Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas adalah dimulai setelah melahirkan plasenta berakhir
ketika alat-alat kandungan berakhir seperti keadaan sebelum hamil. Asuhan
masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan massa kritis baik
ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama.
Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan
yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi, gangguan kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana. Pengaturan kelahiran melalui program KB berdampak signifikan
terhadap peningkatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya
program KB telah diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok
dalam program safe motherhood and child survival .
Tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam memberikan
informasi tentang metode KB calon akseptor yang dalam hal ini khusus ibu
hamil, bersalin dan nifas. Pemberian informasi ini dilakukan melalui
konseling dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan (ABPK)
berKB. Peran bidan sebagai konselor KB pasca persalinan bertujuan agar
masyarakat khususnya ibu setelah melahirkan tidak bingung mengenai
pemakaian KB setelah persalinan. Masih banyak perempuan mengalami
kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya
karena keterbatasan metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan
mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode
kontresepsi yang benar-benar 100% ideal/ sempurna. Setiap metode
kontrasepsi memiliki keunggulan dan kelemahan, pengalaman menunjukkan
bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk
cafetarian atau supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri
kontrasepsi yang diinginkan, padahal dalam kontrasepsi tidak ada satupun
metode yang sesuai.
1
Berat Uterus
Bayi Lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri Lahir
1 minggu
750 gram
500 gram
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
350 gram
50 gram
2. Lochea
Adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui
vagina selama puerperium (Varney, 2007). Ada beberapa jenis
lochea, yakni (Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati, 2009):
a. Lochea Rubra ( Cruenta)
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, selsel darah desidua (Desidua yakni selaput tenar
rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat
seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel
epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu halus
pada anak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin
cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban
berwarna hijau).
b. Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini
terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c. Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d. Lochea Alba
Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2
minggu.
e. Lochea Purulenta
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti
nanah berbau
f. Locheohosis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
3. Perubahan vagina dan perinium
a. Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul vugae
(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
b. Perlukaan vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan
perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan setelah
persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi akibat ekstrasi
dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar,
robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada
pemeriksaa speculum.
c. Perubahan pada perineum
Terjadi
robekan
perineum
hampir
pada
semua
daya
tahan
tubuh
dan
meningkatkan
Wanita dewasa
tidak hamil (BB
47 kg)
Wanita hamil 20
minggu terakhir
Wanita
menyusui
Kalori
2000 kalori
3000 kalori
800 kalori
Protein
47 gram
20 gram
40 gram
Kalsium
0,6 gram
0,6 gram
0,6 gram
Ferrum
12 mg
5 mg
5 mg
Vitamin A
Thamin
Riboflavin
Niacin
Vitamin C
400 iu
0,7 mg
1,1 mg
12,2 mg
60 mg
100 iu
0,2 mg
0,2 mg
2 mg
30 mg
200 iu
0,5 mg
0,5 mg
5 mg
30 mg
2. Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan, kecuali ada
kontraindikasi. Ambulasi ini akan meningkatkan sirkulasi dan
mencegah risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja
peristaltik dan kandung kemih, sehingga mencegah distensi
abdominal dan konstipasi. Ambulasi ini dilakukan secara bertahap
10
11
12
13
14
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CuT 380 A tidak
perlu diganti).
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT 380 A).
8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(jika tidak infeksi).
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun/lebih setelah haid
terakhir).
11. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
15
AKDR.
Seringkali
perempuan
takut
selama
pemasangan.
7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh drinya sendiri. Petugas
kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
9. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan)
10. Tidak mencegah kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
mencegah kehamilan normal.
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan
jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau
melakukan ini (Saifuddin, 2006)
2.1.3.6 Persyaratan Pemakaian IUD/AKDR
16
17
1. Amenore
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila
dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas
AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13
minggu.Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR jangan dilepaskan.Apabila klien sedang hamil dan
ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepaskan AKDR,
jelaskan
adanya
resiko
kemungkinan
terjadinya
kegagalan
ektopik.Apabila
perdarahan
berkelanjutan
tidak
serta
ada
kelainan
perdarahan
hebat,
patologis,
lakukan
18
yang
dapat
digunakan
dalam
manajemen
kebidanan.Varney
19
atau
mengarahkan
pasien
dalam
berdoa.
(Sulistyawati,2009).
4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(Sulistyawati,2009).
5) Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Sulistyawati,2009).
