Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 ANALISA ABC
Analisis

ABC

adalah

metode

dalam

manajemen

persediaan

(inventory

management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai


investasi yang tinggi.
Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum
Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (18481923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil
(20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie
dari General Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC
dalam klasifikasi barang persediaan.
Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan
peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi kelas-kelas
besar terprioritas, biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara berurutan dari
peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini dinamakan Analisis
ABC. Umumnya kelas A memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai
yang sangat tinggi.
Analisis ABC digunakan untuk menganalisa tingkat konsumsi semua jenis obat.
Analisis ini mengenai 3 kelas yaitu:
a) A (Always)
Obat harus ada karena berhubungan dengan pengendalian dalam pengadaannya. Persentase
kumulatifnya antara 75%-80%. Kelas A tersebut menunjukkan 10%-20% macam persediaan
memiliki 70%-80% dari total biaya persediaan. Hal ini berarti persediaan memiliki nilai jual
yang tinggi sehingga memerlukan pengawasan ekstra dan pengendalian yang harus baik
(Quick, 1997).
b) B (Better)
Kelas B, 20-40% item obat di rumah sakit dengan alokasi dana 10-15% dari keseluruhan
anggaran obat. Persentase kumulatifnya antara 80-95% (Quick, 1997).
c)

C (Control)
Obat mempunyai nilai yang rendah, yaitu sekitar 5% namun jumlah obat sangat banyak,
yaitu mencapai 60%. Karena obat selalu tersedia maka pengendalian pada tingkat ini tidak
begitu berat. Persentase kumulatifnya antara 95%-100% (Quick, 1997).

Tabel. Pareto ABC


Kelompok
A

Jumlah item
10-20 % item

Nilai
80 %

20-40% item

15 %

60% item

5%

1.2 ANALISA VEN


Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan prioritas
pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat. Kategori
dari obat-obat VEN yaitu:
a) V (Vital)
Merupakan obat-obat yang harus ada, yang diperlukan untuk menyelamatkan kehidupan,
masuk dalam kategori potensial life saving drug, mempunyai efek samping withdrawl secara
signifikan (pemberian harus secara teratur dan penghentiannya tidak tiba-tiba) atau sangat
penting dalam penyediaan pelayanan kesehatan. Kriteria nilai kritis obat ini adalah kelompok
obat yang sangat essensial atau vital untuk memperpanjang hidup, untuk mengatasi penyakit
penyebab kematian ataupun untuk pelayanan pokok kesehatan. Pada obat kelompok ini tidak
boleh terjadi kekosongan (Quick,1997).
b) E (Essensial)
Merupakan obat-obat yang efektif untuk mengurangi rasa kesakitan, namun sangat signifikan
untuk bermacam-macam penyakit tetapi tidak vital secara absolut, hanya untuk penyediaan
sistem dasar. Kriteria nilai kritis obat ini adalah obat yang bekerja kausal yaitu obat yang
bekerja pada sumber penyebab penyakit dan yang banyak digunakan dalam pengobatan
penyakit terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolelir kurang dari 48 jam
c)

(Quick,1997).
N (Non Essensial)
Merupakan obat-obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh sendiri dan obat
yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain yang sejenis. Kriteria nilai krisis obat ini
adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan menjadi lebih baik, untuk kenyamanan
atau untuk mengatasi keluhan. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48
jam (Quick,1997).

1.3 ANALISA KOMBINASI ABC VEN


Jenis obat yang termasuk kategori A (dalam analisis ABC) adalah benarbenar yangdiperlukan untuk menanggulangi penyakit terbanyak dan obat
tersebut statusnya harus Edan sebagain V (dari analisa VEN). Sebaliknya jenis
obat dengan status N harusnyamasuk dalam kategori C (Maimun, 2008).
Digunakan untuk menetapkan prioritas pengadaan obat dimana anggaran yang
ada tidak sesuai kebutuhan.

