Vous êtes sur la page 1sur 8

SAGITA / TUGAS TEKNIK LINGKUNGAN

PENGELOLAAN AIR BUANGAN SEBAGAI PEMENUH


KEBUTUHAN AIR BERSIH DI SINGAPURA
Angger Arum Sagita ( 120523437548 )
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang 65145
Email: anggerarum@gmail.com

ABSTRAK

Air merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi sebuah kota. Tanpa
keberadaan air yang mencukupi, aktivitas kota tidak akan berjalan normal.
Singapura merupakan salah satu negara yang masih mengimpor 40% kebutuhan
airnya dari luar negeri. Negara ini telah dikepung laut yang berair asin, tanpa
sumber air tawar yang memadai. Sedangkan kebutuhan air untuk konsumsi
penduduk dan industrinya senantiasa meningkat dan juga peningkatan volume
pemakaian air terkait dengan meningkatnya kualitas hidup dan tingkat
perekonomian masyarakat. Untuk itu Singapura mengolah kembali air limbah
dengan melakukan desalinasi (menghilangkan garam dan mineral dari air laut),
pengolahan air terpakai (reclaimed water), memperluas area tangkapan air dan
mengefisiensikan penggunaan air serta manajemen pengelolaannya. Setengah
dari luas daratan Singapura yang kurang lebih seluas Jakarta adalah daerah
tangkapan air. Wilayah tangkapan air ini diadakan dengan satu tujuan utama
yaitu menangkap setiap tetes air hujan yang menyapu Singapura. Agar
mendapatkan tanggapan yang lebih positif dari masyarakat, pemerintah
Singapura menggunakan terminologi Used Water Management (Pengelolaan Air
Buangan) dibandingkan dengan Waste Water Treatment (Pengolahan Air Limbah).
Dengan tujuan untuk mencegah kontaminasi dan penyebaran penyakit,
melindungi sumber air dan mendapatkan alternatif sumber air baku (air
reklamasi). Untuk itu, Singapura membangun dua fasilitas canggih yaitu unit
pengolahan air limbah bernama NeWater dan waduk sekaligus penampungan air
bersih bernama Marina Barrage. NeWater dan Marrina Baragge mampu sediakan
air bersih sampai 100 tahun kedepan.
Kata kunci : air bersih, desalinasi, reclaimed water, Used Water Management,
NeWater, Marina Barrage.

ABSTRACT

Water is one of the fundamental requirements for a city. Without the


presence of sufficient water, the activity of the city will not run normally.
Singapore is one country that still imports 40% of its water from abroad. The
country has surrounded the salty sea, without an adequate source of fresh water.
While the water demand for the consumption of the population and industry
continue to increase and also increase the volume of water consumption
associated with increased quality of life and economic levels of society. For that
Singapore reprocess waste water by desalination (removing salt and minerals
from sea water), water treatment unused (reclaimed water), expanding the
catchment area and improve efficiency of water use and management. Half of
Singapore's land area roughly the area of Jakarta is the catchment area. The
water catchment area held by the overriding goal of capturing every drop of rain
water that swept Singapore. In order to get a more positive response from the
public, the government of Singapore to use the terminology of Used Water
Management (Management of Waste Water) compared to the Waste Water
Treatment (Waste Water Treatment). In order to prevent contamination and the

Pengelolaan Air Buangan Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air di Singapura

spread of disease, protect water sources and obtain alternate sources of raw
water (water reclamation). To that end, Singapore is building two advanced
facilities wastewater treatment units named NeWater and water storage
reservoirs at the same time named Marina Barrage. NeWater and Marrina
Baragge able to provide clean water to 100 years in the future.
Keywords : clean water, desalination,
Management, NeWater, Marina Barrage.

