Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Agung Nugroho
Email : agung.reds@gmail.com
HP: 08129689917
SYARIAH COMPLIANCE
Compliance Syariah
Perbankan Syariah
TUJUAN KEUANGAN SYARIAH:
Perbankan Syariah
PRINSIP SYARIAH
adalah prinsip
Hukum Islam dalam
kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan
oleh lembaga yang
memiliki
kewenangan dalam
penetapan fatwa di
bidang syariah
TIDAK BOLEH
RIBA
penambahan pendapatan secara tidak sah
MAYSIR
tidak pasti dan untung-untungan
GHARAR
yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui
keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat
transaksi dilakukan
HARAM
objeknya dilarang dalam syaria
ZALIM
yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya
5
Hukum Riba
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
tinggalkan Sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.
(QS. Al Baqarah (2):278)
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan Sisa Riba)
maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan Riba) , maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
(QS. Al Baqarah (2):279)
Hukum Riba
1. Dari Abu Hurairah r.a., (diriwayatkan) bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Hindarilah tujuh dosa besar yang mencelakakan ! Kepada Rosulullah
ditanyakan : Apa dosa besar dimaksud wahai Rosulullah ? Beliau menjawab :
Menyekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah
membunuhnya secara tanpa hak, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari
medan pertempuran, dan mencemarkan nama baik wanita mukmin yang suci
(HR. Bukhari dan Muslim).
2.
Dari Jabir r.a., ia berkata : Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan
(mengambil) riba, memberikan, menuliskan, dan dua orang yang
menyaksikannya. Ia berkata : Mereka berstatus hukum sama. (HR. Muslim)
3. Dari Abdullah bin Masud : Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan
(mengambil) riba, memberikan, dua orang yang menyaksikan, dan orang yang
menuliskannya. (HR. Ibn Majah)
9
Hukum Riba
Kitab Ulangan (Perjanjian Lama)
Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun
bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan (Pasal 23 ayat 19)
10
Sumber
Dana
Wadiah
Mudharabah
Mutlaqah
Musyaraqah
Mudharabah
Muqayadah
DANA
POOL
Primary Reserve
Secondary Reserve
Murabahah
Penggunaan Qard
Salam
Dana
Ijarah
Special
Project
Musyarakah
Mudharabah
aktiva tetap
11
Wadiah
Penghimpunan
Dana
Giro
Tabungan
Mudharabah
Deposito
Operasional
Bank
Syariah
di Indonesia
Equity Financing
Penyaluran Dana
(Financing)
Debt Financing
Wakalah
Kafalah
Jasa
Layanan
Perbankan
Hawalah
Joalah
Rahn
12
Barang - Barang
Barter
Jual Beli (Bai)
Barang - Uang
Debt
Financing
Murabahah
Bai Bithaman Ajil
Uang - Barang
Salam
Istisna
Uang - Uang
Sharf
13
Mutlaqah
Mudharabah
(Trust Financing)
Muqayyadah
Equity
Financing
Mufawadha
Al-Inan
Musyarakah
(Share Financing)
Amaal
Wujuh
14
15
Tabungan
16
Tabungan
Prinsip Tabungan Secara Syariah
Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu
17
Tabungan Mudharabah
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah:
1.
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
18
Tabungan Mudharabah
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk
nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
19
Tabungan Wadiah
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadiah:
1. Bersifat simpanan.
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau
berdasarkan kesepatakan.
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam
bentuk pemberian (athaya) yang bersifat sukarela dari
pihak bank
20
Deposito
FATWA DSN MUI NO. 03/DSN-MUI/IV/2000
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul
maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai
mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat
melakukan berbagai macam usaha yang tidak
bertentangan
dengan
prinsip
syariah
dan
mengembangkannya,
termasuk
didalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
21
Deposito
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk
tunai dan bukan piutang.
22
Giro
23
G i r o Mudharabah
Ketentuan Umum Giro berdasarkan Mudharabah:
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak betentangan dengan prinsip
syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
24
G i r o Mudharabah
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.
25
G i r o Wadiah
Ketentuan Umum Giro berdasarkan Wadiah:
1. Bersifat simpanan.
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau
berdasarkan kesepatakan.
