Vous êtes sur la page 1sur 20

http://aghamisme.blogspot.co.id/2014/12/kerangka-karangan-danpenulisan-karya.

html
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah
tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah
seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya
itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi
lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi
(tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil,
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan
kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan Karya Ilmiah

Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil


penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan
metodologis.

Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak


hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu
menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang
ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana


transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau
orang-orang yang berminat membacanya.

Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa


dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya
ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan
pendidikan dari jurusannya.

Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah Bagi Penulis

Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.

Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.

Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.

Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.

Memperoleh kepuasan intelektual.

Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Sebagai bahan
selanjutnya.

acuan/penelitian

pendahuluan

untuk

penelitian

Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan. Kerangka karngan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapih dan
lengkap di sebut outline final.
Sebelum membuat kerangka karangan perlu kita susun selangkah agar
tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar di tengah
jalan.karangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi
beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.kerangka belum tentu sama
dengan daftar isi,atau uraian per bab.Kerangka ini merupakan catatan kecil
yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap
yang sempurna.
Manfaat kerangka karangan

Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan


karangannya,dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide
sampai 2 kali,serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang
telah di tetapkan.

Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau


menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.

Bila kerangka karangan telah tersusun rapi,berarti separuh karangan


sudah selesai karena semua ide sudah dikumpul,dirinci dan diruntun
dengan teratur.pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimat saja
untuk membunyikan ide dan gagasannya.

Kerangka
karangan
merupakan
miniatur
dari
keseluruhan
karangan.melalui kerangka karangan ,pembaca dapat melihat intisari
ide serta struktur suatu karangan.

Nah setelah itu baru kita buat ketangka karya ilmiahnya. Kerangka karya
ilmiah terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan
10.
BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud
dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11.

BAB II Tinjauan Pustaka

12.
BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek
penelitian, ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian,
prosedur penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis data,
tempat dan waktu penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

14.

BAB V Kesimpulan dan Saran

15.

Daftar Pustaka

16.

Lampiran

Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain :


1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data
3. Tahap Pengorganisasian
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep
5. Tahap Penyajian
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan dilakukan:
Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan.

Topik yang akan di pilih harus ada di sekitar penulis.

Topik yang di gunakan merupakan topik paling menarik.

Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.

Memilki data dan fakta yang obyektif serta mencukupi.

Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.

Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa


dijadikan referensi.

Pembatasan topik atau penentuan judul.

Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah


dilakukan.

Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah atau


setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.

Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan


yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa),
who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).

Pembuatan kerangka karangan (outline).

Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.

Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi


tumpang tindih dalam penulisannya.

Pembuatan rencana daftar isi dari karya ilmiah.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi.

Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah


yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.

Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan


dijadikan tema dari karya ilmiah.

Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.

3. Tahap Pengorganisasian

Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang


akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi
kembali lalu dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.

Pengkonsepan karya ilmiah dilakukuan sesuai dengan urutan dalam


kerangka karangan yang telah ditetapkan.

4. Tahap Pemeriksaan atau Penyuntingan Konsep (Editing)


Tahap ini bertujuan untuk :

Melengkapi data yang dirasa masih kurang.

Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak
cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.

Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari


penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang
tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.

Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk


menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam
penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian
paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD

5. Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :

Segi kerapian dan kebersihan.

Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal


pada halaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar
grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.

Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal


standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan
penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.

Demikian pengertian kerangka karangan dan penulisan karya ilmiah, semoga


bermanfaat.
https://www.academia.edu/8361250/MENULIS_KESIMPULAN_YANG_BAIK_DAN_BENA
R_PADA_MAKALAH_ATAU_KARYA_TULIS_ILMIAH

