Vous êtes sur la page 1sur 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai
dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya
akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang
keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka,
muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja,
semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan
tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya

adalah pangkalan yang menentukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral,
atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak
kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang
tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan
tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran
akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak
boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus
manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut
tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya
manusialah sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada
perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan.
Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

B. Rumusa Masalah
1. Apa pengertian akhlak?
2. Sebutkan ruang lingkup akhlak?
3. Sebutkan kedudukan akhlak?
4. Apa fungsi aklak?
5. Tuliskan ciri-ciri aklak?
1

6. Apa perbedaan anata akhlak, etika, moral?

C. Tujuan
Untuk mengetaui mengenai
1. Pengertian akhlak
2. ruang lingkup akhlak
3. kedudukan akhlak
4. fungsi aklak
5. ciri-ciri akhlak?
6. perbedaan antaraakhlak, etika, moral

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Kata akhlak (Akhlaq) berasal dari bahasa Arab,merupakan bentuk jamak
dari khuluq yang menurut bahasa berarti budi pekerti,perangai, tingkah laku,
atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan katakhalq yang
berarti kejadian.Ibnu Athir menjelaskan bahwa khuluq adalah gambaran batin
manusia yang sebenarnya (yaitu jiwa dan sifat-sifat batiniah),sedang khalq
merupakan gambaran bentuk jasmaninya (raut muka, warna kulit,tinggi rendah
badan, dan lain sebagainya). Kata khuluq sebagai bentuk tunggal dari akhlak,

tercantum dalam Al-quran surah Al-Qalam(68):4, yang artinya:Sesungguhnya


engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung Kata akhlak juga
dapat kita temukan dalam hadis yang sangat populer yang diriwayatkan oleh
Imam Malik, yang artinya:Bahwasanya aku (Muhammad) diutus tidak lain
adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia;. Secara terminologis, terdapat
beberapa definisi akhlak yang dikemukakan oleh para ahli. Ahmad Amin
mendefinisikan akhlak sebagaikehendak yang dibiasakan. Imam Al-Ghazali
menyebutkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan. Sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak
adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa
kecendrungan kepada pemilihan pada pihak yang benar (akhlak yang baik) atau
pihak yang jahat (akhlak yang buruk).

Selanjutnya menurut Abdullah

Darraz,perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari


akhlaknya, apabila memenuhi dua syarat, yaitu :
1) Perbuatan perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama,
sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi pelakunya.
2) Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan jiwanya, bukan karena
adanya tekanan dari luar,seperti adanya paksaan yang menimbulkan ketakutan
atau bujukan dengan harapan mendapatkan sesuatu.
Disamping istilah akhlak,kita juga mengenal istilah etika dan moral.
Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk dari sikap dan
perbuatan manusia.Perbedaannya terletak pada standar masing-masing.Akhlak
standarnya adalah Al-Quran dan Sunnah.Sedangkan etika standarnya
pertimbangan akal pikiran,dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum
berlaku di masyarakat
a. Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat
kebiasaan.Di dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa
etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan
buruk). Menurut Dr. H. Hamzah yaqub etika adalah ilmu yang menyelidiki

mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.( Asmaran, 1992: 7).
Etika menurut Ki Hajar Dewantara etika adalah ilmu yang mempelajari soal
kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya. (Saputra, 2004:
59).
b. Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos
yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan perkataan. Moral
merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap
aktivitas manusia dengan nilai atau hukum baik dan buruk.Perbedaan antara
moral dan etika yaitu, etika lebih banyak bersifat teoritis sedangkan moral
lebih banyak bersifat praktis.Etika memandang tingkah laku manusia saecara
umum, sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, sedangkan
etika menjelaskan ukuran itu.(Asmaran, 1992: 8-9).
Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab akhlaq, bentuk
jamak dari kata khuluq, secara etimologis berarti budi pekerti, tingkah laku,
perangai, atau tabiat. Dalam kepustakaan akhlak artinya sikap yang
melahirkan perbuatan dan tingkahlaku. Jadi akhlah adalah sikap yang
melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.
Suatu perbuatan dapat disebut pencerminan akhlak jika memenuhi beberapa syarat
berikut, antara lain:
a. Dilakukan berulang-ulang
b. Timbul dengan sendirinya
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam islam. Penting
kedudukannya akhlak dapat dilihat dari berbagai sunah qualiyah (sunah dalam
bentuk perkataan) Rasulullah, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia, (HR: Ahmad). mukmin yang paling sempunah imannya adalah
yang paling baik akhlaknya, (HR: Tarmizi),
Aklah dibagi atas dua, yaitu:
1. Aklah terhadap Allah SWT atau Sang Khalik (pencipta)
2. Akhlah terhadap makhluk (semua penciptaan Allah, diantanya: manusia, dan
lingkunganya)
Moral berasal dari bahasa latin mores, jamak kata mos yang berarti adat
kebiasaan, dalam kamus besar bahas Indonesia, moral adalah ajaran baik, buruk

yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan
akhlak. Moral dalah istilah kata yang digunakan untuk menentukan batas-batas
suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat, perbuatan yang layak dikatakan benar,
salah, baik, buruk. Sedangkan Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang
berarti kebiasaan, berupa kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. Umumnya kata
etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan
kewajiban moral atau akhlak. Jadi perbedaan antara Akhlak dengan Moral dan
Etika dapat dilihat dari penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang
digunakan. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al-Quran dan Sunah
Rasul, sedangkan Moral dan Etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan
yang dibuat oleh suatu masyarakat, jika masyarakat menganggap suatu perbuatan
itu baik maka baik pula nilanya perbuatan itu. Dengan demikian, standar nilai
Moral dan Etika bersifat local dan temporal, sedangkan standar Akhlak bersifat
universal dan abadi.
B. Ruang Lingkup Akhlak
Ruang lingkup akhlak islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran
islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah
(agama/ islami) mencangkup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah,
hinga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda
yang tak bernyawa). Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak islami yang
a.

demikian itu dapat dipaparkan sebagai berikut :


Akhlak Terhadap Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai
Khalik. Sikap atau perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri perbuatan akhlaki
sebagaimana telah disebutkan diatas.
Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu
berakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan
manusia. Dia menciptakan manusia dari tanah yang diproses menjadi benih.
Degan demikian sebagai yang diciptakan sudah sepantasnya berterima kasih
kepada yang menciptakannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. AlThariq, 86: 5-7 :

( )
( )

()

Artinya : Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan

tulang dada.
Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan
pancaindera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari,
disamping anggota tubuh yang kokoh dan sempurna kepada manusia.
Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan
sarana yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya.
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.
Banyak cara yang dapat dilakuka dalam berakhlak kepada Allah. Di
antaranya dengan cara tidak menyekutukan-Nya, takwa kepada-Nya, mencintaiNya, ridho dan ikhlas terhadap segala ketentuan-Nya da bertaubat, mensyukuri
nikmat-Nya, selal bedoa kepada-Nya, beribadah, dan selalu mencari keridhoanNya.
Quraish shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap Allah
adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki
sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak
akan menjangkaunya. Berkenaan dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan
cara banyak memujinya. Selajutnya sikap tersebut dilanjutkan dengan senantiasa
bertawakkal kepada-Nya, yaitu denganmenjadikan Tuhan sebagai satu-satunya
b.

yang menguasai diri manusia.


Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Quran berkaitan dengan
perilaku terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam
bentuk larangan melakukan hal-hal negative seperti membunuh, menyakiti badan,
atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada
menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak
peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberikan materi kepada yang
disakiti hatinya itu.

Artinya : Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi

dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi
Maha Penyantun.(QS. Al-Baqarah ;263)
Disisi lain Al-Quran menerangkan bahwa setiap orang hendaknya
didudukan secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu
saling mengucapkan salam, dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang
baik.

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah

kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian
kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan
kamu selalu berpaling. (QS.Al-Baqarah : 83)
Setiap ucapan yang diucapkan adalah ucapan yang benar,

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan

Katakanlah Perkataan yang benar (QS. Al-ahzab :70)


Jangan mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula
berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan
menyapa atau memanggil dengan sebutan buruk. Selanjutnya yang melakukan
kesalahan hendaknya dimaafkan. Pemaafan ini hendaknya disertai dengan
kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan. Selain
itu juga dianjurkan agar menjadi orang yang pandai mengendalikan nafsu amarah,
c.

mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepetingan sendiri.