26
WAAD
AKAD TABARRU
QARDH
AKAD TIJARAH
MEMILIKI KEPASTIAN
KEUNTUNGAN
TIDAK
TIDAKMEMILIKI
MEMILIKI
KEPASTIAN
KEPASTIAN
KEUNTUNGAN
KEUNTUNGAN
MURABAHAH
IJARAH
MUSYARAKAH
MUDHARABAH
MARGIN
BAGI HASIL
28
29
30
NASABAH
BANK
Modal &
Tenaga Kerja /
Keahlian
Modal
Proyek / Usaha
Keuntungan
Bagi Hasil
sesuai porsi kontribusi modal
(nisbah)
31
MUSYARAKAH
Rukun
1. Pihak yang berkontrak.
2. Obyek kesepakatan :
Modal / dana & kerja.
3. Sigot (ucapan) :
Ijab & qabul (penawaran & penerimaan)
Syarat
1. Tidak ada bentuk khusus dari kontrak.
Berakad dianggap sah jika diucapkan secara verbal atau ditulis.
Mitra harus kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwalian.
2. Modal harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama.
Partisipasi para mitra dalam pekerjaan, adalah sebuah hukum dasar, dan tidak
dibolehkan bagi salah satu dari mereka untuk mencantumkan tidak ikut sertanya
mitra lainnya. Namun porsi melaksanakan pekerjaan tidak perlu harus sama,
demikian pula dengan bagian keuntungan yang diterima.
32
MUDHARABAH
Rukun
1. Pihak yang berakad
Pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib)
2. Obyek yang diakadkan
Modal (maal), kerja, keuntungan
3. Akad (sighot)
Serah (ijab) dan Terima (qabul)
Syarat
1. Pihak yang berakad
Shahibul maal & mudharib, kedua-duanya harus memiliki kemampuan untuk
diwakili dan mewakilkan.
2. Obyek yang diakadkan adalah modal, kerja & nisbah
Modal yang disetorkan kepada mudharib, harus jelas jumlah dan mata
uangnya.
Jangka waktu pengelolaan modal.
Jenis pekerjaan yang di mudharabah-kan.
Proporsi pembagian keuntungan (nisbah).
33
MURABAHAH
1
BANK
NASABAH
Bayar
Beli Barang
Suplier
34
Murabahah
Rukun
1. Pihak yang berakad
Penjual dan Pembeli
2. Obyek yang diakadkan
Barang yang diperjualbelikan dan harga
3. Akad
Serah (ijab) dan terima (qabul)
Syarat
1.
AL-IJARAH
1
BANK
NASABAH
Sewa Beli
3
A. Milik
B. Milik
Obyek
Sewa
Penjual
Supplier
36
IJARAH
Rukun
1. Penyewa
2. Pemilik barang
3. Obyek yang disewakan
4. Harga sewa yang disepakati
5. Perjanjian
Syarat
1. Kesepakatan kedua pihak untuk melakukan penyewaan.
2. Barang yang disewa tidak termasuk kategori haram.
3. Harga sewa harus terukur.
4. Pada akhir penyewaan barang akan dibeli oleh penyewa.
37
BANK
Negosiasi Pesanan
dengan Kriteria
NASABAH
Bayar
5
Kirim Dokumen
Kirim Pesanan
Produsen
Penjual
38
SALAM
Rukun
Pihak yang berakad:
1. pembeli (muslam)
2. penjual (muslam ilaih
SYARAT
Pihak yang berakad:
1. Harus cakap hokum
2. Sukarela (ridha)
Obyek yang diakadkan:
Barang / komoditi yang di-salam-kan yaitu :
1. tidak termasuk yang dilarang / haram
2. jelas spesifikasinya (jenis, warna, sifat, dll.)
3. jelas ukurannya (timbangan, takaran, berat, panjang kualitas, dll)
4. harus berwujud sehingga dapat diakui sebagai hutang.
