Vous êtes sur la page 1sur 20

TINJAUAN PUSTAKA

DEFENISI
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) diartikan sebagai bentuk paling
berat dari keadaan sakit terus-menerus yang berkaitan dengan infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV).(
AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir
dari infeksi oleh HIV yang sudah berlangsung lama (Virginia Maceda Lan, )
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa :
AIDS adalah kumpulan gejala/stadium akhir dari suatu kelainan immunologic
yang dikenal sebagai spectrum infeksi HIV.

ETIOLOGI
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

INSIDEN
Populasi orang dewasa,remaja,anak, dan bayi berisiko terinfeksi HIV.
*Orang yang berisiko dapat tertular AIDS:

Pria Homoseksual (57 %)

Pemakai Narkotik IV,tanpa riwayat hubungan homoseksual (25 %)

Penderita Hemofilia terutame mereka yang mendapat transfuse (0,8 %)

Penerima darah dan komponen darah ,tidak termasuk penderita Hemofilia (1,2 %)

Anggota kelompok hubungan heteroseksual dengan risiko tinggi (10 %)

Penderita tidak diketahui penyebabnya (6 %)

PATOFISIOLOGI
HIV tergolong dalam kelompok virus yang dikenal sebagai Retrovirus yang
menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam
Ribunonukleat (RNA) dan bukan dalam asam Deoksiribonukleat (DNA).HIVdapat
diisolasi dari darah,CSS,semen,air mata,sekresi vagina atau serviks,urine,ASI dan air liur.
Setelah HIV masuk kedalam tubuh,virus menuju ke kelenjar Limfe dan berada dalam sel
dendritik selama beberapa hari.HIV menginfeksi sel dengan mengikat pemukaan sel
sasaran yang memiliki reseptor membrane CD4.Siklus replikasi HIV dibatasi dalam
stadium ini sampai sel yang terifeksi diaktifkan.Saat sel T4 yang terinfeksi
diaktifkan,replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan
dihancurkan.HIV yang baru dibentuk kemudian dilepas kedalam plasma darah dan
menginfeksi sel-sel CD4 lainnya.
Replikasi virus berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi HIV,tempat primernya
adalah jaringan limfoid. Ketika system imun terstimulasi,replikasi virus terus terjadi yang
menyebabkan penurunan bertahap sejumlah CD4. Individu akan melakukan perlawanan
imun yang intensif . dalam respon imun,limfosit T4 memainkan beberapa peranan yang
penting yaitu mengenali Antigen yang asing,mengaktifkan Limfosit B yang memproduksi
Limfokin dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Jika fungsi Limfosit T4
terganggu,mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki
kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan sakit serius. Infeksi dan Malignansi
yang timbul akibat gangguan system imun disebut Infeksi Oportunistik.
@ Cara Penularan:
1.Hubumgan Seksual dengan risiko penularan 0,1- 1% tiap hubungan seksual.
2.Melalui darah,yaitu:
-Transfusi darah yang mengandung HIV,risiko penularan 90-98 %
-Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03 %
-Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan 0,0051 %
3.Transmisi dari ibu ke anak

-Selama kehamilan
-Saat persalinan,risiko penularan 50 %
-Melalui air susu ibu (ASI),risiko penularan 14 %

MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis penyakit AIDS menyebar luas dan pada dasarnya dapat
mengenai setiap system organ.Penyakit yang berkaitan dengan infeksi HIV dan penyakit
AIDS terjadi akibat infeksi,Malignansi dan/atau efek langsung HIV pada jaringan tubuh.
Berikut yang sering ditemukan pada yaitu:
A.Respiratorius

Pneumonia Pneumoystis Carinii (PCP) disebabkan oleh Mycobacterium avium


Intracellulare (MAI),Sitomegalovirus (CMV) dan Legionella.
Tanda dan Gejala :Demam,menggigil,batuk nonproduktif,nafas pendek,dispnea dan
kadang-kadang nyeri dada.Bila tidak diatasi,PCP berlanjut menimbulkan kelainan
paru

keggalan pernapasan.Gejal lain yaitu:Hipoksemia berat,sianosis,takipnea

dan perubahan status mental. Keggalan pernapasan dapat terjadi dalam waktu 2-3
hari setelah timbulnya gejala pendahuluan.