reclaimed

water,

Used

Water

PENDAHULUAN

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Air
juga merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Sekitar tiga per empat bagian
dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih
dari 4-5 hari tanpa minum air. Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan
lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan, dan sanitasi. Masalah air
bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan. Kebutuhan air bersih
semakin hari dirasakan semakin meningkat atau bertambah. Hal ini tidak hanya
disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, tetapi juga meningkatnya
volume pemakaian air terkait dengan meningkatnya kualitas hidup dan tingkat
perekonomian masyarakat. Dalam hal peningkatan kualitas hidup, jelas manusia
ingin hidup bersih dengan teratur dalam mandi, mencuci pakaian dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam tingkat perekonomian, hal ini menyangkut industri
yang dimiliki. Sebuah industri pastinya membutuhkan air bersih yang tidaklah
sedikit. Ketersediaan sumber air bersih saat ini menjadi salah satu kendala utama
dalam pengembangan layanan air bersih bagi masyarakat. Keberadaan air bersih
dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, serta kontinu menjadi suatu
keniscayaan atau keharusan. Dalam hal ketersediaan air bersih ini juga
dipengaruhi oleh rendahnya kualitas pengelolaan sanitasi yang menimbulkan
pencemaran pada badan air permukaan, baik berskala besar atau pun sumber air
minum yang berada di rumah tangga. Untuk itu, pengembangan sumber air
alternatif menjadi salah satu upaya yang harus diupayakan guna untuk
memastikan ketersediaan sumber air baku atau pokok bagi air minum. Salah
satunya adalah negara Singapura yang mengupayakan ketersediaan sumber air
yang bersih untuk kelangsungan hidup masyarakat dinegara tersebut.
Singapura merupakan salah satu negara yang masih mengimpor sebagian
kebutuhan airnya dari luar negeri, dikepung laut yang berair asin, tanpa sumber
air tawar yang memadai, dengan kebutuhan air untuk konsumsi penduduk dan
industrinya yang senantiasa meningkat, maka Singapura boleh dibilang
menghadapi sebagian kecil problem kekurangan air bersih. Selain mengimpor,
kebutuhan air bersih di Singapura diperoleh dari reservoir dan daerah tangkapan
air lainnya yang memasok 20% dari total kebutuhan, 10% penyulingan air laut
dan 30% pengolahan air terpakai atau reclaimed water.
Setengah dari luasan daratan Singapura yang kurang lebih seluas Daerah
Ibukota Jakarta adalah daerah tangkapan air. Wilayah tangkapan air ini dibangun
dengan satu tujuan utama yaitu untuk menangkap setiap tetes air hujan yang
mengguyur wilayah Singapura. Air hujan tidak dibiarkan berjatuhan begitu saja
sampai ke laut. Setiap tetesnya diusahakan ditangkap di drainase permukaan,
sungai, dan reservoir. Dan selanjutnya masuk kembali ke dalam instalasi
pengolahan untuk menjadi bahan baku untuk air minum atau kebutuhan air
bersih.
Upaya negara Singapura untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
masyarakatnya yang semakin maju dalam hal perekonomian dan perindustrian
sangat diperhatikan. Karena hal ini juga dapat membantu mendorong kemajuan
negaranya sendiri. Untuk mencapai kondisi penyediaan air bersih yang ideal
memang tidaklah mudah, tetapi hal ini mungkin untuk dicapai jika upaya yang