https://anisaaoctavia.wordpress.com/2013/12/29/penjelasan-mengenai-plagiat/

PENJELASAN MENGENAI PLAGIAT


December 29, 2013 | Anisa Octavia

Plagiat itu sendiri merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh
nilai untuk suatu karya ilmiah , dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya
ilmiah orang lain , tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas No 17
tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 ).
Definisi Plagiarisme
Plagiarisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah penjiplakan yang melanggar hak
cipta, yaitu hak seseorang atas hasil penemuannya yang dilindungi oleh undang-undang. Plagiat
adalah pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan / pendapat sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya
sendiri. Orang yang melakukan plagiat disebut plagiator atau penjiplak. Plagiarisme atau plagiat
dapat terjadi karena tak disengaja, misalnya karena kurang memahami tatakrama pengutipan atau
perujukan gagasan atau pendapat orang lain, atau bisa juga karena keterbatasan pelacakan
sumber-sumber informasi dari literatur-literatur ilmiah. Oleh sebab itu, setiap penulis harus
berusaha maksimal untuk memastikan bahwa karya tulisnya bukan buah karya orang lain. Dalam
karya tulis penelitian banyak informasi dan gagasan-gagasan dari kerja peneliti lain (yang
terdahulu) dimasukkan ke dalamnya. Tujuan pemasukan informasi dan gagasan-gagasan dari
karya tulis peneliti lain, sebagaimana diuraikan sebelumnya adalah untuk melakukan tinjauan
atas hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya, sekaligus untuk menyoroti kelemahan-kelemahan
yang ditemukan. Atau sebaliknya, pemasukan tersebut bermaksud untuk memperkukuh
pernyataan atau gagasan itu dengan membeberkan sejumlah bukti-bukti ilmiah yang baru dari
hasil penelitian yang dilakukan. Semua gagasan dan pendapat yang dirujuk itu harus ditampilkan
dengan jelas dalam tulisan sehingga mereka terlihat sebagai karya orang lain dan bukan karya
sendiri. Dalam karya tulis ilmiah, informasi atau karya orang lain yang dirujuk tidak hanya
muncul dalam bentuk kalimat biasa tetapi juga dalam bentuk rumus matematik, angka-angka
yang dituangkan dalam tabel-tabel, gambar atau foto-foto. Hal lain yang harus dicamkan ialah
agar informasi atau gagasan-gagasan orang lain yang dimasukkan dalam karya tulis yang akan
dibuat harus tepat seperti yang dimaksudkan pemilik gagasan asli. Dengan kata lain, penulis
jangan salah mengartikan pendapat orang lain yang akan dimasukkan dalam karya tulisnya.
Untuk menghindari hal itu, sebelum merujuk gagasan atau pendapat tersebut, si peneliti harus

terlebih dahulu memahami betul arti dari pernyataan atau tulisan penulis aslinya, kalau perlu
dengan membacanya berulang-ulang atau dengan mendiskusikannya dengan rekan lain yang
mengerti masalah itu.Semua ide atau pendapat dari peneliti lain yang dimasukkan dalam karya
tulis seharusnya disebutkan sumbernya dan disebutkan kontributornya. Apabila hal itu tidak
dilakukan maka penulis karya tulis tersebut dapat dicap melakukan tindakan plagiat.Selain
gagasan dan pendapat dalam bentuk tulisan, ada juga gagasan dan pendapat dalam bentuk lisan.
Misalnya, seorang penulis berdiskusi dengan ahli di bidang tertentu untuk mendapatkan
informasi atau gagasan yang bermanfaat dari ahli tersebut. Apabila informasi atau gagasan itu
dimunculkan dalam karya tulisnya, penulis tersebut harus menghargai dan mengakuinya dengan
mencantumkannya sebagai komunikasi pribadi (private communication) pada daftar pustaka /
referensi dari karya tulis tersebut. Plagiarisme tidak begitu gampang dihindarkan, terlebih dalam
dunia penelitian yang semakin kompetitif saat ini. Dalam diskusi antar kolega yang melibatkan
sejumlah peneliti, ide-ide segar bisa saja muncul yang mungkin tidak kita sadari nilai
strategisnya saat itu. Barangkali beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian bisa saja salah
seorang dari teman diskusi tadi diam-diam mengembangkan ide yang dilontarkan itu.
Ciri Ciri Plagiat:
Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri
Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asalusulnya
Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan
pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya
dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil
persis dari tulisan lain
Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya
Yang tidak tergolong plagiarisme:
Menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan
memberikan sumber jelas.

Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan
dan menuliskan sumbernya.
Plagiarisme dalam literatur terjadi ketika seseorang mengaku atau memberi kesan bahwa ia
adalah penulis asli suatu naskah yang ditulis orang lain, atau mengambil mentah-mentah dari
tulisan atau karya orang lain atau karya sendiri (swaplagiarisme) secara keseluruhan atau
sebagian, tanpa memberi sumber.
Akademis
Selain masalah plagiarisme biasa, swaplagiarisme juga sering terjadi di dunia akademis.
Swaplagiarisme adalah penggunaan kembali sebagian atau seluruh karya penulis itu sendiri tanpa
memberikan sumber aslinya. Menemukan swaplagiarisme sering kali sulit karena masalahmasalah hukum yang berkaitan dengan fair use. Beberapa organisasi profesional seperti memiliki
kebijakan untuk menangani hal ini.
Contoh :
James A. Mackay, seorang ahli sejarah Skotlandia, dipaksa menarik kembali semua buku
biografi Alexander Graham Bell yang ditulisnya pada 1998 karena ia menyalin dari sebuah buku
dari tahun 1973. Ia juga dituduh memplagiat biografi Mary Queen of Scots, Andrew Carnegie,
dan Sir William Wallace. Pada 1999 ia harus menarik biografi John Paul Jones tulisannya dengan
alasan yang sama
Ahli sejarah Stephen Ambrose dikritik karena mengambil banyak kalimat dari karya penulispenulis lain. Ia pertama dituduh pada 2002 oleh dua penulis karena menyalin sebagian tulisan
mengenai pilot-pilot pesawat pembom dalam Perang Dunia II dari buku karya Thomas Childers
The Wings of Morning dalam bukunya The Wild Blue. Setelah ia mengakui plagiarisme ini,New
York Times menemukan kasus-kasus plagiarisme lain.
Penulis Doris Kearns Goodwin mewawancarai penulis Lynne McTaggart dalam bukunya dari
tahun 1987, The Fitzgeralds and the Kennedys, dan ia menggunakan beberapa kalimat dari buku
McTaggart mengenai Kathleen Kennedy. Pada 2002, ketika kemiripan ini ditemukan, Goodwin
mengatakan bahwa ia mengira bahwa rujukan tidak perlu kutipan, dan bahwa ia telah
memberikan catatan kaki. Banyak orang meragukannya, dan ia dipaksa mengundurkan diri dari
Pulitzer Prize board.
Seorang ahli matematika dan komputer Dnu Marcu mengaku telah menerbitkan lebih dari
378 tulisan dalam berbagai terbitan ilmiah. Sejumlah tulisannya ditemukan sebagai tiruan dari
tulisan orang lain.
Sebuah komite penyelidikan University of Colorado menemukan bahwa seorang profesor etnis
bernama Ward Churchill bersalah melakukan sejumlah plagiarisme, penjiplakan, dan pemalsuan.
Kanselir universitas tersebut mengusulkan Churchill dipecat dari Board of Regents.
Mantan presiden AS Jimmy Carter dituduh oleh seorang mantan diplomat Timur Tengah

Dennis Ross telah menerbitkan peta-peta Ross dalam buku Carter Palestine: Peace, Not
Apartheidtanpa izin atau memberi sumber.
Contoh Plagiat Fiksi :
Helen Keller dituduh pada 1892 menjiplak cerita pendek The Frost King dari karya Margaret T.
Canby The Frost Fairies. Ia diadili di depan Perkins Institute for the Blind, dan dibebaskan
dengan selisih satu suara. Ia menjadi paranoid akan plagiarisme sejak itu dan khawatir bahwa ia
telah membaca The Frost Fairies namun kemudian melupakannya.
Alex Haley dituntut oleh Harold Courlander karena sebagian novelnya Roots dituduh meniru
novel Courlander The African.
Dan Brown, penulis The Da Vinci Code, telah dituduh dan dituntut karena melakukan
plagiarisme dua kali.
Novel pertama Kaavya Viswanathan How Opal Mehta Got Kissed, Got Wild and Got a Life,
dilaporkan mengandung jiplakan dari setidaknya 5 novel lain. Semua bukunya ditarik dari
peredaran, kontraknya dengan Little, Brown, and Co. ditarik, dan sebuah kontrak film dengan
Dreamworks SKG dibatalkan.
UU tentang plagiat serta sanksi-sanksi untuk para plagiator :
Peraturan keperdataan yang berkaitan dengan kasus :
KUHPer :
Pasal 529 KUHPer
Pasal 548 KUHPer
Pasal 557 KUHPer
Pasal 570 KUHPer
Pasal 572 KUHPer
Pasal 584 KUHPer
Pasal 612 KUHPer
UU nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta :
Pasal 2 ayat (1)
Pasal 3 ayat (1),(2)
Pasal 12
Pasal 15
Pasal 26 ayat (1)
Sanksi Plagiat (UU No. 20/2003) :
Lulusan PT yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau
vokasi terbukti merupakan jiplakan:
Pencabutan gelar (Pasal 25 ayat 2).

Dipidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak 200 juta rupiah
(Pasal 70).
Hak Cipta :
Memberi perlindungan terhadap karya cipta di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan.
Timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan.
Dianggap sebagai benda bergerak.
Dapat beralih atau dialihkan.
Ciptaan yang tidak diketahui penciptanya, hak ciptanya adalah pada Negara.
Sanksi Pidana Pelanggaran Hak Cipta :
Pidana penjara paling singkat satu bulan dan/atau denda paling sedikit 1 juta rupiah, atau
pidana penjara paling lama 7 tahun dan/atau denda paling banyak 5 milyar rupiah.
Bentuk Ciptaan yang Dilindungi :
Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (layout) terbitan, dan karya tulis lain;
Ceramah, kuliah, pidato dan sejenis;
Alat peraga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
Lagu atau musik dgn atau tanpa teks;
Drama atau drama musikal, tari, koregografi, pewayangan dan pantomim;
Seni rupa (seni lukis, gambar, ukir, kaligrafi, pahat, patung, kolase, dan seni terapan;
Arsitektur;
Peta;
Seni batik;
Fotografi;
Sinematografi; dan
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain hasil pegalihwujudan.
Ruang Lingkup HAKI :
Hak cipta dan hak-hak berkaitan dgn hak cipta;
Merek;
Indikasi geografis;
Rancangan industri;
Paten;
Desain layout dari rangkaian elektronik terpadu;
Perlindungan thd rahasia dagang; dan
Pengendalian praktek-praktek persaingan tdk sehat dalam perjanjian lisensi.
Cara Menghindari Plagiat :
Cantumkan dua tanda petik () pada pernyataan yang berasal langsung dari naskah asli dan
cantumkan sumbernya dengan benar;

Tulis ulang (paraphrase); dan


Cantumkan sumbernya dengan benar.
Cara Melakukan Paraphrase :
Baca ulang secara cermat, singkirkan naskah aslinya;
Gunakan kata-kata dan ide anda sendiri dalam merangkai kalimat;
Urutkan pemikiran anda dan utarakan ide tersebut; dan
Periksa ulang parapharase anda, bandingkan dengan naskah asli, pastikan tidak menggunakan
kata/istilah yang sama, dan informasi yang akan disampaikan tepat.
Yang Termasuk Kutipan :
Ringkasan (summary);
Ungkapan dengan kata-kata sendiri (paraphrase);
Kutipan (quotation); dan
Statistik dan grafik.
Yang Bukan Kutipan :
Pengetahuan umum (common sense);
Kesimpulan anda sendiri;
Fakta-fakta yang dapat ditemukan pada berbagai sumber; dan
Istilah standar (standard term)
Kesimpulan :
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya plagiat-plagiat di Indonesia, beberapa faktor ini
mungkin adalah faktor yang paling utama makin maraknya perbuatan menjiplak suatu karya
yang dibuat oleh orang lain atau yang biasa dikenal plagiat. Faktor yang pertama dari lemahnya
penindakan dan pencegahan serta masih kurangnya publikasi atau penyebaran informasi tentang
bahaya dari perbuatan plagiat tersebut oleh pemerintah kepada masyarakat. Penindakan dan
pencegahan yang dilakukan oleh aparat-aparat penegak hukum terhadap plagiator harus
dilakukan dengan penuh keseriusan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negeri ini agar
dapat mengurangi serta menghapus tindakan plagiat tersebut. Faktor kedua, masih kurangnya
kesadaran masyarakat untuk melaporkan adanya tindakan plagiat, masyarakat di Indonesia
cenderung masih permisif dan kurang responsif dengan tindakan yang dilakukan oleh para
plagiator. Perbuatan menjiplak karya orang lain tanpa seizinnya atau yang biasa dikenal dengan
plagiat masih dianggap sebagai suatu tindakan yang spele dan sudah jelas melanggar ketentuan
yang berlaku di negara ini. Keadaan permisif ini yang akan makin memperbanyak adanya
plagiator-plagiator di Indonesia yang hasilnya tidak bisa dipertanggung jawabkan ke absahannya.
Banyak pihak yang akan dirugikan dengan adanya perbuatan plagiat tersebut. Menurut saya
solusinya yaitu semua tindakan yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku di negara ini
termasuk plagiat bisa dikurangi dan dihapuskan jika pemerintah serius dalam memberikan

