Vous êtes sur la page 1sur 13

Lp;KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Alloh Subhanahu wa Taala. Kepada-Nya kita memuji
dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan kebatilan.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh Subhanahu wa Taala, maka tak seorang pun dapat
menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya maka tak seorang pun dapat member
petunjuk kepadanya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahualaihiwasallam, keluarga, sahabat, juga pada orang-orang yang
senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya Alhamdulillah makalah yang berjudul Asal-usul
ras nenek moyang ini dapat diselesaikan dengan baik. Banyak sekali kekurangan kami sebagai
penyusun makalah ini, baik menyangkut isi atau yang lainnya. Mudah-mudahan semua itu dapat
menjadikan cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan
datang.

Duri, September 2016


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mempelajari

bagaimana

menarik.Kahidupan

kehidupan

manusia

dimasalalu

dari

jaman

merupakan
kezaman

kegiatan
senantiasa

yang

amat

mengalami

perkembangan.Kehidupan manusia pada jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di
pelajari melalui berbagai temuan fosil dan artefak sisa kehidupan dimasa lalu.Kehidupan
manusia purba adalah kehidupan yang amat sederhana. Manusia purba hidup dan memenuhi
kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu, berpindah pindah dari satu empat ketempat lain
(nomaden). Pada masa pra sejarah manusia belum mengenal tulisan sehingga masa ini di sebut
dengan masa pra aksara.Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini, bumi telah banyak
sekali mengalami perubahan dan perkebangan.Diperkirakan bumi saat ini telah berusia kurang
lebih 2.500 juta tahun.Para ahli geologi membagi masa perkembangan bumi mejadi beberapa
zaman yaitu arkeozoikum, paleozoikum, mesozoikum, neozoikum.
Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu
menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu
sejarah

menurut

Kuntowijoyo

meliputi

perkembangan,

keberlanjutan/kesinambungan,

pengulangan dan perubahan.


Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara
berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari
bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di
Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di
kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul.
Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota
metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia?

2. Bagaimana Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia?


3. Bagaimana Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara?
4. Bagaimana Perkembangan Teknologi dan Hasil Budaya Praaksara Indonesia?
1.3 Tujuan Dan Manfaat

1. Untuk mengetahui dan lebih memahami Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.


2. Untuk mengetahui dan lebih memahami Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa
Indonesia
3. Untuk mengetahui dan lebih memahami Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara.
4. Untuk mengetahui dan lebih memahami Perkembangan Teknologi dan Hasil Budaya
Praaksara Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Manusia Purba
A.Jenis Pithecanthropus
1. Pithecanthropus Erectus
Jenis manusia purba ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada tahun
1891.Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang bagian atas tengkorak, geraham dan tulang
kaki.Fosil ini ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.Pithecanthropus Erectus berarti
manusia kera yang berjalan tegak.
Ciri-ciri
a. Tinggi badan sekitar 165 180 cm
b. Volume otak berkisar antara 750 1350 cc
c. Bentuk tubuh & anggota badan tegap
d. Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
e. Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
f. Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
g. Bentuk hidung tebal
h. Bagian belakang kepala tampak menonjol
i. Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
2. Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis itu artinya manusia kera dari Mojokerto disebut juga
Pithecanthropus Robustus. Pithecanthropus Mojokertensis ini salah satu jenis pithecanthropus
yang ditemukan Ralph von Koeningswald di Mojokerto tahun 1936 Disebut juga
Pithecanthropus Robustus.
Ciri- ciri :
a. Tinggi antara 165- 180
b. Badan tegap, tidak setegap Meganthropus
c. Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus

d. Hidung lebar dan tonjolan di kening melintang sepanjang pelipis


e. Tidak berdagu
f. Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan
g. Umurnya diperkirakan 30.000- 2 juta tahun.
B. Jenis Meganthropus
1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus berarti manusia raksasa dari Pulau Jawa.Jenis manusia
purba ini ditemukan di Sangiran oleh von Koenigswald tahun 1936-1941.
Ciri-ciri
a. Memiliki tulang pipi yang tebal
b. Memiliki otot kunyah yang kuat
c. Memiliki tonjolan kening yang mencolok
d. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
e. Tidak memiliki dagu
f. Memiliki perawakan yang tegap
g. Memakan jenis tumbuhan
h. Masa hidupnya pada zaman Pleistosen Awal
C. Jenis Homo
1. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak.Fosilnya ini ditemukan pada tahun 1889 oleh
Eugene Debois.Homo Wajakensis mirip dengan penduduk asli Australia dan setingkat dengan
Homo Soloensis.
Ciri-ciri :
a. Muka datar dan lebar
b. Hidung lebar dan bagian mulut menonjol (maju)
c. Dahinya agak miring dan diatas mata terdapat busur dahi yang nyata
d. Pipinya menonjol ke samping
e. Kapasitas otak mencapai 1300 cc

f. Berat badan dari 30 - 150 kg


g. Tinggi badan 130 - 210 cm
h. Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
i. Perawakannya masih seperti kera
j. Sudah berdiri tegak
k. Homo Wajakensis sudah mampu memasak makanannya, walaupun masih sederhana.
2. Homo Soloensis
Homo Soloensis (manusia dari Solo), Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di
Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada
tahun 19311933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar
900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan
Pithecanthropus Mojokertensis.
Ciri-ciri
a. Volume otaknya antara 1000 1200 cc
b. Tinggi badan antara 130 210 cm
c. Otot tengkuk mengalami penyusutan
d. Muka tidak menonjol ke depan
e. Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
3. Homo Sapiens
Homo sapiens berarti manusia cerdas, kadang-kadang disebut dengan manusia bijaksana.
Ditemukan di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur oleh Van Rietschoten. Jenis manusia purba
ini paling maju dan dikatakan sebagai cikal bakal nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal
dari Yunan.Jenis manusia purba ini hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri :
a. Tinggi tubuh 130-210 cm
b. Otak berkembang sangat signifikan dibandingkan Meganthropus dan pithecanthropus.
c. Volume otak antara 1000 cc-1300 cc
d. Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut.
e. Tonjolang kening sudah berkurang dan sudah berdagu.

f. Tulang alis lebih besar


g. Sudah tidak berbulu
h. Berdiri tegak dan berjalan tegak
i. Disebut manusia berbudaya
j. Tidak berburu tapi berternak dan bercocok tanam
2.2 Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
a. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)
Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia.Bangsa Proto Melayu
memasuki Indonesia melalui dua jalur/ jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya Sumatra
dan jalan timur, yaitu melalui Pilipina - Sulawesi Utara.Bangsa Proto Melayu memiliki
kebudayaan yang setingkat lebih tinggi daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia.
Kebudayaan mereka adalah kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo = baru, lithos = batu).
Meskipun barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah
dikerjakan dengan baik.Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal ialah kapak persegi dan
kapak lonjong.Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang melalui jalan
barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa melalui jalan timur.Bangsa Proto Melayu
akhirnya terdesak dan bercampur dengan bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul
masuk ke Indonesia.Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu,
misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan Toraja.
b. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)
Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai memasuki Indonesia.
Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni
melalui Malaya - Sumatera ). Menurut N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu atau Melayu
Muda ini berasal dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini kadang kala disebut
orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada bangsa
Proto Melayu.Peradaban mereka ditandai dengan kemampuan mengerjakan logam dengan
sempurna.Barang-barang hasil kebudayaan mereka telah terbuat dari logam.Mula-mula dari
perunggu dan kemudian dari besi.Hasil kebudayaan logam di Indonesia yang terpenting ialah
kapak corong atau kapak sepatu dan nekara.Di bidang pengolahan tanah, mereka telah sampai
pada usaha irigasi atas tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan
membabad hutan terlebih dahulu.Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di
Jawa dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka.Mereka juga telah
mengenal perikanan laut dan pelayaran, sehingga rute perpindahan ke Nusantara juga
memanfaatkan jalan laut.Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Deutero
Melayu, misalnya suku bangsa Jawa, Madura, Menado dan Melayu (Sumatra, Kalimantan dan