M.Tuberculosis yang berkaitan dengan HIV cenderung terjadi diantara para


pemakai obat bius IV dan kelompok lain dengan prevalensi infeksi tuberculosis
yang sebelumnya sudah tinggi. Penyakit TB disertai dengan penyebaran ketempattempat Ekstrapulmoner seperti SSP,Tulang,Perikardium,Lambung,Peritonium dan
scrotum.

B.Gastrointestinal
Ditandai dengan Anorexia,Mual,Muntah,Vomitus,Kandidiasis oral serta Esofagus
danDiare Kronis

Kandidiasis Oral sebagai infeksi jamur

Wasting Syndrome
Manifestasi: Anorexia,Diare,Malabsorpsi gastrointestinal dan kekurangan gizi.

C.Kanker

Penderita AIDS memiliki insidensi penyakit kanker yang lebih tinggi dari pada insiden
yang biasa terjadi.

Sarkoma Kaposi
-Kelainan Malignitas yang melibatkan lapisan Endotel pembuluh darah dan Limfe.
-Suatu penyakit agresif dan beragam yang berkisar mulai dari lesi Kutaneus setempat
hinggah kelainan yang menyebar dan mengenai lebih dari 1 sistem organ.
Lesi kutaneus biasanya berwarna Merah Muda kecoklatan hinggah ungu gelap.
Lesinya dapat datar atau menonjol dan dikelilingi oleh Ekomosis (bercak-bercak
perdarahan) serta edema. Perkembangan lesi yang cepat meliputi daerah-daerah kulit
yang luas akan disertai dengan deformitas ekstensif. Lokasi dan ukuran beberapa lesi
dpat menimbulkan stasis aliran darah vena,limfaedema serta rasa nyeri. Lesi ulseratif
akan merusak integritas kulit dan meningkatkan ketidaknyamanan pasien serta
kerentanan terhadap infeksi.

Limfoma Sel-B
-Limfoma cenderung berkembang diluar kelenjar Limfe dan sring dijumpai pada
Otak,Sumsum tulang dan Traktus Gastrointestinal.
- Ditandai dengan gejala demam,Penurunan BBKeringat malam.
-Gejala dan tanda awal limfoma SSP primer mencakup nyeri kepala,berkurangnya
ingatan jangka pendek,kelumpuhan saraf cranial,hemipareses dan perubahan
kepribadian.

Keganasan keganasan lain yang sering dijumpai sehubungan dengan AIDS:


-Mieloma Multipel

-Karsinoma Sel Skuamosa

- Leukemia Linfositik Akut Sel B

-Karsinoma Adenokarsinoma Paru

-Limfoma Limfoblastik

-Adenokarsinoma kolon dan Pankreas

-Penyakit Hodgkin

-Kanker Testis

-Karsinoma Anus
D.Neurogenik
Komplikasi Neurologik meliputi Fungsi saraf Sentral,Perifer dan Otonom. Gangguan
fungsi Neurologik dapat terjadi akibat efek langsung HIV pada jaringan system

saraf,infeksi oportunitis ,neoplasma primer atau metastatic,perubahan


serebrospinal,ensepalopati mtabolik atau komplikasi sekunder karena terapi. Respon
system imun terhadap infeksi HIV dlm system saraf pusat mencakup
Inflamsi,atropi,demielinisasi,degenerasi dan nekrosis.
Penyakit yang sering dijumpai :

Ensepalopati HIV/Kompleks Demasis AIDS (ADC)


-Keadaan ini berupa sindrom klinis yang ditandai oleh penurunan progresif pada
fungsi kognitif,perilaku dan motorik.
-Manifestasi Klinis: Gangguan Daya ingat,sakit kepala,kesulitan
berkonsentrasi,konfusi progresif,pelambatan pskomotorik,apatis dan ataksia,stadium
lanjut mencakup gangguan kognitif global,kelambatan dalam respon
verbal.gangguam afektif seperti pandangan yang
kosong,psikosis,halusinasi,tremor,inkontinensia,serangan kejang,mutisme dan
kematian.

Meningitis Criptococcus oleh infeksi Jamur Criptococcus Neoformans.


Manifestasi Klinis: Demam,sakit kepala,Malaise,kaku
kuduk,mual,Vomitus,perubahan status mental dan kejang-kejang.

Leukoensefalopati Multifokal Progresiva


Manifestasi klinis :dimulai dengan confuse mental dan mengalami perkembangan
cepat yang akhirnya mencakup gejala kebutaan,fasia,paresis serta kematian.

