Vous êtes sur la page 1sur 11

SERAT OPTIK TRANSMISI

[Type the abstract of the document here. The abstract


is typically a short summary of the contents of the
document. Type the abstract of the document here.
The abstract is typically a short summary of the
contents of the document.]
ALVIN FHAY GHANTA (132015015)
APRIYADI BUDI SANTOSO (132015030)
DAUD KARIMUN (132015
SATRIO WINASIS (132015

DAFTAR ISI
BAB I
DAFTAR ISI
BAB II
ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

PENGETIAN SERAT OPTIK


PEMBAGIAN SERAT OPTIK
RELIABILITAS PADA SERAT OPTIK
GENERASI 1 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
GENERASI 2 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
GENERASI 3 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
GENERASI 4 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
GENERASI 5 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
GENERASI 6 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK

J. STRUKTUR KABEL SERAT OPTIK

K. KOMUNIKASI SERAT OPTIK


L. TERMINASI PADA KABEL SERAT OPTIK
M. PRINSIP KERJA TRANSMISI SERAT OPTIK
BAB III
PENUTUP

BAB I

PENGERTIAN SERAT OPTIK


Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Cahaya yang ada di dalam serta optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks bias dari udara.
Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat
sempit.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari
core. Cladding mempunyai indeks bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan
kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin
murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat Optik
PEMBAGIAN SERAT OPTIK
1. Berdasarkan Mode Yang Dirambatkan
Single Mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang
gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding
cladding.
Multi Mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di
dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan Indeks Bias Core
Step Indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded Indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi
pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded
indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa
yang terjadi dapat diminimalkan
RELIABILITAS PADA SERAT OPTIK
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate).
Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data
itu.
Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka
akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER.

Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan
panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya

GENERASI 1 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK


A. Generasi pertama (mulai 1975)
B. Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari :
alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik.
transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan
panjang gelombang 0,87 mm.
serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang
repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan
receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor
decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara)
Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang
yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali
menjadi sinyal gelombang.
C. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10
Gb.km/s
GENERASI 2 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode
tunggal.
Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya
transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3
mm.
Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s,
10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
GENERASI 3 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK

Generasi ketiga (mulai 1982)


Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang
gelombang 1,55 mm.
Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang
gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm.
Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus
Gb.km/s.
GENERASI 4 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan
modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah
intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas
transmisinya, ikut membesar.
Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung.
Generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi
modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren
ini punya potensi untuk maju pesat pada masa masa yang akan datang.
GENERASI 5 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK
Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater
pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser
InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er)
di terasnya.
Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi
dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di
dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi
terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan
diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat.
Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap
perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan
seterusnya seperti yang terjadi pada repeater.
Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian
kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
GENERASI 6 PERKEMBANGAN SERAT OPTIK

Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton.
Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang.
Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan
juga bervariasi dalam intensitasnya.
Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang
saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang
terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing).
Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masingmasing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s.
Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing
polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi
yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Struktur Kabel Serat Optik
Serat optik terbuat dari bahan dielektrik yang berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat
inilah energi cahaya yang dibangkitkan oleh sumber cahaya disalurkan (ditransmisikan)
sehingga dapat diterima di ujung unit penerima (receiver)
Struktur serat optik terdiri atas :
Inti (core)
Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang cahaya yang
dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeksbias lebih besar dari lapisan kedua. Terbuat
dari kaca (glass) yang Berdiameter antara 2 m 125 m, dalam hal ini tergantung dari jenis
serat optiknya.
Cladding
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung
lainnya. Dengan adanya cladding ini cahaya dapat merambat dalam core serat optik. Cladding
terbuat dari bahan gelas denganindeks bias yang lebih kecil dari core. Cladding merupakan
selubung daricore. Diameter cladding antara 5 m 250 m. Hubungan indeks bias
antaracore dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core(mempengaruhi
besarnya sudut kritis).
Jaket (coating)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan terbuat dari bahan plastik.
Berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan.
Jenis Kabel Serat Optik

Serat optik terdiri dari beberapa jenis, yaitu :


A. Multimode Step Index
Pada jenis multimode step index ini, diameter core lebih besar dari diameter cladding.
Dampak dari besarnya diameter core menyebabkan rugi-rugi dispersi waktu transmit-nya
besar. Penambahan presentase bahan silica pada waktu pembuatan tidak terlalu berpengaruh
dalam menekan rugi-rugi dispersi waktu pengiriman . Gambarmenunjukkan perambatan
gelombang dalam serat optik multimode stepindex.

