1. Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 merupakan pedoman pemerintah daerah dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual. Hal ini membuat setiap pemerintah daerah memiliki prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya. Prinsipprinsip ini kemudian dituangkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang bersangkutan. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah meliputi prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual untuk Pemda terdiri atas: a. kebijakan akuntansi pelaporan keuangan, dan b. kebijakan akuntansi akun Kebijakan akuntansi pemerintah daerah berlaku bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan pemerintah daerah dan diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah kemudian akan diwujudkan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah yang merupakan rangkaian sistematik untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah daerah. Dalam kasus ini , Pemda X telah menerapkan perlakuan akuntansi namun Pemda X belum merumuskan kebijakan akuntansi sesuai Permendagri Nomor 64 Tahun 2013. Sesuai ketentuan formal yang diatur dalam Permendagri 64 tahun 2013, Pemda X seharusnya membuat kebijakan akuntansi yang dibuat berdasarkan pada Permendagri 64 tahun 2013 yang disesuaikan dengan kondisi di Pemda X. Akibat tidak adanya kebijakan akuntansi yang ditetapkan (di-Perdakan), terjadi perbedaan penerapan metode pencatatan persediaan antar SKPD pasti akan terjadi. Comparability laporan keuangan antar SKPD tidak dapat diperoleh. Perumusan kebijakan akuntansi sedari awal, penting agar pembaca/pemanfaat laporan keuangan pemda nantinya tidak keliru dalam mengambil keputusan. Dengan kondisi pemda X semacam ini, BPK dapat mengambil sikap sebagai berikut :
Melakukan konfirmasi kepada pihak yang berwenang apakah
Pemda X telah memiliki keputusan/peraturan kepala daerah yang mengatur mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan. Apabila kebijakan akuntansi yang digunakan belum berdasar hukum, Hal ini dapat menjadi temuan oleh BPK. BPK akan memberikan pendapat bahwa permasalahan ini harus diselesaikan dengan pendampingan oleh pemerintah pusat.