Vous êtes sur la page 1sur 3

SITI NURJANAH.

Pengaruh Suplementasi Berbagai Antioksidan Terhadap Performa dan Status


Fisiologis Ayam Broiler yang Diberi Cekaman Temperatur Tinggi. Pembimbing TOTO
TOHARMAT dan SUMIATI.
Lingkungan temperatur yang tinggi menyebabkan heat stress pada ayam broiler.
Antioksidan merupakan suplemen yang paling efisien yang dapat mencegah efek negatif dari
heat stress. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi berbagai antioksidan
terhadap performa dan status fisiologis ayam broiler yang diberi cekaman terhadap temperatur
tinggi. Sejumlah 48 ekor ayam broiler umur 10 hari dilakukan rancangan acak lengkap dengan
2x3 faktorial, 8 ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan pakan dan faktor kedua adalah
perlakuan temperatur lingkungan. Pakan yang diberikan adalah pakan komersial tanpa dan
disuplementasi antioksidan. Perlakuan lingkunagn yang digunakan sebagai berikut: temperatur
konstan pada 25 C, temperatur bersiklus pada suhu 25-35-25 C, dan temperatur konstan pada
suhu 32 C. Ayam broiler pada temperatur lingkungan yang tinggi memiliki konsumsi pakan,
bobot badan, dan pertumbuhan bobot badan yang lebih rendah dibandingkan ayam broiler pada
suhu lingkungan normal (P<0.01). Suplementasi antioksidan tidak memberikan efek terhadap
performa dan fiologis ayam broiler. Suplementasi antioksidan meningkatkan yellowness pada
otot dada (P<0.05). Suplementasi antioksidan dan perlakuan lingkungan tidak mempengaruhi
kandungan malondialdehida. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa antioksidan tidak
terbukti dapat mencegah efek negatif dari heat stress pada ayam broiler.
Kata kunci: antioksidan, ayam broiler, heat stress
Sumber : Nurjanah S. 2014. . Pengaruh Suplementasi Berbagai Antioksidan Terhadap Performa
dan Status Fisiologis Ayam Broiler yang Diberi Cekaman Temperatur Tinggi. [Skripsi]. Bogor.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Latar
Belakang
Tujua
n

Jumlah Kata : 213 kata.


Jumlah kata pada judul : 16 kata.

Metod
e
Hasil

Kesimpul
an

Daftar Pustaka Tahun 2014


Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Statistik Peternakan dan Kesehatan
Hewan. 2011. Jakarta (ID): Karya Cemerlang.
[BMKG] Badan Meteorologi dan Geofisika. 2012. Rata-rata Iklim [Internet]. [diunduh 2012 Sep
05]. Tersedia pada http://iklim.bmg.go.id/normal.asp.
Fellenberg MA, Speisky H. 2006. Antioxidants: their effects on broiler oxidative stress and its
meat oxidative stability. Worlds Poult Sci J. 62:53-67.
Resnawati H. 2004. Bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras pedaging yang diberi
ransum mengandung tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus). Di dalam: Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner [Internet]. 2004 Agust 4-5; Bogor,
Indonesia. Bogor (ID): Balitnak. hlm 473-477; [diunduh 2012 Des 2]. Tersedia pada:
http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/semnas/pro04-75.pdf
Rachmawatie D. 2005. Analisis keputusan peternakan rakyat sapi potong dalam penerapan
teknolgi inseminasi buatan (studi kasus Desa Singasari). Skripsi. Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Polyakov NE, Leshina TV, Konovalova TA, Kispert LD. 2001. Carotenoids as scavengers of free
radicals in a fenton reaction: antioxidants or pro-oxidants ?. Free Radical Biol Med.
31(3):398-404.
Quinteiro-Filho WM, Ribeiro A, Ferraz-de-Paula V, Pinheiro ML, Sakai M, S LRM, Ferreira
AJP, Palermo-Neto J. 2010. Heat stress impairs performance parameters, induces intestinal
injury, and decrease macrophage activity in broiler chickens. Poult Sci. 89:1905-1914.
McDowell LR. 1989. Vitamins in Animal Nutrition: Comparative Aspects to Human Nutrition.
California (US): Academy Pr.
Mzes M, Balogh K. 2009. Prooxidant mechanisms of selenium toxicity a review. Acta Biol
Szeged. 53:15-18.
Miller NJ, Sampson J, Candeias LP, Bramley PM, Rice-Evans CA. 1996. Antioxidant activities
of carotenes and xanthophylls. FEBS Lett. 384:240-242.
Daftar Pustaka Tahun 2010
Cuervo, A.M., dan J. Fred Dice. 1997. How do intracelluelar proteolytic systems change with
age. Department of Physiology Tufts University School of Medicine, Boston.
www.bioscience.org/1998/v3/d/cuervo/d25-43b.html [7 Juli 2010].
Devendra, C dan G.B. McLeroy. 1982. Goat and Sheep Production in The Tropics. Longman
Group Limited, London.
Goll, D.E., V.F. Thompson, R.G. Taylor, and J. A. Christiansen. 1992. Role of the calpain system
in muscle growth. Biochimie. 74:225-237.
Doho, S.R. 1994. Parameter fenotipik beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif pada domba ekor
gemuk. Tesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gatenby, R.M. 1991. Sheep. Macmillan Education Ltd. London.
Noor, R.R. 2008. Genetika Termak. Penebar Swadaya. Jakarta. P.64-72.
Mason, I.L. 1980. Prolific Tropical Sheep. FAO dan UNEP. http://www.fao.org. [18 Februari
2010].
Hossner, K.L. 2005. Hormonal Regulation of Farm Animal Growth. http://www.cabipublishing.org [8Juni 2010].
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan Edisi ke-4. Terjemahan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Chung, H.Y., M.E Davis, H.C. Hines, D.M. Wulf. 1999. Effect of the calpain proteolysis and
calpain genotype on meat tenderness of Angus bulls. J. Anim. Sci. 77: 31-38
Ekstensif berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menjangkau secara luas.

Vous aimerez peut-être aussi