Vous êtes sur la page 1sur 47

Home>Ginekologi> Endometriosis

Endometriosis
Sep 21, 2009 4 Comments by lusa
PengertianEndometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan yang mirip
endometrium, di luar kavum uteri (Manuaba, 2001: 526).
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium
(kelenjar dan stroma). (Mansjoer, 2001: 381).
Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan
endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar
kavum uteri.Jaringan ini yang terdiri atas kelenjarkelenjar dan stroma, terdapat di miometrium ataupun di
luar
uterus.
(Wiknjosastro,
1999:
314).
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan
yang hanya ada di dalam rahim, dapat ditemukan dibagian
lain
dalam
tubuh.
(Irwan,
2008:
02).
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak
bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim.
Padahal dalam keadaan normalendometrium hanya
ditemukan di dalam lapisan rahim. (Henri, 2009: 1)
KlasifikasiEndometriosis
Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan,
yaitu sebagai berikut:
1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam
miometrium, lazim disebut Adenomiosis.
2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar
uterus, lazim disebut true endometriosis
Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan
menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Endometriosisgenetalia interna, yaitu endometriosis
yang letaknya di dalam uterus.

2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang


letaknya di dinding belakang uterus, di bagian luar
tuba dan di ovarium.
3. Endometriosisgenetalia eksterna, yaitu endometriosis
yang letaknya di pelvio peritonium dan di kavum
douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.

Etiologi
Sampai saat ini belum ada penyebab pasti dari
endometriosis. Ada beberapa teori yang menerangkan
terjadinya endometriosis, seperti :
1. Teori implantasi yaitu implantasi sel endometrium
akibat regurgitasi transtuba pada saat menstruasi.
2. Teori metaplasia, yaitu metaplasia sela multipotensial
menjadi endometrium, namun teori ini tidak
didukung bukti klinis maupun eksperimen.
3. Teori induksi, yaitu kelanjutan teori metaplasia
dimana faktor biokimia indogen menginduksi
perkembangan sel peritoneal yang tidak diperesiansi
menjadi jaringan endometrium (Mansjoer, 2001:
381).
4. Teori sistem kekebalan, kelainan sistem kekebalan
menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah
selain rahim.

5. Teori genetik, keluarga tertentu memiliki faktor


tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi
terhadap endometriosis. Bahwa anak ataupun Anda
penderita endometriosis beresiko besar mengalami
endometriosis sendiri.
6. Teori Retrograde menstruation (menstruasi yang
bergerak mundur) menurut teori ini, endometriosis
terjadi karena sel-sel endometrium yang dilepaskan
pada saat menstruasi mengalir kembali melalui tuba
ke dalam rongga pelvis.
Tanda-Tanda dan Gejala
1. Nyeriperut bagian bawah dan di daerah panggul
progresif.
2. Disminorea (nyeri hebat di perut bagian bawah saat
haid yang menganggu aktifitas).
3. Dispareunea (nyeri ketika melakukan hubungan
seksual), disebabkan karena adanya endometriosis di
kavum douglas.
4. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria),
khususnya pada saat menstruasi. Disebabkan karena
adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.
5. Poli dan hipermenorea (siklus lebih pendek dari
normal< 21 hari, darah lebih banyak atau lama dari
normal lebih dari 7 hari).
6. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba
terganggu karena fibriosis dan karena perlekatan
jaringan disekitarnya.
7. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spoting
sebelum menstruasi).
8. Haid yang banyak (menorragia)

Sumber: Irwan, 2008: 03


Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil
pemeriksaanfisik, dan dipastikan dengan pemeriksaan
laparoskopi (pemeriksaan yang sangat berguna untuk
membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di
pelvis). Laparoskopi turut membenarkan rawatan
pembedahan bagi endometriosis. Kuldoskopi kurang
bermanfaat terutama jika kavum douglas ikut serta dalam
endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada
lokasi seperti: forniks vaginae posterior, perineum, perlu
laparotomi. Biopsi endometrium dapat memberi kepastian
mengenai diagnosis.Pemeriksaan laboratorium pada
endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya
apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu
haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya
endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing.
Sigmoidoskopi dan sistokospi dapat memperlihatkan
tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan foto
rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat
memberi
gambaran
dengan
filling
defect
pemeriksaanpanggul akan teraba adanya benjolanlunak
yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina
atau
di
daerah
ovarium.
Pemeriksaan penunjang yang lain adalah: USG rahim,
barium enema, CT scan atau MRI perut. Untuk
menentukan berat ringan endometriosis digunakan
klasifikasi dari American Fertility Society. (Irwan, 2008:
04).
Diagnosa
Banding
Tumorovarium,metastasis di kavum Douglas, mioma
multipel, karsinoma rektum, dan radang pelvis.
Komplikasi
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena
endometriosis dekat kolom atau ureter.

2. Torsi ovarim atau ruptur ovarium sehingga terjadi


peritonitis karena endometrioma.
3. Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi
endometriosis.
Sumber: Mansjoer, 2001: 382
Penanganan
Penangananendometriosis terdiri atas:
1. Pencegahan
2. Pengawasan
3. Terapi hormonal
4. Pembedahan
5. Radiasi
Referensi
Badziad, M. 2003. Indokrinologi Ginekologi. Edisi 10.
Jakarta: Media Aesculapius. FKUI
Diyoyen.2009. Endometriosis dan Adenomiosis.
http://www.majalahfarmacia.com. 10 April 2009. Jam
08.00 WIB.
Hacker. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2.
Jakarta: Hipokratus
Jayanti, Y. 2009. Karya Tulis Ilmiah. Asuhan
KebidananGangguan Sistem Reproduksi Pada Ny. T
dengan Endometriosis di RSUD Dr Moewardi Surakarta.
Llewellyn, J.D. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan
Gikenologi. Jakarta: Hipokratus
Manuaba, 1998. Ilmu KebidananPenyakitKandungan dan
Keluarga Berencana Untuk PendidikanBidan. Jakarta:
EGC
______. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin
Obstetri Genikologi dan KB. Jakarta: EGC
Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius

Mohamad, K. 1998. Kontradiksi Dalam Kesehatan


Reproduksi. Jakarta: EGC
Rayburn, W. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Widya Medika
Saifuddin, A. 2002. Buku Panduan
PraktisPelayananKesehatanMaternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Harjo
Sofyan. 2009. 50 Tahun IBI. Jakarta: PPIBI
______. 2009. Ilmu Kebidanan. Bandung: Sekeloa
Publiser
Wikjosastro. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Kata Kunci
pengertianendometriosis, endometriosis adalah,
penatalaksanaanendometriosis, diagnosa banding
kehamilan, asuhan kebidananendometriosis,
pengertianendometrium, etiologiendometriosis,
endometriosispengertian, gambar endometriosis, asuhan
kebidanan pada endometriosis, makalah endometriosis,
makalah tentang endometriosis, definisi endometriosis,
klasifikasiendometriosis, pengertian endometris, kavum
douglas, pengertian dan penyebab endometriosis,
menstruasi retrograde, endometriosis interna, pengertian
endometrosis, pengertianendometriosis;pdf, Pengertian
endometriotis, pemeriksaanfisikendometriosis,
askebendometriosis, spiral penyebab miom.

