Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
b) Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (osofagus), di dalam lengkungan faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosis
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak bersimpangan
antara jalan napas dan jalan makanan ( Syaifuddin, 1996, hal 88).
c) Osofagus.
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk
kardiak dibawah lambung (Syaifuddin, 1996, hal 89).
d) Lambung
Bagian lambung terdiri dari:
1) Fundus Ventrikuli
2) Korpus ventrikuli
3) Antrum Pilorus
4) Kurvatura Minor
5) Kurvatura Mayor
6) Osteum Kardiakum.
Susunan lapisan dari dalam keluar terdiri dari: lapisan selaput lendir,
lapisan otot melingkar, lapisan otot miring, lapisan otot panjang, dan
lapisan jaringan ikat/serosa.
Fungsi lambung terdiri dari:
1) Makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik
lambung dan getah lambung.
2) Getah cerna lambung yang dihasilkan:
a) Pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin
dan pepton).
4. Colon Transversum
Panjangnya kurang lebih 38 cm, membujur dari kolon asendes sampai
kekolon desendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat
fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksula lienalis (Syaifuddin,
1996, hal 92).
5. Colon Desendens
Panjangnya kurang lebih 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri
membujur dari atas kebawah dari fleksura lienalis sampai kedepan ileum
kiri, bersambung dengan colon sigmoid (Syaifuddin, 1996, hal 92).
6. Colon Sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga
pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya
berhubungan dengan rectum (Syaifuddin, 1996, hal 92).
7. Rektum
Terletak dibawah colon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, terletak dalam rongga pelvic didepan oscracum dan
oscogcigis (Syaifuddin, 1996, hal 92).
8. Anus
Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum
dengan dunia luar. Terletak didasar pelvik, dindingnya diperkuat oleh tiga
spincter:
a) Spincter Ani Internus, bekerja tidak menurut kehendak.
b) Spincter Levator Ani, bekerja tidak menurut kehendak.
c) Spincter Ani Eksternus, bekerja menurut kehendak (Syaifuddin, 1996,
hal 92).
1. Definisi
b. Gastroentritis adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan /
tanpa darah dan /atau lendir dalam tinja (Suhariyono, 2003).
c. Gastroentiris akut adalah defekasi yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat
(Mansyoer Arief, et al., 1999, hal. 470).
d. Diare adalah perubahan tiba-tiba dalam frekuensi dan kualitas defekasi
(Sandra M.Nettina, 2001, hal 123).
e. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3 kali/hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram/hari)
dan konsistensi feses cair (Smeltzer dan Bare, 2001, hal 1093)
f. Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (muntah berak) (capital
selekta.edisi 3.1999)
g. Diare adalah defekasi yang tidak normal, baik frekuensi maupun
konsiistensinya.frekuensi diare lebih dari 4X/hr (capital selekta,edisi
3.1999).
2. Etiologi
Gastroenteritis dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian
hormon tiroid, pelunak feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi, dan
antasida), selain itu semua gastroenteritis dapat juga disebabkan oleh:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
i. Infeksi bakteri: vibria, E.Coli, salmonella, shigella, compylobacter,
yersiria, aeromonas dan sebagainya.
PATOFLO DIAGRAM
Bakteri, virus, parasit
/.,..Masuk dalam saluran cerna
Berkembangbiak di usus
7. Komplikasi
Menurut Ngastiyah ( 1997), akibat yang ditimbulkan gastroenteritis atau
diare adalah:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardia, perubahan elektrokardiogram).
d. Hipoglikemia.
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim laktosa.
f. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik).
B. Konsep Dasar Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktik keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai pendekatan
problem solving (pemecahan masalah) yang memerlukan ilmu, tehnik dan
ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien
atau keluarga dengan memberikan asuhan keperawatannya sesuai dengan
lima tahap proses keperawatan, yaitu: pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam, 2001).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber dan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
Aktualisasi diri
Harga diri
Mencintai dan dicintai
Kebutuhan keselamatan
Dan keamanan
Kebutuhan fisiologis
(O2, Co2, Elektrolit,
I. Pengertian
a. Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, neonatus >< kali/haid, bayi
dan anak > 1 bulan frekuensinya > 3x/hari.