5. jelas waktu & tempat delivery
39
40
41
Akad
43
44
45
46
47
48
BANK
(Penyimpan /
Mustawda atau
Penerima
titipan /wadi)
Titip Dana
NASABAH
(penitip /
muwadi)
Beri Bonus
Bagi Hasil
3
2
Pemanfaatan Dana
Pengguna Dana
(Dunia Usaha)
49
Skema Mudharabah
Menyerahkan Dana
Pengelola Modal
(Mudharib)
Pemilik Modal
(Shahibul Maal)
Menerima Bagi Hasil
50
51
52
53
GIRO
Menggunakan akad wadiah
Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening giro
Menyerahkan fotocopy identitas diri (KTP/Paspor) pemilik atau
mengurus untuk rek. Giro perusahaan
Meyerahkan fotocopy akta pendirian/anggaran dasar perusahaan
secara notariil (bagi rek. Giro perusahaan)
54
GIRO
Menyerahkan foto copy NPWP
Menyerahkan surat referensi dari :
- Pejabat Bank Syariah
- Bank Syariah lainnya bahwa ybs telah mempunyai rekening
Setoran pertama sebesar :
- Untuk rekening giro perusahaan sesuai ketentuan
- Untuk rekening giro perorangan sesuai ketentuan
55
Pastikan dokumen pembukaan rekening telah dilengkapi yaitu Foto copy identitas diri yang masih berlaku
a.l WNI berupa KTP/SIM dan WNA berupa paspor yang dilengkapi dengan Kitas dan Kitap.
2.
Persyaratan yang berkaitan dengan domisili calon nasabah yakni surat keterangan domisili dari RT/RW
yang diketahui oleh kelurahan setempat dan asli surat keterangan dari instansi/perusahaan tempat calon
nasabah bekerja jika alamat tinggal tetap.
3.
1.
56
57
Audit Jasa
Berbasis Imbalan
58
Akad Syariah
Wakalah
Sharf
Rahn
Kafalah
Qardh
Hawalah
Produk
LC, Transfer, Kliring
Jual Beli Valas
Gadai
Bank garansi
Dana Talangan
Anjak Piutang
59
Wakalah
FATWA DSN MUI NO. 10/DSN-MUI/IV/2000
60
Wakalah
Wakalah al-Mutlaqah
Mewakilkan secara mutlak, tanpa batas waktu & untuk segala urusan
Wakalah al-Muqayyadah
yaitu penunjukan wakil untukbertindak atas namanya dalam urusanurusan tertentu
Wakalah al-amamah
Perwakilan yang lebih luas dari al-muqayyadah tetapi lebih sederhana
daripada al-mutlaqah
61
Skema Wakalah
NASABAH
Muwalil
Contract + Fee
BANK
Wakil
Agency
Administration
Collection
Payment
Co Arranger
etc.
Investor
Muwakil
Contract + Fee
62
Wakalah
RUKUN
1.
63
Wakalah
3. Hal-hal yang diwakilkan
a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili,
b. Tidak bertentangan dengan syariah Islam,
c. Dapat diwakilkan menurut syariah Islam.
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
64
Wakalah
Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak
65
66
67
Kafalah
FATWA DSN MUI NO. 11/DSN-MUI/IV/2000
68
Kafalah
Kafalah bin-Nafs
(mis: Personal Guarantee)
Kafalah bil-Maal
(mis.:Advanced Payment Bond, Payment Bond)
Kafalah bit-Taslim
(untuk menjamin pengembalian atas barang yang disewa, pada waktu
masa sewa berakhir)
69
Kafalah
BANK
Penanggung
Kafil
Jaminan
NASABAH
Ditanggung
Jasa / Obyek
Tertanggung
Kafalah
Rukun
1. Kontrak perjanjian
2. Batas waktu yang jelas
3. Pihak Penjamin (kafil)
a. Baligh (dewasa) dan berakal sehat.
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam
71
Kafalah
4. Pihak Orang yang berutang (Ashiil, Makfuul anhu)
72
Kafalah
6. Obyek Penjaminan (Makful Bihi)
73
Kafalah
Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak
74
75
76
77
Rahn
FATWA DSN MUI NO. 25/DSN-MUI/III/2002
piutangnya.
