Vous êtes sur la page 1sur 16

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton)
ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini
akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi,
seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis. (Devlin, 1975).
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan
phyllos artinya daun. Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1818, dan pigmen
tersebut diekstrak dari tanaman dengan menggunakan pelarut organik. Klorofil
adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik.
Pigmen ini berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.Klorofil mempunyai rantai fitil
(C20H39O) yang akan berubah menjadi fitol (C20H39OH) jika terkena air
dengan katalisator klorofilase. Fitol adalah alkohol primer jenuh yang mempunyai
daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam proses reduksi klorofil (Muthalib,
2009).
Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b.
perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada
protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya
atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping
hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol. (Santoso, 2004).

Klorofil merupakan komponen kloroplas yang utama dan kandungan


klorofil relatif berkorelasi positif dengan laju fotosintesis (Li et al., 2006).
Klorofil disintesis di daun dan berperan untuk menangkap cahaya matahari yang
jumlahnya berbeda untuk tiap spesies. Sintesis klorofil dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik, unsurunsur hara seperti N, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, S dan O (Hendriyani dan Setiari,
2009).
Kloroplas adalah organel sel tanaman yang mempunyai membran luar,
membran dalam, ruang antar membran dan stroma. Permukaan membran internal
yang disebut tilakoid akan membentuk kantong pipih dan pada posisi tertentu
akan bertumpukan dengan rapi membentuk struktur yang disebut granum
( Thorpe, 1984; Campbell et al., 2003).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat atau mengenal zat
warna yang terdapat dalam daun.
Kegunaan Penulisan
yang merupakan salah satu syarat untuk dapat melengkapi komponen
penilaian di Laboratorium Botani

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai informasi bagi pihak
yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau
daun untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya terjadi pada tanaman
yang memiliki sel-sel hijau termasuk pada beberapa jenis bakteri
(Darmawan dan Baharsyah, 1983).
Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem pada
tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang ini oleh daun
sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum
serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti bahwaada pigmen lain yang
berperan menyerap cahaya tersebut. Alasan utama mengapa spektrum aksi lebih
tinggi dari spektrum serapan adalah karena cahaya hijau dan kuning yang tidak
segera diserap akan dipantulkan berulang-ulang di dalam sel fotosintetik sampai
akhirnya diserap oleh klorofil dan menyumbangkan energi untuk fotosintesis.
(Lakitan, 2007).
Sel penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan
cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil. Larutan klorofil
yang dihadapkan pada sinar kuat akan tampak berkurang hijaunya. Daun-daun
yang terkena langsung umumnya akan tampak kekuning-kuningan, salah satu cara
untuk dapat menentukan kadar klorofil adalah dengan metoda spektofotometri
(Dwijiseputro, 1981).
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan
gelombang yang berlainan (berpendar = berfluoresensi). Klorofil banyak
menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar

merah dan biru. Sifat kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut dalam air,
melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti etanol dan
kloroform; (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana asam,
sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna
coklat (Dwidjoseputro, 1994).
Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah memanfaatkan
energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan
menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan. Karbohidrat yang
dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan
molekul organik lainnya. Klorofil menyerap cahaya yang berupa radiasi
elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari
mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi
tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil. Klorofil dapat
menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya melalui fotosintesis,
sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis (Bahri, 2010).
Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di
dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan
sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam
sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida
masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut
stomata. (Campbell, dkk, 2002).
Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda, dimana klorofil a di samping bisa menyerap energi cahaya, klorofil ini
juga bisa merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia
dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut

dalam etanol tapi dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam
senyawa aseton (Salisbury, J.W. dan Ross.1995.).
Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a
terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah
sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-sama
dengan protein dan lemak yang bergabung satu dengan yang lain. Dengan lipid,
klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya sedangkan dengan protein melalui
gugus hidrofobik dari cincin porifin-nya. Rumus empiris klorofil adalah
C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b) (Kimbal. 2000).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain
gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil.
Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya. Unsur N, Mg, Fe merupakan unsur-unsur
pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil. Air, bila kekurangan air akan terjadi
desintegrasi klorofil. (Subandi, 2008).
Tanaman tingkat tinggi mempunyai dua macam klorofil yaitu klorofil a
(C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil b (C55H70O6N4Mg)
yang berwarna hijau muda. Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya
di bagian merah (600-700 nm), dan paling sedikit menyerap cahaya hijau (500600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru diserap oleh karotenoid. Karotenoid
membantu menyerap cahaya, sehingga spektrum cahaya matahari dapat
dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap oleh klorofil b dan
karotenoid diteruskan kepada klorofil a untuk digunakan dalam proses fotosintesis
fase I (reaksi terang) yang terdiri dari fotosistem I dan II, demikian pula dengan
klorofil-b. Klorofil a paling banyak terdapat pada Fotosistem II sendangkan
Klorofil b paling banyak terdapat pada Fotosistem I (Bray. 1997).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Botani Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, pada hari
Senin, 7 Desember 2015 pada pukul 07. 30 09.15 WIB.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun sirih
(Piper betle L.), daun ubi kayu (Manihot utilisima Pohl.), daun pepaya (Carica
papaya L.), bayam hijau (Amaranthus tricolor L.), daun bayam merah
(Amaranthus hibridus L.), sebagai objek pengamatan, kertas saring untuk
menyaring larutan daun yang telah ditumbuk, kertas chomografi sebagai indikator
zat warna daun, kertas double folio, kertas A4 dan alat tulis untuk mencatat hasil
pengamatan, larutan aseton untuk menguraikan zat warna daun, air untuk
membasahi daun agar mudah ditumbuk atau dihaluskan.
Adapun alat yang alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mortal
sebagai tempat untuk daun yang akan ditumbuk, alu sebagai alat untuk menumbuk
daun, beaker glass sebagai tempat larutan daun yang sudah disaring, gunting
sebagai alat untuk menggunting daun, jarum sebagai alat untuk menggantung
kertas chomotografi, corong sebagai alat untuk memudahkan dalam penuangan
larutan, serbet, kain flanel untuk membersihkan meja praktikum dan alat tulis
untuk menulis hasil praktikum.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Disiapkan bahan dan alat
2. Di tumbuk masing-masing daun dengan menggunakan mortal dan alu
sampai halus
3. Daun yang sudah ditumbuk halus, dilarutkan dalam aseton beaker glass
aduk sampai rata lalu diendapkan.
4. Cairan bagian atas dari larutan itu dipisahkan ke dalam tabung lain dan
dijepitkan pada statib.
5. Celupkan lidah kertas saring kedalam tabung.
6. Tunggu selama lebih kurang 15 menit, bila spectrum warna pada kertas
saring terbentuk amatilah dengan seksama.
7. Dicatat hasil pengamatan di kertas double folio

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Lampiran hasil gambar

Adapun hasil praktikum zat warna daun adalah sebagai berikut


No

Nama Tumbuhan
(Nama Lain)

Warna

Pigmen Daun

Rumus Molekul

Berat
Molekul

Sirih

Hijau Muda

Klorofil b

(C55H70O5N4Mg)

890

(Piper betle L.)

Hijau Tua

Klorofil a

(C55H72O5N4Mg)

892

Kuning

Xantophyl

(C40H56O2)

568

Ubi Kayu

Orange
Kuning

Karotein
Xantophyl

(C40H56)
(C40H56O2)

536
568

(Manihot Utilisima L.)

Hijau Muda

Klorofil b

(C55H70O5N4Mg)

890

Daun Pepaya

Hijau Tua
Coklat

Klorofil a
Fukosantin

(C55H72O5N4Mg)
(C40H56O2)

892
111

(Carica papaya L.)

Hijau Tua

Klorofil a

(C55H72O5N4Mg)

892

Bayam Hijau

Kuning
Hijau Tua

Xantophyl
Klorofil a

(C40H56O2)
(C55H72O5N4Mg)

568
892

(Amaranthustricolor L.)

Hijau Muda

Klorofil b

(C55H70O5N4Mg)

890

Bayam Merah

Coklat
Hijau Tua

Fukosantin
Klorofil a

(C40H56O2)
(C55H72O5N4Mg)

111
892

(Amaranthushibridus L.)

Merah

fikoeritrin

(C8H22O6H4)

218

1. Hijau Tua Chlorophyll A (C55H72O5N4Mg)


= {(12x55) + (1x72) + (16x5) + (14x4) + (24)}
= 660 + 72 + 80 + 56 + 24
= 892

2. Hijau Muda Chlorophyll B (C55H70O5N4Mg)


= { (12x55) + (1x70) + (16x55) + (14x4) + (24) }
= 660 + 70 + 80 + 56 + 24
= 890
3. Kuning Xantophyll (C40H56O2)
= { (12x40) + (1x56) + (16x2) }
= 480 + 56 + 32
= 568
4. Orange Karotein (C40H56)
= { (12x40) + (1x56)}
= 480 + 56
= 536
5. Merah / Biru fikoeritrin (C8H22O6H4)
= { (12x8) + (1x22) +(16x6) + (1x4) }

10

= 96 + 22 + 96 + 4
= 218
6. Cokelat / Pirang Fukosantin (C40H56O2)
= {(1x40) + (1x54) + (16) + (1)
= 40 + 54 + 16 + 1
= 111
Ket :

=1

= 12

= 14

= 16

Mg

= 24

Pembahasan
Adapun berdasarkan data pengamatan tersebut Hijau Tua (C55H72O5N4Mg)
memiliki berat molekul sebanyak 892, sedangkan Hijau Muda (C55H70O5N4Mg)
memiliki berat molekul sebanyak 890, Kuning (C40H56O2) memilik berat molekul
sebanyak 568, Orange (C40H56) memiliki berat molekul sebanyak 536, Coklat
(C40H56O2) memiliki berat molekul 111 dan Merah memiliki berat molekul
sebanyak 218.
Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau
daun hal ini sesuai dengan literatur Darmawan dan Baharsyah (1983) yang
menyatakan bahwa pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya
oleh zat hijau daun untuk pembentukan bahan organik.Aksi dari cahaya hijau dan
kuning yang menyebabkan fotosistem pada tumbuhan tingkat tinggi dan
penyerapan panjang gelombang ini oleh daun sebenarnya relatif tinggi hal ini
sesuai dengan literatur Lakitan (2007) yang menyatakan bahwa Aksi dari cahaya
hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem pada tumbuhan tingkat tinggi dan

