Vous êtes sur la page 1sur 2

BAB III

PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien didiagnosa dengan Sindrom Koroner Akut e.c Angina
pektoris tidak stabil berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Dari hasil anamnesis didapatkan dengan keluhan utama nyeri dada bagian kiri
1 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri seperti tertindih, menjalar sampai kebelakang,
nyeri dirasakan saat pasien beraktivitas selama 10 menit, sehingga pasien tidak dapat
melakukan aktifitas ringan, disertai perasaan jantung berdebar-debar, pasien juga
mengeluh nyeri uluh hati terutama saat pasien terlambat makan, mual, rasa lemas, sesak
dan cepat lelah.
Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan, keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, dengan kesadaran kompos mentis dan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 88/menit, respirasi 26 x/menit, suhu aksila 36,6oC, pada pemeriksaan
thoraks didapatkan wheezing (+).
Dari

hasil

Pemeriksaan

Penunjang

berdasarkan

hasil

laboratorium,

elektrokardiografi, didapatkan hasil laboratorium Troponin Non Reaktif, EKG; kesan HR


78 x/m.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa nyeri angina tak stabil lebih lama, tidak hilang dengan
istirahat, penderita mengeluh lemas,mual, kadang-kadang penderita mengeluh sesak
nafas. Pada pemeriksaan fisik penderita tampak kesakitan dan gelisah. Pada pemeriksaan
ekokardiografi tidak memberikan data untuk diagnosis.
Penatalaksanaan pada pasien ini saat di rawat, bed rest, dilakukan pemberian O2
nasal canule 2-3 Lpm, pemberian cairan NACL 0.9% 1000 cc/ 24 jam, Inj. amp, Inj.
Ranitidine 2 x 50 mg, Inj. Arixtra 1 x 2,5 mg (IM), Aspilet 1 x 80 mg (P.O), Clopidogrel
1 x 1 (P.O), Simvastatin 1 x 20 mg (P.O), ISDN 3 x 5 mg (P.O), Azithromycin 1 x 500

mg (P.O), Vestein 3 x 1 caps (P.O), Valsartan 1 x 40 mg (P.O),Nebu NaCl 3 % (1 cc) +


Combivent/24 Jam.
Penatalaksanaan pada pasien ini sesuai dengan teori penatalaksanaan pada angina
tidak stabil pasien perlu perawatan di Rumah Sakit, sebaiknya di unit coroner, pasien
perlu di istirahatkan (bed rest), pemberian oksigen, pemberian obat anti iskemia,
pemberian obat anti agregasi trombosit
Prognosis ad vitam pada pasien ini dubia ad bonam

karena kemungkinan

mengalami penurunan tanda-tanda vital, ad fungtionam adalah dubia ad bonam karena


kemungkinan mengalami gangguan fungsi organ, dan ad sanationam adalah dubia ad
bonam karena kemungkinan mengalami kekambuhan.

Vous aimerez peut-être aussi