Visanne is the first oral treatment approved in more


than 10 years for Canadian women with endometriosis

~ Provides women with the first approved long-term, oral


treatment option to relieve debilitating pelvic pain from
endometriosis ~
TORONTO, Nov. 29, 2011 /CNW/ - There is now relief
for Canadian women living with the pelvic pain
associated with endometriosis. The symptoms of
endometriosis, including severe menstrual cramps, painful
intercourse, painful urination or bowel movements, and
lower back or abdominal pain, take a toll on a woman's
emotional health and overall quality of life. Bayer
HealthCare announced that Visanne (2 mg dienogest
tablets) was approved by Health Canada for the
management of pelvic pain associated with endometriosis.
It is the first long-term, oral, progestin-only regimen
specifically developed for women with endometriosis in
more than 10 years.1
"Once diagnosed, endometriosis patients must use a
treatment on a daily basis to cope with the immense pain
of the disease," said Dr. Sony Singh, Director of
Minimally Invasive Gynecology, Department of
Obstetrics and Gynecology, University of Ottawa.
"Visanne is an important management option for patients
with the disease, as it is proven to relieve the chronic,
debilitating pelvic pain caused by endometriosis including
menstrual pain and pain during sexual intercourse. This is
the first new treatment in more than a decade to help these
women, which is encouraging."
Visanne has been shown to provide effective pain relief
in women with endometriosis, as clinical studies of up to
15 months duration, have proven that Visanne is
effective at relieving pelvic pain.2 Visanne contains a
novel progestin called dienogest, which suppresses the
effects of estradiol on endometrial tissue and effectively
reduces pelvic pain.3

The Impact of Endometriosis


Endometriosis is the growth of tissue, similar to the kind
that lines the uterus every month, elsewhere in the
abdomen. This excess tissue responds to the monthly
menstrual cycle and when the tissue breaks down, it can
lead to inflammation, causing pain. Common sites for
endometrial growth are the ovaries, on the uterus and
behind the uterus.4The condition affects approximately 5 10 per cent of women of reproductive age.5 Pain
associated with endometriosis can be excruciating and
debilitating and is often the most difficult symptom for
women with the disease.6
The disease can greatly impact a woman's social,
professional and personal life, and women with
endometriosis often experience a higher incidence of
depression and emotional distress due to the uncertainty
of diagnosis, unpredictability of symptoms and living a
normal life.7
Recognize the Symptoms
Despite the high prevalence of endometriosis, there is a
lack of general disease awareness and few women
recognize the symptoms - thus causing a significant delay
in diagnosis. Studies show it takes an average of three
years from the time a woman has her first symptom to the
time she discusses it with her doctor.8 It frequently takes
up to 12 years for a woman to get a confirmed diagnosis
from the first time she seeks help for her symptoms.9
"It is very common for women to live for several years
with the severe pelvic pain of endometriosis before
receiving an official diagnosis. This often means a delay
in disease management consequently, negatively
impacting their professional, social and psychological
life," said Jan Silverman, The Endometriosis Network of
Toronto (TENT). "It's important for women to learn
about the symptoms of endometriosis, rather than just

thinking pelvic pain is 'normal.' Women need to know


that endometriosis is real and the pain can be treated, so
it's important for them to speak with their doctors. The
availability of a new treatment is good news and a step in
the right direction."
The Facts on Visanne
Visanne (2 mg dienogest tablets) is indicated for the
management of pelvic pain associated with
endometriosis. Clinical trials regarding the efficacy of
Visanne have lasted up to 15 months.10
In clinical trials, Visanne was generally well tolerated.
The most frequent side effects reported were headache,
breast discomfort including breast engorgement and
breast pain. Undesirable effects, such as irregular
bleeding, are more common during the first months of
treatment with Visanne and subside with continued
treatment.2 Patients are encouraged to talk to their
healthcare provider to see if Visanne is right for them.
To learn more about endometriosis, visit
www.endometriosisinfo.ca. For more information on
endometriosis support groups from TENT, visit the
group's Facebook page:
http://www.facebook.com/group.php?
v=info&ref=mf&gid=301016744454.
About Bayer Inc.
Bayer Inc. (Bayer) is a Canadian subsidiary of Bayer AG,
an international research-based group with core
businesses in health care, crop science and innovative
materials. Headquartered in Toronto, Ontario, Bayer Inc.
operates the Bayer Group's HealthCare and
MaterialScience businesses in Canada. Bayer
CropScience Inc., headquartered in Calgary, Alberta
operates as a separate legal entity in Canada. Together,
the companies play a vital role in improving the quality of
life for Canadians - producing products that fight

diseases, protecting crops and animals, and developing


high-performance materials for applications in numerous
areas of daily life. Canadian Bayer facilities include the
Toronto headquarters and offices in Montral and Calgary.
Bayer Inc. has approximately 800 employees across
Canada and had sales of $827 million CDN in 2010.
Globally, the Bayer Group had sales of over 35 billion
Euro in 2010. Bayer Inc. invested approximately $36
million CDN in research and development in 2010.
Worldwide, the Bayer Group spent the equivalent of over
3.1 billion Euro in 2010 in R&D. For more information,
go to www.bayer.ca.
Forward-Looking Statements
This news release may contain forward-looking
statements based on current assumptions and forecasts
made by Bayer Group or subgroup management. Various
known and unknown risks, uncertainties and other factors
could lead to material differences between the actual
future results, financial situation, development or
performance of the company and the estimates given here.
These factors include those discussed in Bayer's public
reports which are available on the Bayer website at
www.bayer.com. The company assumes no liability
whatsoever to update these forward-looking statements or
to conform them to future events or developments.
References:

Lupron Depot Canadian Product


Monograph.http://www.abbott.ca/static/content/document
/LUPRON-DEPOT-ENDO-PM-23MAR10.pdf. May 20,
2011.
2

Visanne Product Monograph. 2011. Page 21.

Visanne Product Monograph. 2011. Page 14.

SOGC.ca. What is Endometriosis? Available at


http://www.sogc.org/health/health-endometriosis_e.asp.
Accessed November 1, 2011.
5

Endometriosis.Infertility Awareness Association of


Canada. Available at:
http://www.iaac.ca/content/endometriosis-1. Accessed
October 31, 2011.
6

Hummelshoj L. Medical needs in endometriosis.


Gynaecology Forum 2010;15(2):5-7.
7

Kennedy S, Bergqvist A, Chapron C, D'Hooghe T,


Dunselman G, Greb R, Hummelshoj L, Prentice A,
Saridogan. ESHRE guideline on the diagnosis and
management of endometriosis. Human
Reproduction 2005;20(10):2698-2704. Also available
online at: http://guidelines.endometriosis.org/.
8

Diagnosis:
http://www.womenshealthmatters.com/centres/pelvic_hea
lth/endometriosis/diagnosis/index.html. Accessed
November 1, 2011.
9

SOGC Diagnosis and Management Guidelines.


Available at:
http://www.sogc.org/guidelines/documents/gui244CPG10
07E.pdf. Accessed November 1, 2011.
10

Visanne Product Monograph. 2011. Page 3.