Mielopati Vaskuler

Neuropati perifer

E.Integumen
Adanya Infeksi Oportunis seperti :
-Herpes Zoster dan Herpes Simpleks
-Moluskum Kontagiosum
-Dermatitis Seboroika dan Dermatitis Atopik
-Folikulitis

Manifestasi Klinis Spesifik pada Wanita yaitu :


-Kandidiasis Vagina
-Neoplasia Intraepitel Serviks (Kanker Rahim)
-Penyakit Inflamasi Pelvik
-Abnormalitas Menstruasi
Perkembangan Klinis
a.Fase Window Period (masa Jendela)

1- 4 Minggu setelah pajanan

b.Infeksi Akut (group I)


-1- 3 bulan setelah infeksi
-Gejala :Malaise,demam,diare,limfadenopati dan ruam makulopapular
Meningitis dan Pneumonitis.
-Terdeteksi HIV dengan kadar tinggi didaerah perifer,kadar limfosit CO4 + menurun.
c.Fase Asimptomatik (Group II)

1-15 tahun

-Antibodi HIV positif


-tidak ada indicator klinis
d.Fase Simptomatik ( diatas 3 tahun)
*Group III
-Antibodi HIV Positif
-Limfadenopati generalisata persisten
*Group IV-A
-Antibodi HIV positif
-Penyakit konstitusional (Demam atau diare menetap;menurunnya berat lebih
dari 10 % disbanding berat normal)
*Group IV-B
-Sama seperti Group IV-A
-Penyakit Neurologik (Demensia,Neuropati,Mielopati)
*Group IV-C
-Sama seperti group IV-B
-Hitung Limfosit CD4 kurang dari 200 sel/ul
-Infeksi oportunistik

*Group IV-D
-Sama seperti group IV-C
-Tuberkulosis Paru,kanker serviks invasive,atau keganasan lain.
Catatan :Seseorang dengan hit.Sel CD4+ yang kurang dari 200 sel/ul,baik Asimptomatik maupun
Simptomatik diklasifikasikan sebagai pengidap AIDS.

TEST DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
Tes Antibodi HIV
ELISA

HASIL PADA INFEKSI HIV


Hasil tes yang positif dipastikan
dengan westem blot

Westem Blot
*Positif
Indirect
Immunofluorescence
Assay(IFA)

*Hasil tes yang positif dipastikan


westem blot

Radioimmunoprecipitation
Assay(RIPA)

*Positif, lebih spesifik dan sensitif


daripada westem blot

Pelacakan HIV
Antigen p24

-Positif untuk protein virus yang


bebas

Reaksi rantai
polymerase(PCR:Polymerase
chain reaction)

-Deteksi RNA atau DNA virus HIV

Kultur sel mononuclear


darah perifer untuk HIV-1

-Positif kalau 2 kali uji


kadar(Assay)secara berturut-turut
mendeteksi enzim Reverse
transcriptase atau antigen p24
dengan kadar yang meningkat

Kultur sel kuantitatif


-Mengukur muatan virus dalam sel
Kultur plasma kuantitatif
Mikroglobulin B2
Neopterin serum

-Mengukur muatan virus lewat


virus bebas yang infeksius dalam
plasma
-Protein meningkat bersamaan
dengan berlanjutnya penyakit

Status Imun
#sel-sel CD4+
%sel-sel CD4+
Rasio CD4:CD8
Hitung sel darah putih
Kadar imunoglobin
Tes fungsi sel CD4+
Reaksi sensitivitas pada tes
kulit

-Kadar meningkat dengan


berlanjutnya penyakit
-Menurun
-Menurun
-Rasio CD4:CD8 menurun
-Normal hingga menurun
-Meningkat
-Sel-sel T4 mengalami penurunan
kemampuan untuk bereaksi
terhdap antigen
Menurun hingga tidak terdapat

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan infeksi HIV/AIDS meliputi penatalaksanaan fisik,psikologis dan
sosial. Penatalaksanaan medik terdiri ats:
1. Pengobatan suportif

Nutrisi dan vitamin yang cukup

Bekerja

Pandangan hidup yang positif

Hobi

Dukungan psikologis

Dukungan sosial

2. Pencegahan serta pengobatan infeksi oportunistik dan kanker


3. Pengobatan anti retroviral

Asimtomatik, CD4>500 tapi RNA HIV (viral load) tinggi(>30000 kopi/ml)

