
2) Abortus insipiens :
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual
perdarahan bertambah. Abortus inkompletus : Pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
3) Abortus kompletus :
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit,
ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat
ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 3

diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar


dengan lengkap.

4) Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus
dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka,
sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan
serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding
menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di
atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas
dilatasi

serviks

dengan

busi

Hegar

dan

kerokan

untuk

mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.


5) Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20
minggu, tetapi janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama
8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui,
tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian
Hormone progesterone pada abortus imminens mungkin juga
dapat menyebabkan missed abortion
6) Abortus Habitualis

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 4

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3


kali atau lebih berturut turut. Pada umumnya penderita tidak
sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28
minggu. Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang). Ialah
abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi sekurangkurangnya tiga kali berturut-turut. ( Sarwono, 2008 ).

7) Abortus lnkompletus
Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau
sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi
perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus.
Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang
sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia berat.
2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat )
Yaitu: menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di
luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup
diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28
minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat
kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Abortus ini
terbagi menjadi dua yaitu :

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 5

1) Abortus medisinalis (abortus therepeutika) adalah abortus karena


tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim dokter
ahli
2) Abortus kriminalis adal abortus yang terjadi oleh karena tindakan
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi
medis.
C. Etiologi
Lemah kandungan
Infeksi yang ditandai dengan peningkatan leukosit (12.000 mg/dl)
Penyakit ibu (Diabetes Melitus)
Melakukan aktifitas berat
D. Patofisiologi
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi secara spontan 3x
atau lebih yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti penyakit pada
ibu hamil itu sendiri (diabetes melitus) dan juga faktor pertumbuhan
janin yang dapat disebabkan oleh gaya hidupnya ibu hamil (ibu
mengalami kelelahan secara fisik dan emosional karena aktivitas dll).
Oleh karena terjadinya abortus maka jaringan akan terputus sehingga
merangsang area sensorik motorik yang menyebabkan ibu merasa
kesakitan. Dari itu, muncullah masalah keperawatan nteri akut.
Pasien dengan abortus juga sangat sering mengalami kekurangan
volume cairan dikarenakan perdarahan yang dialaminya yang bisa
menyebabkan kehilangan cairan secara aktif.

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 6

Pathway

Penyakit ibu

Faktor pertumbuhan
hasil konsepsi
abortus

habitualis

Jaringan terputus
Merangsang area
sensorik motorik

Tidak mau
memeriksakan
kehamilannya
Kurangnya minat
dan belajar

Perdarahan
Kehilangan cairan
aktif

Kurang informasi
Nyeri

E.

Kurang
pengetahuan

Defisit volume
cairan

Manifestasi klinis
Perdarahan pervaginam
Rasa nyeri pada perut bagian bawah diatas simpisis
Keadaan umum lemah
Tekanan darah menurun
Takikardi
Suhu badan meningkat atau hipertermia

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
GDA 250 mg/dl
Leukosit 12.000 mg/ dl
Hb 9 mg/ dl

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 7

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Analisa data

No.

Data

Etiologi

Problem

1.

DS: Klien mengatakan nyeri

Agen cidera

Nyeri akut

pada perut bagian bawah di

biologis

atas simpisis
Klien mengatakan bahwa dia
memiliki riwayat abortus
DO : Ekspresi meringis
kesakitan dan terlihat
memegang erat perut bagian
bawah
Pasien tampak lemah
TTV : TD: 80/50 mmHg
N: 124x/m
S: 38
R: 20x/m
Pengkajian nyeri :
P: proses penyakit
Q : sedang
R : perut bawah di atas simpisis
S : 6 (enam)
ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 8

T : terus-menerus

2.

DS : klien mengatakan bahwa ia Kehilangan cairan

Defisit volume

belum minum sejak subuh,

aktif

cairan

DS : Klien mengatakan bahwa

Kurang minat dan

Kurang

ia memiliki riwayat keguguran

belajar

pengetahuan

terdapat darah yang keluar


berrwarna merah segar dan
berupa prongkolan
DO : pasien tampak lemas, bibir
kering, akral dingin, klien
mengeluarkan darah sebanyak
3 (tiga) softeks
TTV : TD: 80/50 mmHg
N: 124x/m
S: 38
R: 20x/m
HB: 9 mm/dl
3.

sudah 3 (tiga) kali sebelumnya.


Klien hanya memeriksa
ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 9

kehamilannya ke Bidan dan


tidak pernah ke Rumah Sakit
ataupun melakukan USG
kehamilan
DO : klien menolak untuk
melakukan pemeriksaan lanjut
bagar mengetahui penyebab
keguguran yang dialaminya.
Klien tidak mematuhi instruksi
dari dokter untuk
memeriksakan kehamilannya
B.
1.
2.
3.

Diagnbosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang minat dalam

belajar
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen cidera biologis
No

Diagnosa

Tujuan dan

Keperawat

Kriteria Hasil

Intervensi

an
1.