6) Pekerjaan
Wanita hamil dapat tetap bekerja namun aktifitas yang di
jalaninya tidak boleh terlalu berat. Seorang wanita nifas
disarankan untuk menghentikan aktifitas apabila mereka
merasakan gangguan dalam masa nifasnya. (Sulistyawati, 2009).
7) Alamat
20
untuk
mengetahui
pengaruh
penyakit
keluarga
terhadap
gangguan
adalah
usia
pertama
kali
mengalami
21
beberapa
banyak
darah
pemeriksaan
laboratorium
dan
pemeriksaan
penunjang
tekanan
yang
dihasilkan
vertikel
kiri
sewaktu
23
pelebaran
(vasodilatasi)
dan
penyempitan
pemeriksaan
Axila
yaitu
36,50C
dari
37,50C
24
adalah
simetris
antara
kanan
dan
kiri.
25
kelopak
mata,
konjungtiva
(pucat/tidak),
sklera
26
4) Hidung
27
luar,
bagian
dalam
kemudian
sinus-sinus.Pada
28
Semua
faktor
ini
akan
mempengaruhi
fungsi
pernapasan.
b) Pengkajian fisik sistem kardiovaskuler padajantung.
Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung dan
pembuluh darah.Jantung merupakan organ yang mempunyai
peranan dalam mengedarkan oksigen.Didalam sel darah
mengangkut sisa pengolahan dan membawanya ke organ
organ tertentu untuk disarung atau dikeluarkan dari dalam
tubuh. Berat jantung berkisar antara 300-350 gr pada laki-laki
dewasa normal dan antara 250-300 gr pada wanita dewasa
normal atau sekitar 0,5% dari berat badan. Jantung terletak di
mediasternum antara tulang rusuk kedua dam keenam.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perawat
sebaiknya mengumpulkan data riwayat kesehatan mengenai
faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan penyakit
jantung pada klien (Tambunan dkk,2011).
9) Payudara
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan
biasanya mengecil setelah menopouse.Pembesaran ini terutama
disebabkan oleh pertumbuhan truma jaringan penyangga dan
penimbunan jaringan lemak.
Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi
putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh
29
intestinum
dan
suara
pembuluh
darah
serta
dan
untuk
menentukan
adakah
faktor
resiko
(Prawirohardjo, 2005).
2.2.2 Identifikasi diagnosa/masalah
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan
intepretasi yang benar atas data-data yang telah diikumpulkan. Dalam
langkah ini data yang telah dikumpulkan diintepretasikan menjadi
diagnosa tetapi membutuhkan penaganan yang dituangkan dalam rencana
30
langkah-langkah
31
baik, ibu tidak merasa cemas, bagian terbawah adalah kepala (Varney,
2007).
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan
kebidanan
adalah
SOAP
yang
merupakan
salah
satu
metode
hasil
pendokumentasian
hasil
I.
Agama
Pendidikan
: Islam
: SMA
32
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Wirowongso,
Jember.
Ajung, Jember.
I.2 Keluhan utama / Alasan kunjungan
Ibu tidak memiliki keluhan pada masa nifas dan ingin
menggunakan KB dengan jangka panjang.
I.3 Riwayat Kesehatan
I.3.1 Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menurun (DM,
Hipertensi, Asma), menahun (Jantung, Paru-paru, Ginjal), menular
(Epilepsi, TBC, Hepatitis). Selain itu ibu tidak pernah melakukan
operasi ataupun rawat inap di rumah sakit.
I.3.2 Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun (DM,
Hipertensi, Asma), menahun (Jantung, Paru-paru, Ginjal), menular
(Epilepsi, TB, Hepatitis).
I.3.3 Riwayat kesehatan keluarga
Ibu tidak memiliki keluarga yang menderita penyakit
menurun (DM, Hipertensi, Asma), menahun (Jantung, Paru-paru,
Ginjal), menular (Epilepsi, TBC, Hepatitis), dan tidak ada riwayat
keturunan kembar di dalam keluarga.
I.3.4 Perilaku Kesehatan
Ibu selalu menjaga kesehatannya selama masa nifas dan jika
terdapat keluhan ibu segera kerumah bidan.
I.4 Riwayat Perkawinan
Status perkawinan
: Sah.
Kawin ke-
: I.
33
Lamanya
: 2 th.
Umur kawin
: 20 th.
: 13 tahun.
: 28 hari.
: Teratur.
: 7 hari.
: Merah, cair, bau khas.
: Hari 1-2 menstruasi.
: Sebelum dan setelah menstruasi, tidak gatal, tidak
bau.
HPHT
: 10-6-2014
Persalinan
Anak
Nifas
Ket
.