Asimtomatik, CD4>350(boleh ditunda bila CD4>350 dan viral load


rendah<10000)

Infeksi HIV dengan gejala

Tabel Pencegahan Infeksi Oportunistik yang direkomendasikan


Infeksi
Indikasi
Obat Profilaksis
Oportunistik
Tuberkulosis
INH 300mg/hari
PPD >5mm
+50mg Vit.B6/hari,
Penderita dengan
riwayat PPD positif atau INH 900 mg
2x/minggu
tanpa
kemoprofilaksis
+50mg Vit.B6/hari
Risiko kontak
sedikitnya selama 1
dengan penderita
Pneumonia P.
tahun
TB aktif
Carinii
TMP-SMX 1 DS/hari
Pernah PCP
seumur hidup
Belum pernah PCP
dengan CD4<200
FUO atau trush
Toksoplasmosis
M. avium
kompleks
Pneumonia,
Streptokokus,
Varisela

CD4<100+IgG
positif
CD4<50

Semua pasien

Terpapar varisela
atau herves zoster

TMP-SMX 1 DS/hari
klaritromisin2x500m
g asitromisin 1200
mg/minggu vaksin
pneomokokus 0,5ml
im
VZIG 625 U IM<96
hari setelah paparan

Tabel pengobatan infeksi oportunistik dan kanker terkait HIV


Infeksi
Pengobatan
oportunistik/kanker
Tuberkulosis
Sesuai dengan panduan pengobatan TB
Kandidiasis mulut
Nistatin 500.000 U/hari di kumur-kumur
Flukonazol 100 mg/hari
Esophagus/sistemik
Vagina
Aspergilosis

Mikonazol 200mg intravagina atau krim


2% seminggu
Amfoterisin B 1-1,4mg/kg BB/hari atau
intrakonasol 2x 200mg

M.avium kompleks
Klaritromisin 2x500 mg +2 dari:
Etambutol 15mg/kg BB/hari
Rifabutin 300mg/hari
Siprofloksasin 2x500-750mg
Pneumonia P.carinii
Toksoplasma
enfalitis

TM-SMX 2x DS selama 21 hari dilanjutkan


dengan dosis pemeliharaan
Pirimetamin 100-200mg loading
dose,dilanjutkan 50-100mg/hari oral
+asam folat 10mg/hari+sulfadiazine 48g/hari selama 6minggu,atau klindamisin
900-1200mg tiap 6jam ditambah
pirimetamin dan asam folat

CMV
Retinitis CMV

Gansiklovir 2x100 mg iv selama 14-21


hari,atau foscarnet 60 mg iv tiap jam 8
jam 14-21 hari

Herves simpleks
Gansiklovir implant untuk 6-8 bulan
Herpes zoster

Asiklovir 5x800 mg sedikitnya seminggu


(sampai lesi menyembuh)

Kriptokokosis
Asiklovir 5x800 mg sedikitnya 7 hari
Histoplasmosis

Amfoterisin Bm o,5-1 mg.kg BB sampai


total dosis 0,7-1 g atau 15 mg/kg BB

Koksidioidomikosis
Salmonella
septicemia
Sarkoma Kaposi
Local
Sistemik
Limfoma malignum

Amfoterisin B 0,5-1 mg/kg BB iv/hari


selama 1-2 minggu,atau itrakonazal
3x200 mg tiga hari dan dilanjutkan 2x
200 mg
Amfoterisin B 0,5-1 Mg/kg BB iv/hari
selama lebih dari 8 minggu
Siprofloksasin 2x500 mg 2-4 minggu
Vinblastin intralesi (0,01-0,02mg/lesi)/2
minggu
Kemoterapi(adriamisin,bleomisin,vinkristi
n/vinblastin)
Kemoterapi + radiasi (Pada limfoma di
SSP )

JENIS OBAT ANTI RETROVIRAL


GOLONGA DOSIS
N
Zidovudin 500
(AZT)
mf/hari,5100
Retrovir
mg.dosis
Avirzid
demensia HIV
1000-1200
mg/hari.
Didanosin 2125 mg
Videx