BAB II
ISI
2.1 ANALISA ABC
A. CARA PERHITUNGAN ANALISA ABC
1)

Hitung jumlah dana yang dibutukan untuk masing-masing obat dengan


caramengalikan jumlah obat dengan harga obat.

2) Tentukan rangkingnya mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.


3) Hitung presentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
4) Hitung kumulasi persennya.
5) Perbekalan farmasi kategori A termasuk dalam kumulasi 70%.
6) Perbekalan farmasi kategori B termasuk dalam kumulas 71-90%.
7) Perbekalan farmasi kategori C termasuk dalam kumulasi 90-100%
B. CONTOH SOAL ANALISA ABC SESUAI PROSEDUR
1)

Hitung jumlah dana yang dibutukan untuk masing-masing obat dengan


caramengalikan jumlah obat dengan harga obat.

2) Tentukan rangkingnya mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.

No. Nama Obat


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Metampiron
tablet 500 mg
Ibuprofen
tablet 400 mg
Paracetamol
tablet 500 mg
Kalsium laktat
tablet 500 mg
Amoksisilin
kaplet 500 mg
Kloramfenikol
salep mata 1%
Piridoksin
(Vit.B6) tablet
100 mg
Klorokuin
tablet 150 mg
Asam askorbat
( Vit.C) tablet
50 mg
Garam oralit
200 mL
No urut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kemasan

Jumlah

Harga

Jumlah

No. Urut

Botol/ 1000
Ktk/ 10 x 10
Botol/ 1000
Botol/ 1000
Botol/ 100
Tube 5 g
Botol/ 1000
Botol/ 1000
Botol/ 1000
Ktk 25 sachet

100
20
200
30
500
50
100
50
30
100

(Rupiah)
55.600
19.000
49.500
41.000
28.200
1.600
17.100
65.900
18.700
8.800

harga
5.560.000
380.000
9.900.000
1.230.000
14.100.00
80.000
1.710.000
3.295.000
561.000
888.000

3
9
2
6
1
10
5
4
8
7

Nama Obat

Kemasan Jumlah

Harga

Jumlah

(Rupiah)

harga

28.200
49.500
55.600
65.900
17.100
41.000
8.800
18.700
19.000
1.600

14.100.000
9.900.000
5.560.000
3.295.000
1.710.000
1.230.000
888.000
561.000
380.000

Amoksisilin
kaplet 500 mg
Paracetamol
tablet 500 mg
Metampiron
tablet 500 mg
Klorokuin
tablet 150 mg
Piridoksin
(Vit.B6) tablet
100 mg
Kalsium laktat
tablet 500 mg
Garam oralit
200 mL
Asam askorbat
( Vit.C) tablet
50 mg
Ibuprofen
tablet 400 mg
Kloramfenikol
salep mata 1%

Botol/
100
Botol/
1000
Botol/
1000
Botol/
1000
Botol/
1000
Botol/
1000
Ktk
25
sachet
Botol/
1000
Ktk/ 10 x
10
Tube 5 g

500
200
100
50
100
30
100
30
20
50

80.000
37.704.000

3)
4)
5)
6)
7)

Hitung presentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.


Hitung kumulasi persennya.
Perbekalan farmasi kategori A termasuk dalam kumulasi 70%.
Perbekalan farmasi kategori B termasuk dalam kumulas 71-90%.
Perbekalan farmasi kategori C termasuk dalam kumulasi 90-100%
No

Nama Obat

Urut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Amoksisilin kaplet 500 mg


Paracetamol tablet 500 mg
Metampiron tablet 500 mg
Klorokuin tablet 150 mg
Piridoksin (Vit.B6) tablet 100 mg
Kalsium laktat tablet 500 mg
Garam oralit 200 mL
Asam askorbat ( Vit.C) tablet 50
mg
Ibuprofen tablet 400 mg
Kloramfenikol salep mata 1%

Jumlah

Jumlah

Persentase

Persentase

Harga

Harga

Terhadap

Kumulatif

14.100.00
9.900.000
5.560.000
3.295.000
1.710.000
1.230.000
888.000
561.000
380.000
80.000

