Vous êtes sur la page 1sur 30

Akreditasi Rumah

Sakit V.2012
Pedoman, Panduan, Kebijakan, SPO, TOR, dan lainlain Bantu Pembiayaan Web ini dengan KLIK
IKLAN .
Search

Primary menu
Skip to primary content
Skip to secondary content
Home
Dokumen
Patient Care
Perdana
Instrumen 2012
Fitur Audio
Download +
IKLAN

Post navigation
Previous Next

Standart Kamar Jenazah


Depkes RI 2004
Posted on January 12, 2016 by admin

DAFTAR ISI

1.
2.
3.
4.
5.

Pendahuluan
Tujuan
Dasar Kebijakan
Pengertian
Ruang Lingkup
PElayanan
Sumber Daya Manusia
Sarana
Prasarana
6.
Alur Jenazah dan SKK (surat
Keterangan Kematian)
7.
Pembiayaan
8.
Penutup
9.
Lampiran

I. Pendahuluan
Seperti kita ketahui bersama, bahwa
wilayah Indonesia akhir-akhir ini dilanda
bencana karena ulah manusia yang
menyebabkan terjadinya korban massal. Di
samping itu dengan berkembang ilmu
pengetahui
dan
teknologi
seharusnya
membawa nanusia pada kehidupan yang
lebih mudah dan sejahtera. Namun sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi menimbulkan berbagai dampak


yang
memerlukan
perhatian
dan
penanganan yang lebih teliti.
Dilain pihak kemajuan ilmu pengetahuan
juga menimbulkan peningkatan kesadaran
hukum, hak azasi manusia serta cara
berpikir yang kritis dan rasional. Masih jelas
dalam ingatan kita ledakan Bom di malam
Natal tahun 2000 dibeberapa kota di
Indonesia yang terjadi secara bersamaan,
Bom Bali tahun 2002 dan terbakarnya
karoke di palembang tahun 2002 serta Bom
di Hotel J.W. Marriot Jakarta tahun 2003
yang menimbulkan banya korban mati.
Keadaan tersebut tidak hanya berdampak
pada
para
korban
bencana
beserta
keluargannya,
namun
lebih
jauh
menurunkan
kepercayaan
dunia
Internasional terhadap rasa aman di
Indonesia. Kejadian yang menyebabkan
korban mati massal tersebut dimana hampir
semua korbannya di rujuk ke Rumah Sakit
ternyata tidak tertampung di Rumah Sakit
karena selama ini RS tidak mengantisipasi
datanya korban mati massal secara
bersamaan. Hal-hal tersebut membuka mata
kita
semua
betapa
pentingnya
mempersiapkan RS ( sarana, prasarana,

SDM) untuk penanganan korban mati


massal. Fasilitas kamar jenazah RS tidak
saja berfungsi untuk menyimpan jenazah
tetapi harus juga mampu melakukan
identifikasi korban massal serta mempunyai
sarana informasi dan komunikasi yang baik.
Penyimpangan jenazah harus di lakukan
sebaik-baiknya sebelum dikuburkan sebagai
penghormatan
kepada
korban.
Kamar
jenazah dapat diakses langsung oleh
masyarakat.
Penanganan untuk jenazah yang dilakukan
oleh RS khususnya Rumah Sakit Rujukan /
Propinsi selama ini tidak mengantisipasi
adanya korban mati massal serta waktuwaktu lalu belum merupakan kebutuhan
sehingga di RS fasilitas dan SDM yang
tersedia
sangat
minim.
Kamar jenazah suatu rumah sakit, bukanlah
satu-satunya pintu keluar pasien, karena
masih banyak pintu kesembuhan, pintu
kecutian, dan pintu transisi. Walaupun
diakui bahwa kamar jenazah merupakan
bagian final keluarnya pasien yang telah
benar-benar tanpa nyawa / ruh lagi.
Dalam pembahasan ini istilah jenazah
(badan orang yang baru meninggal)

mencakup pula mayat (konotasi bias baru


meninggal atau sudah lama mati). Satu
diantara kontributor terbesar mayat di RS
adalah yang berasa dari luar RS yang
dikenal sebagai kasus mati forensik.
Standar ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang dihadapi saat ini
dan merupakan standar minimal kamar
jenazah bagi rumah sakit yang seharusnya
dikaitkan dengan pelayanan tipe rumah
sakit yang bersangkutan.