Stavudin
(d4T)
Zerit

230 mg

Lamivudi
n (3TC)
Epivir

2150
mg,dikurangi
pada gagal
ginjal.
3200 mg

Saquinavi

EFEK SAMPING

MONITORI
NG
Nyeri
Darah
kepala,lemah,intoleran lengkap/3
si saluran
bulan
cerna,insomnia,anemia LFT/3-6
,penekanan sumsum
bulan
tulang,hepatitis.
Neuropati
Amilase
perifer,pancreatitis,hip 1-2
erirusemia.
bln/1
Pemeriks
aan
neurologi
c/bln.
Neuropati
Pemeriks
perifer,pancreatitis,he aan
patitis.
neurologi
c/bln
Sakit
kepala,nausea,diare,n
yeri
abdomen,insomnia.
Intoleransi saluran

r
Ivirase
Ritonavir
Norvir

cerna,nyeri
abdomen,diare
2600 mg

Intoleransi saluran
cerna,parestesia
sekitar mulut.

TINDAKAN PENCEGAHAN
Cara Pencegahan HIV/AIDS
Meningkatkan Ketahanan
Keluarga melalui pesan kunci:
A : Abstinence
B : Be faithfull
C : Condom
D : Drugs
E : Eguipment

Abstinence Tdk berhubungan sex


(dgn sembarang org)
Be Faithful Setia dgn satu
Pasangan
Condom Selalu Pakai Kondom
Drug Tidak Menggunakan Obat2an
terlarang/Narkoba.
Equipment peralatan (medis/jrm stk dsb, pisau cukur, alat tatto dsb)

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
DATA DASAR PANGKAJIAN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT :
Gejala :Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktifitas,
kelelahan yang progresif
Tanda :Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhdp
aktifitas

SIRKULASI
Gejala :Proses penyembuhan lika yang lambat, perdarahan lama bila
cedera
Tanda :Takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi
periver menurun, pengisian kapiler memanjang

INTEGRITAS EGO
Gejala:Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan
keluarga, hubungan dgn org lain, pengahsilan dan gaya hidup
tertentu,Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat,
menurunnya berat badan,Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa
bersalah, kehilangan control diri, dan depresi
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah,
menangis, kontak mata kurang

ELIMINASI
Gejala :Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih,
Tanda :Faeces encer disertai mucus atau darah
Nyeri tekan abdominal, lesi pada rectal, perubahan dlm jumlah
warna urin.

MAKANAN CAIRAN
Gejala :Tidak ada nafsu makan, mual, muntah

Tanda :Penurunan BB yang cepat,Bising usus yang hiperaktif,Turgor kulit


jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna
mucosa mulut,Adanya gigi yang tanggal. Edema

HYGIENE
Gejala :Tidak dapat menyelesaikan ADL,
Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapi.

NEUROSENSORIK
Gejala : Pusing,sakit kepala,Perubahan status mental, kerusakan mental,
kerusakan sensasi,Kelemahan otot, tremor, penurunan visus.
Tanda : Gaya berjalan ataksia.

NYERI/KENYAMANAN
Gejala : Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki,Sakit kepala,
nyeri dada pleuritis.
Tanda :Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan
ROM, pincang.

PERNAPASAN
Gejala :Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk
produktif/non,
sesak pada dada,
Tanda : Takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.

KEAMANAN
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka lambat proses
penyembuhan
Tamda :Perubahan integritas kulit,timbulnya nodul-nodul.

SEKSULITAS
Gejala : Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido,
penggunaan kondom yang tdk konsisten, lesi pd genitalia,
keputihan

INTERAKSI SOSIAL
Gejala :Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang
tdk terorganisir

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Pola nafas tidak efektif b/d
2.Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
3.Kekurangan volume cairan b/d
4.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
5.Nyeri b/d
6.Kerusakan integritas kulit b/d
7.

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 .Infeksi,resiko tinggi terhadap
Tujuannya : -

Mengindefikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi risiko


infeksi

Mencapai masa penyembuhan luka/lesi


Tidak demam dan bebas dari pengeluaran /skresi purulen dan
tanda-tanda lain

Intervensi :

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah seluruh kontak perawatan dilakukan