For further information:

What is Visanne?

Visanne contains 2 mg dienogest and is


indicated for the treatment of
endometriosis
Dienogest is a progestin that combines the
properties of both 19-nortestosterone
derivatives and progesterone derivatives
What makes Visanne an excellent
treatment option for endometriosis?
Visanne effectively reduces both the
painful symptoms of endometriosis and
also underlying endometriotic lesions. It
offers equivalent efficacy to gonadotropinreleasing hormone (GnRH) agonists but
has a more favorable side-effect profile.
Visanne is not associated with clinically
relevant androgenic or hypoestrogenic
effects associated with other agents such
as danazol and GnRH agonists,
respectively.
Dienogest is associated with moderate
inhibition of gonadotropin secretion,
which, when given continuously, leads to a
hypoestrogenic environment and initial
decidualisation of endometrial tissue,

followed by atrophy of endometriotic


lesions.
In addition to its effects on gonadotropin
secretion, dienogest also directly inhibits
proliferation of endometrium-like tissue.
How does Visanne work?
Visanne reduces endometrial lesions
through both local and systemic biological
mechanisms. The active ingredient in
Visanne, dienogest, is associated with
moderate inhibition of gonadotropinreleasing hormone secretion. Disruption of
this hormonal pathway leads to a
decrease in the level of estradio
Dienogest also demonstrates a direct
inhibitory effect on the proliferation of
endometrium-like tissue. Additionally,
preclinical evidence indicates that
dienogest also shows anti-angiogenic
properties.
How should Visanne

be administered?

Visanne is administered orally as a oncedaily tablet.


Visanne treatment can start on any day
of the menstrual cycle, and must be
continuous regardless of vaginal bleeding.
Hormonal contraception should be
stopped before initiation of Visanne.

Dienogest was equivalent to LA (GnRH-agonist) at


reducing VAS-scores over a period of 24 weeks
Pain relief is the most relevant outcome for most women
seeking treatment for endometriosis. Clinical studies for
Visanne, using the Visual Analogue Scale (VAS) to
quantify painful symptoms, have consistently
demonstrated that Visanne provides effective pain relief.
14

Visanne demonstrated non-inferiority


compared with the gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) agonist, leuprolide acetate
(LA), for pain relief
During a 24-week, open-label, comparison study
demonstrating the non-inferiority of dienogest versus LA
with mean VAS score for pelvic pain showed equal
efficacy between the two groups (p<0.0001 for noninferiority).1
For more information on the clinical studies see
Dedicated study program

In a placebo-controlled trial dienogest was superior at


reducing VAS-scores over 12 weeks
Visanne demonstrated significantly better
pain reduction compared with placebo
During a 12-week, randomized, double-blind placebocontrolled trial (N=198), the mean VAS score decreased
by 27.4 mm in women treated with Visanne compared
with a decrease of 15.1 mm in the placebo group (95%
confidence interval 6.4, 18.1; p<0.0001). 4

1.
Strowitzki T, Marr J, Gerlinger C,
Faustmann T, Seitz C. Dienogest is as
effective as leuprolide acetate in treating
the painful symptoms of endometriosis: a
24-week, randomized, multicentre, openlabel trial. Hum Reprod 2010;25:633641.
2.
Seitz C, Gerlinger C, Faustmann T,
Strowitzki T. Safety of dienogest in the
long-term treatment of endometriosis:
one-year, open-label, follow-up study.
Fertil Steril 2009;92:S107 (abstract).
3.
Khler G, Faustmann TA, Gerlinger C,
Seitz C, Mueck AO. A dose-ranging study
to determine the efficacy and safety of 1,
2, and 4 mg of dienogest daily for
endometriosis. Int J Gynaecol Obstet
2010;108:2125.
4.
Strowitzki T, Faustmann T, Gerlinger C,
Seitz C. Dienogest in the treatment of
endometriosis-associated pelvic pain: a
12-week, randomized, double-blind,
placebo-controlled study. Eur J

ObstetGynecol Reprod Biol 2010;151:193


198
Significant lesion reduction
Visannereduced the severity of
endometriotic lesions

2 mg dienogest reduced the mean rAFS scores during a


24-week trial
During a 24-week dose-ranging study that used a secondlook laparoscopy to assess lesions, it could be shown that
Visanne reduced the severity of lesions in women with
endometriosis.1 Specifically, Visanne demonstrated a
significant reduction in the mean revised classification of
the American Fertility Society (rAFS) score (p<0.001);
mean scores for the group were 11.4 at baseline and 3.6 at
the end of the study.
Favorable safety and tolerability profile
Endometriosis is a chronic condition. Consequently,
important characteristics of an optimal treatment are both
long-term efficacy and tolerability. Clinical evidence
extending up to 15 months shows the therapeutic benefits
of Visanne were sustained and it was generally welltolerated by women. 1

Dienogest showed sustained reduction in VAS scores


during a 53-week extension study
Visanne offers sustained symptom relief
A 53-week open-label study resulted in a progressive
reduction in VAS score. The mean VAS score was 34.1
mm at the start of the extension study and 11.5 mm at
completion. This study is an extension of the 12-week
placebo controlled trial with 168 women as respondents.
Visanne induces only a moderate estrogen reduction
compared with the gonadotropin-releasing hormone
(GnRH)-agonist leuprolide acetate (LA)
Dienogest at a dose of 2 mg/day, the active ingredient in
Visanne produces only moderate reductions in plasma
estrogen concentrations.2,3 During a 24-week, comparator
study, in which Visanne demonstrated non-inferiority to
LA, mean estradiol levels were stable between 256.3 to
249.9 pmol/l with Visanne and decreased from 299.0 to
68.5 pmol/l with LA.4

The moderate suppression of plasma estrogen


concentration is apparent in the clinical trials of Visanne

Visanne does not significantly affect bone


mineral density
During the same 24-week, open-label comparison study,
the mean lumbar bone mineral density (BMD) was
measured as a safety endpoint in a subgroup of patients.
Mean BMD was unchanged by the end of the study for
women treated with Visanne (+0.25%) whereas it
decreased in those treated with LA (4.04%)
(p=0.0003).4
Changes in bleeding pattern
Bleeding irregularities are routinely associated with
progestins. The continuous administration of progestins
generally leads to endometrial regression often associated
with irregular endometrial breakthrough bleeding,
particularly during the first weeks of use.

Dienogest has no significant effect on mean BMD level


during a 24-week comparator study5 versus LA
Changes in bleeding pattern, such as spotting, irregular
bleeding, or amenorrhea,
occurred during treatment with Visanne . However, the
changes in bleeding patterns were associated with low
rates of treatment withdrawal. Data from clinical trials1,5
demonstrate that there is a progressive reduction in
frequency and intensity of bleeding during long-term
treatment. To enhance treatment compliance in clinical
practice, it is recommended that women are advised on

the likely changes in bleeding pattern during treatment


with Visanne .