SAGITA / TUGAS TEKNIK LINGKUNGAN

dilakukan bisa maksimal. Dalam pengupayaan untuk memenuhi air bersih ini,
dibangunlah NeWater sebagai unit pengolahan air limbah menjadi air bersih dan
waduk sekaligus tempat penampungan air bersih yaitu Marina Barrage. NeWater
dan Marina Barrage diperkirakan mampu menyediakan air bersih hingga 100
tahun ke depan. Dengan ini negara Singapura sangat menjaga dan selalu
mengupayakan kebersihan airnya untuk menjadi negara yang lebih maju dengan
masyarakatnya yang sehat dan berkualitas. Sedangkan untuk Daerah Ibukota
Jakarta masih sangat kurang dalam ketersediaan air bersihnya. Dalam
pengolahan air limbah masih kurang maksimal. Padahal melihat aliran sungai
yang ada harusnya Daerah Ibukota Jakarta lebih mempunyai banyak
ketersediaan air bersih. Harusnya bisa melihat atau mengikuti cara yang dipakai
negara Singapura. Supaya dengan luas dan jumlah penduduk yang hampir sama
dapat memenuhi ketersediaan air bersih bagi masyarakatnya.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan studi literatur dengan
membandingkan pengelolaan air bersih di negara Singapura dan Daerah Ibukota
Jakarta. Di negara Singapura sudah menggunakan cara desalinasi atau
menghilangkan garam dan air mineral dari air laut, mengolah kembali air yang
terpakai, memperluas daerah tangkapan air dan mengefisiensi penggunaan air.
Singapura sangat memanfaatkan segala fasilitas yang terbilang lebih minimalis
apabila dibandingkan dengan Jakarta. Jakarta yang mempunyai banyak aliran
sungai tidak dimanfaatkan dengan baik. Sungai yang tersedia banyak berserakan
sampah yang berakibat kotor pada sungai dan bangunan-bangunan liar yang
terbangun diatas saluran drainase yang salah satunya penyebab terbatasnya
ketersediaan air bersih. Oleh karena itu, Jakarta sangat sulit untuk mendapatkan
air bersih. Padahal luas area Jakarta dan Singapura hampir sama dengan jumlah
penduduk yang hampir sama pula. Namun Singapura sangat memperhatikan
kebersihan airnya karena juga berpengaruh pada industri dan kemajuan
penduduknya bahkan kemajuan negaranya sendiri.

PEMBAHASAN
Kebutuhan air minum semakin hari dirasakan semakin meningkat. Karena
air adalah kebutuhan pokok setiap manusia dan juga sebuah industri atau
perusahaan. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah
penduduk, tetapi juga meningkatnya volume pemakaian air terkait dengan
meningkatnya kualitas hidup dan tingkat perekonomian masyarakatnya. Berbagai
upaya pemenuh kebutuhan air minum bagi masyarakat telah dilakukan, baik oleh
PDAM sebagai pelaku utama penyedia air minum, terutama di daerah perkotaan,
ataupun secara mandiri oleh masyarakat melalui berbagai program penyedia air
minum berbasis masyarakat seperti PAMSIMAS atau Program Master Meter.
(Belajar Mengelola Air Buangan dari Singapura:Maraita Listyasari,22 November
2012)
Strategi Singapura Atasi Krisis Air
Singapura merupakan sebuah negeri yang masih mengimpor sebagian
kebutuhan airnya dari luar negeri, dikepung laut yang berair asin, tanpa sumber
air tawar yang memadai, dan kebutuhan air untuk konsumsi penduduk dan
industrinya yang senantiasa meningkat. Mulai dari hal inilah, proyek-proyek
raksasa terkait air diluncurkan dibawah komando badan pemerintah, Public
Utilities Board (PUB). Selain itu, dua pertiga luas daratan Singapura akan
digunakan sebagai wilayah tangkapan air dengan tujuan utama untuk
menangkap setiap tetes air hujan di Singapura yang digunakan sebagai pemenuh
kebutuhan air bersih. Singapura juga membangun NeWater dan Marina Barrage
untuk menunjang ketersediaan air bersih. Kebutuhan air bersih di Singapura

Pengelolaan Air Buangan Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air di Singapura