UK
o
1.
38
mgg
Penyu
Jen
BBL/
Peny Me
-lit
is
long
PB
ulit
Sp
Bida
ont
ulit
-
6 mgg
3200 / -
net
eki
Ya
49
an
34
: Komposmentis
: Baik
: 120/80 mmHg.
: 84 x / menit.
: 19 x / menit.
: 36,8OC.
: 151 cm.
: 64 kg.
b. Sesudah nifas
: 58 kg
35
Palpasi
c. Mata
Inspeksi
Palpasi
d. Hidung
Inspeksi
Palpasi
e. Mulut
Inspeksi
f. Telinga
Inspeksi
Palpasi
g. Leher
Inspeksi
Palpasi
: Perbesaran normal.
: Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,
limfedan vena jugularis.
g. Dada
Inspeksi
: Bentuk dada normal, ada tarikan dada.
Palpasi
: Tidak ada benjolan abnormal.
Perkusi
: Bunyi tympani.
Auskultasi
: Tidak ada ronchi / wheezing.
h. Axilla
Tidak ada pembesaran limfe dan tidak ada nyeri tekan.
i. Payudara
Inspeksi
: Payudara simetris, ada hiperpigmentsi areola,
puting susu menonjol, bersih.
Palpasi
36
j. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
k. Genitourinaria
Inspeksi
: Vulva vagina bersih, luka perinium bersih dan
kering .
Palpasi
: Tidak terdapat nyeri tekan.
l. Extremitas atas
Inspeksi
:Tidak ada sindaktili/polidaktili, tidak odem.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan.
m. Extremitas bawah
Inspeksi
: Tidak ada sindaktili/polidaktili.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi
: Reflek patella +/+.
n. Integumen
Inspeksi
: Tidak ada lesi.
Palpasi
: Turgor kulit normal.
Do
: - TTV : a. Tensi
b. Nadi
- TFU
: 120/80 mmHg
c. RR : 19x/menit
: 84 x/menit
d.Suhu : 36,8OC.
Abdomen
37
Genetlia
Pemeriksaan dalam
Dx
: 08 Januari 2014.
: 08.30 WIB
: Ny S usia 24 th Post Partum Minggu Ke 6 Calon
Akseptor Kontrasepsi IUD
Tujuan
: Setelah dilakukan Pemasangan IUD, kehamilan dapat
tertunda.
Kriteria hasil
: 1. TTV dalam batas normal
a. TD : 120/80 mmHg
c. RR: 19 kali/menit.
b. N : 84 kali/menit
d. S: 36,8 0C.
2. TFU : mengecil sesuai ukuran masa nifas normal.
Intervensi dengan rasional
1. Lakukan pemasangan IUD yang terdiri dari Konseling awal tentang Kb
yang meliputi jenis KB
Rasional
: Sebuah hubungan yang dibangun dalam konseling
( komunikasi dua arah ) merupakan awal dari sebuah
pemecahan masalah.
2. Konseling khusus tentang KB IUD
Rasional
: Konseling khusus akan lebih memantapkan suatu pilihan
yang digunakan sebagai solusi pemecahan masalah.
3. Lakukan tindakan pra pemasangan IUD
38
Rasional
IUD,
karena
ibu
bisa
melihat
atau
: 08 Januari 2014.
Jam
: 08.45 WIB
Diagnosa
Implementasi :
1. Melakukan konseling pada klien dengan bahasa yang sopan dan mudah
dimengerti.
2. Melakukan konseling metode khusus.
a. Memberi jaminan tentang kerahasiaan.
b. Mengumpulkan data pribadi pasien.
c. Menanyakan tujuan kb yang diinginkan.
d. Membantu klien memilih metode yang tepat.
e. Menjelaskan efek samping kb IUD sampai pasien benar-benar
mengerti.
3. Melakukan tindakan pra pemasangan
39
pasien.
Menjelaskan pada pasien bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik.
Melakukan pemeriksaan panggul.
Mencuci tangan dengan air mengalir.
Menolong pasien ke meja periksa.
Palpasi daerah perut untuk memastikan tidak ada benjolan atu kelainan.
Meletakkan kain penutup untuk pemeriksaan panggul.
Mengatur lampu penerangan untuk melihat servik.
Memakai handscoon DTT.
Mengatur alat dan bahan yang akan digunakan.
Melakukan inspeksi pada daerah vagina.
Melakukan palpasi pada kelenjar skene dan bartolini.
Memasukan spekulum vagina.