78
Rahn
RUKUN
SYARAT
Nasabah memenuhi syarat cakap hukum
Nasabah mampu mengembalikan pinjaman
Barang yang digadaikan bebas dari ikatan / syarat tertentu
Barang yang digadaikan jelas milik nasabah
79
Rahn
1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan
Marhun (barang) sampai semua utang Rahin (yang menyerahkan
barang) dilunasi.
2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin.
Pada prinsipnya, Marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh
80
Rahn
3. Pemeliharaan dan penyimpanan Marhun pada dasarnya
menjadi kewajiban Rahin, namun dapat dilakukan juga oleh
Murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan
tetap menjadi kewajiban Rahin.
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun tidak boleh
81
Rahn
Dalam teknis perbankan, akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada
pembiayaan yang beresiko & memerlukan jaminan tambahan.
Akad ini juga dapat menjadi produk tersendiri untuk melayani kebutuhan
nasabah guna keperluan yang bersifat jasa & konsumtif, seperti
pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Bank atau lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun kecuali biaya
pemeliharaan atau keamanan barang yang digadaikan tersebut
82
Qardh
FATWA DSN MUI NO. 19/DSN-MUI/IV/2001
Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap
imbalan.
83
Skema Qardh
Perjanjian Qard
BANK
Modal
100 %
NASABAH
Tenaga/
Keahlian
Kebutuhan/
Usaha
Dikembalikan
100 %
100 %
Modal
100 %
Keuntungan
84
Qardh
Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada
LKS dapat:
a. memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
b. menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.
85
Qardh
Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan sebagian
atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidak-mampuannya, LKS dapat
menjatuhkan sanksi kepada nasabah.
Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1 dapat
berupa --dan tidak terbatas pada-- penjualan barang jaminan.
Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus
memenuhi kewajibannya secara penuh.
86
Hawalah
FATWA DSN MUI NO. 12/DSN-MUI/IV/2000
Adalah akad perpindahan yang berhubungan dengan hutang piutang antara
pihak satu dengan pihak yang lain.
Dalam perbankan: Hawalah adalah perpindahan piutang nasabah (muhal) ke
bank (muhal alaih). Nasabah meminta bank membayarkan terlebih dahulu
piutang yang timbul baik dari jual beli maupun transaksi lainnya yang halal.
Atas bantuan bank untuk melunaskan piutang nasabah terlebih dahulu, bank
dapat meminta jasa pada nasabah, yang besarnya dengan
mempertimbangkan faktor risiko bila piutang tersebut tidak tertagih.
87
Hawalah
Rukun
1. Ada yang memindahkan piutang (muhil)
2. Ada nasabah yang berpiutang (muhal)
3. Ada yang menerima perpindahan piutang / bank (muhal alaih)
88
Hawalah
Syarat :
1. Jumlah piutang yang akan dipindahkan jelas jumlahnya.
2. Perpindahan piutang diketahui & disepakati oleh muhil dan
bank.
3. Jangka waktu penagihan piutang disepakati antara muhil &
bank.
89
Hawalah
4
Tagih
BANK
/ FACTOR
Muhalalaih
NASABAH
/ PEMBELI
Muhal
Bayar
5
Bayar
Kirim Barang
2
Invoice
Supplier
Muhil
90
Sharf
FATWA DSN MUI NO. 28/DSN-MUI/III/2002
Sharf adalah transaksi pertukaran valuta asing, di mana mata uang asing
dipertukarkan dengan mata uang domestik atau dengan mata uang asing
lainnya.
Bank Islam sebagai lembaga keuangan dapat menerapkan prinsip ini, dengan
catatan harus memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam beberapa
hadits, antara lain:
1. Harus tunai
2. Serah terima harus dilaksanakan dalam majelis kontak
3. Bila dipertukarkan mata uang yang sama harus dalam jumlah / kualitas
yang sama.
91
Sharf
Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus
sama dan secara tunai (attaqabudh).
d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang
92
Sharf
Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing :
1. Spot (boleh)
4. Option (Haram)
93
94
95
MUDHARABAH MUTHLAQAH
Kontrak Mudharabah
yang cakupannya sangat luas &
tidak dibatasi oleh ketentuan khusus
(tidak memiliki ikatan tertentu).
