Vous êtes sur la page 1sur 4

Analisis Sosiologis

Perlindungan bagi anak di bawah umur dari tindakan kekerasan yang


dilakukan oleh orang lain maupun dari orang tuanya
1.1

Latar Belakang Permasalahan


Anak dipandang sebagai aset berharga suatu bangsa dan negara di
masa mendatang yang harus dijaga dan dilindungi hak-haknya. Hal ini
dikarenakan bagaimanapun juga di tangan anak-anak lah kemajuan
suatu bangsa tersebut akan ditentukan.
Semakin modern suatu negara, seharusnya semakin besar
perhatiannya dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi tumbuh
kembang anak-anak dalam rangka perlindungan. Perlindungan yang
diberikan negara terhadap anak anak meliputi berbagai aspek
kehidupan, yaitu aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, hankam
maupun aspek hukum.
Menurut Barda Nawawi Arief, perlindungan hukum bagi anak dapat
diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai
kebebasan dan hak asasi anak (fundamental rights and freedoms of
children) serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan
kesejahteraan anak. (Barda Nawawi Arief,1998:155).
Perlindungan hukum bagi anak mempunyai spektrum yang cukup luas.
Dalam berbagai dokumen dan pertemuan internasional terlihat bahwa
perlunya perlindungan hukum bagi anak dapat meliputi berbagai aspek,
yaitu :
(a) perlindungan terhadap hak-hak asasi dan kebebasan anak
(b)perlindungan anak dalam proses peradilan
(c) perlindungan kesejahteraan anak (dalam lingkungan keluarga,
pendidikan dan lingkungan sosial)
(d) perlindungan anak dalam masalah penahanan dan perampasan
kemerdekaan

(e) perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi (perbudakan,


perdagangan anak, pelacuran, pornografi,
perdagangan/penyalahgunaan obat-obatan, memperalat anak dalam
melakukan kejahatan dan sebagainya)
(f) perlindungan terhadap anak-anak jalanan
(g) perlindungan anak dari akibat-akibat peperangan/konflik bersenjata
(h) perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan. (Barda Nawawi
Arief, 1998:156)

Kondisi anak dewasa ini yang sangat mengkhawatirkan


seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat.
Realita menunjukkan bahwa kesejahteraan anak untuk saat ini,
nampaknya masih jauh dari harapan. Seperti yang telah kita ketahui
bersama bahwa tidak sedikit anak yang menjadi korban kejahatan dan
dieksploitasi dari orang dewasa, dan tidak sedikit pula anak-anak yang
melakukan perbuatan menyimpang, yaitu kenakalan hingga mengarah
pada bentuk tindakan kriminal, seperti narkoba, minuman keras,
perkelahian, pengrusakan, pencurian bahkan bisa sampai pada
melakukan tindakan pembunuhan.
Masalah yang sering muncul dan menjadi pembicaraan di negeri ini
adalah tindakan kekerasan yang dilakukan orang tua dan orang sekitar
terhadap anak di bawah umur, seperti kasus ibu yang membunuh anak
kandung sendiri, ayah kandung yang mencabuli anaknya, dan banyak
kasus lainnya.
Di Indonesia terdapat beberapa hukum yang mengatur kehidupan
masyarakat tetapi dalam pengaplikasiannya sering terjadi
ketidakefektifan hukum juga masih banyak terjadi pelanggaran dan
manipulasi hukum. Salah satu hukum yang masih belum bisa efektif
adalah hukum tentang perlindungan anak. Di Indonesia hal tersebut
sudah diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak. Mengapa harus dibentuk hukum khusus dalam mengatur
perlindungan anak? Padahal sebelumnya telah dibahas tentang hak
anak dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Dalam UU tersebut dijelaskan pula kewajiban dan tanggung
jawab orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara untuk

memberikan perlindungan pada anak. Tetapi pada kenyataannya sering


ada kerancuan parameter anak itu bagaimana. Berdasarkan UU Nomor
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak pada Bab I Ketentuan
Umum, pasal 1 dijelaskan bahwa Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Jadi yang membedakan antara anak dan dewasa hanya
umur saja. Sebenarnya mendefinsikan anak/ belum dewasa itu menjadi
begitu rancu ketika melihat batas umur anak/ batas dewasanya
seseorang dalam peraturan perundang-undangan satu dan lainnya
berbeda-beda. Selain itu dalam UU sebenarnya masih banyak
ketentuan lainnya yang menjelaskan seluk-beluk tentang anak. Maka
dengan penjelasan lebih rinci diharapkan hal ini mampu jadi patokan
dalam menganalisis suatu kasus yang terjadi, apakah masuk ranah
anak atau dewasa
1,2

Rumusan Masalah
(1)Kenapa dari tahun ke tahun masalah kekerasan terhadap anak
dibawah umur semakin banyak?
(2)Apakah Undang-undang nomor 23 tahun 2002 Perlindungan anak
sudah efektif mengurangi dan mencegah adanya tindak
kekerasan terhadap anak dibawah umur?
(3)Apa saja yang harus dilakukan penegak hukum dan Lembaga
Perlindungan anak untuk mencegah adanya tindaka kekerasan
terhadap anak dibawah umur?
(4)Hambatan apa saja yang dialami penegak hukum dan Lembaga
perlindungan anak dalam mencegah tindak kekerasan terhadap
anak?

1.3

Tujuan

(1)

Agar hak asasi anak lebih diperhatikan dan terjamin, bukan


hanya tugas dari orang tua, tapi juga lembaga-lembaga yang
terkait dengan perlindungan anak

(2)

agar kita tahu apa saja yang menjadi kendala dalam menjamin
perlindungan anak

(3)

agar terciptanya solusi yang kongkrit dalam mencegah tindak


kekerasan terhadap anak

1.4

Metode
Metode yang digunakan adalah metode yuridis sosiologis

1.5

Sistematika
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.4 METODE
1.5 SISTEMATIKA
BAB I
LANDASAN TEORI
BAB II
METODE PENELITIAN
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP

Vous aimerez peut-être aussi