1.
Seitz C, Gerlinger C, Faustmann T,
Strowitzki T. Safety of dienogest in the
long-term treatment of endometriosis: a
one-year, open-label, follow-up study.
Fertil Steril 2009;92:S107(abstract).
2.
Momoeda M, Taketani Y. Randomized
double-blind, multicentre, parallel-group
dose-response study of dienogest in
patients with endometriosis (In Japanese).
Jpn Pharmacol Ther 2007;35:769783.
3.
Harada T, Momoeda M, Taketani Y, et
al. Dienogest is as effective as intranasal
buserelin acetate for the relief of pain
symptoms associated with endometriosis
a randomized, double-blind, multicenter,
controlled trial. Fertil Steril 2009;91:675
681.
4.
Strowitzki T, Marr J, Gerlinger C,
Faustmann T, Seitz C. Dienogest is as
effective as leuprolide acetate in treating
the painful symptoms of endometriosis: a
24-week, randomized, multicentre, openlabel trial. Hum Reprod 2010;25:633641.
5.
Eur J Obstet GynecolReprod Biol
2010;151:193198

Ventavis Logo
Search

Sitemap
Bookmark this page
Tell a friend
A
A
A
Fontsize
Bayer Logo

Prescribing Essentials
About Visanne
About Endometriosis
Resources
FAQs
About Visanne/Dedicated study program
Dedicated study program

Dienogest is the only oral progestin therapy to have


undergone an extensive clinical trial program dedicated to
the treatment of endometriosis. Four large clinical studies
were conducted during the development of Visanne.
During these key studies 332 patients received Visanne.
Initially, a dose-ranging study1 determined that 2 mg was
the most promising dose. Tolerability, and efficacy of
dienogest were consistently demonstrated in a doubleblind, placebo-controlled trial,2 a long-term, open-label
study,3 and a head-to-head non-inferiority trial with
gonadotropin-releasing hormone (GnRH)-agonist
leuprolide acetate (LA).4
Long-term use was assessed over a period of 65 weeks
(12 + 53-weeks) period and progressive pain reduction (as
measured by VAS scores) was observed through to the
studys end. Within the study program, efficacy was also
measured in terms of the presence of lesions in
accordance with revised American Fertility Society
classification or rAFS score.
Summary of key clinical studies with
Visanne
Clinical
Duratio Study No. of
Outcomes
study
n
drugs
women with
endometriosi
s
Randomised 24 weeks 1 mg, 2 68
, open-label,
mg and 4
mg
dose-range
dienogest
study1
daily

Painreported
symptoms
for
dyspareu

Significant
lesion
reduction

nia were
significant
ly
reduced
by 45%
for the 2mg group
Significan
t
decreases
were also
observed
for diffuse
pelvic
pain
(35%),
dysmenor
rhea
(62%) and
premenstr
ual pain
(48%)
Mean
rAFS
scores
significant
ly
decreased
from 11.4
to 3.6 in
the 2-mg
group
2 mg
recomme

nded as
optimal
dose for
treating
endometri
osis
Doubleblind,
placebocontrolled
study2

12 weeks 2-mg
198
dienogest
versus
placebo

Highly
effective
pain relief

Mean VAS
score
decreased
by 27.4
mm in the
dienogest
group and
15.1 mm
in the
placebo
group
Statisticall
y
significant
difference
in favor of
dienogest

Open-label, 24 weeks 2-mg


252
comparative
dienogest
study4
versus
leuprolid
Highly
e acetate
effective
(LA)
pain relief

Dienogest
was
equivalen
t (noninferior) in
efficacy to
LA
Progressiv
e

reduction
s in pain
occurred
with both
groups.
Mean VAS
score
decreased
by 47.5
mm in the
dienogest
group and
46.0 mm
in the LA
group
Mean
bone
mineral
density
decrease
(4.04%)
with LA,
unchange
d with
dienogest
(+0.25%)
Long-term Up to 53 Open- 168
extension additiona label
(from the
study3
l weeks extension initial cohort
(overall of 12from the
Favorable
treatment week
placebo
safety and
period up placebo study)
tolerability
to 65
study
profile

Dienogest
progressiv
ely
decreased
endometri
osisassociate
d pelvic

weeks)

pain
during
long-term
treatment
. Mean
VAS score
decreased
by 22.6
mm
Mean
frequency
and
intensity
of
bleeding
decreased
during
treatment

1.
Khler G, Faustmann TA, Gerlinger C,
Seitz C, Mueck AO. A dose-ranging study
to determine the efficacy and safety of 1,
2, and 4 mg of dienogest daily for
endometriosis. Int J Gynaecol Obstet
2010;108:2125.
2.
Strowitzki T, Faustmann T, Gerlinger C,
Seitz C. Dienogest in the treatment of
endometriosis-associated pelvic pain: a
12-week, randomized, double-blind,
placebo-controlled study. Eur J
ObstetGynecol Reprod Biol 2010;151:193
198.
3.
Seitz C, Gerlinger C, Faustmann T,
Strowitzki T. Safety of dienogest in the

long-term treatment of endometriosis:


one-year, open-label, follow-up study.
Fertil Steril 2009;92:S107 (abstract).
4.
Strowitzki T, Marr J, Gerlinger C,
Faustmann T, Seitz C. Dienogest is as
effective as leuprolide acetate in treating
the painful symptoms of endometriosis: a
24-week, randomized, multicentre, openlabel trial. Hum Reprod 2010;25:633641

Easy to use

Visanne is a small, round, flat-faced tablet that is taken


orally, once a day. It contains a 2-mg dose of dienogest
Tablets should be taken continuously and preferably at the
same time every day.
For more information please see Treating with
Visanneand SPC

Treating with Visanne

Treatment with Visanne can start at any time of the


menstrual cycle. Visanne tablets may be taken with
liquid as needed, with or without food. Tablets should be
taken continuously and preferably at the same time every
day. In the event of one or more missed tablets, only one
tablet should be taken immediately, followed by
continuous use the next day at the usual time.
Prior to treatment with Visanne, administration of any
hormonal contraceptive should be stopped. Available data
indicate that Visanne inhibits ovulation.1,2 Nonhormonal methods of contraception must be used, such as
the barrier method.
Women may continue to drive or operate machinery
during treatment with Visanne.
No effects on the ability to drive and use machines have
been observed in users of products containing dienogest.
Undesirable Effects
As with any progestin, most women treated with
Visanne experienced changes in their menstrual
bleeding patterns. However, these were more common in
the first months, and declined over time during long-term
treatment.3,4 The changes involved spotting, irregular
bleeding, or more frequent bleeding. Changes in bleeding
pattern were only occasionally reported as adverse events
and were associated with low discontinuation rates.4 Other

undesirable effects reported were headache (9.0%), breast


discomfort (5.4%), depressed mood (5.1%), and acne
(5.1%).5
Who should not take Visanne
Visanne should not be used in the presence of any of the
conditions listed below. Treatment with Visanne must
discontinue immediately5 in the
presence of blood clots in veins
presence or past history of a heart attack,
stroke or heart disease
presence of type 2 diabetes mellitus with
vessel damage
presence or past history of severe liver
disease (with abnormal liver function
tests)
presence or past history of liver tumors
(benign or malignant)
presence or suspected malignant sex
hormone-dependent disease
presence of unexplained vaginal bleeding
presence of allergy to dienogest or any of
the other ingredients in Visanne