perlindungan terhadap tiap-tiap warganya. Dan masyarakat yang merasa dirugikan dan telah
menjadi korban dari plagiator tersebut sebaiknya melaporkannya kepada aparat penegak hukum.

http://fkm.unsri.ac.id/index.php/component/content/article/2-berita/82-menghindari-plagiarisme-d

Menghindari Plagiarisme dalam karya tulis


Ditulis oleh Sunyoto
Selasa, 19 April 2011 01:46

Dunia maya yang dengan segala kemudahannya dan tanpa aturan yang mengikat, sangat rentan
terhadap tindakan plagiat atau plagiarisme. Di kalangan mahasiswa, tindakan plagiat sering dilakukan,
seperti pada pembuatan laporan, karya tulis, tugas essay, dan lain sebagainya. Penulis sendiri mengaku
pernah melakukan hal tersebut karena alasan ketidaktahuan. Padahal, sejatinya tindakan plagiat ini
merupakan sebuah pelanggaran hukum yang dapat dikenakan sangsi bagi siapapun yang melakukannya
baik itu dengan disengaja maupun tidak di sengaja.
Ketidaktahuan merupakan salah satu alasan utama terjadinya tindakan plagiarisme ini dalam masyrakat
luas, seperti halnya pengalaman yang pernah dialami penulis. Ketidaktahuan ini sebenarnya merupakan
hal yang lumrah, karena tidak ada pelajaran/pengetahuan yang diberikan secara khusus kepada pelajar
mengenai salah satu pokok bagian dari implementasi HaKI ini. Dalam tulisan ini saya khusus membahas
mengenai pokok-pokok utama menghindari tindakan plagiat. Saya mencoba sedikit berbagi ilmu bagi
teman-teman dan juga buat saya sendiri guna menghindarkan kita semua dari tindakan pelanggaran
hukum. Sebagai masyarakat yang terdidik dan beretika serta moral wajib hukumnya untuk kita untuk
memahami pokok HaKI ini.
Plagiarisme
Sebelumnya bagi teman-teman yang ingin tahu lebih jauh mengenai HaKI silakan saja klik disini.
Plagiarisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tindakan/perbuatan yang
mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya oran lain dan menjadikannya karya sendiri
tanpa sepengatahuan atau izin sang pemiliknya. Untuk itu tindakan ini digolongkan sebagai tindakan
pidana, yaitu pencurian terhadap hasil karya/ kekayaan intelektual milik orang lain. Bagi mahasiswa,
kecenderungan penyalahgunaan yang terjadi adalah hanya sekedar copy paste (copas) file/artikel/file
yang mereka temukan lewat searcher Google. Tanpa mereka sadari bahwa tindakan yang mereka anggap
sepele itu adalah sebuah tindakan pelanggaran hukum
Sebelum kita masuk pada langkah-langkah menghindari plagiarisme, terlebih dahulu kita ketahui apa
saja contoh dari plagiarisme itu.

1.

Copy paste (copas) tulisan/artikel/posting milik orang lain yang diperoleh dari internet
tanpa mencantumkan nama pemilik karya cipta tersebut.

2.