diperoleh dari reservoir dan daerah tangkapan air lainnya, penyulingan air laut,
dan pengolahan air terpakai atau reclaimed water. Wilayah tangkapan air ini
diadakan dengan satu tujuan utama yaitu menangkap setiap tetes air hujan yang
mengguyur wilayah Singapura. Di Singapura air hujan tidak dibiarkan terbuang
begitu saja. Setiap tetesnya diusahakan ditangkap di drainase permukaan,
sungai, dan reservoir. Dan selanjutnya masuk kembali ke dalam instalasi
pengolahan untuk menjadi bahan baku untuk air minum. Selain itu, pemerintah
Singapura juga menggunakan pemahaman Used Water Management
(Pengelolaan Air Buangan) dibandingkan dengan Waste Water Treatment
(Pengolahan Air Limbah). Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi dan
penyebaran penyakit, melindungi sumber air, dan mendapatkan alternatif
sumber air baku atau air reklamasi. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki,
Singapura mengupayakan dengan penuh untuk memproduksi air bersih bagi
penduduknya. singapura telah memulai upaya pengolahan air limbah menjadi air
bersih sejak pertengahan tahun 1970-an. Singapura sukses dengan
percobaannya
pada
pabrik
reklamasi
air
Bedok.
(http://kotakitaku.blogspot.com/2013/06/manajemen-air-bersih-di-kotasingapura.html)
Dahulu Singapura sangat minim dalam pengelolaan air limbah untuk
menjadi air bersih. Namun dengan kemajuan teknologi dan kesadaran
pemerintah dan penduduknya, Singapura dapat mengatasi masalah tersebut
dengan upayanya yang juga ingin menjadikan Singapura menjadi negara maju
dengan kualitas penduduk dan industri yang baik. Sekarang, Singapura dapat
menjadi negara terbaik dalam pengelolaan air minum didunia. Bahkan
pengelolaan air di Singapura bisa menjadi lebih baik dari Malaysia yang
sebelumnya mayoritas pemenuh kebutuhan air bersih dipasok dari Malaysia.
Untuk mengatasi masalah pengelolaan air limbah tersebut Singapura
membangun dua fasilitas canggih yaitu unit pengolahan air limbah bernama
NeWater dan waduk sekaligus penampungan air bersih bernama Marina Barrage.
NeWater dan Marrina Barrage diperkirakan mampu menyediakan air bersih
sampai 100 tahun kedepan. Dengan ini, pemerintah sangat memperhatikan
secara kontinu fasilitas yang telah dibangunnya tersebut agar bekerja dengan
baik.
NeWater
Bagi Singapura, air bekas pemakaian atau air buangan bisa menjadi sumber daya
untuk diolah kembali menjadi air bersih. Pengolahan air bekas pemakaian
menggunakan teknologi membran canggih dan ultraviolet yang disebut NeWater.
Proses yang digunakan adalah reverse osmosis. Pabrik ini memiliki kapasitas total
20 DKM dan akan menyediakan air ke utara-timur, dan bagian utara wilayah
Singapura. Jaringan distribusi untuk NeWater meliputi 100 km jalur pipa (pustakats.blogspot.com). Air yang dihasilkan pun kembali murni walaupun mempunyai
rasa yang hambar. Oleh karena itu, sebagian besar air hasil NeWater disalurkan
pabrik-pabrik yang membutuhkan air murni. Sisanya dicampur dengan air dari
waduk, lalu diolah kembali dan didistribusikan ke masyarakat dan sekitarnya.

Gambar proses reverse osmosis

SAGITA / TUGAS TEKNIK LINGKUNGAN

Marina Barrage
Membendung muara untuk dijadikan reservoir air tawar dilakukan oleh negara
Singapura demi melepas ketergantungan pasokan air bersih dari negara lain.
Waduk Marina Barrage merupakan danau buatan yang dibangun dengan
membendung mulut selat Marina di timur Singapura. Air asin secara perlahan
akan tergantikan oleh air hujan. Dan untuk menghindari banjir, kelebihan air
dibuang ke laut dengan membuka pintu dam. Waduk ini akan menjadi sumber air
bersih bagi Singapura sehingga tidak perlu bergantung pada negara lain.