1.
Sasagawa S, Shimizu Y, Kami H, et al.
Dienogest is a selective progesterone
receptor agonist in transactivation
analysis with potent oral endometrial
activity due to its efficient

pharmacokinetic profile. Steroids


2008;73:222231.
2.
Klipping C, Duijkers I, Faustmann TA,
Klein SF, Schuett B. Pharmacodynamic
study of four oral dosages of dienogest.
Fertil Steril 2010;94:S181.
3.
Strowitzki T, Faustmann T, Gerlinger C,
Seitz C. Dienogest in the treatment of
endometriosis-associated pelvic pain: a
12-week, randomized, double-blind,
placebo-controlled study. Eur J Obstet
Gynecol Reprod Biol 2010;151:193198.
4.
Seitz C, Gerlinger C, Faustmann T,
Strowitzki T. Safety of dienogest in the
long-term treatment of endometriosis:
one-year, open-label, follow-up study.
Fertil Steril 2009;92:S107 (abstract).
5.
Summary of Product Characteristics.
2011. Bayer Pharma AG

Treatments and drugs


By Mayo Clinic staff
Treatment for endometriosis is usually with medications
or surgery. The approach you and your doctor choose will
depend on the severity of your signs and symptoms and
whether you hope to become pregnant.
Generally, doctors recommend trying conservative
treatment approaches first, opting for surgery as a last
resort.
Pain medications
Your doctor may recommend that you take an over-the-

counter pain reliever, such as the nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs) ibuprofen (Advil, Motrin
IB, others) or naproxen (Aleve, others), to help ease
painful menstrual cramps. However, if you find that
taking the maximum dose doesn't provide full relief, you
may need to try another approach to manage your signs
and symptoms.
Hormone therapy
Supplemental hormones are sometimes effective in
reducing or eliminating the pain of endometriosis. That's
because the rise and fall of hormones during the
menstrual cycle causes endometrial implants to thicken,
break down and bleed. Hormone medication may slow the
growth and prevent new implants of endometrial tissue.
However, hormonal therapy isn't a permanent fix for
endometriosis. It's possible that you could experience a
recurrence of your symptoms after stopping treatment.
Hormonal therapies used to treat endometriosis include:
Hormonal contraceptives. Birth control pills,
patches and vaginal rings help control the hormones
responsible for the buildup of endometrial tissue each
month. Most women have lighter and shorter
menstrual flow when they're using a hormonal
contraceptive. Using hormonal contraceptives
especially continuous cycle regimens may reduce
or eliminate the pain of mild to moderate
endometriosis.
Gonadotropin-releasing hormone (Gn-RH)
agonists and antagonists. These drugs block the
production of ovarian-stimulating hormones,
lowering estrogen levels and preventing
menstruation. This causes endometrial tissue to
shrink. Gn-RH agonists and antagonists can force
endometriosis into remission during the time of

treatment and sometimes for months or years


afterward. Because these drugs create an artificial
menopause, taking a low dose of estrogen or
progestin along with Gn-RH agonists and antagonists
may decrease menopausal side effects, such as hot
flashes, vaginal dryness and bone loss. Your periods
and the ability to get pregnant return when the
medication is stopped.
Medroxyprogesterone (Depo-Provera). This
injectable drug is effective in halting menstruation
and the growth of endometrial implants, thereby
relieving the signs and symptoms of endometriosis.
Its side effects can include weight gain, decreased
bone production and depressed mood, among others.
Danazol. This drug suppresses the growth of the
endometrium by blocking the production of ovarianstimulating hormones, preventing menstruation and
the symptoms of endometriosis. However, danazol
may not be the first choice because it can cause
serious side effects and can be harmful to the baby if
you become pregnant while taking this medication.
Conservative surgery
If you have endometriosis and are trying to become
pregnant, surgery to remove as much endometriosis as
possible while preserving your uterus and ovaries
(conservative surgery) may increase your chances of
success. If you have severe pain from endometriosis, you
may also benefit from surgery however, endometriosis
and pain may return.
Your doctor may do this procedure laparoscopically or
through traditional abdominal surgery in more extensive
cases. In laparoscopic surgery, your surgeon inserts a
slender viewing instrument (laparoscope) through a small

incision near your navel and inserts instruments to remove


endometrial tissue through another small incision.
Assisted reproductive technologies
Assisted reproductive technologies, such as in vitro
fertilization, to help you become pregnant are sometimes
preferable to conservative surgery. Doctors often suggest
one of these approaches if conservative surgery is
ineffective.
Hysterectomy
In severe cases of endometriosis, surgery to remove the
uterus and cervix (total hysterectomy) as well as both
ovaries may be the best treatment. Hysterectomy alone is
not effective the estrogen your ovaries produce can
stimulate any remaining endometriosis and cause pain to
persist. Hysterectomy is typically considered a last resort,
especially for women still in their reproductive years. You
can't get pregnant after a hysterectomy.
Finding a doctor with whom you feel comfortable is
crucial in managing and treating endometriosis. You may
also want to get a second opinion before starting any
treatment to be sure you know all of your options and the
possible outcomes.

ENDOMETRIOSIS
ENDOMETRIOSIS

Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan dari sel-sel yang
serupa dengan yang membentuk bagian dalam dari
kandungan (endometrial cells), namun pada suatu lokasi

diluar dari kandungan. Endometrial cells adalah sel-sel


yang sama yang dilepaskan setiap bulan selama
menstruasi. Sel-sel dari endometriosis melekatkan dirinya
pada jaringan diluar kandungan dan disebut
endometriosis implants. Implants (penanamanpenanaman) ini paling sering ditemukan pada indungindung telur (ovaries), tabung-tabung Fallopian,
permukaan-permukaan luar dari kandungan dan usususus, dan pada lapisan permukaan dari rongga pelvis.
Mereka juga dapat ditemukan pada vagina, leher rahim
(cervix), dan kantong kemih, meskipun kurang umum
daripada lokas-lokasi lain di pelvis. Jarang, endometriosis
implants dapat terjadi diluar pelvis, pada hati, pada lukaluka parut operasi lama, dan bahkan di atau sekitar paru
atau otak. Endometrial implants, sementara mereka dapat
menyebabkan persoalan-persoalan, adalah jinak (bukan
kanker).
Siapa Yang Terpengaruh Oleh
Endometriosis ?
Endometriosis mempengaruhi wanita-wanita pada tahuntahun reproduktifnya.Kelaziman yang tepat dari
endometriosis tidak diketahui, karena banyak wanitawanita mungkin mempunyai kondisi ini dan tidak
mempunyai gejala-gejala.Endometriosis diperkirakan
mempengaruhi lebih dari satu juta wanita-wanita di
Amerika.Ia adalah satu dari penyebab-penyebab yang
memimpin dari nyeri pelvis dan sebab-sebab untuk
operasi laparoscopic dan hysterectomy di negeri ini.
Sementara kebanyakan kasus-kasus dari endometriosis
didiagnosa pada wanita-wanita yang berumur sekitar 2535 tahun, endometriosis telah dilaporkan pada gadis-gadis
semuda seumur 11 tahun.Endometriosis adalah jarang