Nyeri

NOC :
Setelah

akut
dilakukan
berhubung
tindakan
an dengan
keperawatan
agen
Nyeri
cedera
ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Manajemen

nyeri

(Pain

Management) :
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Kaji nyeri secara komprehensif
meliputi (lokasi, karakteristik, dan
onset, durasi, frekuensi, kualitas,
Page 10

biologis

terkontrol
dengan kriteria

intensitas nyeri)
Gunakan komunikasi
agar

hasil :
Mengenali

terapeutik

klien

dapat

mengekspresikan nyeri
Kaji
factor
yang

faktor

dapat

menyebabkan nyeri timbul


penyebab
Anjurkan pada pasien
Menggunaka
cukup istirahat
n
metode Monitor tanda tanda vital
Ajarkan
tentang
nonanalgetik
nonfarmakologi (relaksasi)
untuk
mengurangi nyeri
mengurangi Kolaborasi dengan dokter
nyeri
Mengunakan

untuk

teknik
untuk
dalam

pemberian obat
Analgesic Administration

analgesik
sesuai

Cek instruksi dokter tentang jenis

dengan

obat, dosis, dan frekuensi


Cek riwayat alergi
Tentukan
pilihan
analgesik

kebutuhan
Melaporkan
nyeri

tergantung

yang

sudah
terkontrol

tipe

dan

beratnya

nyeri
Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah

pemberian

pertama kali
Berikan analgesik

analgesik

tepat

terutama saat nyeri hebat

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 11

waktu

2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif


N

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria

Keperawata

Hasil

Intervensi

n
2.

Kekurangan
volume
cairan
berhubungan
dengan
kehilangan
cairan aktif

NOC
Setelah

NIC
dilakukan

Pengelolaan cairan
(Fluid Management)

tindakan

Jaga keakuratan

keperawatan

catatan intake dan

tercapai
keseimbangan
cairan

dengan

kriteria hasil :

output
Monitor status hidrasi
(kelembapan mukosa
membran, denyut

Tekanan daran
rentang normal
Denyut nadi kuat
Intake dan output
dalam 24 jam
seimbang

ortostatikl)
Monitor vital signs
Monitor status nurtrisi
Berikan cairan
Berikan terapi

Berat badan stabil


Mata tidak
cowong

intravena jika
diresepkan
Tingkatkan masukan

Mukosa bibir
ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

nadi, tekanan darah

Page 12

oral

lembab

Monitor hasil

Hidrasi kulit baik

pemeriksaan
laboratorium

3. Kurang pengetahuan b/d kurang minat dalam belajar


N

Diagnosa

Tujuan dan

Keperawa

Kriteria Hasil

Intervensi

tan
3

Kurang
pengetah
uan b/d
kurang
minat
dalam
belajar

NOC :
Setelah

Mengajarkan
dilakukan

tindakan
klien

mengetahui
tentang

penyakitnya :
Kaji

keperawatan

dengan

pengetahuan

penyakitnya dan bagaimana

proses

hubungannya

familier

dengan

anatomi dan fisiologinya


Deskripsikan
tanda
dan

gejala dari penyakitnya


nama Jelaskan
pada
pasien

penyakitnya
Klien
dapat
mendeskripsikan
proses
penyakitnya
Klien
dapat

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

tingkat

pasien tentang penyakitnya


Jelaskan
patofisiologi

penyakitnya :
Klien

proses

bagaimana

mengelola

gejala ytang timbul


Deskripsikan

proses

penyakitnya
Identifikasi faktor penyebab

Page 13

penyakitnya

mendeskripsikan

Jelaskan

faktor

penyakit pasien saat ini


Diskusikan gaya hidup yang

penyebab

dari penyakitnya
Klien
dapat

harus

mendeskripsikan

tentang

dirubah

kondisi

untuk

mencegah komplikasi atau

faktor risiko
kekambuhan penyakitnya
Klien
dapat Diskusikan rencana terapi
mendeskripsikan
efek samping dari

yang akan dijalani pasien


Jelaskan komplikasi yang

bisa muncul
penyakitnya
Anjurkan
pasien
untuk
Klien
dapat
mengontrol risiko
mendeskripsikan Anjurkan pasien segera ke
tanda dan gejala
Klien
dapat
mendeskripsikan
komplikasi
mungkin terjadi
Klien
dapat
mendeskripsikan
cara pencegahan
komplikasi

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 14

pelayanan kesehatan ketika


muncul gejala yang sama

DAFTAR PUSTAKA
NANDA Internasional. (2014). Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta. EGC
Brunner and Suddarth. (1996). Buku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta.
EGC.
Tim penyusun kamus pusat bahasa. (2008). Kamus besar bahasa
indonesia. Edisi ke4. Jakarta. Balai pustaka
Aplikasi kamus kesehatan elektronik online

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 15

ASKEP ABORTUS (analisis kasus)

Page 16

Vous aimerez peut-être aussi