Mengganti nama pemilik karya tulis dengan nama sendiri atau nama lain dalam tulisan
yang disalin/disitasi.

3.

Menyalin sama persis tulisan orang lain dalam tulisan yang kita buat, tanpa ada sedikitpun
perbedaan kata.

4.

Menggunakan ide milik orang lain berupa gambar, foto, video, audio, grafik, tabel dan
sebagainya tanpa mencantumkan sumber aslinya.

5.

Menuliskan hasil penelitian orang lain dengan menggunakan kalimat sendiri tanpa
mencantumkan sumber atau nama pemilik karya/hasil penelitian tersebut.

6.

Membeli hasil karya orang lain kemudian menyebarluaskan hasil karya tersebut atas nama
pribadi.

7.

Mengubah hasil karya orang lain berupa tulisan tanpa seizin dari pemiliknya.

8.

Dan masih banyak lagi contoh pencurian hak kekayaan intelektual orang lain berupa tulisan
lainnya, yang tidak mencantumkan nama pemilik sahnya untuk kemudian disebar luaskan
kepada orang lain.

Sedangkan hal-hal tidak memerlukan sitasi diantaranya adalah sebagai berikut ini.
- Pengetahuan umum, yaitu pengetahuan yang sudah diketahui secara luas oleh masyarakat dan dapat
ditemukan dalam banyak sumber, tanpa harus didahului dengan suatu penelitian.
- Tanggal bersejarah, yaitu informasi yang diketahui sebagai informasi umum oleh masyarakat luas
sebagai hari bersejarah.
- Teori dan argumen yang dikenal secara umum, yang menjadi perbincangan masyrakat luas, sehingga
tidak dapat diklaim sebagai milik pihak tertentu.
- Peribahasa yang umum, dimana peribahasa ini telah dikenal sejak lama sehingga tidak diketahui siapa
yang menciptakan.
Sumber: English Club.com
Sekalipun penegakan hukum terhadap pelanggaran di atas masih belum serius digalakkan di Indonesia,
yang membuat aksi plagiarisme masih terus berkembang pesat, namun sudah ada peraturan terkait
dengan tindak pidana tersebut.
Berdasarkan UU No.20/2003, sanksi atas tindakan plagiarisme adalah sebagai berikut:
1. Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik,
profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya (pasal 25 ayat 2)
2. Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau
vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan
pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).

Sumber: Yayasan Rumah Ilmu Indonesia


Hukuman di atas merupakan hukuman riil/nyata yang akan diterima oleh pelaku plagiarsime
berdasarkan norma hukum. Padahal tindakan plagiarisme tidak hanya melanggar nilai-nilai hukum,
melainkan juga nilai sosial masyrakat. Pelaku yang ketahuan melakukan tindakan plagiarisme juga akan
mendapatkan hukuman dari llingkungan sekitarnya, misalnya dicap negatif buruk sebagai penjiplak
oleh dosen/guru/atasannya karena hasil karyanya bukan murni buah hasil pemikirannya sendiri.
Bagaimana Menghindari Plagiarisme?
Setelah mengetahui apa itu plagiat beserta contoh-contoh dan sanksi atas pelanggaran tersebut, tidak ada
alasan lagi buat kita semua untuk tidak tahu menahu mengenai langkah-langkah menghindari tindakan
plagiarisme. Disini saya akan membagikan sedikit tips untuk menghindari perbuatan yang melanggar
hukum tersebut. Sebenarnya ada banyak cara dalam melakukan sitasi untuk menghindari sitasi, di
antaranya dengan menggunakan sistem Modern Language Association, yang digunakan di luar negeri,
sedangkan di Indonesia kita dapat menggunakan metode yang biasa kita dapatkan dalam Bahasa
Indonesia, yaitu tentang teknik melakukan sitasi. Dan berikut ini cara melakukan sitasi secara umum.
1. Membuat kutipan langsung, yaitu dengan cara menyalin kalimat, frase, atau salah stu bagian dari teks
secara langsung dengan kata-kata yang sama persis disertai dengan tanda petik. Akan tetapi yang perlu
diperhatikan adalah bahwa kalimat yang kita salin tidak boleh terlalu banyak, cukup berupa
ringkasannya saja, untuk kemudian dijelaskan dengan menggunakan kalimat sendiri.
2. Membuat Parafrase Teks, yaitu menuliskan kembali bagian dari teks dari sumber yang akan kita
masukan dalam karya tulis kita, namun ditulis dengan kata-kata sendiri, selanjutnya cantumkan nama
pengarang/pemilik ide yang kita gunakan. Yang perlu diperhatikan dalam prafrase ini adalah tidak
boleh adanya sedikitpun persamaan kata antara sumber dengan tulisan kita, namun apa yang kita
tuliskan harus tetap memiliki makan yang sama dengan sumber aslinya. Untuk itu perlu dilakukan
pemahaman terhadap sumber yang akan disitasi dengan cara membaca sumber tersebut berulang-ulang
sehingga kita dapat mengerti maknanya dan dapat menuliskannya dengan kalimat/kata kita sendiri.
Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam menghindari plagiarisme adalah dengan membuat
sitasi, atau penulisan sumber yang digunakan dalam karya tulis kita. Sitasi tersebut dibagi menjadi dua
macam, yang keduanya saling berkaitan satu sama lainnya.
1. Sitasi dalam Teks
Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang lain langsung dalam teks yang kita tulis dimana
buah pikiran berupa ide, pendapat, ataupun teori orang lain tersebut kita gunakan. Pencantuman
dilakukan dengan berbagai macam cara seprti menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut,
serta halamannya, ataupun dengan metode lain seperti hanya mencantumkan nama belakang serta
halamannya saja. Apabila sitasi yang yang kita lakukan berasal dari sumber di dunia maya (website
ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama pencipta jika ada, disertai dengan alamt

