Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
dua kelompok akan selalu ada: senior auditor dan kolega yang akan memiliki beragam
pengalaman dalam pekerjaan. Yang pertama disebut akan berada dalam posisi mengontrol proses
sosialisasi formal, sementara yang terakhir akan menguasai aspek yang lebih informal. Masingmasing jalur mengenali eksistensi dan aktivitas yang lain karena semua senior auditor dulunya
juga trainee dan semua kecuali rekan rekrutan yang terbaru mengenali eksistensi dari proses
sebuah sosialisasi formal dan informal.
Budaya audit apa yang sedang dipelajari tranee dalam proses sosialisasi ini? Kebutuhan
untuk bekerja sangat keras dan selalu memberikan kesan bekerja keras ada dalam budaya ini.
Auditor dan akuntan pada umumnya memiliki reputasi untuk kerajinan mereka yang harus
dikomunikasikan kepada auditor baru (junior) dan diinternalisasi oleh mereka jika mereka ingin
berhasil. Pekerjaan mereka juga diakui untuk menjadi metodis, perencanaan yang hati-hati ,
dilaksanakan dengan
tuntutan ini dengan cepat dan antusias. Ada sejumlah kualitas yang harus ditunjukkan oleh
seorang auditor yaitu keterampilan teknis dan pemeriksaan (BPP, 1984; lih Hastings & Hinings,
1970).
1. Seorang auditor diharapkan menjadi orang yang berintegritas, orang yang
berintegritas kata atau pendapat akan dipercaya.
diperlukan untuk seorang
seorang auditor yang menunjukkan beragam bias atau yang bisa dengan mudah
digoyahkan oleh orang lain?
3. Seorang auditor diharapkan untuk menunjukkan pikiran untuk selalu waspada dan
untuk mengembangkan keterampilan untuk mengetahui secara
intuitif
ketika
sesuatu mungkin salah. Tidak ada gunanya sekedar mengetahui semua standar dan
pedoman dan menguasai semua teknik perusahaan itu jika tidak dapat merasakan
ketika hal-hal yang salah.
menegosiasikan tatanan/order dengan diri sendiri. Ketika pihak lain terlibat, hanya akan
memungkinkan untuk menjadi sama efektifnya, sukses, menyeluruh, kompeten dan sebagainya
sejauh yang diinginkan oleh pihak yang lainnya.
Kekuatan dari posisi klien akan dapat dengan mudah dilupakan. Harus diingat bahwa
dalam cara yang sama dimana auditor terlibat setiap hari dalam melaksanakan audit, klien
merancang,
mengembangkan,
mengoperasikan,
memanipulasi,
mengkustomisasi
dan
mengkorupsi sistem yang hendak dikaji oleh auditor. Akan logis bahwa dalam analisa terakhir
maka klien memiliki sebuah apresisasi superior atas ini. Mereka juga berada di posisi yang ideal
untuk mengklaim bahwa mereka tidak memahami beragam permintaan yang mungkin dibuat
secara sah oleh auditor. Alternatifnya, mereka juga berada di tempat yang bagus untuk
menyediakan informasi yang mereka yakini diminta, mungkin untuk kepura-puraan bahwa
semua ini adalah informasi yang memang tersedia. Dengan sengaja menawarkan bukti kesalahan
minor akan tampak sebagai sebuah cara yang mudah untuk mengalihkan perhatian auditor dan
menyediakan sebuah perlindungan untuk kesalahan yang lebih serius. Trik lama dalam melewati
pemeriksaan dari orang ke orang telah dilatih sangat baik dalam semua lapisan bisnis dan
kehidupan komersil dan akan naif untuk percaya bahwa auditor akan bisa menghindari jenis
perlakuan ini selama waktu yang dihabiskan dalam kantor klien mereka. Pendeknya, sama
seperti auditor, klien memiliki kultur mereka sendiri dengan norma dan nilai mereka sendiri,
pembelajaran yang diperlukan dan proses sosialisasi, etika kelompok kerja dan performa peranan
yang meyakinkan. Untuk membuat pengamatan bahwa bukan merupakan kepentingan klien
untuk mengamankan diri dibalik lapisan kebohongan dan misrepresentasi adalah fakta yang
melewatkan intinya. Dalam analisa terakhir mungkin hasil yang paling memuaskan adalah agar
kedua belah pihak untuk sama-sama mendapatkan hasil.