II. Tujuan
Umum : Untuk memberikan pelayanan
yang lebih baik pada korban mati seharihari dan pasca bencana
Khusus : Tersedia Standar Kamar Jenazah
di Rumah Sakit yang dapat dipakai
sebagai acuan oleh Rumah Sakit dalam
memberiukan mutu pelayanan yang baik
bagi korban mati dan keluargannya.
III. Dasar Kebijakan
1.
Undang-undang No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan ( Telah ganti )
2.
Undang-undang No. 22 Tahun 1999
tentang Otonomi Daerah

3.
Undang-undang No. 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah
4.
Undang-undang No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
5.
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun
2000 tentang Kewenangan Pemerintah
Pusat dan Propinsi.
6.
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dep.
Kesehatan
7.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) dan Pelatihan Penanggulangan
PEnderita Gawat Darurat (PPGD) /
General Emergency Life Support (GELS)
Tingkat Pusat.
8.
SKB Kapolri dan Menkes
No.1078/Menkes/SKB/VII/2003 No.Polisi
/3889/VII/2003 tentang Identifikasi
Korban Mati Pada Bencana Massal.
IV. Pengertian
Antropologi : Pemeriksaan Tulang
Dewasa

Antropometri : Ilmu yang mempelajari


teknik pengukuran tubuh
Antiseptik footbaath : Tempat
membersihkan kaki sehingga bebas
kuman
Autopsi : Pemeriksaan terhadap jenazah
Analisa mikrobiologik : Teknik untuk
mengetahui mikroorganisme
City Morgue : Kamar mayat yang
diperuntukkan bagi publik kota
Chain of custody : Keterikatan
pengaturan penahanan barang bukti
DNA : Deoxyribo Nucleotid Acid
Embalming : Pembalseman
Fluoroskopi : Teknik pemeriksaan foto
rontgen dengan mempergunakan zat
Fluoresen
Fluoresen : Zat dapat menimbulkan efek
fluoresensi
Forensik : Cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang hukum pembuktian
kelainan tak wajar pada kematian dan
kekerasan tindak pidana.
Formalin : Zat untuk mengawetkan
jenazah
Googgles : Kaca Mata Pelindung
Histopatologi : Pemeriksaan penentuan
kelamin secara histopatologi yang paling

tepat (ketepatan 100%) ialah


pemeriksaan atas struktur inti darah
putih dan dari kulit, pemeriksaannyapun
dapat di lakukan pada bahan post
mortal.
Infeksius : Keadaan dimana masuknya
kuman patogen dalam tubuh
Jenazah : Orang Mati
Juggernaut syndrome : Kepanikan akan
bahaya musibah besar
Odontologi : Ilmu yang mempelajari gigigeligi seseorang hidup atau telah
meninggal.
Odontogram : Format pencatatan kondisi
gigi korban
Ordonansi : Bentuk peraturan
perundangan yang tingkatnya lebih
tinggi dari lembaga negara
Patologi Anatomik : Ilmu yang
mempelajari pathogenese kelainan
tubuh.
Pemulasaraan : Kamar Jenazah
Radiologi : Ilmu yang mempelajari
pencitraan
Serologi : Penentuan gologan darah yang
diambil baik dari dalam tubuh korban
maupun bercak darah yang berasal dari

cercak-bercak yang terdapat dari


pakaian.
Superimposisi : Teknik indentifikasi
dengan menyatukan dua gambar /
rongent foto yang mempunyai skala
sama, misalnya antara foto rontgen
cranial dengan foto korban.
Toksikologi : Ilmu yang mempelajari
tentang hal-hal yang berhubungan
dengan keracunan.
Visum et Repertum : Surat laporan
tertulis dari dokter yang telah disumpah
tentang apa yang dilihat dan ditemukan
pada barang bukti yang diperiksanya,
serta memuat pula kesimpulan dari
pemeriksaan tersebut guna kepentingan
peradilan.
Visum Luar : Teknik visum dengan hanya
melakukan pemeriksaan luar tanpa
dilakukan pembedahan para orang
hidup.
Visum Dalam : Teknik visum dengan
dilakukan pemeriksaan dalam melalui
pembedahan pada mayat.