Akhlak terhadap Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan disini ialah segala sesuatu yang


di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak
bernyawa.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menurut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.
Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar
setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan Islam,
seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik
bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak member kesempatan kepada
mahkluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk
mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua
proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung
jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain setiap
perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia
sendiri.
Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa
semuanya diciptaka oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta semuanya
memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang
muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah umat Tuhan yang harus
diperlakukan secara wajar dan baik.
Pada saat jaman peperangan terdapat petunjuk Al-Quran yang
melarang melakukan penganiayaan. Jangankan terhadap menusia dan binatang,
bahkan mencabut dan menebang pohonpun terlarang, kecuali kalau terpaksa,
tetapi itu pun harus seizin Allah, dalam arti harus sejalan dengan tujuan-tujuan
penciptaan dan demi kemashlatan terbesar. Allah berfirman :

Artinya : Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau

yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, Maka (semua itu) adalah
dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orangorang fasik. (QS. Al-Hasyr :5)

Alam dengan segala isinya telah ditundukan Tuhan kepada manusia,


sehinga dengan mudah manusia dapat memanfaatkannya. Jika demikian, manusia
tidak mencari kemenangan, tetap keselarasan dengan alam. Keduanya tunduk
kepada Allah, sehimgga mereka harus dapat bersahabat.
Selain itu akhlak Islami juga memperhatikan kelestarian dan
keselamatan binatang. nabi Muhammad SAW. Bersabda : Bertakwalah kepada
Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang, kendarailah, dan beri makanlah
dengan baik .
Uraian tersebut di atas memperlihatkan bahwa akhlak Islami sangat
komprehensif, menyeluruh dan mencangkup berbagai makhluk yang diciptakan
Tuhan. Hal yang demikan dilakuka karena secara fungsional seluruh makhluk
tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu
bagian dari makhluk Tuhan itu akan berdampak negative bagi makhluk lainnya.

C. Kedudukan Akhlaq Dalam Islam


Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan
bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan
pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:
1. Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan
kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, hari akhiratNya dan
Qadar baik dan buruk yang telah ditentukanNya.
2. Masalah syariah yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya,yang
dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan muaamalah juga termasuk
masalah syariah.

3. Masalah Ihsan; yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT
terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.
Dari sinilah kita mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, yang
merupakan sendi yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan
perilaku manusia dalam memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta
muamalahnya terhadap sesama manusia.
Akhlaq sebagai salah satu ajaran inti dalam Islam mendapat perhatian
sangat besar. Akhlaq merupakan sisi yang mempengaruhi penilaian seorang di
mata Allah. Masyarakat Islam tidak boleh rusak tatanannya, sebagaimana halnya
umat-umat terdahulu, maka Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan
akhlaq mulia,

sebagai suatu ajaran dalam Islam yang bermaksud untuk

memperbaiki kepribadian manusia. Akhlaq mulia selalu melengkapi sendi


keimanan untuk menuju kepada kesempurnaan kepribadian manusia. Akhaq
mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam.
Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
1) Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai
misi pokok risalah Islam.
2) Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3) Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti
pada hari kiamat.
4) Rasulullah SAW menjadikan baik burukny akhlaq seseorang sebagai ukuran
kualitas imannya.
5) Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada
Allah SWT.
6) Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan Akhlaq
beliau.
7) Di dalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan
akhlaq.
Perhatian ajaran Islam terhadap pembinaan akhlaq ini lebih lanjut dapat
dilihat dari kandungan Al-Quran yang banyak sekali berkaitan dengan perintah
untuk melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah

10

melakukan kejahatan dan kemungkaran. Perintah tersebut sasarannya antara lain


agar yang melakukannya memiliki akhlaq yang mulia.
Selanjutnya perhatian Islam terhadap pembinaan akhlaq dapat pula dijumpai
dari perhatian Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana terlihat dalam ucapan dan
perbuatannya yang mengandung akhlaq. Di dalam haditsnya misalnya ditemukan
pernyataan bahwa beliau diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlaq
yang mulia. Orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah
orang yang paling mulia akhlaqnya. Orang yang paling sempurna imannya adalah
orang yang paling baik akhlaqnya.
Umat Islam yang dipersiapkan untuk benar-benar menjadiummatan
wasathan, harus dilengkapi dengan tuntunan itu berupa ajaran akhlaq mulia, yang
diharapkan untuk mewarnai segala aspek kehidupan manusia. Karena itu,
sesungguhnya ilmu komunikasi yang paling hebat adalah ilmu yang didasarkan
atas Al-Akhlaqul Karimah, yang menjadi pegangan bagi umat Islam
Akhlaq dalam Islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi
individu dan kebaikan bagi masyarakat. Orang Islam dengan petunjuk agamanya ,
mengikat akhlaq dengan agama dengan ikatan yang kukuh. Ia memandang akhlaq
sebagai bagian yang tidak dapat terpisah dari agama. Akhlaq yang baik yang
menggambarkan kebaikan dalam tingkah laku dan muamalah, sehingga ia
menjadi sumber pokok bagi tingkah laku yang utama dan akhlaq yang mulia
dalam Islam.
D. Fungsi Akhlak dalam Islam
Fungsi akhlak dalam Islam diantaranya adalah:
1. Membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt. seperti yang
telah ditegaskan oleh Allah bahwa manusia diciptakan di dunia hanyalah
untuk menyembah kepada-Nya dan menjalankan peraturan-peraturan-Nya.
2. Membentuk manusia yang suka tolong menolong. Manusia dalam
hidupnya tidak sendirian, akan tetapi hidup bersama-sama(bermasyarakat),