Ada ungkapan ttg. hal ini:
ifal ma syita
(lakukanlah sesukamu)
dari shahibul maal
kepada
mudharib
MUDHARABAH MUQAYYADAH
(Restricted Mudharabah /
Specified Mudharabah)
Adalah kebalikan dari Mudharabah
Muthlaqah.
Mudharib dibatasi dengan ketentuanketentuan khusus seperti:
jenis usaha, waktu,
tempat usaha, dst.
(Adalah kontrak Mudharabah
yang tidak memiliki
ikatan tertentu)
96
Penyerahan PIN dan Kartu ATM telah dilengkapi dengan tanda terima.
3.
Pastikan tabungan yang ditutup sebelum akhir bulan tetap mendapat bagi
hasil s.d tanggal penutupan.
4.
Pastikan pengambilan oleh orang lain telah disertai surat kuasa, identitas
diri pengambil dan penerima kuasa, dilakukan di cabang pembuka
rekening serta saat sistem dalam keadaan on.
5.
97
7.
8.
Mutasi kartu ATM dan PIN (penerimaan dari PBK/TEK dan penyerahan ke
nasabah) telah diregister dengan tertib.
10. Secara berkala telah dilakukan pencocokan antara fisik kartu/PIN dengan
registernya.
11. Kartu ATM dan PIN yang belum diambil nasabah telah disimpan di tempat
yang aman (di brandkast) secara terpisah.
12. Lakukan stock opname kas (Rupiah dan Valas) dan pastikan jumlah fisik
uang kas cocok dengan catatan/register kas dan saldo rekening kas.
99
101
8. Pencairan sebelum jatuh tempo, pastikan bagi hasil yang belum dibayarkan s.d
tanggal pencairan tetap dibayarkan
9. Pastikan deposito wajib tidak menjadi jaminan piutang/pembiayaan.
10. Pastikan deposito yang menjadi jaminan piutang/pembiayaan telah sesuai
dengan ketentuan.
102
12. Pastikan deposito yang hilang telah ditatausahakan sesuai ketentuan dan
diterbitkan bilyet baru dengan tetap mempergunakan rekening lama.
13. Pastikan pemindahan deposito ke/dari cabang lain telah disertai Surat
103
2.
P2N) dan diinput pada sistem dengan benar sesuai dengan P2N (Prinsip
Pengenalan Nasabah).
3.
Aplikasi pembukaan giro, master pembukaan rekening giro dan KCT telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang
104
105
bank.
Nasabah menyerahkan uang muka (jika disyaratkan oleh Bank) atau
Nasabah menyerahkan uang muka dalam bentuk bukti pembelian
Shighat (Ijab dan Qabul) akad tertulis dan ditandatangani oleh bank
dan Nasabah
Bank
memberikan
wakalah/kuasa
pembelian
dan
wakalah
Pelaksanaan
waktu
wakalah
dilakukan
sebelum
akad
murabahah
109
Shighat (Ijab dan Qabul) akad tertulis dan ditandatangani oleh bank dan Nasabah
Proyeksi Bagi Hasil (PBH)
Proyeksi bagi hasil dicantumkan dalam Akad Pembiayaan
dalam bentuk
lampiran.
Pola perhitungan nisbah bagi hasil untuk pembiayaan mudharabah dan
musyarakah
dengan
membedakan
antara
usaha
berbasis
proyek
dan
perdagangan/industri.
Pembayaran bagi hasil dan Decleare bagi hasil harus berdasarkan laporan hasil
usaha nasabah, tidak boleh berdasarkan proyeksi profit di awal.
Tidak menyampaikan Lap.Keu setiap bulan sbg dasar pembagian hasil
Pada akad terdapat estimasi keuntungan hasil usaha musyarakah/mudharabah
secara bulanan maupun total.
111
syariah
karena
menggunakan
perjanjian
kredit
dengan
mencantumkan bunga.
112
113
2. investasi tertentu;
3. pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi hasil, sesuai
dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan;
4. terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir;
5. memerlukan adanya underlying asset penerbitan;
6. penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.
114
Alhamdulillah.... Selesai
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Terima kasih
115