V. Ruang Lingkup
A. Pelayanan

1. Prinsip Pelayanan Jenazah


Jenazah
secara
etis
diperlakukan
penghormatan
sebagaimana
manusia,
karena ia adalah manusia. Martabat
kemanusiaan ini secara khusus adalah
perawatan
kebersihan
sebagaimana
kepercayaan / adatnya, perlakukan sopan
dn tidak merusak bawan wadagnya tanpa
indikasi atau kepentingan kemanusiaan,
termasuk
penghormatan
atas
kerahasiaannya. Oleh karenanya kamar
jenazah harus bersih dan bebas dari
kontaminasi
khususnya
yang
membahayakan petugas atau penyulit
analisa kemurnian identifikasi (termasuk
kontaminasi DNA dalam kasus forensi mati).
Demikian pula aman bagi petugas yang
bekerja,
termasuk
terhadap
resiko
penularan
jenazah
terinfensi
karena
penyakit mematikan.
2. Ciri Khusus Pelayanan Jenazah
Situasi khusus peristiwa kematian seseorang
dan sikap sosial budaya keluarga orang
tersebut
menghadapi
kematian
akan
mewarnai sarana dan prasarana pelayanan.
Rasa duka mendalam sering melibatkan
suasana kekagetan, kesedihan atau haru
luar biasa yang dapat menjurus pada

keputusasaan keluarga / kenalan, kesibukan


atau bahkan kebingunan untuk jenazah
segera di kubur ( bagi orang islam di
sunahkan sebelum 24 jam), kemendadakan
kengkorfirmasi keputusan dari pelbagai
famili dan handai taulan, rang ingin tahu
masyarakat pada kasus kematian khusus,
atau bahkan suasana ketidak menentuan
pada korban mati massal atau mereka yang
mencari keluarga / kenalannya yang hilang.
Hal-hal tersebut memunculkan suasana
yang seringkali emosional, dengan ekses
kemarahan yang dapat membahayakan
keselamatan dokter dan atau petugas
kamar jenazah terkait, termasuk perusakan
sarana dan prasaranya. Dikaitkan dengan
kasus
forensik
yang
memerlukan
pengamanan jenazah sebagai barang bukti,
hal-hal yang berkaitanb dengan cahin of
Chain of Custody memerlukan sarana dan
prasaranan khusus.
Dengan perkembangan dunia yang anomic
(kematian akibat risk society, buah dari
juggernaut
syndrome
sebagaimana
ditunjukkan oleh teror bom) yang semakin
banyak menyebabkan kematian tidak wajar
(pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri)
siapapun,
kamar
jenazah
seharusnya

menjadi outlet yang dikelola intensif


dengan sekaligus dipimpin oleh pelayanan
penuh
24
jam
dalam
sehari.
Demikian pula dalam pembahasan tentang
ruang, secara implisit tercakup pula sarana
dan prasarana kenyamanan seperti AC,
ventilasi ruangan yang baik, air yang
mengalir lancar, cahaya terang siang atau
lampu terang di malam hari, dengan ruang
publik dilengkapi oleh toilet umum dan
saranan telepon umum.
3. Jenis Pelayanan terkait Kamar
Jenazah
Pelayanan jasa (services) yang terkait
dengan kamar jenazah dapat dikelompok ke
dalam 6 kategori yakni :
a. Pelayanan Jenazah purna-pasien atau
mayat dalam : Cakupan pelayanan ini
adalah berasal dari bagian akhir
pelayanan kesehatan yang dilakukan
rumah sakit, setelah pasien dinyatakan
meninggal, sebelum jenazahnya
diserahkan ke pihak keluarga atau pihak
berkepentingan lainnya.
b. Pelayanan kedokteran forensik
terhadap korban-mati atau mayat luar
RS pemerintah sering merupakan sarana
bagi dibawanya jenazah atau mayat

