Vous êtes sur la page 1sur 3

Aspek Biofarmasetika dari Produk Obat (Resume Buku)

Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisikokimia formulasi


obat terhadap bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas menyatakan kecepatan dan jumlah obat
aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. Biofarmasetik bertujuan untuk mengatur pelepasan
obat sedemikian rupa ke sirkulasi sistemik agar diperoleh pengobatan yang optimal pada
kondisi klinik tertentu.

1.

2.

3.

4.
5.
6.
7.
8.

Faktor-faktor dalam bioavailabilitas obat.


Proses absorbsi sistemik suatu obat meliputi : Disintegrasi produk obat yang diikuti
pelepasan obat, Pelarutan obat dalam media aqueous, Absorbsi melewati membran sel
menuju sirkulasi sistemik.
Faktor-faktor fisiologik yang berkaitan dengan absorbsi obat
Perjalanan obat melewati membran sel
Faktor utamanya adalah kelarutan molekul dalam lipid. Obat-obat yang lebih larut dala
lemak lebih mudah melewati membran sel daripada obat yang kurang larut dalam lemak
(larut air). Obat-obat yang mudah terion akan larut dalam air sehingga sulit melewati
membran daripada obat yang dalam bentuk molekul (tak terion).
Difusi Pasif
Merupakan bagian terbesar dari proses transmembran bagi umumnya obat-obat. Tenaga
pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran
sel.
Transpor Aktif
Adalah proses transmembran yang diperantarai oleh pembawa (carrier) yang memainkan
peran penting dalam sekresi ginjal dan bilier dari berbagai obat dan metabolit. Karena
sifatnya bahwa obat dipindahkan melawan perbedaan konsentrasi, misal dari konsentrasi
rendah ke tinggi, maka sistem ini memerlukan energi. Molekul pembawa bisa sangat selektif
terhadap molekul obat.
Difusi yang dipermudah (Fasilitated Diffusion)
Merupakan sistem transport yang diperantarai pembawa, berbeda dengan transport aktif, obat
bergerak oleh karena perbedaan konsentrasi dan tidak memerlukan energi.
Pinositosis (Transpor Vesikular)
Transpor melalui pori (konvektif)
Waktu transit obat dalam saluran cerna
Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna

Faktor-faktor farmasetik yang mempengaruhi bioavailabilitas obat


1. Disintegrasi
Proses disintergasi tidak menggambarkan pelarutan sempurna tablet atau obat. Disintergasi
yang sempurna ditakrifkan oleh USP XX sebagai keadaan dimana berbagai residu tablet,
kecuali fragmen-fragmen penyalut yang tidak larut, tinggal dalam saringan penguji sebagai
massa yang lunak dan jelas tidak mempunyai inti yang teraba
2. Pelarutan (Disolusi)
Merupakan proses di mana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam suatu pelarut.
Suhu media dan kecepatan pengadukkan juga mempengaruhi laju pelarutan obat. Kenaikkan
suhu akan meningkatkan energi kinetik molekul dan meningkatkan tetapan difusi, D.
sebaliknya kenaikan pengadukan dari media pelarut akan menurunkan tebal stagnant layer,
h, mengakibatkan pelarutan obat lebih cepat.

3. Sifat fisikokimia obat


Makin besar luas permuakaan obat makin cepat laju pelarutan. Luas permukaan dapat
diperbesar dengan memperkecil ukuran partikel. Bentuk geometric partikel juga
mempengaruhi luas permukaan dan selama perlarutan permukaan berubah secara konstan.
Obat dalam keadaan anhydrous, maka laju pelarutan biasanya lebih cepat daripada bentuk
garam hidrous. Obat dalam bentuk amorf menunjukkan laju pelarutan yang lebih cepat
daripada obat dalam bentuk kristal.
4. Faktor formulasi yang mempengaruhi pelarutan obat
Misalnya bahan penyuspensi, bahan pelincir tablet, surfaktan, pembentukan garam dan
kompleks, perubahan pH dsb.
Uji Pelarutan In Vitro
Mengukur laju dan jumlah pelarutan obat dalam suatu media aqueous dengan
adanya satu atau lebih bahan tambahan yang terkandung dalam produk obat. Faktor yang
harus dipertimbangkan : ukuran dan bentuk wadah dapt mempengaruhi laju dan tingkat
pelarutan, jumlah pengadukan dan sifat pengadukkan, suhu media pelarutan, kelarutan
maupun jumlah obat dalam bentuk sediaan, rancangan alat pelarutan.
Beberapa metode pelarutan (disolusi) : Metode Rotating Basket, Metode Paddle,
Metode Disintegrasi yang Dimodifikasi (jarang digunakan).
Pemenuhan Syarat Pelarutan : Jumlah obat yang larut dalam suatu waktu tetentu, Q,
dinyatakan sebagai suatu prosentase dari kandungan yang tertera dalam label (USP/FI-IV).
Untuk bebrapa produk, dinyatakan lolos uji pelarutan dengan harga Q ditetapkan 75% dalam
waktu 45 menit dan standar ini telah disarankan untuk semua produk. Untuk suatu produk
obat baru penetapan spesifikasi pelarutan memerlukan suatu pertimbangan yang seksama dari
sifat fisika dan kimia obat. Sebagai tambahan untuk pertimbangan bahwa uji pelarutan
memastikan kemantapan bioavailabilitas produk, uji harus dilengkapi variasi fabrikasi dan
dan variabel-variabel uji sehingga suatu produk tidak ditolak secara tidak tepat.
Metode uji pelarutan lain yang tidak resmi (kurang populer) : Metode Rotating
bottle, Metode pelarutan dengan aliran, Metode pelarutan Intrinsik, Metode peristaltik.
a.