Melakukan pemeriksaan adanya lesi atau keputihan.
Mengeluarkan spekulum dengan hati-hati dan meletakan pada tempat
semula.
p. Menjelaskan proses pemasangan IUD.
q. Memasukan lengan IUD kedalam tabung.
4. Melakukan tindakan pemasangan IUD dengan benar
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
yang steril.
i. Mengangkat tabung IUD dengan leher biru dalam posisi sejajar dengan
lengan IUD, sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum,
masukan tabung insertor kedalam uterus sapai leher biru menyentuh
servik sampai terasa adanya tahanan.
j. Memegang serta menahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan.
k. Melepaskan lengan IUD.
l. Melepaskan lengan AKDR dengan tehnik with drowl.
m. Mengeluarkan sebagian dari tabung insetor dan gunting benang IUD
dan sisakan benang 3-4 cm.
n. Mengeluarkan seluruh tabung insetor dengan hati-hati.
o. Memeriksa servik dan perdarahan pada bekas jepitan tenakulum.
40
: 8 Januari 2014
Jam
: 09.05 WIB
: Ibu telah paham dan mengerti dengan apa yang disampaikan oleh
bidan.
: 1. TTV
a. Tensi
: 120/80 mmHg
b. Nadi
: 84 x/menit
c. RR
: 19 x / menit.
d.Suhu
: 36,8OC.
41
A
P
ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung
selama kira kira 6 minggu.
IUD merupakan metode untuk wanita yang tidak memerlukan tindakan
rutin tiap hari atau sebelum senggama, mempunyai perlindungan efektif jangka
panjang tapi tidak permanen, bisa digunakan oleh wanita berumur lebih dari 35
tahun, dan untuk wanita yang sedang menyusui.
Dalam laporan ini penulis membuat asuhan kebidanan pada Ny S
P10001 dengan akseptor IUD. Sebelum melakukan tindakan, untuk memudahkan
pemasangan penulis melakukan pengkajian yang terdiri dari data obyektif dan
subyektif. Hal ini dilakukan untuk mencari, apakah terjadi kesenjangan antara
teori dan praktek. Setelah dilakukan pengkajian secara lengkap, penulis
melakukan identifikasi masalah/diagnosa, kemudian kebutuhan segera dan
dilanjutkan pengembangan rencana atau intervensi, dan implementasi.
Secara teori dan praktek dalam pemasangan IUD tidak terdapat
kesenjangan. Di dalam pelaksanaan intervensi dan implementasi banyak
penjelasan atau KIE yang harus diterima oleh klien serta pertanyaan yang harus
diungkapkan klien.
Setelah pelaksanaan intervensi dan implementasi selesai, barulah penulis
mengadakan evaluasi, yang berisi tentang hasil dari tindakan yang dilakukan.
42
Dalam melakukan evaluasi pada kasus ini, harus benar-benar dilakukan dengan
teliti. Karena dalam kasus ini jika IUD tidak terpasang dengan rapi dan aman
maka akan menyebabkan potensial terjadi infeksi. Dan jika pemasangan kurang
tepat, IUD tersebut memiliki potensial besar terjadi ekspulsi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
AKDR adalah salah satu alat kontrasepsi yang paling sedikit
ditemukan angka kegagalannya karena keefektifannya begitu tinggi.
Mekanisme kerja AKDR yaitu menghancurkan sperma yang dilakukan oleh
sel-sel makrolog pada tempat-tempat kontak IUD dan mekanisme kerja
lainnya adalah dengan adanya benda asing menyebabkan perubahan biokimia
dan histology endometrium sehingga terjadi lisis endometrium, selain itu
hormon prostaglandin meningkat sehingga uterus berkontraksi dan akibatnya
implantasi tidak terjadi. Berdasarkan hasil pembahasan tentang Asuhan
Kebidanan Pada Ny S usia 24 th P10001, klien ingin memasang IUD
karena jangka waktu pemakaiannya yang lama, yaitu 10 tahun, aman
digunakan untuk wanita yang sudah berusia lebih dari 35 tahun dan masih
menyusui. Dari asuhan yang diberikan, tidak ditemukan kesenjangan, baik
pada pengkajian sampai dengan evaluasi, sehingga dapat kami simpulkan
bahwa asuhan terhadap tindakan pemasangan IUD dianggap telah tepat dan
benar.
5.2 Saran
1. Kepada Mahasiswa agar tetap mempertahankan untuk melakukan tindakan
terapeutik pada klien sehingga terjalin hubungan yang baik.
43
44