Gambar Waduk Marina Barrage Singapura

Desalinasi Air
Singapura juga memanfaatkan sumber daya air laut untuk pemenuhan air bersih
bagi rakyatnya. Air laut disaring dengan proses desalinasi. Desalinasi adalah
suatu proses dimana pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan
garam terlarut dari air garam hingga level tertentu atau sampai menjadi air yang
layak digunakan. Pabrik desalinasi pertama Singapura adalah SingSpring
Desalination Plant yang mulai beroperasi di Tuas-Singapura pada September
2005. Pabrik ini merupakan proyek kemitraan pertama di Singapura antara
negara dan pihak swasta yang mampu menghasilkan air bersih 136.000 meter
kubik per hari.
Singapura juga memberikan perhatian khusus melalui kebijakan-kebijakan
yang telah dibuat oleh pemerintah dalam rangka menjaga dan mengurus air
bersih. Salah satu contoh adalah melalui Undang-Undang Peternakan yang
dijalankan
dengan
ketat,
Singapura
mencegah
limbah
peternakan
mengkontaminasi sumber air bersih. Singapura memberikan contoh bahwa
pengelolaan air bisa berjalan dengan baik jika manajemen yang baik juga
diterapkan di sektor lain yang terkait. (kompas.com ; gistrong.wordpress.com)
Singapura yang mempunyai luas hampir sama dengan Jakarta mampu
mengelola air limbah dengan baik, berbeda jauh dengan Jakarta. Jakarta diberi
anugerah air yang begitu melimpah dengan 12 aliran sungai yang ada.
Melimpahnya air yang disuplai mata air dari barisan Gunung Gede Pangrangi
yang relatif berjarak sekejap saja dari Jakarta hanya dianggap angin lalu. Tanpa
adanya kekhawatiran dan mencemaskan akibatnya air yang kemungkinan akan
mengering atau turun kualitasnya. Ketersediaan air di Jakarta sangat bergantung
pada kontinuitas sumber air yang berada di luar daerahnya. Krisis air di Jakarta
juga diakibatkan oleh tingginya tingkat kebocoran pada jaringan pipa air bersih.
Selain itu juga disebabkan adanya pembangunan bangunan liar semi permanen
maupun permanen diatas saluran drainase yang dapat mengganggu kelancaran
air yang mengalir. Dan juga banyaknya masyarakat yang sering membuang
sampah di sungai. Hal ini dapat mengotori sungai dan penyebab sering
terjadinya banjir di kota DKI Jakarta. Bila melihat Singapura dengan luas yang
sedikit lebih luas dibanding Jakarta dan terbatasnya sumber air bersih yang juga
masalah sama yang dialami oleh Jakarta, namun negara ini mampu menyediakan
kebutuhan air bersih bagi penduduknya melalui manajemen pengelolaan yang
baik. Di wilayah jakarta setidaknya ada 12 aliran sungai yang melintas. Namun
sungai hanya menjadi tong sampah dan sasaran limbah bagi penduduk Daerah

Pengelolaan Air Buangan Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air di Singapura

