Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
GASTRITIS
Oleh:
Try Wahyudi Jeremi Loly
C111 12 296
Pembimbing :
dr. Andi Tenrisanna, Sp.A
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iii
I.
II.
III.
IV.
V.
DEFINISI.............................................................................................
EPIDEMIOLOGI.................................................................................
ETIOLOGI...........................................................................................
FISIOLOGI LAMBUNG ....................................................................
KLASIFIKASI.....................................................................................
1
1
1
3
8
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
PATOMEKANISME............................................................................
GEJALA KLINIS.................................................................................
DIAGNOSIS BANDING ....................................................................
PENEGAKAN DIAGNOSIS...............................................................
TERAPI ...............................................................................................
PENCEGAHAN...................................................................................
8
9
10
10
13
17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
18
LAMPIRAN
ii
GASTRITIS
I.
DEFINISI
Secara sederhana, definisi gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan
EPIDEMIOLOGI
Insidens gastritis paling sering pada anak disebabkan oleh H.pylori. Di
negara maju, prevalensi kuman H.pylori pada anak sangat rendah dibandingkan
negara berkembang.1,5,6,8
III.
ETIOLOGI
Penyebab gastritis bisa karena banyak hal: 1,2,4,8
a.
Helicobacter pylori
Faktor resiko rendahnya sosioekonomi pada anak atau anggota keluarga
mempengaruhi terjadinya gastritis pada anak. Semua anak yang terinfeksi
H.pylori memperlihatkan gambaran histopatologi gastritis kronik tetapi
asimptomatik. Infeksi kuman H.pylori merupakan kausa gastritis yang amat
penting. Gangguan fungsi sistem imun dihubungkan dengan gastritis kronik
setelah ditemukan autoantibodi terhadap faktor intrinsik dan terhadap
secretory canalicular structure sel parietal pada pasien dengan anemia
pernisiosa. Antibodi terhadap sel parietal mempunyai korelasi yang lebih
tetapi
secara
histopatologis
tidak
spesifik.
Hanya
d.
mukosa lambung bukanlah tempat yang mudah terkena infeksi parasit. 1,2,3
Konsumsi NSAID
Penggunaan dosis tinggi atau menggunaan dua jenis NSAID dapat
menyebabkan terjadinya gastritis.Gastropati NSAID bervariasi sangat luas,
dari hanya keluhan nyeri ulu hati, sampai tukak peptik dengan komplikasi
perdarahan saluran cerna atas. 1
tersusun atas
b.
c.
penangkal
iritasi
tersedia
sistem
biologi
canggih,
dalam
Lapisan pre-epitel:
1. Sekresi mukus : lapisan tipis pada permukaan mukosa lambung. Cairan
yang mengandung asam dan pepsin keluar dari kelenjar lambung
melewati lapisan permukaan mukosa dan memasuki lumen lambung
secara langsung tanpa kontak langsung dengan sel-sel epitel permukaan
lambung. 4,5
2. Sekresi bikarbonat : sel-sel epitel permukaan lambung mensekresi
bikarbonat ke zona batas adhesi mukus, membuat PH mikrolingkungan
c.
Lapisan sub-epitel :
1. Aliran darah (mikrosirkulasi) yang berperan mengangkut nutrisi,
oksigen dan bikarbonat ke epitel sel. 4,5
2. Ekstravasasi leukosit yang merangsang reaksi inflamasi jaringan. 4,5
V. KLASIFIKASI
Gastritis memiliki berbagai macam klasifikasi, baik berdasarkan
etiologi maupun berdasarkan perjalanan. Klasifikasi gastritis berdasarkan
etiologi gastritis dibagi menjadi gastritis karena H.pylori dan Gastritis NSAID,
IV. PATOMEKANISME
Gastritis karena H.pylori:
H. pylori mempunyai hospes dan jaringan yang sangat spesifik. Organisme ini
terutama terdapat dalam lapisan mukosa yang menutupi epitel lambung dalam
antrum. Walaupun beberapa organisme telah ditemukan antara sambungan yang
rapat sel epitel yang berdekatan, H.pylori tidak menginvasi mukosa lambung.
Faktor yang memungkinkan organism beradaptasi dengan lingkungan lambung
adalah produksi ammonia yang diperantarai urease untuk menetralkan pH asam,
morfologi spiral dan flagella yang memungkinkan menembus lapisan mukosa
protektif dan menahan peristaltik, dan adhesin yang memungkinkan organism
melekat pada epitel gastrik. Infeksi dengan H.pylory sebenarnya selalu berakibat
radang lambung. Walaupun infeksi akut dihubungkan dengan infiltasi neutrofil,
tanda histopatologiknya adalah radang kronik. Respon radang pada anak- anak
adalah limfosit dan biasanya disertai dengan hiperplasia limfonoduler.1,6,8
Endoskopi
10
Histopatologi
Tes Non-invasif
1. Pemeriksaan serologis
IgA dan IgM dalam perut. Beberapa metode yang dapat dipakai aotara
lain Elisa dan aglutinasi (hemaglutinasi atau aglutinasi partikel/tes
lateks). Dari tes ini kita dapat mendeteksi paparan bakteri ke host tetapi
kita tidak dapat mendeteksi secara pasti adanya infeksi yang sedang
11
12
3.
X. TERAPI
Terapi pada gastritis dapat berupa medikamentosa dan non-medikamentosa.