11

dalam kehidupan itu manusia supaya suka tolong menolongkepada


sesamanya.
3. Membentuk manusia yang jujur, adil dan berani. Akhlak Islam
menganjurkan kepada setiap manusia yang merasa dirinya Islamuntuk
berbuat kejujuran dan memiliki keberanian serta melaksanakan keadilan
dalam anti di segala bidang. Jadi dalam melaksanakan tiga sikap
tersebut,tidak boleh dipandang bulu dengan semboyan berani karena
benar.
4. Membentuk manusia yang saling hormat-menghormati. Akhlak Islam
menganjurkan kepada setiap manusia dalam pergaulan sehari-hari saling
hormat-menghormati. Sehingga tidak akan terjadi olok-olokan dan
mencela antara satudengan yang lain. Dengan demikian adanya pendidikan
aqidah akhlak yang baik akan terbentuklah manusia yang memiliki hormat
kepada sesamanya, karena pendidikan aqidah akhlak mendidik dan
mengarahkan kepada keabadian dan kebenaran.
5. Membentuk manusia yang tabah dan percaya pada diri sendiri.
Manusia dalam hidupnya pasti mempunyai tujuan dan cita-cita
untukmencapainyabanyak rintangan dan halangan yang menjadi ujian bagi
dirinya. Untuk itu akhlak Islam mengajarkan kepada manusia supaya
dalam menempuh jalan hidupnya memiliki bekal ketaqwaan, kesabaran
dan kepercayaan pada din sendiri dan menjauhkan diri sendiri dan
menjauhkan diri pada rasa putus asa.
6. Membentuk

manusia

yang

sopan

santun.

memberikan didikan kepada manusia untuk

Pendidikan Akhlak
Selalu membiasakan

menjalankan perbuatan-perbuatan yang balk, bertingkah laku yang sopan,


berkata yang baik, dan lemah lembut terhadap siapa saja.
E. Ciri-ciri Akhlak dalam Islam
Akhlak dalam ajaran Islam diterangkan dengan sangat rinci, berwawasan
multi dimensi kehidupan, sistematis dan beralasan realistis. Akhlak Islam

12

bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia


dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental.
Adapun ciri ciri akhlak Islamiyah menurut Drs. H.A. Mustofa, yaitu
1. Kebajikan yang mutlak
Islam telah mengajarkan akhlak yang luhur yang menjamin kebaikan dan
kebahagiaan bagi seseorang baik sebagai individu maupun masyarakat pada
setiap waktu dan keadaan. Sebaliknya akhlak (etika) yang dibuat manusia lebih
bersifat individu dan mementingkan diri sendiri dan tidak mampu menjamin
kebajikan.
2. Kebaikan yang menyeluruh
Akhlak Islam menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia. Dari segala
zaman, waktu dan tempat. Mudah untuk dilakukan dan tidak memberatka bagi
yang melakukannya. Islam telah mengajarkan akhlak yang mulia, sehingga dapat
dirasakan sesuai dengan jiwa manusia dan dapat diterima akal sehat.
3. Kemantapan
Akhlak Islam telah menjamin kebajian yang mutlak yang sesuai dengan pribadi
manusia. Ketetapannya bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang
menciptakan adalah Allah Swt yang Maha Bijaksana yang selalu memeliharanya
dari kebaikan yang mutlak. Akhlak yang dibuat manuasia bersifat sementara dan
sering kali berubah ubah sesuai dengan kepentingan masyarakat itu sendiri.
4. Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak Islam merupakan akhlak yang bersumber dari wahyu yang wajib ditaati
oleh setiap manusia. Didalamnya terdapat motivasi untuk selalu tunduk patuh dan
berpegang teguh padanya yang timbul dari hati nurani yang menghambakan diri
pada Zat yang Maha Agung. Akhlak Islam juga sebagai perangsang untuk berbuat
kebaikan yang diiringi oleh pahala dan mencegah dari perbuatan keji dan jahat
karena takut dengan azab dari Allah Swt.
5. Pengawasan yang menyeluruh.
Akhlak Islam adalah pengawasan hati nurani dan akal sehat, Islam menghargai
hati nurani bukan