Kumulatif
14.100.000
24.000.000
29.560.000
32.855.000
34.565.000
35.795.000
36.683.000
37.244.000
37.624.000
37.704.000

Total Dana
37,39%
26.25%
14,74%
8,73%
4,53%
3,26%
2,35%
1,48%
1%
0,26%

AB
C

37,39%
63,64%
78,83%
87,11%
91,64
94,90%
97,25%
98,73%
99,73%
99,99%

A
A
B
B
C
C
C
C
C
C

2.2 ANALISA VEN


A. PENGGOLONGAN OBAT SISTEM VEN
Penggolongan Obat Sistem VEN dapat digunakan :
1) Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia.
2) Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar diusahakan
tidak terjadi kekosongan obat
3) Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan terlebih dahulu kriteria penentuan VEN. Dlm
penentuan kriteria perlu mempertimbangkan kebutuhan masing-masing spesialisasi.
B. LANGKAH LANGKAH MENENTUKAN VEN
1) Menyusun kriteria menentukan VEN
2) Menyediakan data pola penyakit
3) Standar pengobatan

2.3

No

Nama Obat

VEN

Keterangan

1.

Metampiron tablet 500 mg

10 penyakit terbanyak

2.

Ibuprofen tablet 400 mg

10 penyakit terbanyak

3.

Paracetamol tablet 500 mg

10 penyakit terbanyak

4.

Kalsium laktat tablet 500 mg

penunjang

5.

Amoksisilin kaplet 500 mg

Bekerja kausal

6.

Kloramfenikol salep mata 1%

Bekerja kausal

7.

Piridoksin (Vit.B6) tablet 100 mg

penunjang

8.

Klorokuin tablet 150 mg

Program malaria

9.

Asam askorbat ( Vit.C) tablet 50 mg

Penunjang

10.

Garam oralit 200 mL

Program diare

ANALISA KOMBINASI ABC VEN


Jenis obat yang termasuk kategori A (dalam analisis ABC) adalah benar-benar
yangdiperlukan untuk menanggulangi penyakit terbanyak dan obat tersebut statusnya harus E
dan sebagain V (dari analisa VEN). Sebaliknya jenis obat dengan status N harusnyamasuk
dalam kategori C (Maimun, 2008).
Digunakan untuk menetapkan prioritas pengadaan obat dimana anggaran yang adatidak
sesuai kebutuhan.
Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan obat. Mekanismenya adalah
sebagai berikut:
1)

Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas pertama untuk dikurangi ataudihilangkan
dari rencana kebutuhan, bila dana masih kurang, maka obat kategori NB menjadi prioritas
selanjutnya dan xobat yang masuk kategori NA menjadi prioritas berikutnya. Jika setelah
dilakukan dengan pendekatan ini dana yangtersedia masih juga kurang lakukan langkah

2)

selanjutnya.
Pendekatan sama dengan pada saat pengurangan obat pada kriteria NC, NB, NAdimulai
dengan pengurangan obat kategori EC, EB dan EA (Maimun, 2008).

VA (9)

EA (6)

NA (3)

VB (8)

EB (5)

NB (2)

VC (7)

EC (4)

NC (1)

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Analisis

ABC

adalah

metode

dalam

manajemen

persediaan

(inventory

management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai


investasi yang tinggi.
Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan
peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi kelas-kelas
besar terprioritas, biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara berurutan dari
peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini dinamakan Analisis
ABC.
Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan prioritas
pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat.
Analisa kombinasi ABC VEN Digunakan untuk menetapkan prioritas pengadaan
obat dimana anggaran yang adatidak sesuai kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Maimun, Ali. 2008. Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode
Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder point terhadap Nilai Persediaan dan
Turn Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal (Tesis).
Universitas Diponegoro. Semarang.
Quick dkk, J.D., Hume, M.L., Rankin, J.R.,OConnor, R.W., 1997, Managing Drug Supply,
Management Sciences for Health, 7th printing, Boston, Massachussets.

Vous aimerez peut-être aussi