11

penyerapan panjang gelombang ini oleh daun sebenarnya relatif tinggi, lebih
tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum serapan klorofil dan karotenoid.
Sel penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan
cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil hal ini sesuai
dengan literatur Dwijiseputro (1981) yang menyatakan bahwa Sel penutup
memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya matahari akan
sangat berpengaruh buruk pada klorofil.
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan
gelombang yang berlainanhal ini sesuai dengan literatur Dwidjoseputro (1994)
yang menyatakan bahwa Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau
memantulkan cahaya dengan gelombang yang berlainan (berpendar =
berfluoresensi). Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang
antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru.
Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah memanfaatkan
energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan
menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan hal ini sesuai dengan
literatur Bahri (2010) yang menyatakan bahwa Tiga fungsi utama klorofil dalam
proses fotosintesis adalah memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2
untuk menghasilkan karbohidrat dan menyediakan energi bagi ekosistem secara
keseluruhan.
Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di
dalam kloroplas hal ini sesuai dengan literatur Campbell, dkk (2002) yang
menyatakan bahwa Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang
terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang
menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas.

12

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang


berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya hal ini sesuai
dengan literatur Salisbury, J.W. dan Ross (1995)yang menyatakan bahwa Antara
klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, dimana
klorofil a di samping bisa menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bisa merubah
energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu
akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol
tapi dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa
aseton.
Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a
terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah
sekitar 1% basis kering hal ini sesuai dengan literatur Kimbal (2000) yang
menyatakan bahwa Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b.
Krolofil a terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada
tanaman adalah sekitar 1% basis kering.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain
gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil
hal ini sesuai dengan literatur Subandi (2008) yang menyatakan bahwa Faktorfaktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain gen, bila gen
untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil. Cahaya,
beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain
tidak memerlukan cahaya.
Tanaman tingkat tinggi mempunyai dua macam klorofil yaitu klorofil a
(C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil b (C55H70O6N4Mg)
yang berwarna hijau muda hal ini sesuai dengan literatur Bray (1997) Tanaman

13

tingkat tinggi mempunyai dua macam klorofil yaitu klorofil a (C55H72O5N4Mg)


yang berwarna hijau tua dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau
muda. Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah
(600-700 nm), dan paling sedikit menyerap cahaya hijau (500-600 nm).
Sedangkan cahaya berwarna biru diserap oleh karotenoid.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Adapun berdasarkan data pengamatan tersebut Hijau Tua (C55H72O5N4Mg)

memiliki berat molekul sebanyak 892, sedangkan Hijau Muda


(C55H70O5N4Mg) memiliki berat molekul sebanyak 890, Kuning (C 40H56O2)
memilik berat molekul sebanyak 568, Orange (C40H56) memiliki berat
molekul sebanyak 536, Coklat (C40H56O2) memiliki berat molekul 111 dan
Merah memiliki berat molekul sebanyak 218.
2. pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau

daun.
3. Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem pada

tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang ini oleh daun
sebenarnya relatif tinggi.
4. Sel penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan
cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil.
5. Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan

gelombang yang berlainan.

14

6. Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah memanfaatkan

energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan


menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan.
7. Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di
dalam kloroplas.
8. Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a

terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman


adalah sekitar 1% basis.
9. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain

gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki
klorofil.
10. Tanaman tingkat tinggi mempunyai dua macam klorofil yaitu klorofil a
(C55H72O5N4Mg)

yang

berwarna

hijau

tua

dan

klorofil

(C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda.


Saran
Sebaiknya dalam praktikum zat warna daun in, praktikan harus tetap
menjaga keadaan agar tetap kondusif dan tertib. selain itu, diperlukan
ketelitian dan kesungguhan dalam penelitian pigmen daun sebab sangat
penting untuk mengetahui zat warna pada daun yang bisa digunakan sebagai
pewarna alami juga.

15

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. 2010. Klorofil. Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. Universitas
Lampung.
Bray, E.A. 1997. Plant responses to water deficit. Trend in Plant Sci. 2:48-54.
Campbell, N.A, J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2003. Biologi Jilid 1 (Terjemahan)
Erlangga. Jakarta.
Darmawan dan Baharsjah. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT
Gramedia.
Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van
Nostrand.
Dwijoseputro, D. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Jakarta : Gramedia.
Dwijoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : Gramedia.
Hendriyani dan Setiari .2009. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada.University Press
Kimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT.
Grafindo Persada.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Muthalib, L. 2009. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1992. Plant Physiology. 4rd Ed. Wadsworth
Publishing Company. California.
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu : Universitas Muhammadiyah
Bengkulu.

16

Subandi, Aan. 2008. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung


Thorpe, N. O. 1984. Cell Biology. John Wiley and Sons. New York.

Vous aimerez peut-être aussi