tidak dikenal atau memerlukan


pemeriksaan foreksi. Ada 2 jenis
pemeriksaan forensik, yaitu visum luar
(pemeriksaan luar) maupun visum
dalam (pemeriksaan otopsi), keduanya
dengan atau tanpai diikuti pemeriksaan
penunjang seperti patologi anatomic,
radiologik, toksikologi / farmakologik,
analisa mikrobiologik, dll.
Pemeriksaan luar dan pemeriksaan
dalam (otopsi foreksi) dilakukan di ruang
otopsi. Keduanya dilakukan di meja
otopsi (kalau dapat merangkap brankar
lemari pendingin. Pelayanan campuran
(korban mati yang pernah di rawat)
c. Pelayanan sosial kemanusiaan
lainnya : seperti pencarian orang hilang,
rumah duka / penitipan jenazah.
d. Pelayanan bencana atau peristiwa
dengan korban mati massal.
e. Pelayanan untuk kepentingan
keilmuan atau pendidikan penelitian.
4. Tujuan Pelayanan
a. Pencegahan Penularan Penyakit
Apabila kamar jenazah menerima korban
meninggal karena penyakit menular
misalnya HIV/AIDS, maka dalam perawatan

jenazah perluy diterapkan prinsip-prinsip


sebagai berikut :
1.
Jangan sampai petugas yang
merawat dan orang-orang disekitarnya
menjadi tertular.
2.
Segala sesuatu yang keluar dari
tubuh jenazah (kencing, darah, kotoran,
dll ) bisa mengandung kuman sehingga
menjadi sumber penularan.
3.
Penerapan Universal Precaution :
A.
Menggunakan tutup kepala
B.
Menggunakan goggles
C.
Menggunakan masker
D. Sarung tangan
E.
Skot
F.Sepatu laras panjang (boot)
4.
Alat yang dipakai merawat jenazah
diperlakukan khusus dengan cara
dekomtaminasi (direndam) dengan
klorin 0,5 % selama 10 menit.
Pada kasus kematian tidak wajar dengan
korban yang diduga mengidap penyakit
menular (misal HIV/Aids) maka pelaksanaan
autopsi tetap mengacu prinsip-prinsip
universal precaution. Tetapi apabila dapat di
koordinasikan dengan penyidik untuk tidak
dilakukan autopsi, cukup pemeriksaan luar.

b. Penegakan Hukum
Sesuai dengan peraturan / perundangundangan yang berlaku yaitu UndangUndang Nomor 8 tahun 1981 (KUHAP),
setiap dokter baik umum, dokter ahli
Kedokteran Kehakiman (Dokter Spesialis
Forensik), maupun dokter spesialis klinik lain
wajib memberi bantuan kepada yang
berwajib untuk kepentingan peradilan, bila
diminta oleh petugas kepolisian / pihak
penyidik yang berwenang.
Proses editing . baca pdf disini !
This entry was posted in Panduan, Pedoman
Pelayanan and tagged jenazah, kamar
jenazah by admin. Bookmark the permalink.

Translate

Select Language
Widget by seo.uk.net

Artikel Lain :

Standart Profesi Perekam Medis dan Informasi


Kesehatan

SOP Komite Medis VERIFIKASI LEGALITAS BERKAS


PENGAJUAN KREDENSIAL

Standart Pelayanan Minimal RS |


129/MENKES/SK/II/2008

Panduan Praktek Klinis Tumor Otak Primer

SOP IRNA IBU ANAK PERDARAHAN ANTEPARTUM


(PAP)
Panduan Praktek Klinis (PPK) BEDAH
4.Case Manajer DISCHARGE PLANNING dr. Nico
REGISTRASI TENAGA KEFARMASIAN | PERMENKES
889 Tahun 2011
SOP Keperawatan MEMBERIKAN OBAT MELALUI
MATA
Pedoman Pelayanan Laboratorium Bab 4-5
Keselamatan Pasien dan Staf
Case Manager EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
STAF MEDIS
permenkes-no-269-tahun-2008 ttg rekam
medis.pdf
PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL
SOP Ibu OBSERVASI POST PARTUM DINI
Contoh : Kebijakan Pelayanan Keperawatan
SOP KEPERAWATAN ASESMEN NYERI PADA PASIEN
DEWASA
04a Pedoman Pengorganisasian HPK Noname
Panduan Praktek Klinis (PPK) CARDIAC ARREST
SPO RUJUKAN PASIEN KELUAR RS (IGD)
ASESMEN AWAL PASIEN RAWAT INAP PALIATIF
Angket Kepuasan Pelanggan atas Pelayanan IGD
PP NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
PANDUAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST
Pedoman Pelayanan Laboratorium RS STANDAR
KETENAGAAN
PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI 3.
Kebijakan & Pedoman/Panduanokumen Akreditasi
INDIKATOR AREA KLINIS
(IAK) Oleh dr. LUWIHARSIH BIDANG DIKLAT KARS
Panduan Praktek Klinis Bedah Apendisitis Akut