R/ : Mengurangi resiko kontabinasi
2. Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik,periksa
pengunjung/staf terhadap infeksi dan pertahanan kewaspadaan sesuai
indikasi
R/ : Menguragi patogen pada sistem imun dan menguragi
kemungkinanpasien mengaami infeksi nosokomial
3 Diskusikan tingkat dan rasional isolasi pencegahan dan mempertahankan
kesehatan pribadi
R/ : Menigkatakan kerja sama dengan cara hidup dan berusah
mengurangi rasa terisolasi
4 Pantau tanda-tanda vital termasuk suhu
R/ : memberikan informasi tanda dasar,untuk menunjukan bahwa
terjadi reaksi tubuh pada proses infeksi
5 Selidiki keluhan sakit kepala,kaku leher,perubahan penglihatan.catat
perubahan mental dan tingkalaku,pantau kekakuan nukal/aktivitas kejang
R/ :Ketidak normalan neurologis umum dan mungkin duhubungkan
dengan HIV
6 periksakaan kulit/membran mukosa oral terhadap bercak putih atau lesi

R/ : Kandidasis oral KS,herpesdan cryptococcus adalah penyakit yang


umum terjadi dan memberi efek pada membran kulit
7 Berikan antibiotik antijamur/agen antimikroba (mis trimetroprim
bactrim.spetra mistatin
R/ : Menghambat proses infeksi,beberapa obat-obatan ditargetkan
untuk organisme tertentu /sistem perusak
2. Pola nafas tidak efektif
Tujuan : - mempertahankan pola pernafasan efeftif
-

tidak mengalami sesak nafas /sianosis.


Itervensi :
1.Auskultasi bunyi nafas
R/ : Memperkirakan adanya perkembangan komplikasi/infeksi pernafasan
2. Tinggikan kepala tempat tidur,usahkan pasien untuk berbalik,batuk,menarik
nafas sesuai kebutuhan
R/ : Meningkatkan fungsim pernafasan yang optimal dan mengurangi
aspirasi atau infeksi yang ditimbulkan krena atelektasis
3. Kaji perubahan tingkat kesadaran
R/ : Hipokia dapat terjadi akibat adanyaperubahan tingkat kesadaran
mulai dari ansietas dan kekacauan mental sampai kondisi idak respon
4. Selidiki keluhan tentang nyeri dada
R/ : Nyeri dada pleuritis dapat mengambarkan adanya peumonia
nonspesifik atau efusi pleura berkenaan dengan keganasan
5. Berikan obat-obat sesuia indikasi( Bronkodilator,Ekspektoran,Depresan batuk)
R/ : Mungkin diperlukan untuk meningkatkan/mempertahankan jalan
napas atau untuk membantu membesihkan sekresi
3. Perubahan nutisi
Tujuan :-Mempertahankan berat badan atau memperlihatkan penigkatan
beratbadan yang mengacu pada tujuan yang diinginkan
-

Mendemonstrasikan keseimbangan nitrogen positif bebas dari tandatanda malnutrisi dan menunjukan perbaikan tingkat energi
Intervensi :
1. Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah,merasakan,dan menelan
R/ : Lesi mulut,tengorokan dan esofagus dapat menyebabkan
disfagia
2. Berikan perawatan mulut yang terus menerus
R/ : Menguragi ketidak nyaman yang berhubungan dengan
mual/untah,lesi oral,pengeringan mukosa dan halitosis,mulut yang
bersih akan menigkatkan nafsu makan
3. Kaji obat-obatan terhadap efek samping nutrisi
R/ : Profilaktik dan obat-obatan terapeutikmungkin memliki
epeksamping nutrisi