Malaka).
c. Golongan Papua Melanesoid
Ciri-ciri golongan Papua Melanesoid adalah rambut keriting, bibir tebal, dan kulit
hitam.Kelompok manusia yang termasuk golongan ini adalah penduduk Pulau Papua, Kai, dan
Aru.
d. Golongan Negroid
Golongan Negroid mempunyai sifat seperti orang negro, tetapi mereka bukan keturunan negro.
Dengan ciri-ciri rambut keriting, perawakan kecil, dan kulit hitam.Persebarannya di
Semenanjung Malaka dan orang Mikroskopi di Pulau Andaman.
e. Golongan Weddoid
Golongan Weddoid berasal dari Srilanka dengan ciri-cirinya adalah perawakan, kulit sawo
matang, dan rambut berombak. Persebarannya adalah orang Sakai di Siak, orang Kubu di Jambi,
orang Enggano (Bengkulu), Mentawai, Toala Tokea, dan Tomuna di Kepulauan Muna.
f. Golongan Melayu Mongoloid
Golongan Melayu Mongoloid adalah golongan terbesar yang ditemukan di Indonesia dan
dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Ciri-cirinya adalah rambut ikal atau lurus dan
muka bulat. Golongan ini dibagi atas: Golongan Melayu Tua (Proto Melayu) seperti Suku Batak,
Toraja, dan Dayak. Golongan Melayu Muda (Deutro Melayu) seperti Jawa, Bali dan Banjar.
2.3 Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara
a. Pola Hunian
Lingkungan merupakan faktor penentu manusia memilih lokasi permukiman.Oleh karena itu,
manusia memperhatikan kondisi lingkungan dan penguasaan teknologi. Terdapat beberapa
variabel
yang
berhubungan
dengan
kondisi
lingkungan,
antara
lain:
1. Tersedianya kebutuhan akan air, adanya tempat berteduh, dan kondisi tanah yang tidak terlalu
lembab,
2. Tersedianya sumber daya makanan baik berupa flora-fauna dan faktor-faktor yang
memberikan kemudahan di dalam cara-cara perolehannya (tempat untuk minum binatang, batasbatas topografi, pola vegetasi),
3. Faktor-faktor yang memberi elemen-elemen tambahan akan binatang laut atau binatang air
(dekat pantai, danau, sungai, mata air) (Subroto,1995:133-138;Butzer,1984:14-21).
Kehidupan manusia pada masa prasejarah tergantung pada lingkungan dan penguasaan
teknologi.Sumber-sumber subsistensi dari lingkungan ditambah dengan penguasaan teknologi
pada masa itu, mengakibatkan pola kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan.Selain itu,
manusia juga memanfaatkan bentukan alam untuk mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu,

gua dan ceruk menjadi salah satu alternatif tempat tinggal bagi manusia pada masa prasejarah
(Nurani,1999:1-13).
Selain sumber daya yang memadai, aspek-aspek fisik lingkungan merupakan faktor penting
lainnya yang menentukan kelayakan suatu lokasi untuk permukiman. Dalam kaitannya dengan
hunian gua, faktor-faktor tersebut meliputi morfologi dan dimensi tempat hunian, sirkulasi udara,
intensitas cahaya, kelembaban, kerataan dan kekeringan tanah, dan kelonggaran dalam bergerak
(Yuwono,2005).
Kawasan Gunung Sewu merupakan daerah yang bercirikan ribuan bukit karst yang menampilkan
sejarah kehidupan manusia, setidaknya sejak kala Pleistosen Akhir hingga Holosen Awal.Salah
satu karakter budaya yang khas adalah pemanfataan gua dan ceruk secara intensif. Ekskavasi
yang telah dilakukan di sejumlah gua hunian prasejarah di Gunungkidul memberikan gambaran
adanya aktivitas pemanfaatan bahan baku yang tidak berasal dari wilayah permukimannya.
Beberapa temuan yang didapatkan di gua-gua itu merupakan hasil dari daerah pantai, bukan dari
daerah pedalaman, seperti peralatan dan perhiasan dari cangkang kerang laut dan juga adanya
temuan hasil eksploitasi daerah pantai di situs-situs pedalaman tetapi belum diketahui bagaimana
temuan itu dapat sampai di pedalaman. Dari hasil barter antara komunitas pantai dan pedalaman,
atau hasil eksploitasi komunitas pedalaman di daerah pantai. Dengan terungkapnya bagaimana
hubungan itu terjadi maka data tersebut berguna untuk memahami proses penghunian dan
migrasi manusia purba di Jawa dan Indonesia (Tanudirjo dkk,2003:12).
Data yang diperoleh dari hasil survei penelitian pendahuluan di Kecamatan Tanjungsari,
Gunungkidul yang dilakukan oleh Tim PTKA UGM pada tahun 2003 (Tanudirjo, dkk., 2003;
Yuwono, 2005: 40-51; lihat Peta 1) dan survei lanjutan oleh penulis pada tahun 2006 diketahui
adanya 53 situs gua dan 23 diantaranya merupakan situs gua dan ceruk yang potensial dijadikan
hunian pada masa prasejarah. Dari hasil PTKA tahun 2003 tersebut diketahui adanya pola spasial
gua dan ceruknya, terdiri atas tiga kelompok yaitu daerah pesisir, daerah pedalaman, dan daerah
antara.Namun dari penelitian tersebut tipe hunian gua dan ceruk tersebut belum diketahui, gua
untuk
hunian
sementara
atau
atau
hunian
menetap.
b. Sejarah api pertama kali ditemukan
Dalam sejarah banyak sekali penemuan-penemuan yang sangat membantu bagi kehidupan kita,
dan hampir setiap penemuan dalam sejarah bisa merubah kehidupan umat manusia hingga dunia.
Salah satunya adalah api, sedikit aneh memang kalau kita membicarakan tentang api, namun api
yang kita pergunakan memang merubah bagi kehidupan, dan kita juga harus tahu sejarah
pertama kali api itu ditemukan di dunia ini. Api sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup
manusia walau kadang api ini menimbulkan masalah. Tergantung seperti apa api itu kita
gunakan, ada pepatah mengatakan "kecil jadi kawan dan besar jadi lawan". Manfaat api memang
sudah bisa kita rasakan dalam kehidupan seperti untuk penerangan, memasak, menghangatkan
tubuh dan lain sebagainya. image source : public-domain-image.com Dan terkadang kita
bertanya-tanya bagaimana api mula-mula ditemukan dan siapa penemunya?, Api atau energi