pada wanita-wanita postmenopause.Endometriosis lebih


umum ditemukan pada wanita-wanita kulit putih
dibandingkan dengan wanita-wanita Amerika keturunan
Afrika dan Asia. Studi-studi lebih jauh menyarankan
bahwa endometriosis adalah paling umum pada wanitawanita yang lebih tinggi dan kurus dengan suatu indeks
massa tubuh (body mass index, BMI) yang rendah.
Menunda kehamilan sampai suatu umur yang lebih tua
juga dipercayai meningkatkan risiko mengembangkan
endometriosis.
Penyebab Endometriosis
Penyebab dari endometriosis tidak diketahui. Satu teori
adalah bahwa jaringan endometrial diendapkan pada
lokasi-lokasi yang tidak biasa oleh back up dari aliran
menstruasi kedalam tabung-tabung Fallopian dan rongga
pelvis dan perut selama menstruasi (diistilahkan
retrograde menstruation). Penyebab dari retrograde
menstruation tidak dimengerti secara jelas. Namun
retrograde menstruation tidak dapat adalah satu-satunya
penyebab dari endometriosis. Banyak wanita-wanita
mempunyai retrograde menstruation pada derajat-derajat
yang bervariasi, namun tidak semua dari mereka
mengembangkan endometriosis.
Kemungkinan lain adalah bahwa area-area yang melapisi
organ-oragan pelvis memiliki sel-sel primitif yang mampu
untuk tumbuh kedalam bentuk-bentuk lain dari jaringan,
seperti sel-sel endometrial. Proses ini diistilahkan
coelomic metaplasia.
Adalah juga mungkin bahwa pemindahan (transfer)
langsung dari jaringan-jaringan endometrial sewaktu
operasi mungkin bertanggung jawab untuk endometriosis

implants yang adakalanya terlihat pada luka-luka parut


operasi (contohnya, episiotomy atau Cesarean section
scars). Transfer dari sel-sel endometrial via aliran darah
atau sistim limfatik adalah penjelasan yang paling
mungkin untuk kasus-kasus yang jarang dari
endometriosis yang berkembang di otak dan organ-organ
lain jauh dari pelvis.
Akhirnya, beberapa studi-studi telah menunjukan
perubahan-perubahan pada respon imun pada wanitawanita dengan endometriosis, yang mungkin
mempengaruhi kemampuan alamiah tubuh untuk
mengenali dan menghancurkan segala pertumbuhan yang
mengarah arah yang salah dari jaringan endometrial.
Gejala-Gejala Endometriosis
Kebanyakan wanita-wanita yang mempunayi
endometriosis, faktanya, tidak mempunayi gejalagejala.Dari mereka yang mengalami gejala-gejala, gejalagejala yang umum adalaha nyeri (biasanya pelvis) dan
kemandulan.Nyeri pelvis biasanya terjadi selama atau
tepat sebelum menstruasi dan berkurang setelah
menstruasi. Beberapa wanita-wanita mengalami nyeri
atau kejang dengan hubungan seksual, buang air besar
dan/atau buang air kecil. Bahkan pemeriksaan pelvis oleh
seorang dokter dapat menyakitkan. Intensitas nyeri dapat
berubah dari bulan ke bulan, dan bervariasi sangat besar
diantara wanita-wanita. Beberapa wanita-wanita
mengalami perburukan dari gejala-gejala secara progresif,
sementara yang lain-lain dapat mempunyai resolusi nyeri
tanpa perawatan.

Nyeri pelvis pada wanita-wanita dengan endometriosis


tergantung sebagian pada dimana implants dari
endometriosis berlokasi.
Implant-implant yang lebih dalam dan
implant-implant pada area-area dengan
banyak syaraf-syaraf sensor mungkin lebih
mungkin menghasilkan nyeri.
Implant-implant mungkin juga
menghasilkan senyawa-senyawa yang
bersirkulasi dalam aliran darah dan
menyebabkan nyeri.
Akhirnya, nyeri dapat berakibat ketika
endometriosis implants membentuk lukaluka parut. Tidak ada hubungan antara
keparahan nyeri dan berapa luas
menyebarnya endometriosis ("tingkat"
dari endometriosis).
Endometriosis dapat menjadi satu dari sebab-sebab
kemandulan pada pasangan-pasangan yang jika tidak
adalah sehat. Ketika pemeriksaan-pemeriksaan
laparoscopic dilakukan untuk evaluasi-evaluasi
kemandulan, endometrial implants dapat ditemukan pada
beberapa pasien-pasien ini, banyak darinya mungkin tidak
mempunyai gejala-gejala yang menyakitkan dari
endometriosis. Sebab-sebab untuk suatu penurunan pada
kesuburan tidak dimengerti sepenuhnya, namun mungkin
disebabkan oleh keduanya faktor-faktor anatomi dan
hormon.Kehadiran dari endometriosis mungkin
melibatkan massa-massa dari jaringan atau luka-luka
parut (adhesions) didalam pelvis yang mungkin
menyimpangkan struktur-struktur anatomi yang normal,
seperti tabung-tabung Fallopian, yang mengangkut telur-

telur dari indung-indung telur.Sebagai alternatif,


endometriosis mungkin mempengaruhi kesuburan melalui
produksi dari hormon-hormon dan senyawa-senyawa lain
yang mempunayi suatu efek negatif pada ovulasi,
pembuahan telur, dan/atau implantasi dari embrio.
Gejala-gejala lain yang berhubungan dengan
endometriosis termasuk:
nyeri perut bagian bawah,
diare dan/atau sembelit,
nyeri punggung bawah,
perdarahan menstruasi yang tidak teratur
atau berat, atau
darah dalam urin.
Gejala-gejala yang jarang dari endometriosis termasuk
nyeri dada atau batuk darah yang disebabkan oleh
endometriosis pada paru-paru dan sakit kepala dan/atau
serangan-serangan kejang yang disebabkan oleh
endometriosis di otak.
Endometriosis Dan Risiko Kanker
Wanita-wanita dengan endometriosis mempunyai suatu
risiko yang meningkat secara ringan untuk
mengembangkan tipe-tipe tertentu dari kanker indung
telur, dikenal sebagai epithelial ovarian cancer
(EOC).Risiko ini tampaknya adalah tertinggi pada
wanita-wanita dengan endometriosis dan kemandulan
primer (mereka yang tidak pernah melahirkan seorang
anak), namun penggunaan pil-pil pencegahan kehamilan
oral atau oral contraceptive pills (OCPs), yang adakalanya