dijadikan tolak ukur dalam menetapkan beberapa usaha.

Firman Allah dalam surat Al Qiyamah: 1-2; yang artinya: aku bersumpah

13

dengan hari kiamat, dan Aku bersumpah denngan jiwa yang amat menyesali (diri
sendiri).
F. Macam-macam Akhlak
Akhlak terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji)
Yaitu perbuatan baik terhadap Allah, sesama manusia dan
makhluk lainnya, seperti pemaaf, penyantun, dermawan, sabar,
rohmah (kasih sayang), lemah lembut dan lainnya.
1. Akhlak Terhadap Allah SWT
a.

Al-Hubb yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada


apapun dan siapapun

b.

Al-Raja yaitu mengharapkan karunia dan berusaha


memperoleh keridhaan Allah

c. Al-Syukr yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah


d. Al-Qanaah yaitu menerima dengan ikhlas semua qada
dan qadar Allah setelah berikhtiar dengan maksimal
e. At-Taubat yaitu bertaubat hanya kepada Allah
f. Tawakkal yaitu berserah diri kepada Allah
2. Akhlak terhadap Rasulullah SAW
a.

Mencintai Rasullulah secara tulus dengan mengikuti


semua sunahnya

b. Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri tauladan dalam


hidup dan kehidupan
c. Menjalankan apa yang disuruhnya, tidak melakukan apa
yang dilarangnya
3. Akhlak terhadap Orang tua
a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat
b.

Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan


kasih sayang

c.

Berkomunikasi kepada orang tua dengan khidmat,


mempergunakan kata lemah lembut

14

d. Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya


e. Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka
4. Akhlak terhadap Diri Sendiri
a. Memelihara kesucian diri
b. Menutup aurat
c. Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas serta rendah
hati
d. Malu melakukan perbuatan jahat
e. Menjauhi dengki dan menjauhi dendam
f. Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain
g. Menjauhi segala perbuatan yang tercela
5. Akhlak terhadap Keluarga serta Kerabat
a.

Saling membina rasa kasih sayang dalam kehidupan

keluarga
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak
c. Berbakti kepada ibu dan bapak
d. Memelihara hubungan silaturahmi
6. Akhlak terhadap Tetangga
a. Saling mengunjungi
b. Saling tolong menolong
c. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan
7. Akhlak terhadap Masyarakat
a.

Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam


masyarakat bersangkutan

b. Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa


c.

Bermusyawarah

dalam

segala

urusan

mengenai

kepentingan bersama
d.

Menunaikan

amanah

dengan

jalan

melaksanakan

kepercayaan yang diberikan seseorang atau masyarakat


keduanya
e. Menepati janji
8. Akhlak terhadap Lingkungan
15

a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup


b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan
nabati
c. Sayang pada sesama makhluk
2) Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)
Yaitu perbuatan buruk terhadap Allah, sesama manusia dan
makhluk lainnya, seperti: pendendam, kikir, keras hati, pemarah
dan lainnya.
G. Perbedaan Ahlak Dan Moral/Etika
Yang dimaksudkan dengan akhlak secara umum ialah sistem atau tingkah
laku manusia yang bersumberkan kepada asas wahyu atau syarak. Sementara yang
dimaksudkan dengan etika ialah sistem tingkah laku manusia yang selain daripada
wahyu, tegasnya yang bersumberkan falsafah. Kata etika berasal daripada bahasa
Inggeris "Ethic" dan bahasa Greek "Ethos" yang membawa maksud nilai-nilai
atau perkara yang berkaitan dengan sikap yang menentukan tingkah laku sesuatu
golongan.
Kata moral pula ialah tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika. Tingkah laku
yang telah ditentukan oleh etika sama ada baik atau jahat dinamakan moral. Moral
ini terbahagi kepada dua iaitu baik dan jahat. Yang baik ialah segala tingkah laku
yang dikenal pasti oleh etika sebagai baik. Dan yang jahat ialah tingkah laku yang
dikenal pasti oleh etika sebagai jahat.
1. Perbedaan Antara Akhlak dan Moral/Etika

Akhlak merupakan satu sistem yang menilai tindakan zahir dan batin manusia

manakala moral ialah satu sistem yang menilai tindakan zahir manusia sahaja.
Akhlak mencakup pemikiran, perasaan dan niat di hati manusia dalam hubungan
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan makhluk
lain manakala moral mencakupi pemikiran, perasaan dan niat di hati manusia

dalam hubungan manusia dengan manusia sahaja.