lengkap (link) dari sumber tersebut.


2. Daftar Pustaka
Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan dapat dilakukan di akhir karya tulis berupa
daftar pustaka, dengan menuliskan secara detail sumber yang kita gunakan dalam sitasi. Untuk
teknisnya kurang lebih hampir sama dengan sitasi langsung dalam teks, hanya saja sumber dituliskan
lebih detail, meliputi nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta lokasi
penerbitannya jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print out)
Sedikit tulisan di atas sekiranya dapat membuka pengetahuan ktia lebih luas, meskipun sudah banyak
teman-teman yang memperoleh pengetahuan ini lebih dahulu. Bagi penulis sendiri, ringkasan di atas
tentu menjadi pelajaran untuk menghasilkan karya tulis yang lebih baik di masa yang akan datang.
Harapan saya, semoga informasi ini berguna bagi semua pembaca, mengingat akan pentingnya
pengetahuan mengenai plagirisme dalam karya tulis ini di tengah maraknya pembajakan Hak Kekayaan
Intelektual di negara ini. Semoga kita semua bisa saling menghargai hasil pemikiran milik oang lain, dan
berusaha semampu kita untuk menghasilkan karya-karya baru yang juga bermafaat bagi orang lain.

https://blog.gamatechno.com/5-tips-menghindari-plagiarisme-dalam-menulis/

5 Tips Menghindari Plagiarisme dalam Menulis


Written by gtBlogger on October 1, 2015 in Smart Campus

Plagiarisme dalam karya tulis adalah salah satu bentuk pelanggaran berat di ranah akademik.
Bahkan, saking seriusnya permasalahan ini, sanksi bagi pelanggarnya tidak main-main. Mulai
dari tugas yang tidak dinilai hingga dikeluarkan dari suatu institusi pendidikan. Plagiarisme
bukan hanya perkara sederhana. Seringkali, orang melakukannya secara tidak sadarbahkan bagi
mereka yang sudah bertahun-tahun menggeluti karya tulis.
Ada beberapa jenis plagiarisme yang harus diketahui terlebih dahulu. Pertama adalah plagiarisme
secara langsung, jenis ini sangat mungkin ditemukan apabila seseorang hanya melakukan copypaste dari pekerjaan orang yang sudah tersedia sebelumnya tanpa mencantumkan sumber.
Kedua, plagiarisme sebagian, artinya meskipun sudah melakukan parafrase namun masih
terdapat beberapa kalimat yang identik dengan sumber aslinya dan tidak mencantumkan sitasi.
Ketiga, plagiarisme ringan karena parafrase yang telah dilakukan belum mencantumkan sumber
asli. Keempat, plagiarisme yang terjadi sebab sumber yang digunakan tidak mencukupi atau
sangat minim. Berikut ini tips menghindari plagiarisme dari Gamatechno.
1. Sertakan sitasi
Ketika seseorang menggunakan gagasan, informasi, pun opini yang bukan buah pikir sendiri,
sitasi adalah sebuah keharusan. Hal tersebut juga berlaku meskipun penulis tidak menggunakan
kata-kata yang sama persis. Penyertaan sitasi di sini artinya penulis harus memberikan
keterangan dari mana informasi yang dituliskan didapat.
Sumber tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau rekaman audio/visual, namun juga