digunakan pada perawatan dari endometriosis, tampaknya


mengurangi secara signifikan risiko ini.
Sebab-sebab untuk asosiasi (hubungan) antara
endometriosis dan ovarian epithelial cancer tidak
dimengerti secara jelas.Satu teori adalah bahwa
endometriosis implants mereka sendiri menjalani
transformasi ke kanker. Kemungkinan lain adalah bahwa
kehadiran dari endometriosis mungkin berhubungan
dengan faktor-faktor genetik atau lingkungan lain yang
juga meningkatkan risiko seorang wanita
mengembangkan kanker indung telur (ovarian cancer).
Mendiagnosa Endometriosis
Endometriosis dapat dicurigai berdasarkan pada gejalagejala dari nyeri pelvis dan penemuan-penemuan selama
pemeriksaan-pemeriksaan fisik di tempat praktek dokter.
Adakalanya, sewaktu suatu pemeriksaan rectovaginal
(satu jari tangan dalam vagina dan jari tangan lain dalam
rektum), dokter dapat merasakan nodul-nodul
(endometrial implants) dibelakang kandungan dan
sepanjang ligamen-ligamen yang menempel pada dinding
pelvis. Pada waktu-waktu yang lain, tidak ada nodulnodul yang dirasakan, namun pemeriksaannya sendiri
menyebabkan nyeri yang tidak biasa atau
ketidaknyamanan.
Sayangnya, tidak satupun dari gejala-gejala atau
pemeriksaan-pemeriksaan fisik dapat dipercayakan untuk
menegakan secara yakin diagnosis dari
endometriosis.Studi-studi imaging, seperti ultrasound,
dapat berguna dalam menyampingkan penyakit-penyakit
pelvis lainnya dan mungkin menandakan kehadiran
endometriosis pada area-area vagina dan kantong kemih,

namun masih belum bisa mendiagnosa endometriosis


secara definitif.Untuk suatu diagnosa yang akurat,
pemeriksaan visual langsung bagian dalam dari pelvis dan
perut, serta biopsi jaringan dari implant-implant
diperlukan.
Sebagai akibatnya, satu-satunya cara untuk mendiagnosa
endometriosis adalah pada saat operasi, dengan membuka
perut dengan sayatan besar laparotomy atau sayatan kecil
laparoscopy.
Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum
untuk diagnosis dari endometriosis. Laparoscopy adalah
prosedur operasi minor (kecil) yang dilakukan dibawah
pembiusan total, atau pada beberapa kasus-kasus dibawah
pembiusan lokal. Ia biasanya dilakukan sebagai suatu
prosedur pasien rawat jalan. Laparoscopy dilakukan
dengan pertama memompa perut dengan karbondioksida
melalui sayatan kecil pada pusar. Sebuah alat penglihat
(laparoscope) yang panjang dan tips kemudian dimasukan
kedalam rongga perut yang sudah dipompa untuk
memeriksa perut dan pelvis. Endometrial implants
kemudian dapat dilihat secara langsung.
Selama laparoscopy, biopsi-biopsi (pengeluaran dar
contoh-contoh jaringan kecil untuk pemeriksaan dibawah
mikroskop) dapat juga dilakukan untuk diagnosis.
Adakalanya biopsi-biopsi yang diperoleh selama
laparoscopy menunjukan endometriosis meskipun tidak
ada endometrial implants yang terlihat selama
laparoscopy.
Ultrasound pelvis dan laparoscopy juga adalah penting
dalam menyampingkan penyakit-penyakit yang berbahaya

(seperti kanker indung telur) yang dapat menyebabkan


gejala-gejala yang meniru gejala-gejala endometriosis.

Merawat Endometriosis
Endometriosis dapat dirawat dengan obat-obat dan/atau
operasi.Tujuan-tujuan dari perawatan endometriosis
mungkin termasuk pembebasan nyeri dan/atau
peningkatan kesuburan.
Perawatan Medis Endometriosis
Obat-obat antiperadangan nonsteroid atau nonsteroidal
anti-inflammatory drugs atau NSAIDs (seperti ibuprofen
atau naproxen sodium) umumnya diresepkan untuk
membantu membebasan nyeri pelvis dan kejang
menstruasi. Obat-obat pembebas nyeri ini tidak
mempunyai efek pada endometrial
implants.Bagaimanapun, mereka mengurangi produksi
prostaglandin, dan prostaglandins dikenal baik
mempunyai peran dalam produksi sensasi (perasaan)
nyeri. Karena diagnosis dari endometriosis adalah hanya
pasti setelah seorang wanita menjalani operasi, tentunya
akan banyak wanita-wanita yang dicurigai mempunyai
endometriosis berdasarkan pada alam dari gejala-gejala
nyeri pelvisnya. Pada situasi-situasi semacam ini,
NSAIDs umumnya digunakan.Jika mereka bekerja untuk
mengontrol nyeri, tidak ada prosedur-prosedur atau
perawatan-perawatan media lain diperlukan.Jika mereka
tidak membebaskan nyeri, evaluasi dan perawatan
tambahan umumnya terjadi.
Karena endometriosis terjadi selama tahun-tahun
reproduktif, banyak dari perawatan-perawatan medis yang

tersedia unutk endometriosis mengandalkan pada


terhentinya produksi hormon yang bersiklus normal oleh
indung-indung telur.Obat-obat ini termasuk GnRH
analogs, pil-pil pencegah kehamilan oral, dan
progestins.
Gonadotropin-releasing hormone
analogs (GnRH analogs)
Gonadotropin-releasing hormone analogs (GnRH
analogs) telah digunakan secara efektif untuk
membebaskan nyeri dan mengurangi ukuran dari
endometriosis implants. Obat-obat ini menekan produksi
estrogen oleh indung-indung telur dengan menghambat
sekresi (pengeluaran) hormon-hormon pengatur dari
kelenjar pituitary. Sebagai akibatnya, periode-periode
menstruasi berhenti, meniru menopause. Bentuk-bentuk
nasal (hidung) dan suntikan dari GnRH agonists tersedia.
Efek-efek sampingan adalah akibat dari kekurangan
estrogen, dan termasuk:
rasa-rasa panas,
kekeringan vagina,
perdarahan vagina yang tidak teratur,
perubahan-perubahan suasana hati,
kelelahan, dan
kehilangan kepadatan tulang
(osteoporosis).
Untungnya, dengan menambahkan kembali jumlahjumlah yang kecil dari estrogen dan progesterone dalam
bentuk pil (serupa dengan perawatan-perawatan yang

adakalanya digunakan untuk membebaskan gejala pada


menopause) banyak dari efek-efek sampingan yang
mengganggu yang disebabkan oleh kekurangan estrogen
dapat dihindari. "Add back therapy" adalah istilah yang
merujuk pada cara modern ini mengatur GnRH agonists
bersama dengan estrogen dan progesterone dalam suatu
cara untuk menjaga perawatan yang sukses, namun
menghindari kebanyakan dari efek-efek sampingan yang
tidak dikehendaki.
Pil-Pil Pencegahan Kehamilan Oral
Pil-pil pencegahan kehamilan oral (estrogen dan
progesterone dalam kombinasi) juga adakalanya
digunakan untuk merawat endometriosis. Kombinasi yang
paling umum digunakan adalah dalam bentuk pil
pencegah kehamilan oral atau oral contraceptive pill
(OCP). Adakalanya wanita-wanita yang mempunyai nyeri
menstruasi yang parah diminta untuk mengkonsumsi OCP
secara terus menerus, berarti melompati bagian placebo
(pil gula) dari siklus.Penggunaan yang terus menerus pada
cara ini akan membebaskan seorang wanita dari sama
sekali mempunyai periode-periode menstruasi.
Adakalanya, penambahan berat badan, keperihan
payudara, mual, dan perdarahan yang tidak teratur adalah
efek-efek sampingan yang ringan.Pil-pil pencegahan
kehamilan oral biasanya ditolerir dengan baik pada
wanita-wanita dengan endometriosis.
Progestins
Progestins [contohnya, medroxyprogesterone acetate
(Provera, Cycrin, Amen), norethindrone acetate,
norgestrel acetate (Ovrette)] adalah lebih kuat daripada
pil-pil pencegah kehamilan dan direkomendasikan untuk