Panduan Praktek Klinis (PPK) LUMBAL PUNGSI


IDENTIFIKASI TINDAKAN BERDASARKAN
KEBUTUHAN INDIVIDU

Panduan yang diperlukan untuk akreditasi rumah


sakit versi 2012

SOP MEMASANG INFUS

ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS

SOP Standar Operasional Prosedur dr. Luwi

Contoh Pedoman Pelaksanaan Persetujuan


tindakan Kedokteran

PANDUAN PENATALAKSANAAN PASIEN RESIKO


DEKUBITUS

Contoh : Membuat Prosedur

Letusan Gunung Kelud 13 Februari 2014 Jam 22.xx


wib

SOP KEPERAWATAN KOMUNIKASI LISAN


( LANGSUNG )

SPO PENERIMAAN DETAILER/SUPPLIER/PENAGIHAN

PROGRAM PMKP RUMAH SAKIT (Contoh)

Teknik Wawancara dr. Sutoto

PANDUAN CUCI TANGAN ( HAND HYGIENE )

BUKU PANDUAN YANG DI BUTUHKAN AKREDITASI


RS VER 2012

Insiden Keselamaan Pasien (IKP) dr NICO

PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI


KOMPREHENSIF (PONEK) PEDOMAN PELAYANAN

PEDOMAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS


(MEDICAL STAFF BYLAWS)

Acces Data Lewat Google Cloud Sistem

SPO LABORATORIUM PENYIMPANAN SPECIMEN

SOP Keperawatan MEMASANG SARUNG TANGAN

PANDUAN RESTRAIN
Enter your email address:

Subscribe

Delivered by FeedBurner

Artikel Terkait Akreditasi :


06.MPO - Managemen & Penggunaan Obatakreditasi anak askep assestment

manager
akreditasi

cuci tangan dokter

gizi hak

ibu

icu

case

dokumen

IGD

kebijakankeperawatan kesehatan

kewajiba

n Kliniskomite medik komite

medis kredensialLaboratorium mdgs medis Pedoman Pelayananpemasaran pemasaran


rs pemasaran rumah sakit

PKRSPMKP ppk PPKlinis

kerjaProsedur protap

rekam medis

program program

rumah sakitsampah

SOP spo

standart

profesi tindakan medis

D
O
W
N
L
O
A
D

KLIK GOOGLE DONASI !


KONFIRMASI DONASI :
SMS O852587OOO22 / Jokoblitar(at)gmail.com, Anda
Kami Berikan Hak Akses Data di drive.google.com ! .
atau KLIK GOOGLE IKLAN untuk DONASI

Categories
Categories

Alexa

facebook
Akreditasi Rumah Sakit

Buat Lencana Anda

Copyright 2016 Akreditasi Rumah Sakit V.2012 All


Rights Reserved.
Theme: Catch Flames by Catch Themes

Home

Dokumen

_ Cara Mendapatkan Contoh Dokumen _

01. Panduan Praktek Klinis (NEW)

PPK Kebidanan dan Kandungan

PPK Orthopaedi

PPK PENYAKIT DALAM

PPK Bedah

PPK Bedah Apendiksitis Akut

PPK BEDAH BATU EMPEDU

PPK BEDAH HERNIA INGUALIS

PPK Kesehatan Jiwa / Psikiatri

PPK Mata

PPK Rehab Medis

02. Kebijakan Rumah Sakit

Kebijakan Unit di RS

03.Pedoman Pelayanan & Pengorganisasian

Pedoman Pengorganisasian IGD


04. Panduan

CONTOH PANDUAN MEMINTA PENDAPAT


LAIN (SECOND OPINION)

Panduan Keselamatan Pasien

Panduan Pengelolaan Linen

21. Dokumen HPK Hak Pasien Keluarga

01 Formulir Penyimpanan Harta Milik


Pasien HPK

02 Prosedur Second Opinion HKP

03. Form Second Opinion

04. Form Permintaan Privasi HPK

05. Contoh Form Second Opinion

06. FORM GENERAL CONSENT

22. Materi KPS Kualifikasi Pimpinan & Staf

CekList Dok.