sitasi untuk gagasan dari internet juga harus dicantumkan. Penulisan sitasi juga penting untuk
dilakukan ketika penulis merasa ragu dengan keakuratan informasi yang disajikan. Sitasi dapat
berupa body note maupun foot note.
2. Catat berbagai sumber daftar pustaka sejak awal
Daftar pustaka adalah salah satu kewajiban yang tidak boleh dilupakan ketika menulis karya
tulis. Sayangnya, masih ada yang baru mendata ulang daftar pustaka setelah tulisan selesai. Hal

seperti itu tidak salah, namun sangat berpotensi untuk melewatkan satu, dua, atau beberapa
sumber sekaligus. Dalam artian, sitasinya telah tercantum di body note atau foot note namun
luput dalam daftar pustaka. Dengan mendata apa saja sumber yang dipakai sejak awal, kesalahan
bisa diminimalisir, pun akan sangat membantu dalam penyusunan daftar pustaka.
3. Lakukan parafrase
Tulisan yang hanya menggunakan kutipan langsung lebih berpotensi dianggap melakukan
plagiarisme. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan parafrasemenggunakan susunan
kalimat sendiridari sumber asli dengan tetap mencantumkan sitasi. Parafrase juga lebih mudah
untuk dilakukan sebab formatnya tidak serumit jika menggunakan cara pengutipan langsung.
4. Lakukan interpretasi
Untuk memperkuat gagasan yang disampaikan, terkadang ada pendapat yang harus dijadikan
bahan pembanding atau dipinjam. Dalam hal ini, bisa jadi analisisnya terlalu rumit maupun
butuh interpretasi tambahan. Interpretasi dilakukan seperlunya.
5. Gunakan aplikasi antiplagiarisme
Terakhir, apabila penulis masih merasa khawatir dengan hasil akhir karya tulisnya, aplikasi
antiplagiarisme dapat dicoba. Misalnya menggunakan aplikasi gtPlagiarismTest. Dengan aplikasi
antiplagiarisme, tulisan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang sudah
terbit sebelumnya. Aplikasi akan menunjukkan berapa persen tingkat kemiripan yang ditemukan.
Itulah lima tips menghindari plagiarisme versi Gamatechno. Plagiarisme memang menjadi
momok yang menakutkan di ranah akademik. Cara terbaik untuk terhindar adalah dengan tetap
berhati-hati dalam mengolah informasi. (anas)
http://lib.kemenperin.go.id/neo/download.php?what=ebook&id=Resensi%20Buku
%20Pegangan%20Gaya%20Penulisan%20Karya%20Ilmiah%20Indonesia_Mien%20A
%20Rifai.pdf
http://www.sps.itb.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/Etika%20Ilmiah%20dan
%20Plagiasi.pdf
http://www.fali.unsri.ac.id/userfiles/ETIKA%20AKADEMIS%20PENULISAN(1).ppt
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34761583/PENULISAN_KESIMP
ULAN_YANG_BAIK_dan_BENAR.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1475112243&Signature=9uiF
5frqDcM%2FTDqlPZHbZzhcFy4%3D&response-content-disposition=attachment%3B
%20filename%3DMENULIS_KESIMPULAN_YANG_BAIK_DAN_BENAR_P.pdf

http://www.forda-mof.org/files/Etika_Penulisan_Ilmiah_sutopo_2014_1.pdf

Vous aimerez peut-être aussi