Multimode Step Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :


Indeks bias inti konstan.
Ukuran inti besar (50mm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis.
Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki inti yang besar.
Sering terjadi dispersi.
Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah.
B. Multimode Graded Index
Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas
yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core dan
berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai
mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang
bersamaan . Gambar dibawah ini menunjukkan perambatan gelombang dalam multimode

graded index.

Multimode Graded Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :


Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar
dengan sumbu serat.
Dispersi minimum sehingga baik jika digunakan untuk jarak menengah
Ukuran diameter core antara 30 m 60 m. lebih kecil dari multimode step Index dan
dibuat dari bahan silica glass.
Harganya lebih mahal dari serat optik Multimode Step Index karena proses pembuatannya
lebih sulit.
C. Single mode Step Index
Pada jenis single mode step index. Baik core maupun cladding-nya dibuat dari bahan silica
glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari cladding dibuat demikian agar rugi-rugi
transmisi berkurang akibat fading . Seperti ditunjukan gambar dibawah ini .

Singlemode Step Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :


Serat optik Singlemode Step Index memiliki diameter core yang sangat
kecil dibandingkan ukuran cladding-nya.

Ukuran diameter core antara 2 m 10m.


Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optik.
Memiliki redaman yang sangat kecil.
Memiliki bandwidth yang lebar.
Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.
Dapat digunakan untuk transmisi jarak dekat, menengah dan jauh.

KOMUNIKASI SERAT OPTIK

KOMUNIKASI SERAT OPTIK

Media komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan kaca.
Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari hanya
penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan, suara, gambar
dan data digital.
Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita
sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar.
Tahun 1980-an kita mulai mengenal media komunikasi yang lain yang sekarang menjadi
tulang punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik sebuah media yang memanfaatkan pulsa
cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel, total internal reflection
Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak,
tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah
dipasang.
Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat
optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver.
Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core,
12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh
mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri
yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.
Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT). Kabel udara

diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang.
Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus untuk
menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang keras). Di sekeliling inti
tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core serat optik, dilapisi gel (katanya
berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis
hingga ke lapisan terluar kabel
berupa plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir kabel tidaklah
terlalu signifikan ukuran diameternya.
TERMINASI PADA KABEL SERAT OPTIK

Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut dibutuhkan
penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical Termination Board
(OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel serat optik tinggal disambung
dengan patchcord serat optik ke perangkat multiplexer, switch atau bridge (converter to
ethernet UTP)
Penyambungan kabel serat optik disebut sebagai splicing.
Splicing menggunakan alat khusus yang memadukan dua ujung kabel seukuran rambut
secara presisi, dibakar pada suhu tertentu sehingga kaca meleleh tersambung tanpa bagian
coated-nya ikut meleleh.
Setelah tersambung, bagian sambungan ditutup dengan selubung yang dipanaskan. Alat ini
mudah dioperasikan, namun sangat mahal harganya.
Inilah sebabnya meskipun harga kabel fiber optik sudah jauh lebih murah namun alat dan
biaya lainnya masih mahal, terutama pada biaya pemasangan kabel, splicing dan
terminasinya.
Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam konektornya,
yang paling umum adalah konektor FC.
Dari konektor FC di OTB ini kita tinggal menggunakan patchcord yang sesuai
untuk disambungkan ke perangkat. Umumnya perangkat optik seperti switch atau bridge
menggunakan konektor SC atau LC. Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor
yang kita kehendaki kepada penjual, FC, SC, ST, atau LC Setelah kabel optik terpasang di

OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan menggunakan Optical Time Domain


Reflectometer (OTDR).
Dengan OTDR akan didapatkan kualitas kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa
panjang kabel totalnya. Harga perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun
pengoperasiannya relatif mudah.
OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel laut atau terestrial
antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus diperbaiki dan disambung
kembali
Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada jarak
ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah semakin murah
dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga switch/module-switchnya
masih mahal.
Jadi, meskipun harga kabel serat optik sudah di kisaran Rp10.000/m namun total
pemasangannya membengkak karena ada biaya SDM yang menarik dan memasang kabel,
biaya splicing setiap core-nya, pemasangan OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord
dan perangkat optiknya sendiri (switch/bridge)
Prinsip Kerja Transmisi Serat Optik
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnet maka
pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi . Pertamatama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini
dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter)
menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi
gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi
gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik
pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan
oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap
ujung serat optik. Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi
redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan).
Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang
bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22686/3/Chapter%20II.pdf

http://ists.sv.ugm.ac.id/ists/download/tutorial.pdf

Vous aimerez peut-être aussi