(FKUI, Ilmu Kesehatan Anak 1, 2000: 283)
b. Diare adalah peningkatan frekuensi dan kandungan air pada feses.
(Rosenstein, Fosanelli, Intisari Pediatri, 1997:115)
c. Diare adalah deteksi encer > 5x/hari dengan tanpa darah/lendir.
(FKUB, Pediatri, 2001:5)
d. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada anak yang semula
sehat.
(FKUB, Pediatri, 2001:9)
II. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
a. Faktor infeksi
1. Infeksi virus
Retavirus
- penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai
dengan muntah.
Gangguan gizi
Tingkat
Ringan
Sedang
Berat
Baik
Gelisah
Apatis/com
dehidrasi
Parameter
Sensori
a
Sirkulasi
120
120 140
> 140
Respiratori
Biasa
Agak cepat
Kusmaull
Rasa haus
++
Oligori
Biasa
Sedikit
Turgor
Agak
Kurang
Sangat
kurang
kurang
Tonus
Biasa
Agak
Menurun
Mata
Agak
Cekung
Cekung
cekung
UUB
Agak
cekung
sekali
Cekung
Cekung
sekali
Mulut
Normal
Agak kering
Kering +
sianosis
Keterangan :
< 1 detik : turgor agak kurang
1-2 detik : turgor kurang
> 2 detik : turgor sangat kurang
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan tinja
a.
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan darah
Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang menurut derajad dehidrasi pada anak di
bawah
2 tahun.
Derajad
PWL
NW
CWL
Jumlah
Ringan
50
100
25
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250
dehidrasi
Dehidrasi sedang
- 1 jam pertama : 50-100 ml/kgBB personal atau intragastrik
- selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitum
Dehidrasi berat, untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3-10
kg.
- 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam atau 10 tetes/kgBB/menit
(dengan infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau
13 tetes/kgBB/menit (dengan infus berukuran 1 ml = 20 tetes)
- 7 jam kemudian : 12 ml/kg/jam atau 3 tetes/kgBB/menit
(dengan infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau
4 tetes/kgBB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kgBB/menit
(1 ml = 20 tetes.
2. Pengobatan Dietetik
3. Obat-obatan
a. Obat anti sekresi
- Asetosal
Dosis : 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg
- Klorpiomazin
Dosis : 0,5 1 mg/kgBB/nasi
b. Obat antispasnolitik
Pada umumnya obat anti sparmolitik seperti papaverine, ekstrak
beladona, opium, laperamid dan sebagainya tidak diperlukan
untuk mengatasi diare akut.
c. Obat pengeras tinja
Obat pengeras tinja seperti kaolin, pelktin, diarcoal, tabonal dan
sebagianya tidak ada manfaat untuk mengatasi diare.
d. Antibiotika
Keluhan utama
BAB cair > 4x
3.
4.
5.
6.
Riwayat imunisasi
7.
8.
9.
Riwayat psikologi
: gelisah, rewel
Kesadaran
: composmentis
Nadi
: normal (120-140)
Suhu
: meningkat
: UUB cekung
Mata
: cowong
Mulut
Dada
Perut
Kulit
Genetalia
3. Pemeriksaan penunjang/lab
4. Program terapi
- pemberian cairan
- pemberian makanan
- obat-obatan
B. Identifikasi Masalah/Diagnosa
Dx
- muntah
- turgor kulit turun (1-2 detik)
Masalah:
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Perubahan integritas kulit
4. Gangguan rasa nyaman sehubungan denngan diare, kram abdomen
dan muntah.
5. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pengertian, diit dan tanda
gejala diare.
6. Potensial terjadi infeksi nosokomial
C. Intervensi
Dx
Tujuan
KH
KH
Intervensi
c. Timbang BB
R
Intervensi
a.
KH
Intervensi
a.
b. Beri penjelasan pada orang tua untuk menghindari air yang sangat
dingin atau panas, makanan yang mengandung lemak dan kafein.
R
KH
Intervensi :
a. Jelaskan tentang diare dan tanda gejalanya.
R
b. Jelaskan diit untuk anak diare yaitu makanan tinggi serat, tinggi
lemak, air yang sangat panas, dingin harus dihindari.
R
KH
Intervensi :
a.
D. Implementasi
Mengacu pada intervens
E. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil