Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kata Wakaf atau Wacf berasal dari bahasa Arab Waqafa. Asal
kata Waqafa berarti menahan atau berhenti atau diam di
tempat atau tetap berdiri. Kata Waqafa-Yaqifu-Waqfan sama artinya
dengan HabasaYahbisu-Tahbisan. Kata al-Waqf dalam bahasa Arab
mengandung beberapa pengertian:
Artinya
Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan
SEJARAH WAKAF
Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW
karena wakaf disyariatkan setelah Nabi SAW berhijrah ke Madinah,
pada tahun kedua Hijriyah. Ada dua pendapat yang berkembang di
kalangan ahli yurisprudensi Islam (fuqaha) tentang siapa yang
pertama kali melaksanakan Syariat wakaf. Menurut sebagian pendapat
ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf
adalah Rasulullah SAW ialah wakaf tanah milik Nabi SAW untuk
dibangun masjid. Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan
oleh Umar bin Syabah dari Amr bin Saad bin Muad, ia berkata:
Dan diriwayatkan dari Umar bin Syabah, dari Umar bin Sa'ad bin Muad
berkata : Kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam Islam?
Orang Muhajirin mengatakan adalah wakaf Umar, sedangkan orangorang Ansor mengatakan adalah wakaf Rasulullah SAW. (Asy-Syaukani:
129).
Dari Ibnu Umar ra. berkata : Bahwa sahabat Umar ra. meperoleh
sebidang tanah di Khaibar, kemudian Umar ra. Menghadap Rasulullah
SAW. untuk meminta petunjuk. Umar berkata: Hai Rasulullah SAW.,
saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya belum mendapatkan
harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku?
Rasulullah SAW. bersabda: Bila engkau suka, kau tahan (pokoknya)
tanah itu, dan engkau sadekahkan (hasilnya). Kemudian Umar
mensadekahkan (tanahnya untuk dikelola), tidak dijual, tidak
dihibahkan dan tidak diwariskan. Ibnu Umar berkata: Umar
menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah) kepada orang-orang
fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil dan tamu.
Dan tidak dilarang bagi yang mengelola (nazhir) wakaf makan dari
hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) atau memberi makan
orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta (HR. Muslim).
Kemudian Syariat wakaf yang telah dilakukan oleh Umar bin
Khaththab disusul oleh Abu Thalhah yang mewakafkan kebun
kesayangannya, kebun Bairaha. Selanjutnya disusul oleh sahabat
Nabi SAW. lainnya, seperti Abu Bakar yang mewakafkan sebidang
tanahnya di Mekkah yang diperuntukkan kepada anak keturunannya
yang datang ke Mekkah. Utsman menyedekahkan hartanya di Khaibar.
Ali bin Abi Thalib mewakafkan tanahnya yang subur. Muadz bin Jabal
mewakafkan rumahnya, yang populer dengan sebutan Dar al-Anshar.
Kemudian pelaksanaan wakaf disusul oleh Anas bin Malik, Abdullah bin
Umar, Zubair bin Awwam dan Aisyah Istri Rasulullah SAW.
Praktek wakaf menjadi lebih luas pada masa dinasti Umayah dan
dinasti Abbasiyah, semua orang berduyun-duyun untuk melaksanakan
wakaf, dan wakaf tidak hanya untuk orang-orang fakir dan miskin saja,
tetapi wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan,
membangun perpustakaan dan membayar gaji para stafnya, gaji para
guru dan beasiswa untuk para siswa dan mahasiswanya. Antusiasme
RUKUN WAKAF
Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya.
Rukun wakaf ada empat yaitu :
(1)
(2)
(3)
(4)
Shighat (pernyataan atau ikrar wakif sebagai
kehendak untuk mewakafkan sebagian harta bendanya).
suatu
Diriwayatkan dari Ibnu Urnar r.a. bahwa Umar bin al Khathab r.a.
memperoleh tanah (kebun) di Khaibar; lalu ia datang kepada Nabi SAW
untuk meminta petunjuk mengenai tanah tersebut. Ia berkata, Wahai
Rasulullah Saya rnemperoleh tanah di Khaibr; yang belum pernah
saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi tanah tersebut;
ap perintah Engkau (kepadaku) mengenainya?
Nabi SAW menjawab: Jika mau, kamu tahan pokoknya dan kamu
sedekahkan (hasil)-nya.
Ibnu Umar berkata Maka, Umar menyedekahkan tanah tersebut,
(dengan mensyaratkan) bahwa tanah itu tidak dijual, tidak di hibahkan
dan tidak diwariskan. Ia menyedekahkan (hasilnya kepada fuqara,
kerabat, riqab (hamba sahaya, orang tertindas), sabilillah, ibnu sabil,
dan tamu. Tidak berdosa atas orang yang mengelolanya untuk
memakan dari (hasil) tanah itu secara ma ruf (wajar) dan memberi
makan (kepada orang lain) tanpa menjadikannya sebagai harta hak
milik.
Rawi berkata Saya menceritakan hadis tersebut kepada Ibnu Sirin,
lalu Ia berkata ghaira mutaatstsilin malan (tanpa menyimpannya
sebagai harta hak milik). (H.R. al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi dan alNasa).
5. Hadis Nabi s.a.w :
"Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a.; Ia berkata Umar r.a. berkata kepada
Nabi SAW, Saya mempunyai seratus saham (tanah, kebun) di Khaibar,
belum pernah saya mendapatkan harta yang lebih saya kagumi
melebihi tanah itu; saya bermaksud menyedekahkannya. Nabi SAW
4.
UANG
BAGI
NAZHIR
Website : http://bwi.or.id
Email : bwi@bwi.or.id
- Kantor :
Gedung Bayt Al-Quran Lantai 2. Jalan Pintu
Utama Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
Telp : 62-21-87799232, 87799311
Fax : 62-21-87799383
Sampai dengan saat ini BWI mendanai pendirian Rumah Sakit Ibu dan
Anak Achmad Wardi BWI Al-Furqon, Serang-Banten.
Perorangan atau lembaga asing boleh berwakaf uang di Indonesia.