Nilai-nilai akhlak ditentukan oleh Allah swt melalui al-Quran dan tunjuk ajar oleh
Rasulullah saw manakala moral ditentukan oleh manusia.

16

Nilai-nilai akhlak bersifat mutlak, sempurna dan tetap manakala nilai-nilai moral
bersifat relatif, subjektif dan sementara.

2. Contoh perbedaan ahlak dan moral

Pakaian
Menurut Islam pakaian bagi seseorang muslim mestilah menutup aurat.
Seandainya mereka tidak menutup aurat maka ia telah dianggap sebagai orang
yang tidak berakhlak kerana telah melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh
Allah swt. Berbeda dengan moral, jika seseorang itu mendedahkan aurat tetapi
masih mempunyai perlakuan yang baik, maka mereka masih dianggap bermoral
oleh sesetengah pihak.

Pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan


Fenomena seumpama ini sudah menjadi suatu lumrah baik masyarakat di Barat
dan masyarakat kita. Berdasarkan penilaian Barat perkara ini masih dianggap
bermoral, sebaliknya jika dilihat dari sudut akhlak Islam, perlakuan sedemikian

sudah dianggap tidak berakhlak.


Bersalaman
Bersalaman di antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya adalah
haram menurut Islam walaupun tujuannya untuk merapatkan hubungan. Tetapi
perkara ini dibolehkan dalam sistem moral.

17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk , antara
yang terpuji dan yang tercela , tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir
dan batin. Maksud dari akhlak itu sendiri adalah adanya hubungan antara
khaliq dan makhluk , dan antara makhluk dengan makhluk. Kita harus
membiasakan diri berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari hari agar
semuanya berjalan sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah Swt.
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa, alangkah lebih baik jika kita mempelajari
materi tentang akhlak dari berbagai sumber, baik dari buku maupun situs
internet. Agar nantinya kita mudah dalam memahami dan kita akan lebih
mudah dalam penulisan makalah kedepannya. Dalam penulisan makalah ini
kami menyadari banyka kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian
maupun penulisan kalimat. Oleh karena itu,kami sebagai penulis makalah ini
meminta kritik dan saran sehingga kedepannya kami dapat menulis makalah
ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
18

Nurasmawi. 2011. Buku Ajar Aqidah Akhlak, Pekanbaru : Yayasan Pusaka


Riau Anwar, Khairul. 2014. Pengantar Studi Islam : Rajawali Pers
http//www,urgensiakhlakdalamkehidupan.com
http//akhlakdalamislam.com
Rajab, Khairunnas. 2012. Agama Kebahagian.Yogyakarta : Pustaka Pesantren
Ritonga, Rahman. 2005.Merakit Hubungan dengan Sesama Manusia : Amelia
Surabaya http//www.perbedaanakhlakdanmoral.com
http//www.pengertianetika.com

19

MAKALAH
AKHLAK

NAMA

: MUHAMMAD RAMDAN AJI

NIM

: 151330034

KE;AS

: P0 2 A

DOSEN PENGASUH

: NIRWANA MURNI, S.Ag., M.M

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


OLAHRAGA

20

UNIVERSITAS BINA DARMA


PALEMBANG
2016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTRA ISI.................................................................................................i
BAB I PENDAHULUA
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pengertian akhlak.......................................................................
Ruang lingkup akhlak................................................................
Kedudukan akhlak......................................................................
Fungsi aklak...............................................................................
Ciri-ciri akhlak...........................................................................
Macam-macam Akhlak..............................................................
Perbedaan antaraakhlak, etika, moral........................................

3
5
10
12
13
14
16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................18
B. Saran...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19

21

KATA PENGANTAR
ii

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata?ala,


karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
kultum
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Palembang, Juli 2016

22
i

Vous aimerez peut-être aussi