panas yang pada awalnya bisa kita dapatkan dengan membenturkan dua buah batu atau dengan
mmenggesekan dua buah kayu, sehingga akan menimbulkan percikan api yang kemudian bisa
kita gunakan pada ranting kering atau daun kering yang kemudian bisa menjadi sebuah api.
Pertama kali api dikenal adalah pada zaman purba yang secara tidak sengaja mereka melihat
petir yaitu cahaya panas dilangit yang menyambar pohon-pohon disekitarnya, sehingga api itu
pun muncul membakar pohon-pohon itu. Mulai dari situ lah peradaban mulai berubah, para
manusia purba itu pun baru mengenal api untuk memasak, penerangan dan yang lainnya.
c. Sistem Kepercayaan
Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai
mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya.Untuk menjalankan
kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem
akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain
animisme,
dinamisme,
totemisme,
dan
shamanisme.
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi
kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah
dengan memberikan sesaji.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib.
Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris,
azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan.
Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan
membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar.Masa ini di sebut
sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).
2.4 Perkembangan Teknologi dan Hasil Budaya Praaksara Indonesia
Kehidupan manusia purba pada masa praaksara senantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan.Perubahan dan perkembangan itu dapat di jelaskan sebagai berikut.
1. Masa Berburu dan Meramu Kehidupan.
Manusia purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden).
Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan
makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat
yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti
binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan
buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau.
2. Masa Bercocok Tanam.

Pada Masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food producing).Namun
demikian kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya ditinggalkan.Masa ini pula manusia
purba mulai tinggal menetap (sedenter) di suatu kampung dengan rumah panggung. Alat-alat
yang di gunakan pada masa bercocok tanam berasal dari batu yang telah di haluskan, antara lain
mata panah untuk berburu; barang pecah belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi untuk
menebang kayu dan mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah.
3. Masa Perundagian (Pertukangan)
Pada masa ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja.Saat itu
manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan besi
sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga.
a. Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara
adapt sebagai benda pusaka.
b. Kapak perunggu/kapak corong, berbentuk menyerupai corong terbuat dari perunggu.
c. Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak.
Bangunan yang di buat pada masa megalitikum diantaranya.
a. Menhir, adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai prasasti dan melambangkan
kehormatan arwah nenek moyang.
b. Dolmen, adalah meja batu untuk meletakkan sesaji.
c. Peti Kubur Batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi
sebagai peti jenazah.
d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping yang
ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah.
e. Punden Berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi.
Digunakan untuk upacara pemujaan.
f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup
lempengan batu yang lebar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan.Mengapa demikian?Hal ini


berkaitan erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan.Bangsa Sumeria
misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol
sebagai huruf yang disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak
3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya
perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan,
atau alat transportasi tertentu.Huruf ini disebut hieroglif.
Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi.Para pedagang India datang
pada saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem
pemerintahan, seni sastra dan tulisan.Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai,
Kalimantan Timur.Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa.Sejak berakhirnya masa
praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di Indonesia, sudah mengalami kemajuan.
Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama Hindu-Buddha mulai
berkembang.Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.
3.2 Saran
Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman praaksara, keterangan mengenai
zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi,
antropologi, arkeologi.Dalam artian bahwa bukti-bukti praaksara didapat dari artefak-artefak
yang ditemukan di daerah penggalian situs praaksara.Oleh sebab itu ada baiknya kita menjaga
dengan baik benda-benda peninggalan manusia praaksara, agar kita dapat mengetahui kehidupan
jaman dahulu.

DAFTAR PUSTAKA
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2014/08/proses-terbentuknya-kepulauan-indonesia.html
http://brainly.co.id/tugas/496331
zulkhanbrambang.blogspot.com
http://herydotus.wordpress.com/2012/03/01/ras-manusia-di-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Negrito

Vous aimerez peut-être aussi