Ibukota Jakarta. Dengan aliran sungai yang ada hanya beberapa yang berfungsi
yaitu aliran air dari Kali Krukut yang hanya dapat diproduksi menjadi air bersih.
Kuantitasnya pun juga tidak besar, hanya 4,6% dari produksi air PDAM. Sumber
air lainnya didapatkan dari Sungai Cisadane dan Sungai Citarum melalui Kanal
Tarum Barat (KTB). Dengan jumlah penduduk di kota Jakarta mencapai 9,7 juta
jiwa, saat ini Jakarta membutuhkan pasokan air bersih paling tidak sebesar 21
ribu liter/detik (PAM Jaya, 2012). Jakarta juga mengalami masalah dalam kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas sumber air bakunya. Kualitas air baku dari Waduk
Jatiluhur melalui Kanal Tarum Barat diketahui terus menurun.
Selain itu
penurunan kualitas air sungai Citarum yang tidak lain diakibatkan oleh kerusakan
daerah tangkapan. Perbaikan kawasan Daerah Aliran Sungai Citarum atau
pencarian sumber air baku cadangan menjadi penting bagi Jakarta, mengingat
kebutuhan air bersih Jakarta akan terus meningkat. Pada tahun 2015, defisit air
baku Jakarta diperkirakan akan mencapai 13.650 liter/detik dan pada 2020 defisit
diperkirakan akan mencapai 21.000 liter/detik. Jakarta perlu melakukan upaya
serius untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi penduduknya. Karena hal
ini sangat berpengaruh juga terhadap kualitas penduduknya. karena terbatasnya
ketersediaan air bersih sangat mengganggu aktifitas penduduknya dan dapat
menghambat jalannya sebuah industri atau pabrik yang saat ini sangat
berkembang
pesat
di
wilayah
kota
Jakarta.
(http://www.tataruangindonesia.com/fulpost/head-line/1368783742/singapuraberjuang-mengatasi-polusi-dan-kelangkaan-air.html)
Dengan semakin pesatnya laju perkembangan penduduk
dan
industrialisasi di DKI Jakarta, telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas
lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk
serta banyaknya air limbah domestik maupun industri yang langsung dibuang ke
badan air tanpa proses pengolahan yang baik telah menyebabkan pencemaran
sungai dan air tanah dangkal di sebagian besar daerah di wilayah DKI Jakarta. Hal
ini seharusnya menjadi perhatian yang lebih dari pihak pemerintah dan juga
kesadaran masyarakatnya. Untuk mengatasi masalah pencemaran air di wilayah
Jakarta sudah sangat perlu untuk membangun fasilitas pengolahan air limbah
perkotaan yang memadai. Untuk air limbah domestik, perkantoran dan daerah
komersial yang kontribusi pencemaran mencapai 80% dari total sumber
pencemaran air di Jakarta hanya sekitar 3% yang telah diolah (PD PAL Jaya,
1996). Hal ini masih sangat jauh dari persentase air bersih yang dibutuhkan
mengingat banyaknya jumlah penduduk di dalam kota tersebut dan juga dunia
industri yang ada. Berdasarkan kondisi pencemaran kualitas air di wilayah
Jakarta, pemerintah kota DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan-kebijakan seperti
halnya Singapura yaitu Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 122 tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik di
Propinsi Daerah Ibukota Jakarta. Berdasarkan peraturan gubernur tersebut,
pengelolaan air limbah diselenggarakan dengan asas tanggung jawab
pemerintah, asas berkelanjutan, asas hak dan kewajiban masyarakat yang
bertujuan untuk mencegah dan sekaligus menanggulangi pencemaran tanah dan
air tanah akibat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi baku mutu air
limbah. (Idaman,Nusa Said.Ir,M.Eng, Pengolahan Air Limbah Domestik di DKI
Jakarta. Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan
Sumberdaya Alam. 2008)
Setiap hujan, potensial air yang mengalir bercampur dengan air limbah
rumah tangga, bahkan limbah industri dalam satu saluran drainase dan sungaisungai di Jakarta. Daerah Ibukota Jakarta hampir tidak mempunyai sistem
pengolahan air limbah yang terpisah dari drainase dan sungai yang ada di kota
Jakarta. Hanya sekitar 1% air limbah di Daerah Ibukota Jakarta yang telah diolah
oleh instalasi air limbah (IPAL) di Jakarta. Pengelolaan limbah cair yang terdapat

SAGITA / TUGAS TEKNIK LINGKUNGAN

di wilayah Daerah Ibukota Jakarta menggunakan beberapa macam cara atau


sistem pengolahan. Cara atau sistem pengolahan yang digunakan adalah
pengolahan secara fisik maupun secara biologis yang digunakan beberapa
instalasi air limbah di Daerah Ibukota Jakarta yaitu berupa aerob dan anaerob.
Tetapi pada kenyataannya instalasi pengelolaan air limbah yang telah
dipertanggungjawabkan ke kantor walikota, Dinas Peternakan, dan koperasi
setempat sebagian tidak berjalan dengan baik. Ada pengelolaan air limbah yang
sudah tidak dioperasikan lagi ada juga yang beberapa peralatan pendukungnya
tidak dipergunakan atau tidak terawat dengan baik. Sehingga pada akhirnya
kinerja instalasi pengelolaan air limbah atau IPAL tidak dapat berjalan dengan
baik.
Namun seperti halnya pada Singapura yang mempunyai tempat
pengelolaan air limbah NeWater, di Jakarta juga akan direncanakan
dikembangkan infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat atau
Sewerege System Development Project DKI Jakarta. Rencana pengembangan ini
telah mendapatkan dukungan dari Menteri Pertanahan, Infrastruktur,
Transportasi, dan Pariwisata Jepang, Akihiro Ohta. Sewerage atau pengelolaan air
limbah terpusat telah menyusun master plan untuk pengembangan air limbah
domestik di 15 zona. Lokasinya direncanakan berada di Waduk Pluit dengan
kebutuhan lahan IPAL seluas 6,9 Ha. Sedangkan luas area pelayanan untuk zona
1 adalah 4.901 Ha dengan target sambungan rumah sebanyak 101.925 SR. Dari
informasi yang didapat beritajakarta.com, pembangunan instalasi pengolahan air
ini akan dibangun tahun 2015 dan ditargetkan rampung pada tahun 2016.
(http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/488845-proyek-pengolahan-air-limbahterpadu-jakarta-dipercepat)