wanita-wanita yang tidak memperoleh pembebas nyeri


dari atau tidak dapat mengambil pil pencegah kehamilan.
Efek-efek sampingan adalah lebih umum dan termasuk:
keperihan payudara,
kembung,
penambahan berat badan,
perdarahan kandungan yang tidak teratur,
dan
depresi
Karena ketidakhadiran dari menstruasi (amenorrhea) yang
diinduksi oleh dosis-dosis tinggi progestins dapat
berlangsung berbulan-bulan setelah penghentian terapi,
obat-obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita-wanita
yang merencanakan kehamilan.
Obat-Obat Lain Yang Digunakan Untuk
Merawat Endometriosis
Danazol (Danocrine)
Danazol (Danocrine) adalah obat sintetik yang
menciptakan lingkungan hormon androgen (hormon tipe
pria) yang tinggi dan estrogen yang rendah dengan
mengganggu ovulasi dan produksi estrogen indungindung telur. Delapan puluh persen dari wanita-wanita
yang meminum obat ini akan mempunyai pembebasan
nyeri dan penyusutan dari endometriosis implants, namun
sampai dengan 75% dari wanita-wanita mengembangkan
efek-efek sampingan dari obat ini.
Efek-efek sampingan dapat termasuk:

penambahan berat badan,


edema
ukuran payudara yang berkurang,
jerawat,
kulit yang berminyak,
hirsutism (pola pertumbuhan rambut pria),
suara yang mendalam,
sakit kepala,
rasa-rasa panas,
perubahan-perubahan pada libido, dan
perubahan-perubahan suasana hati.
Semua perubahan-perubahan ini dapat dibalik, kecuali
untuk perubahan-perubahan suara; namun kembalinya ke
normal mungkin memakan waktu berbulan-bulan.Danazol
harus tidak dikonsumsi oleh wanita-wanita dengan
kondisi-kondisi tipe tertentu dari hati, ginjal, dan jantung.
Aromatase inhibitors
Pendekatan yang lebih baru pada perawatan dari
endometriosis telah melibatkan pengaturan dari obat-obat
yang dikenal sebagai aromatase inhibitors [contohnya,
anastrozole (Arimidex) dan letrozole (Femara)].Obatobat ini bekerja dengan menginterupsi pembentukan
estrogen lokal didalam endometriosis implants sendiri.
Mereka juga menghalangi produksi estrogen di indungindung telur, otak, dan sumber-sumber lain, seperti
jaringan adipose. Penelitian sedang berlangsung untuk

mengkarakteristikan keefektifan dari aromatase inhibitors


dalam pengendalian endometriosis. Aromatase inhibitors
menyebabkan kehilangan tulang yang signifikan dengan
penggunaan yang berkepanjangan dan tidak dapat
digunakan sendiri tanpa obat-obat lain pada wanita-wanita
premenopause karena mereka menstimulasi
pengembangan dari banyak follicles pada ovulasi.

Perawatan Endometriosis Secara Operasi


Perawatan secara operasi untuk endometriosis dapat
bermanfaat ketika gejala-gejala endometriosis berat/parah
atau ketika telah ada respon yang tidak mencukupi pada
perawatan medis. Operasi adalah perawatan yang lebih
disukai ketika ada distorsi (penyimpangan) anatomi dari
organ-organ pelvis atau rintangan dari usus atau saluran
kencing. Terapi-terapi secara operasi untuk endometriosis
mungkin dikelompokan sebagai konservatif, dimana
jaringan kandungan dan indung-indung telur
dipertahankan, atau definitif, dimana melibatkan
hysterectomy (pengangkatan dari kandungan), dengan
atau tanpa pengangkatan dari indung-indung telur.
Operasi konservatif secara khas dilakukan dengan
laparoscopy. Endometrial implants mungkin
dipotong/dikeluarkan dengan laser. Jika penyakitnya
ekstensif (luas) dan anatominya didistorsi
(disimpangkan), laparotomy (pembukaan dinding perut
via sayatan yang lebih besar) mungkin diperlukan.
Sementara perawatan-perawatan secara operasi dapat
sangat efektif dalam mengurangi nyeri, angka
kekambuhan dari endometriosis setelah perawatan secara

operasi telah diperkirakan setinggi 40%. Banyak dokterdokter merekomendasikan untuk wanita-wanita yang
telah mempunyai operasi untuk endometriosis
mengkonsumsi obat-obat oral setelah operasi untuk
membantu mempertahankan pembebasan gejala.
Perawatan Ketidaksuburan
(Kemandulan) Yang Berhubungan
Dengan Endometriosis
Endometriosis lebih umum pada wanita-wanita yang
mandul dibanding dengan wanita-wanita yang
subur.Bagaimanapun, kondisi ini biasanya tidak secara
penuh mencegah konsepsi (penghamilan). Kebanyakan
wanita-wanita dengan endometriosis akan masih mampu
untuk hamil, terutama mereka yang dengan endometriosis
yang ringan sampai sedang. Diperkirakan bahwa sampai
dengan 70% dari wanita-wanita dengan endometriosis
yang ringan sampai sedang akan hamil dalam tiga tahun
tanpa segala perawatan yang spesifik.
Sebab-sebab untuk penurunan dalam kesuburan tidak
dimengerti secara penuh, namun mungkin disebabkan
oleh keduanya faktor-faktor anatomi dan
hormon.Kehadiran endometriosis mungkin melibatkan
massa-massa dari jaringan atau luka-luka parut
(adhesions) didalam pelvis yang mungkin
menyimpangkan struktur-struktur anatomi normal, seperti
tabung-tabung Fallopian, yang mengangkut telur-telur
dari indung-indung telur.Secara alternatif, endometriosis
mungkin mempengaruhi kesuburan melaui produksi
hormon-hormon dan senyawa-senyawa lain yang
mempunai efek negatif pada ovulasi, pembuahan telur,
dan/atau implantasi embrio.Kemandulan yang

berhubungan dengan endometriosis lebih umum pada


wanita-wanita dengan bentuk-bentuk yang berat dari
penyakit.
Opsi-opsi (pilihan) perawatan untuk kemandulan yang
berhubungan dengan endometriosis adalah beragam,
namun kebanyakan dokter-dokter percaya bahwa
perawatan-perawatan secara operasi lebih unggul
daripada perawatan-perawatan secara hormon atau medis
untuk endometriosis ketika tujuan adalah peningkatan
kesuburan.Teknik-teknik reproduksi yang membantu
mungkin juga digunakan ketika tepat dalam kombinasi
dengan terapi operasi.

Vous aimerez peut-être aussi