Standart Profesi Kesehatan

UU & KMK

ICD-10

Tata Naskah

Undang-Undang Terkait Rumah Sakit

Daftar Judul Kebijakan RS untuk Akreditasi RS


2012

Daftar Judul Standar Operasional Prosedur


SOP

Daftar Pedoman Pengorganisasian &


Pelayanan RS

DAFTAR PANDUAN AKREDITASI RS VER 2012

Patient Care

Perdana

Tatalaksana Akreditasi RS Program Khusus

K1. HPK Hak Pasien Keluarga

K2. SKP Sasaran Keselamatan Pasien

K3. PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)

K4. KPS (Kualifikasi Pimpinan dan Staf)

Instrumen 2012
1.Pelayanan
I.1. APK ( Akses Pelayanan & Kontinuitas)

Telusur APK

Kebijakan APK

I.2. HPK (Hak Pasien & Keluarga)


(*Perdana)

Telusur HPK Manajemen

Telusur HPK Medik

Kebijakan HPK

I.3. AP (Asesmen Pasien)

Telusur AP

KEBIJAKAN AP

I.4. PP (Pelayanan Pasien)

Telusur PP

Kebijakan PP

I.5. PAB (Pelayanan Anestesi & Bedah)

Telusur PAB

Kebijakan PAB

I.6. MPO (Manajemen & Penggunaan Obat)

Telusur MPO

Kebijakan MPO

I.7. PPK (Pendidikan Px & Keluarga)

Telusur PPK

KEBIJAKAN PPK

2.Manajemen
II.1. PMKP (Peningkatan Mutu &
Keselamatan Px.)

FMEA Failure Mode Effect Analisys


(KARS)

Indikator Klinis Peningkatan Mutu


PMKP

Indikator Manajemen Peningkatan


Mutu PMKP

Penyusunan Pedoman PMKP PPT

Penyusunan PROGRAM PMKP

Kebijakan PMKP

II.2. PPI (Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi )

Telusur PPI Manajemen

Telusur PPI Perawat

KEBIJAKAN PPI

II.3. TKP (Tata Kelola, Kepemimpinan,


Pengarahan)

KEBIJAKAN TKP

Telusur TKP Manajemen

II.4. MFK (Manajamen Fasilitas &


Keselamatan)

KEBIJAKAN MFK

Telusur MFK

II.5. KPS (Kualifikasi & Pendidikan Staf)

KEBIJAKAN KPS

Telusur KPS Manajemen

Telusur KPS Medik

Telusur KPS Perawat

II.6. MKI (Manajemen Komunikasi &


Informasi)

Telusur MKI Manajemen

Telusur MKI Medik

Telusur MKI Perawat

KEBIJAKAN MKI

PETUNJUK TEKNIS PROMOSI


KESEHATAN RUMAH SAKIT

Dokumen Rekam Medis


3.SKP*

KEBIJAKAN SKP

Telusur SKP (Perawat)

III.1. KIP (Ketepatan Identifikasi Pasien)

III.2. PKE (Peningkatan Komunikasi yg


Efektif)

III.3. PKO (Peningkatan Keamanan Obat)

III.4. TO (Tepat Operasi)

III.5.PRI (Pengurangan Resiko Infeksi)

III.6. PRPJ (Pengurangan Resiko Pasien


Jatuh)

4.MDGS

Telusur MDGS (Perawat)

1. MDGS Ibu dan anak

KEBIJAKAN PONEK

2. MDGS HIV / AIDS

3. MDGS : TB DOTS

Buku TB DOTS Th. 2011

KEBIJAKAN PONEK

Makalah TB-DOT

Fitur Audio

Download +

Akre-USB

Download dg. Donasi

TB-Dots Video

Workshop Akre 2012

About

IKLAN
Quick Box Popup Powered By : XYZScripts.com

Vous aimerez peut-être aussi