Vous êtes sur la page 1sur 6

ANTIBIOTIC DRUGS

Created by group 9 :
1.
2.
3.
4.
5.

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi


Yayasan Pharmasi Semarang

Abstract
Terminologi antibiotik

didefinisikan sebagai suatu

senyawa

organik hasil metabolisme dari mikroorganisme yang memiliki


kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
mematikan

mikroorganisme

kecil senyawa
yang

lain

akibat

dan

bahkan

aktivitas sejumlah

antibiotik tersebut. Antibiotik memiliki kegunaan

sangat luas

dibidang farmasi dan pertanian dan

dibedakan atas antibiotik yang bersifat anti bakteri atau anti


mikroba,

anti

jamur

dan

anti

tumor.

Penisilin, tetrasiklin,

eritromisin dan streptomisin merupakan contoh-contoh antibiotik


yang bersifat anti bakteri (Sarah, M. 2002).

A. Introduction
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti =
lawan, bios

hidup.

Antibiotika

adalah

zat-zat

yang

dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang


dapat menghambat pertumbuhan atau
jenis

lain,

sedangkan

toksisitasnya

membasmi

mikroba

terhadap manusia relatif

kecil. Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris


dr.Alexander Fleming
penemuan

ini

(Penisilin)

pada

tahun

1928.

Tetapi

baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi

di tahun 1941 oleh dr.Florey. Kemudian banyak zat dengan


khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik- penyelidik lain di
seluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang
dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat
secara sintetis atau semisintetis. Jenis antibiotik ada dua macam
yaitu narrow spectrum yang berfungsi membunuh jenis bakteri
yang secara khusus dan broad spectrum sebagai pembunuh
semua bakteri yang ada didalam tubuh manusia.
1.1. Mekanisme Kerja Antibiotik
Mekanisme kerja antibiotika antara lain :
a. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel
tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma,
akhirnya sel akan pecah, seperti penisilin dan sefalosporin.
b. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya, hingga bersifak lebih permeabel akibatnya
zat-zat penting dari isi sel dapat keluar seperti kelompok polipeptida.
c. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk
seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin,
gentamisin.

d. Mengganggu pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya


sel tidak dapat berkembang seperti metronidasol, kinolon, novobiosin,
rifampisin.
e. Menghambat sintesa folat seperti sulfonamida dan trimetoprim.
1.2. Efek Samping Antibiotika
Efek samping dari antibiotika yaitu :
a. Sensitisasi/hipersensitif, seperti gatal-gatal, kulit kemerah-merahan,
bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok. Contohnya
penisilin dan klorampenikol.
b. Resistensi, terjadi bila obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah
atau waktu terapi kurang lama. Untuk mencegah resistensi dianjurkan
menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan
menggunakan kombinasi obat.
c. Superinfeksi, yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan
dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi
yang pertama. Selain antibiotik yang menekan sistem kekebalan tubuh
yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan
suprainfeksi.
2.4. Penggolongan Antibiotik
1.3.1.

Pengolongan berdasarkan luas aktivitas kerjanya


a. Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis
bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja).
Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap
bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap
bakteri gram negatif saja).
b. Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spektrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis
bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin,
sefalosporin, dan klorampenikol.

1.3.2.

Pengolongan berdasarkan mekanisme kerja

a. Penghambatan sintetis dinding bakteri


b. Penghambat membran sel
c. Penghambatan sintetis protein di ribosom
d. Penghambatan sintetis asam nukleat
e. Penghambatan metabolik (antagonis folat)
Dari masing-masing golongan terdapat mekanisme kerja,
farmakokintetik, farmakodinamik, serta aktivitas antimikroba yang
berbeda-beda. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kegunaan di
dalam klinik
resisistensi

Karena perbedaan ini juga maka mekanisme

dari

masing-masing

golongan

juga

mengalami

perbedaan.
Gambar 1. Tempat Kerja dari Masing-Masing Golongan Antibiotik

1.3.3.

Pengolongan berdasarkan daya kerjanya


a. Bakterisid :
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.
Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida,
rifampisin, isoniazid dll.
b. Bakteriostatik :
Antibiotika

bakteriostatik

bekerja

dengan mencegah

atau

menghambat pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya, sehingga

pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh.


Termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida,
klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.

F. Conclusion
1.1.1.

Antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama


fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membasmi mikroba. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis atau
semisintetis. Jenis antibiotik ada dua macam yaitu narrow spectrum
dan broad spectrum. Dimana efek yang sering ditimbulkan adalah
Resistensi. Resistensi terjadi bila obat digunakan dengan dosis yang
terlalu rendah atau waktu terapi kurang lama. Untuk mencegah
resistensi dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang
tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat. Pengolongan
berdasarkan

daya

kerjanya

dapat

dibagi

menjadi

bakterisid

dankteriostatik. Dimana yang termasuk golongan bakterisid adalah


penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol ,
polipeptida, rifampisin, isoniazid. Dan yang termasuk golongan
bakteriostatik

adalah

sulfonamida,

tetrasiklin,

kloramfenikol,

eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam


paraaminosalisilat

Vous aimerez peut-être aussi