KESIMPULAN
Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa atau
kurangnya ketersediaan air dapat menghambat segala aktifitas yang ada, seperti
halnya industri, usaha penduduk,dan aktifitas sehari-hari yang lainnya. Singapura
yang mempunyai masalah yang pelik mengenai air bersih, namun dengan segala
usahanya mampu menyediakan air bersih untuk penduduknya. Singapura bekerja
keras untuk mendapatkan air bersih tersebut, untuk meningkatkan kualitas
penduduknya dan juga meningkatkan perekonomiannya. Hal yang dilakukan oleh
Singapura adalah dengan mengolah kembali air limbah dengan melakukan
desalinasi (menghilangkan garam dan mineral dari air laut), pengolahan air
terpakai
(reclaimed
water),
memperluas
area
tangkapan
air
dan
mengefisiensikan penggunaan air serta manajemen pengelolaannya. Dengan ini
Singapura membangun dua fasilitas untuk tempat mengolah air bersih dan
tempat penampungan air bersih yaitu NeWater dan Marina Barrage yang telah
diperirakan dapat sebagai pemasok air bersih untuk 100 tahu kedepan. Berkaca
dari Singapura, seharusnya Jakarta perlu lebih serius dan tegas dalam melakukan
pengelolaan air bersih demi memenuhi kebutuhan kota. Dengan sejumlah aliran
sungai yang melalui kota Jakarta, Jakarta seharusnya lebih bisa menghasilkan
sumber air baku dari dalam kotanya sendiri. Sementara itu, sumber air baku yang
telah ada seharusnya dapat dijaga kualitasnya. Sejumlah aliran sungai di wilayah
Jakarta seharusnya bisa lebih diupayakan untuk menjadi alternatif sumber air.
Mengingat fasilitas yang dimiliki oleh Jakarta untuk menyediakan air bersih lebih
banyak jika dibandingkan dengan Singapura. Selain kebijakan yang ketat dan
tegas, dibutuhkan pula koordinasi yang baik antar instansi demi mengantisipasi
rusaknya daerah tangkapan sumber air baku untuk Jakarta tersebut. Selain itu,
Jakarta baiknya juga mencontoh upaya Singapura mengelola air hujan dan air
limbah menjadi air bersih. Dengan curah hujan yang cukup tinggi, bukan tidak
mungkin Jakarta dapat mengupayakannya sebagai pemenuh kebutuhan air

Pengelolaan Air Buangan Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air di Singapura

bersih penduduknya dari pengelolaan air hujan. Segala upaya tersebut tentunya
dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan manajemen yang baik yang
diterapkan pada seluruh sektor terkait. Kebijakan-kebijakan yang mendukung
sektor air bersih perlu dioptimalkan pelaksanaannya. Dan juga dukungan dari
penduduknya untuk ikut menjaga sanitasi yang ada. Bila semua sektor maupun
instansi ikut bergerak dengan serius, bukan tidak mungkin bahwa Jakarta akan
memiliki masa depan air bersih yang lebih baik seperti Singapura. Jakarta akan
menjadi kota yang maju dengan segala kualitas menjadi lebih baik pula.

DAFTAR PUSTAKA
Listyasari,Maraita.Belajar Mengelola Air Buangan dari Singapura. 2012
http://kotakitaku.blogspot.com/2013/06/manajemen-air-bersih-di-kotasingapura.html
kompas.com ; gistrong.wordpress.com
http://www.tataruangindonesia.com/fulpost/head-line/1368783742/singapuraberjuang-mengatasi-polusi-dan-kelangkaan-air.html
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/488845-proyek-pengolahan-air-limbahterpadu-jakarta-dipercepat
pustaka-ts.blogspot.com

Vous aimerez peut-être aussi