Terapi non- medikamentosa dapat berupa terapi diet. Diet pada penderita gastritis
adalah diet lambung. Prinsip diet diantaranya pasien dianjurkan untuk makan
secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak boleh berpuasa. Makanan yang
dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein (TKTP) namun
kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh harus dikurangi. Makanan pada
13
diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan yang halus
(soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung bahan yang
merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
berlebihan, dan yang bersifat melekat Selain itu, makanan tidak boleh terlalu
panas atau dingin.(10)
Terapi gastritis memiliki dua tujuan utama, yaitu penyembuhan gastritis dan
mengurangi penyebab utama. Tujuan lainnya yaitu mengurangi gejala dan
mencegah timbulnya komplikasi.(4)
Helycobacter pylori merupakan organisme yang sulit diobati sehingga untuk
memperoleh hasil eradikasi yang optimal diperlukan kombinasi dua atau lebih
antibiotika.(11)Obat pilihan utama untuk pengobatan gastritis pada anak yaitu
antagonis reseptor H2 dan proton pump inhibitor. Antagonis reseptor
H2(cimetidine, ranitidine, famotidine, nizatidine) secara kompetitif menghambat
pengikatan histamin dengan reseptor pada sel parietal gaster. Proton pump
inhibitor menghambat kerja pompa ATPase H+/K+ sel parietal gaster yang
mengurangi sifat basa dan menginduksi sekresi asam lambung. Ada 5 proton
pump inhibitor yang dikenal di Amerika Serikat, yaitu omeprazole, lansoprazole,
pantoprazole, esomeprazole, and rabeprazole. Meskipun tidak semua obat tersebut
cocok digunakan untuk anak-anak, proton pump inhibitor tersebut dapat
ditoleransi dengan baik dengan efek samping yang kecil seperti diare (1-4%),
nyeri kepala (1-3%) dan nausea (1%). Kerja proton pump inhibitor paling baik
jika diberikan sebelum makan. Untuk infeksi Helicobacter pylori, pengobatan
kombinasi antara proton pump inhibitor dengan larithromycin dan amoxicillin
14
para
Ahli
Gastroenterologi
di
Amerika
dan
Eropa
merekomendasi penggunaan 3 jenis obat yang terdiri dari PPI, dan kombinasi 2
antibiotik selama 7 hari. Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah (1) PPI,
metronidazol, dan klaritromisin, atau (2) PPI, amoksisilin (bila diduga ada
resistensi terhadap metronidazol), atau (3) PPI, amoksisilin, dan metronidazol
(bila ada resistensi terhadap klaritromisin). Dosis yang dianjurkan adalah
omeprazol 2mg/kg/hari, amoksisilin 30 mg/kg dua kali sehari, klaritromisin 15
mg/kg/hari, dan metronidazol 20-30 mg/kg/hari.(1,2,6).
Kejadian resistensi terhadap amoksisilin rendah, sedangkan kejadian
resistensi terhadap golongan makrolid (klaritromisin) dan metronidazol cenderung
meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan obat-obat tersebut. Pada
daerah yang memiliki angka kejadian resistensi terhadap metronidazol lebih dari
30%, dianjurkan untuk langsung memberikan amoksisilin. Data terakhir
memperlihatkan penggunaan lanzoprazol sebagai PPI. Kombinasi lanzoprazol,
amoksisilin/metronidazol, dan klaritromisin memberikan tingkat eradikasi yang
cukup baik (87%), tetapi penggunaannya pada anak belum dilaporkan secara luas.
(5)
15
dikatakan berhasil apabila ditemukan gambaran histologi yang normal, atau hasil
biakan jaringan biopsi dan uji urea napas negatif. Uji diagnostik yang bersifat non
invasif lebih dianjurkan. Sebagai uji baku digunakan uji urea napas.(C13 urea
napas). Evaluasi hasil eradikasi sebaiknya tidak dilakukan sebelum 4 minggu
karena dapat memberikan hasil negatif palsu. Pemeriksaan serologi yang
memperlihatkan penurunan kadar antibodi sebesar 50% sebagai petanda
keberhasilan eliminasi bakteri harus dilakukan pada 6 bulan setelah eradikasi.
Apabila eradikasi yang diberikan tidak memberikan hasil optimal, biakan dan uji
resistensi diperlukan untuk menentukan jenis antibiotik selanjutnya. Apabila
terjadi kegagalan terapi, maka obat yang dipilih selanjutnya harus memperhatikan
jenisdan atau sensitivitas obat sebelumnya. Pada kasus yang resisten terhadap
metronidazol dapat diberikan kombinasi omeprazol, klaritromisin dan amoksisilin
30-50 mg/kg/hari selama 7 hari atau omeprazol, amoksisilin, dan metronidazol
bilaresisten terhadap klaritromisin.(5)
XI. PENCEGAHAN
Hanya sekitar 1% penderita yang mengalami infeksi H.pylori akan
berkembang menjadi kanker lambung. Untuk itu tidak dapat dibenarkan untuk
melakukan penyaringan dan pengobatan secara luas untuk individu yang
menderita infeksi H.pylori.(11)
Strategi lain untuk mencegah terjadinya infeksi H.pylori adalah pemberian
vaksinasi. Vaksinasi yang potensial untuk mencegah infeksi H.pylori masih dalam
taraf penyelidikan. Namun belum terbukti vaksinasi dapat mencegah infeksi pada
16
DAFTAR PUSTAKA
Peptikum
dan
Gastritis.
Dalam:
17
18