b.

c.
d.

Korelasi Pelarutan InVitro In Vivo


Laju Pelarutan vs Laju Absorbsi : Jika pelarutan obat merupakan laju penentu, maka suatu
laju pelarutan yang lebih cepat dapat mengakibatkan laju keberadaan obat dalam plasma yang
lebih cepat, sehingga memungkinkan untuk menetapkan korelasi antara laju pelarutan dan
laju absorpsi obat. Dalam salah satu studi yang menyangkut tiga produk aspirin, sustained
release waktu pelarutan untuk sediaan berkorelasi secara linier dengan waktu absorpsi untuk
berbagai jumlah aspirin yang diabsorpsi. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa aspirin
diabsorpsi secara cepat dan sangat bergantung pada laju pelarutan.
Prosen Obat Terlarut vs. Prosen Obat Terabsorpsi : Jika suatu obat diabsorpsi secara
sempurna setelah pelarutan, maka dengan membandingkan prosen obat terabsorpsi terhadap
prosen obat terlarut dapat diperoleh suatu korelasi linier. Dalam pemilihan metode pelarutan,
harus mempertimbangkan media pelarutan yang tepat dan menggunakan pengadukan
pelarutan yang lambat sehingga mendekati pelarutan in vivo.
Konsentrasi Plasma Maksimum vs Prosen Obat Terlarut In Vitro : korelasi linier antara
konsentrasi obat maksimum dalam tubuh dan prosen obat terlarut in vitro.
Konsentrasi Obat dalam Serum vs Prosen Obat Terlarut : Pada studi absorpsi aspirin, aspirin
diabsorpsi cepat dari lambung, maka pelarutan obat merupakan tahap penentu dan berbagai
formulasi dengan laju pelarutan yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan konsentrasi
aspirin dalam serum dari menit ke menit.

e.

Kegagalan Korelasi Pelarutan In Vitro ke Absorbsi In Vivo : . Masalah tidak adanya korelasi
antara bioavailabilitas dan pelarutan mungkin disebabkan oleh kekompleksan absorpsi obat
dan kelemahan rancangan pelarutan.
Pertimbangan-Pertimbangan Saat akan Membuat Sediaan
Pertimbangan dalam Rancangan Bentuk Sediaan : Penderita, dosis, frekuensi
pemberian dosis, terapetik, efek samping pada saluran cerna.
Pertimbangan Rute Pemberian : Parenteral, tablet bukal, Aerosol, sediaan
Transdermal, peroral, rektal.
Pertimbangan Fisikokimia :
pKa dan profil pH
Perlu untuk stabilitas dan kelarutan dari produk akhir.
Ukuran partikel

Dapat mempengaruhi kelarutan obat dan selanjutnya laju pelarutan


produk.
Polimorfisma
Kemampuan suatu obat untuk berada dalam berbagai bentuk
Kristal dapat mengubah kelarutan obat. Juga stabilitas dari tiap
bentuk merupakan hal yang penting karena polimorf dapat
berubah bentuk dari suatu bentuk ke bentuk lain.
Higroskopisitas
Absorpsi uap air dapat mempengaruhi struktur fisika dan juga
stabilitas produk.
Koefisien partisi
Dapat memberikan beberapa indikasi afinitas relative obat
terhadap minyak dan air. Suatu obat yang mempunyai afinitas
tinggi terhadap minyak dapat mempunyai pelepasan dan pelarutan
dari formulasi yang jelek.
Interaksi
bahan Kesesuaian bahan pengisi dengan obat dan kadang kadang
pengisi
elemen-sisa dalam bahan tambahan dapat mempengaruhi stabilitas
produk. Penting untuk mempunyai spesifikasi dari semua bahan
baku.
Profil stabilitas pH
Stabilitas larutan sering dipengaruhi oleh pH pembawa, lebih
lanjut karena pH lambung dan usus berbeda., pengetahuan profil
stabilitas akan membantu menghindarkan atau mencegah
kerusakan produk selama penyimpnan atau setelah pemberian.

Vous aimerez peut-être aussi