4 Berikan pase istirahat sebelum makanhindari prosedur yang melelahkan


saat mendekati waktu makan
R/ : Menguragi rasa lelah ,menigkatakan ketersediaan energi untuk
makan
5, Konsultasi engan tim pendukung ahli diet/gizi
R/ : Menyediakan diet berdasarkan kebutuhan individu dengan rute
yang tepat
4 Nyeri
Tujuan : Keluhan hlangnya/terkontrolnya rasa skit
Menujukanposisi/ekspresi wajah rileks,dpat tidur/beristirahat adekuat
Intervensi :
1. Kaji keluhan nyeri
R/ ; Mengindefikasi kebutuhan untuk intervesi dan juga tanda-tanda
perkembangan komplikasi
2. Dorong perungkapan prasaaan
R/ : Dapat menguragi ansietas dan rasa tkut sehingga dapat menguragi
persepsi akan insentisas rasa takut
3. Intruksikan pasien /dorong untuk mengunakan visualisasi/bimbing
imajinasi.teknik napas dalam
R/ : Menigkatakan relaksasi dan perasaan sehat
4 Berikan analgesik/antipiretik
R/ : Memberikan penurunan nyeri,tidak nyaman,menguragi demam
5.Intergritas kulit
Tujuan :Menunjukan tingkat laku/teknik untuk mencegah kerusakan
kulit/mengkatkan kesembuhan
Intervensi :
1.Kji kulit setiap hari
R/ :Menetukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat
dibandingkan dan melakukan intervensi yang tepat
2.Pertahankan /intruksikan dalam hiiene kulit
R/ ; Mempertahankan kebrsihan karena kulit yang kering dapat menjadi
barier infeksi
3.Secara teratur ubah posisi
R/ : Menguragi stres pada titik tekanan,meningkatakan aliran darah
kejaringan dan menigkatkan proses ksembuhan
4.Tutupi luka yang terbentuk dengan pembalut yang steril.
R/ : Dapat mengurangi kontabinadi bakteri,menginkatkan proses
penyembuhan
5.Dapatkan kultur dari lesi kulit terbuka
R/ : Mengindetifikasi bakteri patigen dan pilihan perawatan yang sesuai
6. Lindungi lesi atau ulkus dengan balutan basah atau salebp antibiotik
R/ : Melindungi area ulserasi dari kontabinasi dan menigkatakan
penyembuhan

PENDAHULUAN
Syndrome Immunodefysiensi Didapat (AIDS) menarik pehatian komunitas kesehatan
pertama kali pada tahun 1981 setelah terjadi secara tidak lazim,kasus pneumonia Pneumocystis
Carinii (PPC) dan Sarkoma Kaposi (SK) pada laki-laki mudah homoseks di California
(Gottlieb,1981;Center For Desease Control,1981). Bukti epidemologik mengisyarakatkan bhwa
ageninfeksiosa. Pada musim gugur pada tahun 1982,The Center for Desease Control and
Prevention (CDC) mempublikasikn defenisi kasus penyakit AIDS sesudah terdapat 100 kasus
pertama yang dilaporkan.Dan pada tahun 1983 HIV Tipe I(HIV-I) diidentifikasi sebagai
penyebab penyakit( Barre-Sinoussi et.al,1983;Gallo 1984).Pada tahun 1987 dan 1993 dilakukan
revisi defenisi kasus sebanyak 2 kali sehinggah jumlah kasusu-kasus penyakit AIDS yang
dilaporkan semain meningkat.
Sat ini,AIDS dijumpai pada hamper semua Negara dan merupakan suatu pandemic
diseluruh dunia.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..
Daftar isi
Pendahuluan
Isi....
A.Tinjauan Pustaka

a. Defenisi...
b.Etiologi
c. Klasifikasi...
d.Patofisiologi
e.Manifestasi klinis.
f. Pemeriksaan penunjang..
g.Penatalaksanaan..
h.Komplikasi......
h.Penyimpangan KDM..
B.Asuhan Keperawatan
a.Pengkajian
b.Diagnosa Keperwatan.
c.Rencana Keperawatan.
C.Daftar Pustaka..

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ole karena atas berkatnyalah
sehinggah kami dapat menyelesaikan serta menyusun kata demi kata menjadi sebuah kalimat
untuk menyusun tugas Makalah dimana dibuat sesuai dengan buku-buku panduan yang ada.
Adapun isi dari Makalah ini adalah membahas tentang penyakit AIDS yang diakibatkan oleh
infeksi HIV,yang mana manifestasi infeksi HIV berkisar mulai dari kelainan ringan dalam reson

imun tanpa tanda-tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi yang berat yang
berkaitan dengan pelbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan
malignitas.Dan sebagai Mahasiswa Keperawatan maka kami dituntut untuk mendominasi
peranan didalam pelayanan kapada masyarakat yang membutuhkan.
Kami menyadari bahwa Makalah ini dapat terselesaikan oleh karena campur tangan dari
berbagai pihak khususnya kepada dosen pembimbing kami Bapak Daniel B. S.kep Ns yang telah
membimbing dalam proses perkuliahan.
Akhir kata, Tiada Gading Yang Tak Retak tiada manusia yang sempurna,begitu pula
dengan isi makalah ini.Olehnya itu,kritik dan saran yang membangun dari para pembaca tetap
kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi kita Semua.

Makale,15 Juni 2009

Vous aimerez peut-être aussi